a/n: future fic ini terinspirasi dari Cangehgar, yang ada di Rama FM. Yang di daerah Bandung-Cianjur dan sekitarnya pasti tau deh XD

.

Ayahku Hebat!

Standard disclaimer applied
Warnings:
Semi-Canon, OC Centric, minor SasuSaku-NaruHina-SaiIno, OOC, Drabble, etc.

Happy reading!

.

ADA dua orang bocah lelaki dan seorang bocah wanita yang tengah beristirahat di bawah pohon rimbun. Agaknya mereka break sejenak seusai latihan, karena ketiganya dikelilingi oleh luasnya loka exam field Konoha.

Siapa mereka? Oh ya. Di sana ada Uzumaki Azusa, Uchiha Rei, dan Yamanaka Inoru.

Ketiga bocah cerewet pembuat onar tersebut tengah berbincang-bincang, layaknya ibu-ibu penggosip yang tengah menggosipkan berita terhangat nan aktual.

"Kalian tahu?" tanya Inoru sok misterius. Mata safirnya menatap lavender dan emerald milik Azusa dan Rei bergantian. Kedua bocah cerewet lainnya menggeleng polos. Inoru kemudian menghela napas.

"Ayahku hebat, lho. Dia seorang ninja pelukis yang sangat berseni, seorang kapten ANBU yang siap menangkap penjahat!" ujarnya bangga. Dan disambut dengan cibiran Azusa. Gadis berambut pirang itu kemudian menyangkal.

"Ayahku lebih hebat! Asal kalian tahu, beliau seorang hokage Konoha dan ketua ANBU! Ayah yang memerintahkan kapten ANBU untuk menangkap penjahat!" soraknya penuh kemenangan. Kali ini Inoru yang balik mencibir.

Mereka berdua terus membangga-banggakan ayah mereka, namun tidak dengan Rei. Wajahnya terlihat sendu. Membuat Azusa dan Inoru menghentikan aktvitas fanatik mereka pada sang ayah, merasa tak enak dengan Rei, satu-satunya di antara mereka yang (katanya) sudah tidak memiliki ayah. Setahu Inoru dan Azusa, Uchiha Sasuke —ayahanda Rei sudah meninggal sejak perang shinobi. Namun Rei lebih tahu segalanya.

"Ma-maafkan kami, Rei! Lebih baik kita ganti topik saja deh," ujar Azusa canggung seraya menggaruk pipinya yang tak gatal.

Rei menggeleng pelan, kemudian tertawa terbahak-bahak. Membuat Azusa dan Inoru terkejut.

"Adududududuuuh! Memang kalian saja yang punya ayah hebat? Ayahku lebih hebat! Beliau masih hidup sampai sekarang, tahu!" sanggahnya, sama sekali tak menampakkan raut kesedihan.

"Kok … bisa …?"

"Apa hubungannya masih hidup sama hebat?"

Rei menghentikan tawanya dengan dengusan napas. Ia tersenyum lebar, rambut hitamnya menari tertiup angin.

.

.

.

"Ka-karena Ayahku mah teroris! Sekarang ge belum ketangkap sama ayah-ayah kalian! Ya, hebat ya Ayahku?"

.

.

.

Lalu, kedua bocah berambut pirang itu terjungkal seketika.

FIN—

Itu kenapa jadi nyampur bahasa sundaaaa … =='a *headbang*
Garing ya? Wong genre-nya bukan humor :p hahaha review aja *plak*