Jakarta, Here We Come

Desclaimer: I do not own Katekyo Hitman Reborn


Review replies:

1) Rio Sawada: panggil aja bel, kalo bel mengizinkan XD oke, ini dia update-annya, enjoy~ tapi maaf updatenya terlalu lama, soalnya saya terlanjur dapet ide buat fic yg lainnya xD

2) Demon D. Dino: papanya xanxus *crack* XD nah, masalah atau gaknya kita tentuin di chapter ini ya..


Chapter 4

"Hm.."

"Hm.."

"Hmm.."

Levi membuka pintu lemari di dapur satu per satu dan mencari barang yang dicarinya, tapi gak ada dimana-mana. "Hmph, Lussuria, kau taro dimana jagung kalengku?"

"Ara, bukannya ada di lemari yang itu?" Lussuria menunjuk ke lemari paling atas kanan. "Kalo gak ada berarti sudah habis~"

"Begitu ya? Aku lapar. Kalau boss nyari, bilang aku mau cari makan di luar."

"Oke~"

Levi meninggalkan dapur dan Lussuria mulai menggumam, "yah, barang-barang persediaan rumah tangga udah mulai pada abis, harus belanja nih.."

Lussuria kemudian nyari Bel sama Fran dan nyuruh mereka belanja, tapi Bel maunya pergi ke pasar swalayan naik mobil. Berarti mau gak mau Squalo yang harus nganterin mereka. Walaupun Squalo sempet ngeluh karena kesibukannya, tapi akhirnya Squalo mau nganterin mereka karena dia muak dengan segala macem rayuannya Lussuria.

Squalo sampai di gedung swalayannya. Hal pertama yang harus dia lakukan adalah markirin mobil, berarti dia harus ke basement. Sesampainya di basement, ia disapa oleh sebuah mesin karcis otomatis.

"Selamat datang. Silakan tempel kartu atau tekan tombol karcis untuk kendaraan Anda. Tekan tombol bantuan..."

"VOIIIII! Berisik!" Trek! Squalo menekan tombol karcis (lebih tepatnya memukul) dan keluarlah karcisnya.

"Terimakasih," kata mesin otomatis itu.

"Ushishishi.. Mesin yang menyebalkan."

Setelah masuk ke tempat parkiran mobil, Squalo nurunin Bel sama Fran di lobby basement 1. Squalo sebenernya gak mau nungguin mereka belanja karena dia tau pasti si pangeran jadi-jadian itu bakal belanja banyak dan barang yang dia beli harus dipilih-pilih dulu karena harus kualitas yang nomer 1. Tapi Squalo terlalu sayang kalo misalnya dia keluar lagi dan bayar Rp2000 penuh hanya untuk masuk ke tempat parkir dan nurunin mereka. Intinya, Squalo nyesel karena dia ngikutin kata-kata Bel buat turun ke basement. Yah, memang sih, supermarketnya adanya di lantai basement 1, cuma Squalo gak ngira kalo bakal ada mesin karcis otomatis yang udah nunggu dia di basement.

Squalo akhirnya turun juga dan masuk ke pusat perbelanjaan itu. Dia langsung ngeliat ada kolam plastik berisikan air dan ikan mainan di tempat bermain anak-anak. "Heh, dasar anak kecil, mancing ikan mainan aja gak bisa-bisa," kata Squalo dengan nada yang membanggakan dirinya sendiri. "VOOOIII! Anak kecil! Sini liat gue mancing ikan! Dan kalian harus tau kalo gue udah sering mancing ikan hiu yang asli, di laut!" teriak Squalo ke anak-anak itu. Alhasil, anak-anak itu sebagian ada yang nangis trus langsung pulang. Squalo ngambil pancingan anak yang pulang tadi, dan diteruskan dengan memancing ikan dengan magnet di mulut-mulutnya. Squalo dengan cepatnya ngabisin ikan-ikan mainan yang ada di dalem kolam itu dan merasa bangga. Begitu dia sadar, anak-anak yang tadi ada di sekeliling kolam plastik itu udah gak ada. Pemilik toko mainan itu pun datang dan menagih uang ke Squalo. Awalnya Squalo marah-marah gak mau bayar dan hampir ngeluarin pedangnya, tapi akhirnya dia mau bayar karena identitasnya sebagai mafia gak boleh ketauan siapapun.

