Hoollaaaa minna… Ketemu lagi dengan saya, si author gaje -.- *pundung*

Kali ini aku akan menyajikan SasuIno :3 *emangnye makanan?*

Semoga kalian suka~~~

Warning : Typo(s), Gaje, Semi-canon, and maybe OOC (mungkin Sasukenya *digampar Sasuke*)

Disclaimer : Naruto alweees punyanya Bang Masashi Kishimoto.

Guide?

Chapter 1 : Kembali

.

.

.


(Third Person's POV)

"Sasuke-kun~!"

"Okaeri, Sasuke-kun!"

"Kyaaa! Sasuke-kun kembali!"

Dan seruan-seruan aneh lainnya. Sedangkan yang disambut itu hanya bermuka datar seperti biasa. Tidak memamerkan giginya yang putih sedikitpun. Sangat berbeda dengan mantan sahabat (yang sudah jadi sahabat kembali) nya.

Tidak ada yang berubah dalam diri pemuda Uchiha itu. Muka pokerface, bajunya, rambut pantat ayamnya, dan jangan lupa, dia tetap tampan. Mungkin yang membuat berbeda adalah wajahnya yang sedikit melunak dan beberapa perban di sana-sini.

Dengan tampang coolnya yang biasa, dia berjalan berdampingan dengan sahabatnya, Rokudaime Hokage. Mau tidak mau dia memang merasa sangat berterima kasih karena pria berambut kuning menyolok itu telah menyelamatkannya di hadapan para kage.

Bayangkan saja, seorang pengkhianat desa yang kemudian bergabung dengan organisasi jahat dan membunuh beberapa pejabat penting, adalah hal yang tidak dapat dimaafkan bukan? Apalagi memang Sasuke tidak mempunyai keahlian untuk bermuka melas. Dia tetap memasang muka dingin yang menusuk ketika disidang oleh para Kage. Siapa yang merasa simpati padanya kalau begitu?

Hanya satu orang yang merasa simpati dan bersikeras untuk menyelamatkannya. Ya, sang Rokudaime. Dia dengan pidato diplomatiknya, mempengaruhi semua kage untuk memaafkan kejahatan-kejahatan yang pernah dilakukan Sasuke.

Entah sejak kapan Naruto bisa pandai berbicara seperti itu. Tapi memang biasanya dia bisa merubah hati orang lain 'kan? Tidak hanya para kage yang takjub mendengar penuturan Naruto, tetapi Sasuke juga terlihat membelalakkan matanya. Naruto menceritakan beban mental yang selama ini menimpa terdakwa, membuat para kage menjadi terharu dan merasa simpati juga pada akhirnya.

Dan saat itulah, diputuskan bahwa Sasuke Uchiha, pengkhianat Desa Konoha, dinyatakan tidak bersalah atas kejahatannya selama ini dan lolos dari hukuman mati. Namun, dia harus tetap dihukum. Dan beruntungnya hukuman itu akan ditetapkan sendiri oleh Rokudaime.

Sasuke yang mengingat itu semua tersenyum tipis. Dia melirik pada sahabatnya yang sekarang melambai-lambai dengan cengiran lebar khasnya. Dia tidak tahu apa yang harus dia balas untuknya. Memang Sasuke belum tahu apa hukuman yang akan dijatuhkan padanya, tapi selama yang memutuskan itu sahabatnya sendiri, dia percaya hukumannya tidaklah begitu berat.

Setelah berhenti tepat di depan gerbang besar Konoha, Sasuke melihat begitu banyak gadis-gadis dengan mata love menyambut dirinya dengan ceria dan sumringah. Walaupun Sasuke tidak menanggapinya tetapi Sasuke merasa cukup senang bahwa dia masih mempunyai kesempatan untuk diterima lagi di sini.

"Lama tidak jumpa, Sasuke-kun," ucap seorang gadis-ralat, seorang wanita berambut panjang sepinggang dengan membawa bayi berambut kuning menyala. Sasuke yang merasa tidak kenal hanya memandangnya saja.

"Ahh, jagoan kecilku! Sini Tora ku sayang~" ujar Naruto mengambil bayi itu dari pelukan ibunya.

"Hn, itu anakmu?" Tanya Sasuke. Naruto hanya mengangguk kecil.

"Iya. Namanya Tora Uzumaki. Jagoan kecil yang akan jadi penerusku nanti. Benarkan Sakura-chan?" ucap Naruto sambil mengerling ke arah wanita tadi. Yang dikerling hanya tersenyum geli.

"Yang benar saja, masa dia akan jadi Hokage bodoh sepertimu?" jawab Sakura dengan bercanda. Naruto hanya tertawa kecil sambil mengacak-acak rambut istrinya.

