I am Back for You

.

.

.

Summary : Setelah 17 tahun hidup di Cina, Kim Kibum kembali ke Korea Selatan demi

memenuhi janji semasa kecilnya.

Declaimer : Super Junior milik diri mereka sendiri, keluarga dan SMEnt.

Pairing : KiHae (Kibum Donghae), KyuHae (Kyuhyun Donghae) slight!

Other cast : HanChul (orang tua angkat Kibum), Leeteuk, yang lain menyusul sesuai dengan kebutuhan cerita :D

Rating : T (teen)

Genderswitch : Donghae, HeeChul, Leeteuk, maybe more.

Don't like don't read, no flame, no copas, review please.

^^ Saranghaeyo Super Junior ^^

~at Incheon Airport~

Senyum merekah di bibir seorang pemuda berperawakan tinggi dan tampan yang baru saja keluar dari pesawat yang ditumpanginya. Dia melakukan gerakan-gerakan kecil pada kedua tangan dan lehernya guna menghilangkan pegal yang menyerangnya. Dilangkahkah kakinya menuju pintu bertuliskan 'International Arrival'.

"Kibum-sshi!"

Sebuah suara yang menyabutkan namanya tertangkap oleh gendang telinganya. Reflex, dia menoleh kepalanya, mencari sumber suara tersebut. Dilihatnya sebuah papan nama yang cukup besar bertuliskan 'Tan Kibum' terpampang jelas di sana, segera dihampirinya orang itu.

"Annyeong, anda Tuan Tan Kibum?"

"Ne, anda dari The Style?"

"Ne, saya Jung Yunho dari The Style yang bertugas menjemput anda, Kibum-sshi."

"Kajja ke apartemen yang akan ku tempati."

"Ne, Kibum-sshi. Biar saya bawakan koper anda."

"Tidak perlu, Yunho-sshi. Gomawo sudah menjemputku."

Dia tersenyum tipis dan melangkah pergi menuju pintu keluar bandara, mencari mobil yang akan mengantarkannya ke apartemen yang akan ditempatinya. Ingin segera merebahkan tubuh lelahnya di kasur yang empuk. Ya, pemuda tampan yang dari keluar dari pesawat tersebut bernama Tan Kibum.

.

.

.

Sarangi ireohkae ggeutmeoril boryeodo

Ibyeoli eoneusae naege dagawa

Annyeong insal geonnedo

Ajik naegen neol naeryeonohneunge

Eoryeounngeol jageumman siganeul jwo

I can't live without you, my all is in you..

Dering ponsel mengganggu acara Kibum mari-melepas-penat-dan-segera-tidur. Kedua matanya masih tertutup, disibakkannya selimut hangat yang memanjakan dirinya –mengingat suhu memang dingin mala mini- dengan berat hati dan malas. Tangan kanannya meraba-raba meja nakas samping tempan tidur guna menemukan ponsel nista yang telah mengganggu tidur lelapnya. Tanpa repot-repot membuka matanya secara sempurna dan melihat siapa yang menelponnya, disentuhnya icon hijau pada ponsel flat touchscreennya.

"Yeoboseo." Rancaunya setengah sadar.

"Yack! Tan Kibum! Anak nakal, kenapa tidak segera menghubungi eomma, eoh?"

Mendengar teriakan yang begitu memekakkan telinga, sontak dia menjauhkan ponsel itu dari telinganya dan seluruh rohnya yang tadi masih tertinggal di dunia mimpi telah berkumpul sempurna. Tentu saja dia tidak akan sudi menderita tuli mendadak di usia muda hanya karena teriakan menggelegar itu. 'Cinderella eomma' adalah dua kata yang dia temukan di layar ponselnya, dia menghembuskan napas pasrah.

"Eomma mau membuat anak eomma yang tampan ini tuli?"

"Aigoo~ kau yang mencari gara-gara. Kenapa tidak langsung menghubungi eomma setibanya di Seoul, eoh? Eomma sudah bilang kan? Eomma meragukan kecerdasanmu." Ledek eommanya –Heechul- di sebrang sana.

"Mianhae eomma, aku sangat lelah sehingga lupa menghubungi eomma. Dan tentu saja aku tetap cerdas." Ucap Kibum tidak terima dengan pernyataan eommanya.

"Eomma maafkan. Bagaimana penerbangannya? Lancar kan? Yunho-sshi menjemputmu tepat waktu kan? Sekarang kau sedang apa? Sudah makan?" tanya Heechul bertubi-tubi.

Kibum tersenyum mendengar pertanyaan- pertanyaan yang terlontar dari eommanya. Meskipun eomma nya terkenal cerewet dan galak, tetapi sebenarnya dia adalah sosok yang penuh kasih sayang dan perhatian

"Penerbangannya lancar, eomma, dan Yunho-sshi melakukan tugasnya dengan baik. Aku juga sudah makan, sekarang sedang mengobrol dengan wanita paling cantik seantero jagat raya."

"Kau pintar sekali menggombali eommamu hah? Ingat pesan eomma dengan baik. Makan teratur, istirahat cukup dan hiduplah dengan baik di sana."

"Arraseo, eomma."

