The Prince And The Babysitter.
By: Yue Heartphilia
Genre: family, romance, humor, etc.
Warning: aneh, kurang jelas, abal, typo dimana-mana, dll.
Don't like don't read.
Happy reading!
O_O_O_O_O_O_O_O_O_O_O
Matahari bersinar terang. Burung-burung pun mulai berkicauan. Dibalik sebuah kamar di sebuah apartemen kecil, nampaklah seorang gadis berambut pirang ikat empat yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Gaara! Kankuro! Ayo bangun!" Panggil Temari pada kedua adik laki-lakinya yang masih mengeliat di dalam selimut.
"5 menit lagi nee-chan.." ujar Kankuro pelan, namun ia keburu ditarik bangun oleh Temari.
"Tidak ada 5 menit lagi. Ayo bangun. Ingat, hari ini hari pertama kalian berdua masuk sekolah. Kalian tidak mau terlambat kan?"
"Nee-chan.. gendong.." Seru Gaara yang sekarang bergelayut memeluk Temari.
"Gaara mandi duluan ya. Aku sehabis Gaara." Ujar Kankuro. Benar-benar licik, pikir Temari melihat adiknya yang satu itu. Akhirnya, ia pun menggendong Gaara sampai ke depan kamar mandi, dan menyuruh Gaara mandi.
Inilah rutinitasnnya setiap hari sekarang. Setelah kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan dan akhirnya seluruh harta rumahnya habis direbuti oleh saudara-saudara orangtuanya, akhirnya mereka hanya menyisakan Temari dan ketiga adiknya sedikit uang untuk mereka. Dari semua saudara-saudara orangtuanya, tidak ada satupun yang mau menerima mereka sebagai anggota keluarga. Akhirnya, Temari yang baru kelas SMA2 terpaksa menghidupi kedua adiknya yang masih SD sendirian.
"Kankuro! Gaara sudah selesai tuh, sekarang giliranmu." Seru Temari sambil membuat sarapan untuk dirinya dan kedua adiknya. Kankuro pun dengan berat hati keluar dari kamarnya lalu menuju kamar mandi.
"Nee-chan, samponya sudah mau habis. Sabunnya juga." Ujar Gaara yang sudh berseragam lengkap dan sekarang sedang sarapan.
"Hmm.. sepertinya minggu ini kita harus membeli persediaan barang lagi. Baiklah, ayo makan sarapanmu." Temari menyodorkan roti isi selai stoberi yang dibuatnya lengkap dengan susu. Setelah itu, ia pun mengambil sisir untuk menyisir rambut Gaara.
"Selesai! Mana sisir?" Tanya Kankuro. Temari pun menyodorkan sisir tersebut. Setelah itu, mereka pun makan sarapan masing-masing.
"Nee-chan, untuk bekalnya, bawakan sosis gurita dong. Masa telur dadar dan umeboshi terus?" Seru Kankuro yang bosan dengan bekalnya yang itu-itu lagi.
"Yahh.. berharap saja nee-chan dapat uang lebih jadi nee-chan bisa membeli sosis." Balas Temari. tak terasa, ternyata waktu sudah menunjukan pukul 7.03, dan itu berarti mereka sudah harus pergi ke sekolah.
"Baiklah, Ayo kita pergi ke sekolah." Ajak Temari pada kedua adiknya. Kankuro dan Gaara pun memakai sepatu mereka dan mengambil tas sekolah mereka, lalu berjalan keluar bersama Temari.
"Ingat, jangan mencari masalah dengan siapapun, dan baik-baiklah di depan guru dan teman-teman kalian." Kata Temari menasihati Gaara dan Kankuro. Mereka berdua hanya mengangguk. Mereka bertiga sekolah si sekolah yang sama, yakni Konoha Gakuen. Konoha gakuen itu berada di satu kawasan yang cukup besar, jadi dari TK bahkan playgroup sampai SMA semuanya berada di tempat yang berdekatan.
"Baiklah, kalian hati-hati di sekolah." Ujar Temari yang mengantar kedua adiknya sampai di depan sekolah mereka.