Tanpa disadari, Sasuke melebarkan matanya dengan mulut terbuka sedikit. Sedikit sekali semenjak dia menginjakkan kakinya di Konoha.

"Kau… Sakura?" tanya Sasuke.

"Iya. Kenapa Sasuke-kun? Kau terlihat terkejut. Kau pangling ya? Hihihi," jawab Sakura sambil memutar-mutar badannya.

Memang, Sakura sekarang menjadi sedikit berbeda. Rambutnya lurus panjangn hingga pinggang dan dibiarkan tergerai dengan indahnya. Poni sampingnya menutupi sebagian dahi lebarnya. Dan lagi, ekspresinya yang semakin dewasa dan keibuan sama sekali tidak mirip dengan Sakura yang dulu. Yah, memang warna rambut pink itu tetap tidak berubah. Tapi siapa saja bisa mendapatkan warna seperti itu kan?

"Hn, tidak terlalu. Rambutmu mudah dikenali," ucap Sasuke berbohong.

Sebenarnya Sasuke cukup kaget bahwa wanita yang ada di depannya ini adalah Sakura. Bukan karena lebih cantik, bukan. Tapi statusnya yang sekarang ini menjadi ibu beranak satu dan istri dari Rokudaime. Yah bukan masalah sih, tapi hanya mengagetkan saja. Akhirnya usaha Naruto sukses juga.

"Ah, benarkah? Padahal aku sudah ganti model rambut," ucap Sakura sambil memegangi rambut pinknya.

"Warna rambutmu mencolok, Sakura-chan. Jadi sangat mudah untuk dikenali." sahut Naruto yang sekarang menggendong jagoan kecilnya itu. Sedangkan Sakura hanya manggut-manggut saja dan menyunggingkan senyum manisnya.

"Ah, kita kok ngobrol di sini, ayo ke ruang hokage saja. Aku juga harus segera menyiapkan hukumanmu sebelum aku yang akan dihukum para kage itu," ucap Naruto sambil memasang cengiran biasanya.

"Hn,"

Mereka bertiga pun berjalan menuju ruang hokage. Dengan background yang tadi, seperti artis yang sedang mengunjungi desa. Dengan tenang mereka juga membalas teriakan-teriakan, ups. Mungkin hanya dua dari mereka.

Tanpa disadari oleh siapapun, seorang gadis berambut pirang panjang terikat rapi sedang memperhatikan pemuda Uchiha itu dari jauh. Walaupun dia tidak ikut dengan gerombolan gadis-gadis itu, yah dia cukup tahu umur lah. Namun dia tetap menyunggingkan sebuah senyuman manis meskipun peluh membasahi keningnya.

"Sasuke-kun... Okaeri,"


~ Sasuke Ino ~


"Coba kita lihat… Apa hukuman yang cocok untukmu…" ucap Naruto sambil membolak-balik buku arsip misi. Sedangkan Sakura yang sudah tidak mempunyai keperluan lagi, dia mengambil Tora dan pulang ke rumah, menjalani apa yang seharusnya dijalani oleh seorang ibu rumah tangga.

Sasuke yang berdiri di samping meja hokage hanya diam dan menatap sekitar melalui jendela yang transparan. Sudah cukup lama dia tidak kembali ke desa tercintanya ini dan sudah cukup banyak perubahan yang terjadi di desa ini. Perubahan total. Karena Sasuke pun tahu kalau Pein, salah satu anggota organisasi Akatsuki telah menyerang desa ini. Dia seperti berada di desa baru.

Matanya memperhatikan desa ini dengan intens. Sisi-sisi yang sangat baru bagi pemilik Sharingan ini. Namun masih ada sisi-sisi lama yang dimiliki Konoha. Yaitu keramah-tamahan. Sepanjang Sasuke melihat, orang-orang sangat baik dan ramah. Sangat terkesan hangat.

Tiba-tiba matanya tertumbuk pada seorang gadis. Dia tampak ceria dan selalu menampakkan senyum ketika ada orang menyapanya. Rambut pirang yang terikat rapi dan mata aquamarinenya menambah aksen cantik di penilaian sang Uchiha. Bajunya yang minim memperlihatkan pinggang putihnya dan kaki jenjangnya. Hei, ada apa kau ini Sasuke? Tidak biasanya kau memperhatikan seorang gadis, inner Sasuke berkata.

Gadis yang berjalan menuju ruang hokage itu (seharusnya) tidak merasa diperhatikan karena jaraknya jauh sekali. Tapi entah kenapa, kunoichi pirang itu menengadahkan kepalanya ke atas dan mata mereka pun bertemu.

