Battle Music!

.

A/N : yehee~! Fic baru~ tapi kayaknya bakal panjang -_- gimana ya itu urusannya soal yang the disappearance of book of life sama prohibition? Ehehehe *di glare readers* tenang-tenang, soal the disappearance of book of life beberapa chapter lagi selesai kok. Kalo yang prohibition… ya kita lihat saja nanti ya, sedang ku edit dulu hehe. *di bantai readers* yaa daripada aku keburu di keroyok readers sebelum sempet nunjukkin fic ini, jadi baca saja ya :D~

.

Disclaimer : all characters in this story aren't mine. Vocaloid, © Yamaha and crypton future media inc. ^^ but this story is originaly MINE! Don't you dare to copy this, okay? :) . . . HEY, I'M SERIOUS

.

Warning : OOC(maybe), some typo, bahasa sehari-hari, GJ, ini bakal panjang sepertinya?, dll~

.

Don't like? Don't read :)

.

Like? Review~ ;D

.

.

Chapter 1 :

.

.

seorang gadis beramput twintail hijau yang panjangnya kira-kira selutut, sedang berjalan di koridor sekolah itu. Tiba-tiba langkahnya terhenti karena selembar kertas yang menempel di papan pengumuman itu menarik perhatiannya.

"E-EH? ini menarik! Gue harus kasih tau yang lainnya!" Mikupun langsung mencabut kertas itu dari papan pengumuman tersebut dan langsung melesat mencari teman-temannya dalam kecepatan yang inhuman.

"HEI! JANGAN MENCABUT KERTAS PENGUMUMAN ITU SEMBARANGAN DONG! WOI!" cowo yang memergoki gadis tadi langsung mengejarnya.

Sesampainya di ruang musik, gadis itu langsung membuka pintu dengan tidak sopannya.

BRAK!

Di ruang itu tak ada seorang pun karena jam pelajaran sudah usai. Pengecualian untuk anak cowo yang sedang duduk sendiri di ruang itu sambil memegang sebuah gitar. Sepertinya dia sedang berlatih, ini memang sudah menjadi kebiasaan cowo ini.

"eh? Miku?" cowo itu terheran-heran melihat muka Miku yang terlihat riang sekali.

"coba tebak apa yang gue dapet, Lui!" ujar Miku dengan riangnya.

"uh? Apa?"

"ayo tebaaak!" paksa Miku pada cowo bernama Lui itu.

"eh.. apa ya? Hehehe."

"haah~ payah~ masa' ga tau sih?"

"ya, mana bisa gue tau, orang lu nya juga belom ngasih tau, toh."

"hmph. Udahlah! Ayo ikut gue!" Miku langsung menyeret Lui sambil berlari lagi dengan kecepatan inhumannya.

"KYAAA!" Lui hanya bisa pasrah.

"E-EH! CEWE IJO! BERENTI LU! BALIKIN KERTAS PENGUMUMANNYA! Aagh sial! Dia lari lagi!" cowo itu pun mengejar Miku lagi.

Sesampainya di GOR(Gedung OlahRaga), disana memang tak ada seorang pun kecuali seorang gadis berambut honeyblonde yang sedang berlatih basket sendirian disana.

"RIIINNN!"

Sontak yang di panggil pun menoleh ke yang manggil.

"eh, Miku. Kenapa?" Rin hanya menoleh sebentar lalu melanjutkan kegiatannya lagi.

"hosh.. hosh.. gile lu.. narik gue kayak gitu. Tampang aja manis, kelakuan lo jauh.. huh." Lui masih mengatur nafasnya sambil mengata-ngatai Miku. Miku hanya cengengesan saja.

"Rin, tebak deh apa yang gue dapet!" tanya Miku pada Rin dengan riangnya.

"satu truk penuh negi yang tergeletak di jalan?" jawab Rin asal-asalan sambil masih fokus nge-shoot bola ke dalam ring basketnya.