"Oke." Lalu mereka berdua lari kedalam gedung SD Konoha Gakuen. Temari hanya menghela nafas melihat kedua adiknya. Gaara yang baru masuk SD kelas 1 dan Kankuro yang baru SD kelas 3. Dia hanya bisa berharap bisa terus menyekolahkan kedua adiknya sampai jenjang kuliah, atau paling tidak sampai mereka berdua lulus SMA. Dengan langkah gontai, ia pun menuju gedung SMA yang hanya berjarak beberapa meter dari gedung SD.
Baru ia berjalan memasuki kawasan SMA, tiba-tiba ia melihat gerombolah cewek-cewek berteriak-teriak tidak jelas. Ia pun menengok melihat keadaan, akhirnya melihat apa sumber teriakan tersebut. 5 pemuda yang menurutnya merupakan pangeran sekolah tengah masuk sekolah.
'SASUKE-KUN! BE MY BOYFRIEND~!'
'SAI-KUN! KYAAA! IA MENATAPKU!'
'SHIKAMARU MY PRINCE~'
'NEJI-KUN, MY HERO!'
'NARUTO-KUN~ JADILAH PACARKU!'
Inilah yang terjadi setiap pagi, setiap istirahat, dan setiap pulang sekolah. Hampir semua gadis meneriakan nama para pangeran sekolah pujaan mereka. Temari hanya menatap para pangeran sekolah dari jauh.
"Tem."
"Hai Ino. Mana Sakura dan Tenten?" tanya Temari melihat Ino sendirian.
"Mereka berdua ke kantin. Hinata sepertinya sudah di kelas." Jawab Ino, lalu mereka berdua pun ke kelas.
"O-ohayou Temari." Sapa Hinata.
"Ohayou Hinata." Balas Temari lalu duduk di bangku paling belakang, tepat di belakang Hinata.
"Pagi ini pun tetap ramai ya." Ujar Ino.
"Yup. Jadi, sempatkah kau melihat Sai mu?" tanya Temari membuat pipi Ino merona.
"Ihh, Temari. jangan gitu dong.. Elu juga sama Shika-kun." Balas Ino lagi.
"Ahahaha.. engga. Gue belom mau pacaran. Kalo lu mau, boleh kok. Ambil aja." Jawab Temari lalu mereka bertiga tertawa.
"Oh ya. Hinata sama Naruto bagaimana nih?" tanya Ino lagi. Pipi Hinata bersemu merah. Temari dan Ino kembali tertawa. Tidak bisa dipungkiri, ketampanan para pangeran sekolah memang tidak bisa dihindari. Semua gadis pasti jatuh hati pada mereka. Termasuk Temari cs. Sayangnya, Temari cs sadar diri bahwa pangeran sekolah mana mau dengan mereka. Mereka hanya orang golongan menengah kebawah yang kebanyakan bisa sekolah hanya karena beasiswa.
"Minna! Ohayou!" Seru Sakura dan Tenten yang baru kembali dari kantin.
"Ohayou. Kalian beli apa?" tanya Ino melihat apa yang dibawa Sakura dan Tenten.
"Cuma beli susu, roti, dan permen loli." Jawab Sakura memperlihatkan apa saja yang ia beli.
"Gue sih Cuma beli bubur ayam sama air putih." Jawab Tenten. Mereka pun menikmati pagi mereka sampai akhirnya bel berbunyi dan mereka pun turun ke hall karena ada upacara.
2 jam berlalu dan Tsunade, kepala sekolah Konoha Gakuen masih berceramah. Terlihat anak-anak tidak terlalu mendengarkan. Ada yang sedang tidur dalam kondisi berdiri, ada yang sedang dengar lagu, ada yang ngobrol kecil-kecil, dan ada pula yang sedang makan. Setelah ceramah dari kepala sekolah, penutupnya disambung dengan ceramah ketua OSIS, yakni Sasori Akasuna.
"… Karena itu teman-teman sekalian, marilah kita berjuang bersama di tahun ini." Ujarnya, lalu ditutup dengan doa, lalu upacara pun bubar.
