Summary : Heechul yang sudah memiliki namjachingu dipaksa menikah dengan Yunho namja yang tidak dia kenal dan tidak dia cintai. Kim Jaejoong dongsaengnya, dipaksanya untuk mengaku menjadi dirinya. Dan tanpa diduga Yunho dan Jaejoong saling jatuh cinta. Bagaimana reaksi kedua orangtua mereka?
Desclaimer : Jae umma selamanya milik Yun appa. Tapi cerita ini selamanya milik saya.^_^
Warning : Genderswitch. (sebenernya saya lebih suka kalau umma tetep jadi namja, berhubung saya masih newbie dan belum begitu mendalami (?) YAOI jadi dengan sangat terpaksa harus saya Genderswitchkan untuk semua para uke) T_T, dan mungkin akan banyak typo yang berkeliaran (?)
Heechul dan Jaejoong sudah siap dan menunggu Yunho diruang tengah.
"Kalian mau kemana?" tanya Jungsoo setelah selesai membersihkan dapur dan ruang makan.
"Aku mau kencan dengan Yunho umma."
"Mwo? Ya! Pernikahanmu sudah besok. Tadi Wookie menelpon diponselku, dan bilang kalau gaun dan sepatunya sudah dikirim. Sebaiknyakau menyeleseikan kebutuhan-kebutuhan yang lain." Terang Jungsoo sambil mendekat kekedua putrinya.
"Bukankah semuanya sudah diatur oleh Yesung ahjussi dan Wookie ahjumma?"
"Memang iya, sebagai pengantin apa salahnya kau dan Yunho membantu. Aishh.."
"Yunho saja tidak membantu. Malah dia sedang bekerja sekarang." Ucap Heechul sambil terkekeh.
"Kau sama saja dengan Yunho." Ucap Jungsoo yang membuat Heechul terkekeh sedangkan Jaejoong tanpa sadar mengerucutkan bibirnya.
"Kalau kau Joongie? Mau kemana? Katanya kuliahmu sedang libur?" tanya Jungsoo sambil menoleh ke Jaejoong.
"Eh..i..iya umma. Dosennya tiba-tiba ingin masuk hari ini." Jawab Jaejoong sedikit gugup.
"Arra, menunggu Junsu?"
"Ani, menunggu Yunho oppa. Eonni mengajakku sekalian berangkat bersama. Ya kan eon?"
"Ne." jawab Heechul ceria.
"Arasseo." Ucap Jungsoo sambil mangut-manggut (?).
Ting..tong..
"Pasti Yunho." Ucap Heechul girang, karena dengan begini dia jadi bisa cepat bertemu dengan Hankyung.
Jaejoong terkekeh melihat tingkah Heechul, membuat Jungsoo menoleh ke Jaejoong dengan tatapan heran.
"Apa ada yang lucu?"
"Ani umma. Hanya saja, Heechul eonni terlalu berlebihan." Jawab Jaejoong sambil terkekeh.
"Mungkin dia sudah belajar mencintai Yunho." ucap Jungsoo dengan tersenyum manis.
"Ada yang aneh. Kemarin Hankyung kecelakaan, sekarang Heechul sangat senang untuk berkencan dengan Yunho. Kok perasaanku sedikit tidak enak ya?" gumam Jungsoo dalam hati.
"Annyeong ahjumma.." sapa sebuah suara yang membuat Jungsoo dan Jaejoong menoleh keasal suara.
"Yunho-ah." Ucap Jungsoo sambil tersenyum sangat manis. #teukie umma cantik banget#plakk.
"Kau masih kerja? Bukankah pernikahanmu tinggal besok, kenapa kau masih kerja dan bepergian? Kau ini sama saja dengan Heechul."
"Haha..Appa dan umma sudah mempersiapkan semuanya umma. Kami, ahjussi, dan ahjumma tidak perlu khawatir."
"YA sudahlah. Oya, Jaejoong mau ikut berangkat bersamamu kekampus. Tidak apa-apa kan?" tanya Jungsoo.
"Ne?" Yunho memiringkan kepalanya bingung.