'Rin Rin.. gue tau lu itu pasti males dengerin omongan GaJe ni anak, Tapi please deh Rin~ jawabnya jangan gitu juga, dimana ada truk yang tergeletak di jalan? ? ?' pikir Lui.

"bukan! Ini lebih baik dari satu truk negi yang tergeletak di jalan!"

"eh?" mereka pun terkejut mendengar perkataan Miku itu. Jarang, malah belum pernah sebelumnya mereka dengar kalo ada yang lebih baik dari negi di mulut Miku. Ini berarti berita yang menarik. Rin pun menghentikan kegiatannya dan mulai mendengarkan Miku dengan serius.

"kali ini lu serius ternyata. Jadi, tentang apa?" tanya Lui.

"heheheh.. INI!" Miku menunjukkan selembar kertas yang tadi dicabutnya dari papan pengumuman itu dengan semangat pada Rin dan Lui. Rin dan Lui menjauhkan kertas itu sedikit karena terlalu dekat dengan wajah mereka. Perlahan mereka pun membaca kertas pengumuman itu.

"perusahaan rekaman Yamaha sedang mencari grup musik baru yang bisa menyanyikan lagu-lagu mereka. Setiap grup minimal terdiri dari 4 orang, berusia sekitar 14-19 tahun, dari grup itu minimalnya memiliki seorang yang bersuara bagus, seorang yang dapat bermain gitar, dan seorang yang dapat bermain drum. Pencarian grup musik ini kami adakan dalam bentuk kontes dengan system eleminasi. Pemenang akan di jadikan grup musik kami dan mendapat sejumlah uang untuk pemenang pertama, kedua, dan ketiga. Siapa yang berminat harap mendaftarkan diri kepada… KEPALA SEKOLAH terlebih dahulu? !" mereka kaget saat membacanya.

"k-kenapa harus ke kepala sekolah dulu? Apa hubungannya coba?" tanya Rin.

"entahlah, tapi katanya sih harus begitu, kepala sekolah ingin menyeleksi dulu grup musik mana saja yang layak untuk di daftarkan langsung ke Yamaha itu. Katanya sih biar ga malu-maluin nama sekolah?" jelas Miku sambil mengangkat kedua bahunya.

"hey, disini kan minimal 4 orang, jadi kita kekurangan orang dong?" ujar Lui.

"betul juga ya. Lagipula di antara kita ga ada yang jago main drum." Ujar Miku.

"Rin, bukannya dulu lu pernah les drum ya?" tanya Lui pada Rin yang sedari tadi cuma cengo.

"eh.. ah.. ya.. tapi kan itu udah lama… jadi gatau masih bisa atau ngga deh.." jawab Rin yang sepertinya baru sadar lagi.

"ya sudah itu sih gampang, kita kan bisa minta Luka-senpai ngajarin lu." Usul Miku.

Tiba-tiba datanglah sesosok pria berambut hijau sama seperti Miku, dan langsung menghampiri mereka. Rupanya itu cowo yang sedari tadi mengejar-ngejar Miku.

"HEY! Kau ini mengambil kertas pengumuman seenak jidatmu saja! Kembalik—" saat cowo itu memegang kertas nya hendak mengambilnya dari tangan Miku, tanpa sengaja mereka bertemu pandang dan,

SRINGG—

Hening~

Hening~

Hening~

Hening~

'sampe kapan mau kayak begini terus, HEI?' pikir Rin dan Lui.

Hening~

Hening~

Hening~

Hening~

"pandangan pertama awal aku berjumpa~ pandangan pertama awal aku berjumpa~!" mereka berdua pun mulai menari dan menyanyikan lagu dangdut itu.

Sementara Rin dan Lui hanya bisa cengo karena kelakuan bodoh mereka itu.

"seolah-olah hanya~ impian yang berlalu~" Miku terus menyanyikannya.

"sungguh tak ku sangka dan rasa tak pecaya~" cowo itu melanjutkan lagunya.

"cowo setampan dia~ datang menghampiriku~ hampir-hampir aku tak sadar di buatnya~" Miku menari-nari sambil terus bernyanyi.