Gadis itu hanya membelalakkan matanya dan menoleh ke belakang, berusaha untuk tidak gede rasa. Tapi dia lihat belakangnya tidak ada orang satupun. Sedangkan Sasuke yang melihat gerakan itu hanya tersenyum tipis dan tetap memandangnya.

Ketika kunoichi itu sudah yakin bahwa Sasuke memandangnya, dia memberanikan diri untuk melambaikan tangan kanannya ke arah Sasuke. Sasuke yang melihat itu tidak merespon, malah dia berbalik menuju depan meja hokage. Sedangkan di muka gadis itu mulai muncul perempatan siku-siku.

"Lama sekali kau mengambil keputusan," ucap Sasuke sambil melipat kedua tangannya. Naruto hanya mendengus kesal.

"Kalau aku mau, aku akan menghukummu dengan hukuman siksaan! Tapi sayangnya aku tidak mau dan kau harus bersabar menunggu keputusanku," jawab Naruto mengomel.

"Kau terkesan meremehkanku. Memangnya aku akan mati kalau hanya disiksa seperti itu?" balas Sasuke.

"Bukannya aku meremehkanmu, tapi itu hanya fisik. Aku rasa yang harus dihukum dari dirimu adalah mental dan hatimu itu, teme," ucap Naruto bijak.

"Hn, kau bertambah dewasa." ucap Sasuke tanpa sadar dan dengan menyunggingkan senyum tipis.

"Apa yang kau katakan tadi?"

"Tidak."

Hening sesaat menyelimuti kedua ninja hebat ini. Naruto masih sibuk dengan buku-buku arsip misi yang mungkin membantunya untuk memberi ide cara untuk menghukum sahabatnya sendiri ini. Sedangkan Sasuke hanya diam dan kembali menuju aktifitasnya semula; mengamati Konoha.

"Ah! Aku tahu apa hukumanmu!" ucap Naruto tiba-tiba. Sang Rokudaime itu pun segera menulis sesuatu di kertas misi yang baru.

Sasuke yang mendengar teriakan Naruto hanya bisa kembali ke posisi di depan meja hokage dan menunggu hukuman yang akan menimpanya.

"Ini tidak disebut misi sih sebenarnya, tapi alangkah baiknya kalau aku menulisnya di kertas misi untuk mendapatkan izin." ucap Naruto.

"Izin apa?" tanya Sasuke.

Naruto tidak menjawab pertanyaan Sasuke. Yang ada malah Naruto memberikan kertas misi itu dengan cengiran khasnya. Sasuke menerima kertas misi itu dan tanpa menyembunyikan rasa penasaran, Sasuke langsung membacanya.

'Hukuman untuk seorang pengkhianat desa. Membantu semua orang di Konoha apapun yang diminta selama 6 bulan. Harus mengumpulkan kertas dari semua warga konoha yang berisi: nama, kesan dan tanda tangan. Dimohon bantuannya. Tertanda, Rokudaime Hokage.'

"Bagaimana? Sudah kuberi waktu yang sangat panjang, jadi kau santai saja mengerjakannya. Selain itu, kalau ada seseorang yang tidak mau atau belum percaya kepadamu, kau bisa menunjukkan kertas itu," ucap Naruto sambil nyengir lebar.

Sasuke yang sudah selesai membaca itu hanya membelalakkan matanya. Bukan karena hukuman itu terlalu sulit, bukan. Justru hukuman ini mudah sekali baginya. Tapi, yang harus diteliti adalah kata-kata "membantu". Berarti Sasuke harus beramah-tamah dan membantu semua warga Konoha? Hah, memang orang ini benar-benar berniat untuk merubahku, pikir Sasuke.

Walaupun tidak begitu suka dengan hukumannya, tapi toh Sasuke tidak protes. Mungkin Sasuke juga berniat untuk memperbaiki citranya di desa ini. Dengan begitu akhirnya Sasuke menganggukkan kepalanya.

"Baiklah. Akan aku selesaikan hukumanku ini." ucap Sasuke. Naruto hanya manggut-manggut juga.

"Eh, Sasuke. Aku hampir lupa. Konoha ini sudah berubah total, baik posisi tempat-tempatnya maupun apartemenmu juga. Kau harus paling tidak ditemani satu orang untuk mendampingimu sebagai guide," kata Naruto sambil membalik-balik buku nama-nama ninja yang aktif.

Sasuke tidak menjawab, tapi dia juga tidak protes. Mungkin Naruto ada benarnya juga. Sejak datang hingga sekarang, dia tidak bisa mengenali tempat manapun dan bahkan dia tidak bisa mengenali Sakura.