Sementara itu..

"Bel-senpai, aku kayaknya ngeliat Squalo disana, di tempat mainan anak-anak."

"Jangan bodoh, Froggy. Dia gak mungkin mau ke tempat ramai seperti ini."

"Hmm.. Mungkin cuma orang mirip yang baru keluar dari salon."


Sepulangnya dari supermarket, Squalo cuma bisa meratapi sengit tiket karcis yang tadi. Dia cuma kelewatan 1 menit 28 detik, yang mengharuskan dia nambahin Rp2000 lagi buat parkir. Kalo dijumlahin totalnya jadi Rp8000 karena mereka belanja selama 3 jam lebih.

Tidak lama kemudian Lussuria menghampiri mereka, "Ara, Bel-chan~ ada dua orang menyeramkan yang sedang menunggumu didalam. Apa kau yakin kau tidak membuat masalah di sekolahmu?"

"Tidak, pangeran tidak pernah berbuat salah. Lagipula, siapa yang berani menghukum pangeran ini, heh? Shishishi.." Bel dengan santainya jalan ke dalam untuk menemui dua orang pria mengerikan itu.

"Ushishi.. Ada perlu apa kalian dengan pangeran? Pangeran ngantuk, kalo gak penting mending sana pulang," kata Bel sambil duduk di depan mereka dan menaikkan kedua kakinya ke atas meja.

"Apakah Anda yang bernama Belphegor?"

"Ya, itu nama pangeran," kedua pria itu pun saling bertatapan.

"Kau dalam masalah," salah satunya angkat bicara.

"Hah? Pangeran tidak mengerti. Pangeran tidak punya waktu untuk main-main, sudah sana pulang," Bel buru-buru balik ke kamarnya.

Sebenarnya Bel udah tau kalo orang-orang itu adalah orang suruhan FQI buat menghukum Bel karena udah menjelek-jelekkan nama baik FQI. Apalagi Bel pernah bilang kalo dia adalah mafia di email itu. Jadi kalo dia ketangkep, dia pasti bakal dihukum atau dipulangin ke negara asalnya, Italia, dan mungkin dikeluarkan dari varia juga. Bel gak mau itu terjadi. Apalagi harus kehilangan kouhai jeleknya itu.


Malam harinya, Bel menceritakan itu semua di dalam "rapat harian varia". Xanxus sempat marah dan ngelempar botol bekas winenya kemana-mana. Malah ada yang sengaja dilempar ke kepala Squalo. Entah karena Squalo adalah orang yang duduk paling deket sama dia, atau emang dia sebel sama Squalo. Levi berusaha nenangin Xanxus tapi dia malah dikatain abis-abisan sama boss kesayanganannya itu. Fran berlindung dibawah meja bundar dengan santainya. Lussuria misahin Xanxus sama Squalo. Dan yang terakhir, Bel, dia sama sekali gak merasa bersalah atas kejadian ini. Akhirnya, Xanxus mutusin buat balik lagi ke Italia, daripada harus ketauan dan 'ditendang' dari Indonesia dan negara asalnya, trus gak bisa tinggal dimana-mana. Tanpa perpisahan atau apapun, Bel dan Fran harus meninggalkan sekolahnya yang ada di Jakarta. Pokoknya, besok pagi mereka udah harus berangkat dan pergi ke Italia tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.

04.00 WIB

"Ahh.. Sedih sekali rasanya meninggalkan apartemen ini. Walaupun belum ada sebulan kita disini, tapi rasanya tempat ini nyaman sekali," kata Lussuria sambil memegang pipinya.