"sungguh karena dia~ aku memberanikan diri~ bergaya dan bernyanyi~ pandangan pertama awal aku berjumpa~ pandangan pertama awal aku berjumpa~!" mereka berdua joget-joget ala dangdut sambil duet lagu itu.

Rin dan Lui masih cengo di tempat, mereka ga percaya kalo Mikuo si ketua osis ini sebegini bodohnya sambil mau nari-nari dangdut bareng Miku.

"memang kecantikkannya~ dan kelembutan hatinya~ membuat ku berani menghadapi dunia~" Mikuo masih joget-joget bareng Miku.

"pandangan pertama awal aku berjumpa~ pandangan pertama awal aku berjumpa~ YEAH!" mereka berduapun menghentikan dangdutan mereka dengan pose satu tangan di pinggang dan satu tangan lagi di angkat ke atas sambil berdiri saling membelakangi.

Rin dan Lui kini benar-benar malu sama ketua osis ini, karena si Miku sahabat mereka itu sudah bertingkah bodoh di awal mereka bertemu. Tanpa basa-basi lagi Lui dan Rin menyeret Miku keluar dari GOR.

"dadaaah~" Miku menunjukkan muka bling-blingnya sambil melambaikan tangan dengan lebainya. Apapun itu, Lui dan Rin tetap menyeret Miku keluar.

Saat di luar GOR, Lui dan Rin langsung melepaskan pegangan mereka pada Miku, hingga membuat kepala Miku menyentuh lantai dengan tidak nyamannya.

"aduh.. ittai~" Miku langsung mengambil posisi duduk sambil mengelus-elus kepalanya.

"KAU! KAU SUDAH MEMBUAT MALU KAMI! APA-APAAN LU TADI JOGET-JOGET BARENG MIKUO GITU, HA!" Lui kesel sambil menudingkan jarinya pada Miku.

"APA? ! dia joget bareng Mikuo-kun? !" ucap seorang siswi berambut honeyblonde yang diikat satu kebelakang dengan sinisnya.

"eh? Lenka-chan?" Rin kaget saat melihat Lenka yang belum pulang di jam pulang ini.

"IYA! Gue joget bareng Mikuo-kun! Emang kenapa, HA!" Miku mulai membuat suasana antara mereka berdua menjadi panas. Timbul percikan di antara mereka berdua.

"uh.. gawat.." ucap Rui yang tadi datang bersamaan dengan Lenka.

"KAU! SEBAIKNYA JAUHI MIKUO-KUN!" gertak Lenka pada Miku.

"TIDAK AKAN!" Miku melawan balik pada Lenka.

Akhirnya pertarungan jambak-jambakan pun tak terhindari lagi.

Sementara Rui yang kebingungan mencari cara untuk melerai mereka, Lui dan Rin sedang cengo lagi, sudah dua kali Miku mempermalukan mereka.

"MIKUO PUNYA GUE!"

"PUNYA GUE!"

Mereka masih saling jambak-jambakan hingga akhirnya sosok yang di perebutkan pun datang.

"hei? Ada apa ini?" tanya Mikuo yang baru keluar dari GOR, sepertinya dia tadi habis beresin bola-bola basket yang berceceran gara-gara Rin tadi.

'ehehehe.' Rin cengengesan dalam hati.

"ku tanya sekali lagi, ada apa?" tanya Mikuo.

Hening~

Hening~

Hening~

Hening~

Hening~

Hening~

"dia milikku~! Bukan milik mu~! Dia milikku~! Bukan milikmu~!" Miku dan Lenka pun mulai menyanyikan lagu 'yovie and nuno' sambil saling menatap dengan kebencian.

"pergilah kamu! Jangan kau ganggu! Biarkan aku mendekatinya~!" Lenka bernyanyi sambil memeluk tangan Mikuo dan mendorong Miku pelan.

"kamu~ tak akan mungkin mendapatkannya~ karena dia~ berikan aku pertanda juga~ janganlah kamu banyak bermimpi~!" Miku bernyanyi sambil memeluk tangan Mikuo yang satunya.