"Bukannya Heechul bilang aku kencan dengan Jaejoong, tapi kenapa sekarang Jungsoo ahjumma bilang Jaejoong minta diantar kekampus?" bingung Yunho dalam hati.
Dilihatnya Jaejoong dibelakang Jungsoo yang mengangguk-anggukkan kepala.
"Oh..Ne ahjumma. Gwaechana." Ucap Yunho lalu tersenyum setelah mengerti maksud Jaejoong.
"Baiklah, kita berangkat sekarang saja. Kajja Joongie. Umma kami berangkat dulu ne." ucap Heechul semangat lalu menarik tangan Yunho dengan cepat.
"Umma, Joongie berangkat dulu ne?" pamit Jaejoong lalu mencium pipi sang umma.
"Hati-hati ne." jawab Jungsoo lalu membalas mencium pipi Jaejoong, yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Jaejoong.
Jaejoong mengikuti Yunho dan Heechul, saat Jaejoong sudah menutup pintu, Yunho melepaskan tangan Heechul yang menggenggamnya.
"Kajja Boo." Yunho mundur kebelakang lalu menarik pinggang Jaejoong agar lebih mendekat kearahnya.
"Dasar Jung pabbo." Ledek Heechul sambil terkekeh.
Yunho tetap menarik Jaejoong sampai kemobilnya, setelah itu Yunho membukakan pintu untuk Jaejoong dibagian samping kursi kemudi.
"Eh..Seharusnya Heechul eonni yang disini kan?" tanya Jaejoong sambil melihat ke Heechul dengan pandangan tidak enak.
"Aniya, aku lebih suka dibelakang. Lagipula yang sebenarnya lebih pantas menjadi nyonya Jung itu kau. Bukan aku." Ucap Heechul enteng lalu membuka pintu mobil dan masuk kedalam.
Blushh..
Wajah Jaejoong merona mendengar ucapan Heechul, yang membuat Yunho terkekeh lalu mencium pipi Jaejoong.
"Ya!" protes Jaejoong sambil memukul dada bidang Yunho pelan.
"Haha..Sudah cepat masuk." Ucap Yunho sambil sedikit mendorong tubuh ramping Jaejoong agar masuk kemobil. Setelah menutup pintu, Yunho memutar kemudian membuka pintu dibagian kemudi. Setelah itu Yunho menghidupkan mesinnya dan menjalankan mobilnya meninggalkan rumah kelurga Kim.
Tak lama kemudian, mereka sudah sampai dirumah sakit. Heechul langsung turun lalu sedikit membungkuk pada Yunho.
"Gomawo sudah mau bekerjasama denganku." Ucap Heechul sambil tersenyum.
"Cheon. Gomawo juga untukmu."
"Kalau racoon jelek itu memergoki kita, aku berjanji akan menanggung semuanya. Jadi kau jangan khawatir."
"Ani Heechul-ah. Aku juga akan bertanggung jawab."
"Ani, ini urusan keluargaku Yunho-ah."
"Yang menjadi urusan Jaejoong juga jadi urusanku." Ucap Yunho mantap.
"Oppa.."
"Arra, aku tidak mau berdebat. Jaga baik-baik dongsaengku." Ucap Heechul sedikit mengancam.
"Ne, akan kujaga dia dengan nyawaku."
"Oppa." Protes Jaejoong sambil memukul pundak Yunho pelan yang membuat Yunho dan Heechul terkekeh.
"Kami pergi dulu ne. sampaikan salamku untuk Hankyung-ssi"
"Sampaikan salamku juga untuk Hankyung oppa ne." ucap Jaejoong sambil melambaikan tangannya pada Heechul yang dibalas Heechul dengan senyuman.
Setelah mobil Yunho sudah tidak terlihat, Heechul segera memasuki rumah sakit dan menuju kelantai 3. Setelah menemukan ruang 227, Heechul langsung membuka pintu. Heechul terdiam membatu melihat Hankyung dengan seorang yeoja yang menyuapinya.
"Chullie.." panggil Hankyung saat tersadar setelah mendengar suara pintu dibuka.
Victoria menoleh kebelakang setelah Hankyung menyebut sebuah nama.
"Mau apa kau kesini?" tanya Victoria ketus.