"Kau benar. Disini lebih enak daripada tempat tinggal kita di Italia soalnya disini ada banyak lift," kata Levi. Yak, orang-orang gak ada yang peduli dengan dia, jadi anggap saja angin lalu.

"Jangan sampai telat, sampah. Aku masuk ke mobil duluan," Xanxus jalan tanpa memikirkan orang lain yang sedang sibuk mengemas barang, diikutin oleh Squalo.

"Ushishishi.. Sepertinya pangeran harus mengambil foto dulu bersama dengan kodok disini sebelum ia meninggalkan tempat ini."

"Tidak mau, pangeran palsu," suara monoton Fran pun terdengar.

Bel menusuk punggung Fran dengan 5 pisau sekaligus. Fran pun menghela nafasnya, "baiklah, sekali saja, Bel-senpai."

Mereka pun berfoto di depan jendela yang tebuka di ruang tamu. Dan tepat pada saat Bel mengeklik kameranya, banyak kembang api bermunculan di belakang jendela itu. Kembang api itu bertuliskan 'JAKARTA'. Indah sekali.

"Semuanya sudah siap. Ayo Bel-chan, Fran, Levi, kita berangkat~" kata seseorang yang tidak lain dan tidak bukan adalah Lussuria. Mereka pun meninggalkan apartemen itu sesegera mungkin menuju ke bandara. Sesampainya di bandara, mereka langsung menaiki pesawat pribadi mereka dan pergi begitu saja kembali ke Italia. Fran memejamkan matanya dan mengatakan suatu hal di dalam hatinya, 'selamat tinggal Jakarta. Sampai kapan pun tempat ini tak akan kulupa.'

-Tamat-


Aaaah selesai juga cerita ini. Author tau ini adalah ending yang aneh dan gak jelas, pendek pula. Semoga mata kalian nggak kenapa-kenapa abis baca fic ini ya, hehe.

Review?

Review kan dapat berupa komentar positif maupun negatif, jadi apapun yang terjadi dengan fic ini, katakan saja! Oke? *grin*


Omake

Bzyuuuu.. Pesawat pribadi mereka telah mendarat di suatu bandara di Italia. Sebuah mobil menjemput mereka untuk kembali ke mansion milik Varia.

"Sampah," kata Xanxus tiba-tiba.

"VOOOIIII! Ada apa?" tanya Squalo

"Hmph," Xanxus melempar handphonenya ke Squalo, lalu pergi begitu saja.

Squalo pun melihat handphonenya Xanxus. Tanpa mengeklik apapun, layar handphonenya sudah menunjukkan sebuah email yang berisikan seperti ini:


From : Agen Rahasia Suka Maju

To : Varia

Sepertinya kalian semua telah kembali ke negara asal kalian. Sayang sekali, sebenarnya kemarin kami sudah mengirim dua agen kami untuk mengundang Belphegor ke pesta makan malam kami. Kami meminta maaf karena agen kami telah berbicara yang tidak sopan, karena "kau dalam bahaya" adalah kode kami untuk mengatakan "kau telah diundang ke pesta makan malam". Sebenarnya tidak hanya Belphegor yang kami undang, tapi juga seluruh anggota Varia yang lain.

Salam, Agen Rahasia Suka Maju.


Empat sudut siku-siku pun langsung muncul di kening Squalo, mengingat Agen Rahasia Suka Maju adalah agen yang telah bekerja sama dengan mereka untuk menjalankan misi. Namun sepertinya, misi itu dibatalkan juga karena Varia udah keburu pulang ke Italia.

"Squalo senpai," panggil Fran.

"Apa!" sahut Squalo.

"Aku bisa membacanya dari sini. Lalu.."

"Lalu apa?"

"Apakah kita akan kembali ke Jakarta?"

"VOOOOII! Tanya saja kepada rekan bodohmu itu!" Squalo pun meninggalkan Fran, dan Fran pun tersenyum datar(?).

"Kuanggap itu jawaban 'iya', Squalo-senpai."

-The Real End-