"Huwwaahh.. Upacaranya lama sekali." Seru Tenten yang sudah keringatan. Tanpa basa basi lagi, mereka pun langsung kembali ke kelas, karena kelas mereka menggunakan AC.
"Adeemmm..~" seru Mereka semua lalu bersantai sejenak. Kelas mulai dipenuhi dengan murid-murid, lalu tiba-tiba terdengar teriakan-teriakan lagi dari luar kelas.
SREEEKK
"KYAAAAA!~~~" Seru Semua anak perempuan di kelas itu. Para pangeran kelas memasuki kelas itu. Temari dan kawan-kawannya pun terbalak melihat pemandangan langka tersebut.
"Sasuke-sama, silahkan duduk disebelahku."
"Naruto-sama, sebelahku kosong loh.."
"Sai-kun duduk disebelahku saja."
"Kyaaa~~ Shikamaru-kun akan duduk disebelaku!"
"Neji-kun berjalan kearahku! Kyaaa!~~~"
Para pangeran pun mulai duduk. Naruto dan Sasuke duduk di kursi paling belakang baris ke 2, didepannya ada Sai dan Neji, lalu tanpa diduga, Shikamaru duduk disebelah Temari. Temari speechless melihat pemuda yang duduk disampingnya. Namun ia tidak terlalu peduli.
SREEKK
"Selamat pagi anak-anak, maaf saya terlambat. Tadi saya membantu seekor anak kucing menyebrang jalan- baiklah, saya Kakashi akan menjadi wali kelas kalian. Mohon kerja samanya." Ujar guru berambut perak itu.
"Baiklah, buka buku kalian halaman 10."
TENG TONG TENG TONG
Bel istirahat akhirnya berbunyi. Temari menatap pemuda yang duduk disebelahnya. Tahan sekali dia tidur dalam posisi duduk begini, pikir Temari.
"Tem, ayo ke kantin! Laper nih!" Tenten menarik Temari, lalu mereka berlima pun pergi ke kantin.
"Tem! Shikamaru duduk di sebelah lu Tem! Shikamaru Nara, si jenius yang lu suka-"
"Ino, tolong. Gue engga suka sama dia. Gue cuma kagum dan respect sama dia karena dia emang pinter banget dan mukanya boleh lah. Cuma itu. Gue engga suka sama dia. Oke?" Seru Temari menegaskan.
"Ahh, Tema-chi. Sudahlah, jangan malu-malu. Kita kan temen. Kamu engga perlu bohong begitu.." Ujar Tenten menggoda Temari yang akhirnya mendapatkan jitakan gratis dari Temari.
"Akkh.. Sudahlah.. Ino, kau mau tukeran tempat duduk denganku?" tanya Temari tiba-tiba.
"Enggak makasih. Gue kan maunya sama Sai-kun. Bukan sama Shika-kun. Sudah-sudah, ganti topic."
"Oh ya. bagaimana dengan kerja sambilan kalian?" tanya Tenten.
"Aku sih sementara masih bekerja sebagai pelayan di café Akatsuki." Jawab Sakura.
"Sama dengan Sakura. Ditambah bekerja sambilan di toko bunga pamanku. Lumayam, 1 shif 5000 ryo." Jawab Ino.
"A-aku masih bekerja s-sebagai koki di c-café Black Rose." Ujar Hinata.
"Sementara ini aku masih bekerja di Cupcake factory tapi belakangan ini aku bekerja di daycare setiap sabtu minggu atau terkadang menjadi babysitter." Jawab Temari.
"Tem, borongan? Emang masih sempet?" tanya Tenten kagum.
"Sempet sih. Apalagi gue kan tunggu telepon. kalo ada yang nelepon butuh jasa babysitter, ya gue dateng. makanya.. yang susah tuh sebenarnya pemasarannya. "
"Hahaha. Tem, jadi babysitter penghasilannya berapa?" Tanya Sakura.
"Lumayan kok. Kadang gue kalo jagain seharian 7000 ryo. Per jam nya gue 500 ryo." Balas Temari.
"Boleh juga tuh. Ada kendala lainnya gak?" tanya Ino.