"Ya sudah, kembalilah tidur. Besok kau akan mulai bekerja bukan?"

"Ne, eomma. I'm gonna miss you so much, eomma."

"Tapi eomma tidak, ada appamu yang selalu menemani eomma."

"Ya! Eomma tidak menyayangiku lagi."

"Hahaha, eomma bercanda Kibummie, nae chagiya. I'm gonna miss you more."

"Saranghae, eomma." Kibum tersenyum –yang tentu saja Heechul tidak bisa melihatnya-

"Jeongmal saranghae, chagiya. Sweet dreams. Muuuach."

"Ne, eomma."

'Pip' sambungan lintas negara itupun terputus. Kembali direbahkan tubuh lelahnya guna meneruskan kenyamanannya kembali di alam mimpi. Membayangkan sesosok gadis kecil manis dan polos dengan senyum cantik yang menghias bibirnya. Menemani tidurnya malam ini -dan malam-malam lalu- serta bertemu dengannya di alam mimpi indahnya.

"I'm back for you, noona."

.

.

.

~di lain tempat~

Di sebuah apartemen minimalis sederhana yang bersih dan rapi, nampak di sebuah sofa panjang nan empuk seorang namja jangkung dengan surai ikal madunya menyamankan diri di paha seorang yeoja berparas cantik yang mengelus lembut surai namja itu. Tak lupa di tangan namja itu ada sebuah benda kotak hitam bernama PSP yang sedari tadi digenggamnya, dia menenggelamkan diri dalam keasyikannya memecahkan rekor terbarunya.

"Kau tidak pulang, Kyu, ini sudah larut malam. Besok ada meeting penting bukan?" tanya sang yeoja memecah keheningan tanpa menghentikan aktivitasnya –mengelus-elus surai madu sang namja.

"Kau mengusirku, noona?" tanya namja itu yang ternyata bernama Kyuhyun –Cho Kyuhyun- balik. Ditekannya tombol 'pause' di PSP nya dan mendongakkan kepalanya menatap sang yeoja.

"Iya." Jawab yeoja itu cuek.

"Aiish, tega sekali kau, Hae noona. Shireo, aku tidak mau pulang. Aku menginap di sini ya." Ucapnya seraya membalikkan tubuhnya menghadap yeoja itu –Donghae, Lee Donghae. Kedua tangan Kyuhyun terulur memeluk erat perut ramping Donghae serta menenggelamkan kepalanya di sana, menghirup wangi bunga chamomile yang menguar.

'Hangat,' batin Kyuhyun.

"Aniyo, Kyunnie. Apa kata tetengga kalau kau sering menginap? Kau ingin aku menjadi bahan gossip?"

"Abaikan saja, aku tidak peduli dengan tetanggamu. Aku masih ingin bersama denganmu, noona."

Donghae tersenyum tipis mendengar pernyataan Kyuhyun. "Tapi aku peduli, Kyu. Lagipula lebih dari 12 jam setiap harinya kita habiskan bersama. Kau tidak bosan melihatku terus?."

"Tidak akan pernah bosan."

"Kau tidak mau membuat Cho ahjusshi kecewa karena kau tidak maksimal dalam meeting besok kan? Proyek itu impian Cho ahjusshi bukan?" Donghae masih berusaha membujuk Kyuhyun.

"Aiish, arraseo!" Kyuhyun mendudukkan dirinya di sebelah Donghae dan menjerit frustasi. "Aku pulang. Tapi ada syaratnya. "Kyuhyun menyeringai evil membuat Donghae agak merinding.

"Mwo?"

"Kissu~" Kyuhyun menunjuk bibirnya dengan telunjuk, evil smirk masih setia terpatri di bibirnya.

"Cih, perhitungan sekali kau ini." Donghae mencium sekilas bibir Kyuhyun. "Cha! Pulanglah."

"Sebentar sekali," Kyuhyun berdecak sebal. "Kau harus melunasi hutangmu ini besok, noona. Aku akan menagihnya."

"Arra!"

Donghae hendak mengantar Kyuhyun sampai di depan lift. Tapi saat di depan pintu apartemen Donghae, Kyuhyun menghentikan langkahnya.

"Masuklah, noona. Ingatnya, kunci pintu dan jendela, pastikan juga kompor mati."

Seulas senyum tersemat di bibir Donghae mendengar ucapan Kyuhyun. "Arraseo, Kyu."

"Baiklah, aku pulang, noona. Jangan lupa mimpikan aku ya."

"Ok." Donghae mengangkat tangan kanannya dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk lingkaran.

"Bye." Kyuhyun melangkah pergiseraya melambaikan tangannya yang dibalas dengan lambaian tangan pula oleh Donghae.

Setelah Kyuhyun menghilang di balik lift, Donghae tidak segera masuk ke dalam apartemennya. Didongakkan kepalanya ke atas menatap kerlap-kerlip bintang yang dengan indahnya menghiasi malam awal musim semi ini. Tak lama setelahnya dipejamkan kedua matanya seraya menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya, perlahan kedua sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah lengkungan.

"Bagaimana kabarmu, Bummie-ah?"

T~B~C