"Oh, tidak. Hampir semua shinobi yang aktif sedang melaksanakan misi mereka masing-masing. Bagaimana dengan anbu…" ucap Naruto yang lebih tepat dikatakan bicara sendiri.

"Ini ada satu anbu yang sedang tidak ada tugas. Tapi dia baru saja menyelesaikan misi yang sulit dan dia sedang dirawat inap. Sepertinya tidak ada pilihan lain, Sasuke. Kau harus melaksanakannya sendiri sampai ada yang pulang dari misi-"

*TOK TOK TOK*

"Masuk!"

Seorang kunoichi yang berwarna rambut sama dengan Rokudaime masuk ke dalam ruang hokage dengan membawa beberapa lembar kertas. Lalu dia meletakkan kertas-kertas itu di atas meja hokage.

"Hokage-sama, saya sudah menyelesaikan misi di Suna dengan sempurna. Dan ini daftar tanaman-tanaman yang berhasil tumbuh di sana," ucap gadis itu.

"Oooh, kerja bagus, Ino! Kau memang bisa diandalkan…" Ino tersenyum mendengar penuturan sang Hokage.

"…setelah Sakura-chan." dan lanjutan kalimat Hokage itu membuat dahi putih Ino mengeluarkan perempatan siku-siku kembali. Naruto yang menyadari ada background suram dan menakutkan di sekitar Ino langsung membuat Naruto meneteskan keringat.

"Ah… ahaha, a-aku hanya bercanda, Ino. Kau memang benar-benar bisa diandalkan," ujar Naruto memperbaiki kalimatnya barusan dengan tawa garing. Ino hanya menghela nafas pendek.

Selalu saja. Dia selalu dibandingkan dengan wanita berambut pink itu. Dan dia selalu kalah dalam hal apapun. Dalam hal medis, dalam hal obat-obatan, bahkan dalam hal cinta sekalipun, Sakura malah sudah mempunyai anak. Ino sebal dibuatnya. Kalau saja pemuda yang ada di depannya ini bukan seorang pemimpin desa dan sepupunya, Ino pasti sudah menggorengnya.

"Kalau begitu, saya permisi du-"

"Ino, kau keberatan tidak kalau aku beri satu misi lagi? Hanya misi ringan kok, tapi memakan waktu yang cukup lama." ucap Naruto memotong acara pamitan Ino.

"Keberatan. Dadah Baka-Hokage," jawab Ino kesal sambil membalikkan badannya dan melambaikan tangannya. Sepertinya dia harus kabur dari sini sebelum amarahnya memuncak.

"Oh, ayolah Ino. Kau bisa diandalkan bukan?"

"…"

"Ino?"

"Haaah, baiklah baiklah. Apa itu?" ucap Ino sambil membalikkan badannya lagi. Dia tahu dia harus hormat walaupun pemuda itu sepupunya sendiri.

Naruto tersenyum senang dan melirik ke arah Sasuke yang sedari tadi diam saja di sebelah kanan Ino. Sasuke yang mengerti apa maksud dari kerlingan Naruto hanya bisa menghela napas pendek. Kemudian dia memegang pundak Ino dan menyuruhnya untuk menghadap Sasuke.

Ino yang kaget karena pundaknya ditarik oleh Sasuke hanya bisa menurut. Kemudian dia bingung dengan reaksi Sasuke yang memperlihatkan sebuah kertas misi-maksudnya kertas hukuman.

"Err… Maksudnya? Hubungannya denganku apa?" tanya Ino tanpa menyembunyikan rasa bingungnya. Sedangkan Sasuke hanya memandang mata aquamarine itu.

"Jadilah guideku,"

"HAH?"

.

.

.


~ To Be Continued ~


Aku tahu, ini terlalu gak jelas dan terlalu maksa. *pundung*

Tapi hanya inilah yang bermain di otakku sekarang… Apakah ide ini terlalu pasaran atau gimana? Tapi sumfah saya memikirkannya sendiri! Karena ingat Sasuke itu seperti tidak terlalu ramah pada semua orang, jadi di sini aku akan menggemblengnya jadi ramah! *tepar kena raikirinya Sasuke* dan di saat itulah bibit-bibit jamur *plak* bibit-bibit cinta akan muncul di dalam Sasuke dan Ino... X3

Boleh diflame, boleh dipuji *nggakbakalada*, boleh dihina… Semuanya boleh deh! (OvO)b saya terima flame, asal flame nya itu yang bertanggung jawab! nggak hanya kritik, tapi beri juga saran! dan paling nggak harus login supaya aku bisa belajar dari flame anda! Oke oke? :DD

Repiuuw yaa. Arigato gozaimashita telah membaca.

RnR ?