"Kendalanya paling.. kalo anaknya nakal, lu harus sabar. Jangan main tangan ataupun marahin anaknya, kecuali anaknya emang salah. Dan yang paling susah, lu harus pinter ngambil hati anak-anak. Kalo dia ga mau makan, gimana. begitulah."
Bell masuk pun berbunyi. murid-murid pun akhirnya kembali masuk kelas dan mulai belajar.
(skip time- waktu pulang)
"Sebelumnya, isi selebaran ektrakulikuler ini dan kumpul besok. Selamat sore." Ucap Kakashi, lalu keluar dari kelas disusul anak-anak yang lain. Temari hanya menatap kertas itu.
"Tem, pulang yuk." Ajak Hinata dan yang lain. Temari pun berjakan pulang dengan mereka.
"Sepertinya tahun ini gue engga ambil ekskul." Ujar Ino, disambut anggukan dengan yang lain.
"S-susah kalau kerja setelah eskul." Seru Hinata. Yang lain setuju. Tiba-tiba hape Temari berbunyi.
"Halo?"
'Halo, apa ini Temari Sabaku?'
"Iya, benar. Ini siapa ya?"
'Ahh, Saya Yoshino. Apa benar kau membuka layanan babysitter?'
"Benar! Apa anda butuh bantuan saya?"
'bisakah kau menjaga cucu ku jam 7 malam nanti? Tenang saja dengan bayarannya.'
"Sepertinya bisa. dimana alamat anda?"
'Jalan konoha Utara no 8'
"Baiklah, sampai bertemu nanti." Temari memutuskan teleponnya dan menatap temannya.
"Ada kerjaan ya?" tanya Ino. Temari hanya mengangguk. Mereka pun terus berjalan sampai jalan terbagi menjadi 3.
"Baiklah, sampai nanti!" Seru Tenten dan Ino lalu berjalan ke kanan.
"Sampai jumpa besok." Ujar Sakura disertai anggukan Hinata, lalu mereka terus berjalan lurus.
"Sampai nanti." Temari pun berjalan ke kiri. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Gaara dan Kankuro yang sedang bermain di depan rumah mereka. Rumah kecil yang sudah cukup nyaman bagi mereka bertiga.
"Nee-chan! Syukurlah nee-chan sudah pulang. Apa nanti malam nee-chan akan bekerja?" tanya Gaara langsung menghampiri Temari.
"Yup. Hari ini ada yang membutuhkan babysitter." Balas Temari, lalu mereka bertiga pun masuk. Temari menyiapkan tasnya yang berisi segala PR yang diberikan hari ini, alat tulis seadanya, baju ganti dan botol minum. Inila barang yang selalu dibawa Temari kemana-mana. Setelah selesai menyiapkan barang yang akna dibawa, ia pun mandi dan memasakkan makan malam untuk kedua adiknya.
"Baiklah, kalian baik-baiklah di rumah. Nee-chan akan pergi. Ingat, jangan membukakan pintu pada orang asing. Kerjakan PR kalian, dan jangan tidur malam-malam." Ucap Temari lalu mencium dahi kedua adiknya lalu pergi ke rumah kliennya.
'Jalan Konoha utara no 8..' Temari menatap rumah super megah yang sangat luas. Taman rumah itu sangat luas, penuh dengan hutan-hutan dengan rumah yang cukup besar ditengahnya.
NENG NONG
KREEKKK
"Permisi, apa disini rumah Yoshino-san?" tanya Temari pada pelayan yang membukakan pintu.
"Iya. Apa anda Temari Sabaku?" tanya pelayan itu. Temari mengangguk. "Anda ditunggu Nyonya Yoshino di ruang keluarga." Ujar Pelayan itu lagi mempersilahkan Temari masuk. Temari memperhatikan sekeliling rumah itu. Vas seharga jutan ryo, perbotan kelas atas, interior design yang gemerlap namun terlihat klasik, sangking asiknya Temari bahkan tidak sadar ia sudah sampai di ruang keluarga.