"semula ku tak tahu~ engkau juga kan ingin memilikinya~" Miku melanjutkan bernyanyi sambil melepaskan tangan Mikuo.

"bukankah ku lebih dulu~ bila engkau temanku~ sebaiknya tak mengganggu~!" Lenka melanjutkan lagunya sambil berjalan kearah Miku dan mendorong pundak Miku pelan.

"bukankah belum pasti~ kamu juga kan jadi dengan dirinya~" Miku mendorong pundak Lenka pelan sambil melanjutkan lagunya.

"dia yang menentukan~ apa yang kan terjadi~ tak usah mengaturku~!" Lenka menyanyikan kelajutan lagunya.

"dia untukku~ bukan untukmu~ dia milikku~ bukan milikmu~ lihatlah nanti~ lihatlah saja~ biarkan aku mendekatinya~"

"kamu tak akan mungkin mendapatkannya~ karena dia berikan aku pertanda juga~ janganlah kamu banyak bermimpi~ ooo~"

"kusarankan engkau mundur saja~" Miku mendorong Lenka pelan.

"dia untuk aku~!" Lenka memeluk tangan Mikuo.

"bukan~, dia untuk aku~!" Miku memeluk tangan Mikuo yang satunya.

Sementara Rui sweatdrop, Mikuo kebingungan, Lui dan Rin lagi-lagi cengo. Miku benar-benar mempermalukan mereka sudah 3 kali hari ini.

"HEH! Lepasin tangan lu! Mikuo itu punya gue!" bentak Lenka pada Miku sambil narik Mikuo.

"IH! Enak aja! Mikuo bukan punya lu!" Miku menarik Mikuo.

"PUNYA GUE!" Lenka narik Mikuo.

"PUNYA GUE!" Miku narik Mikuo.

Dan Mikuo pun di tarik-tarik, sampai akhirnya muncullah 2 orang cowo, satu berambut honeyblonde yang poninya di jepit, dan satu lagi berambut hitam dengan ponytail.

"Rinto?" Rin kaget melihat saudaranya itu belom pulang.

"Rin? Lu belom pulang?" tanya Rinto.

"udah. Ya belomlah. Orang gue juga masih di sini."

"ya~ kalo Rinny belom pulang, pulang bareng Rei aja yuu~" Rei mendekati Rin.

PLAK!

Lui memukul kepala Rei. Semua cengo kecuali Lenka dan Miku yang masih sibuk memperebutkan Mikuo.

"enak aja ngajak Rin purang bareng lu!" ucap Lui.

"emang kenapa? Ga boleh? wleee~" Rei menjulurkan lidahnya Lui.

Tanpa di sadari Rin ada percikan tanda mulai perang di antara Lui dan Rei.

Sebelum terjadi perang lagi, Rinto pun akhirnya menyeret Rei dan membawa Lenka pergi.

"ayo Rui, kita harus latihan untuk memenangkan kontes itu." Ajak Rinto pada Rui yang sedari tadi terlihat seperti… um.. galau?

"ah? eh.. iya." Rui mengangguk lalu berjalan mendekati Rinto yang sedang membawa Rei dan Lenka.

"eh? apa? Kontes? Rinto, tunggu!" Rin memanggil Rinto yang hendak pergi dari tempat itu.

"kenapa?"

"kontes? Lu ikut kontes apa?"

Rinto terdiam sebentar lalu,

"… kontes pencarian grup musik oleh perusahaan rekaman Yamaha itu."

'apa..? Rinto akan jadi lawan kami nanti?' pikir Rin.

TBC~

(A/N : pamparampanpaam~~! *ala OLI*(Orang Lucu Indonesia) Chapter 1 selesai~ :D. keep reading and review please~ minta pendapatnya boleh? mungkin ada salah, atau kata yang kurang berkenan kami mohon maaf~ :') reviewnya please~? Review itu semangatnya buat aku~ :3 review yaaa~)