"Ehh.. Permisi, anda Yoshino-san?" tanya Temari melihat seorang wanita paruh baya yang menggendong seorang bayi lelaki yang kira-kira usianya 8 bulanan.
"Ah! Kau pasti Temari. Teman-temanku sering membicarakan tentang hasil kerjamu yang bagus." Puji Yoshino membuat Temari sedikit cengo.
"Eh?"
"Tsume dan Hizashi sering bercerita bahwa kau merupakan babysitter andalah mereka karena hasil kerjamu yang bagus." Ujar Yoshino. Temari akhirnya ngeh.
"Ohh.. Terima kasih atas pujiannya." Balas Temari sopan.
"Baiklah. Temari, ini Yuuto. Kau akan menjaganya sampai aku pulang, sekitar jam9." Kata Yoshino. Temari pun mengangguk.
"Kalian bermainlah disini, dan kalau Yuuto mengantuk, bawa ia ke kamarnya. Kamarnya berada di lantai dua persis di sebelah kiri tangga." Jelas Yoshino sambil mencium dahi Yuuto, lalu menyuruh Temari menggendong Yuuto.
"Yuuto, baa-san pergi dulu ya. kau baik-baiklah dirumah. Dan Temari, kalau ia lapar, minta makanan Yuuto pada para pelayan." Ujar Yoshino lalu pergi meninggalkan Yuuto yang sedang digendong Temari.
"Ungg" Seru Yuuto sambil menunjuk sebuah kotak yang berisi mainannya. Temari pun mengambil kotak tersebut dan menaruhnya di tengah ruang keluarga lalu membiarkan Yuuto main sementara ia mengerjakan PR nya.
"Ugyaa!" Yuuto memberikan sebuah bola pada Temari.
"Sebentar ya Yuuto. Setelah aku selesai mengerjakan PR, kita akan bermain sepuasnya." Seru Temari. Yuuto pun memanjat sofa yang berada di belakang Temari dan mulai memainkan rambut Temari.
"Ahahahahah!" Serunya sambil mengacak-acak rambut Temari.
"AAA! Yuuto! Jangan main rambut. Main bola aja yuk." Ajak Temari lalu merapikan rambutnya. Rambut ikat empatnya telah dirusak Yuuto. Akhirnya ia memilih menggerai rambutnya. Setelah itu, mereka pun bermain bola. Puas bermain bola, Temari mengajak Yuuto untuk kembali menyusuh mainannya.
'Tadaima' suara seseorang masuk ke dalam rumah dan menuju ruang keluarga.
"Kaa-sa-" Temari tidak percaya apa yang ia lihat. "Apa yang kau lakukan disini?" Yuuto merangkak kearah pemuda itu. Dan langsung digendong pemuda itu.
"Ahh.. Aku disuruh yoshino-san menjaga Yuuto." Jawab Temari dengan suara pelan.
"Hmm.. baiklah. Yuuto, sana main dengan babysitter mu."
"Guguu!" Yuuto tidak mau dan tetap lengket dengan pemuda itu. Temari masih memandang pemuda yang baru saja masuk itu.
"Ada sesuatu diwajahku?" tanya pemuda itu bingung melihat Temari terus menatapnya.
"Ahh! Maaf. Aku hanya kaget kau bisa disini. Apa yang kau lakukan disini?" tanya Temari sedikit bingung.
"Ini rumahku."
…
….
"Oh my…" Temari menutup mulutnya. Ia tidak percaya apa yang dilihatnya.
"Kau kenapa?" tanya pemuda itu melihat aneh Temari. Temari tetap menutup mulutnya. Ia masih tidak percaya. Apakah ini mimpi?
"Shikamaru? kau sudah pulang?" Seru Yoshino memasuki ruang keluarga. "Ah, kau sudah pulang. Shikamaru kenalkan ini Temari, babysitter yang kupanggil tadi untuk menjaga Yuuto."
"Ahaa.. Temari." Seru Temari mengulurkan tangannya sok tidak kenal.
"Shikamaru." Shikamaru membalas menjabat tangan Temari.
Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang..
TBC
Review?
*banyak review cepet update* #plakk
=w=