"Victoria.." cegah Hankyung lalu berusaha berdiri tapi karena kondisi tubuhnya yang masih belum stabil membuatnya meringis kesakitan.
"Oppa..gwaenchana?" tanya Victoria khawatir. Melihat Hankyung yang meringis kesakitan membuat Victoria menoleh ke Heechul dan memandangnya dengan tatapan benci.
"Ini semua gara-gara kau." Tuding Victoria sambil menghampiri Heechul.
"Victoria.." panggil Hankyung berusaha menghentikan Victoria.
"Kalau bukan gara-gara kau, Hankyung oppa tidak akan seperti ini."
"….." Heechul menundukkan kepalanya mendengar ucapan Victoria. Dalam hati, Heechul membenarkan ucapan Victoria.
"Sekarang kau pergi, Hankyung oppa akan menjadi lebih baik bila tak ada kau." Ucap Victoria sedikit berteriak.
"Aku..Hanya ingin melihat keadaan Hankyung."
"Kau sudah melihatnya kan? Lihat dia, apa keadaannya terlihat baik." Ucap Victoria sambil menyampingkan tubuhnya lalu menunjuk Hankyung yang terbaring lemah.
Heechul meneteskan air matanya, dipandangnya Hankyung dengan perasaan bersalah.
"Chullie..Gwaenchana. aku senang kau kemari."
"Sudah sana pergi. Aku tidak mau kau melukai Hankyung oppa lagi."
"Vic…"
"Kenapa kau masih membelanya oppa? Dia yang membuatmu seperti ini." Geram Victoria.
"Karena aku mencintainya." Ucap Hankyung cepat yang membuat Victoria menoleh ke Hankyung dengan tatapan tidak percaya.
"Hannie.." panggil Heechul dengan masih bersimbah (?) air mata.
"Mwo? Setelah apa yang dilakukannya padamu kau masih mengatakan kalau kau mencintainya?" tanya Victoria lirih.
"Ne, lebih baik aku yang terluka daripada harus melihat orang yang kucintai terluka." Ucap Hankyung sambil menatap Heechul dengan tatapan sendu.
"Hannie…"
"Aku tidak mengerti apa yang kau pikirkan oppa. Aku tid.."
"Bisa kau tinggalkan aku dengan Heechul saja?" potong Hankyung cepat.
"Mwo?" kaget Victoria.
"Jebal, karena ini hari terakhirku bersama Heechul, Vic." Mohon Hankyung.
Victoria memandang Heechul dengan tatapan makin tidak suka. Dengan emosi yang memuncak, Victoria mengambil tas kecilnya lalu keluar dari ruang rawat Hankyung. Victoria menabrakkan bahunya cukup keras pada bahu Heechul yang membuat Heechul sedikit tersentak kebelakang.
Blam..
"Chullie..Kemarilah." panggil Hankyung setelah pintunya ditutup Victoria dengan sedikit keras.
Heechul mengangguk lalu mendekati Hankyung.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Heechul sambil menggenggam tangan Hankyung erat.
"Keadaanku baik. Aku senang kau kemari." Ucap Hankyung sambil tersenyum. Diusapnya pipi Heechul dengan sayang.
"Mian. Karena aku kau jadi seperti ini." Heechul balas menggenggam tangan Hankyung yang berada dipipinya.
"Ani, justru jika kau yang terluka. Aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri."
"Hannie..Hiks.." tangis Heechul sudah pecah sekarang. Makin digenggamnya dengan erat tangan Hankyung.
"Uljima..Aku tidak mau melihat air matamu disaat terakhirku untuk bersamamu." Ucap Hankyung yang membuat Heechul mendongak menatap Hankyung.
"Berjanjilah padaku. Untuk tidak menangis lagi." Ucap Hankyung lalu mengusap air mata Heechul.
"Ne, aku berjanji."
"Gomawo. Apa Youngwoon ahjussi tahu kalau kau kemari?"
"Ani, appa tidak tahu. Aku tidak peduli appa akan memarahiku. Aku ingin seharian ini bisa bersamamu."
Heechul dan Hankyung tersenyum, Hankyung menggenggam tangan Heechul lalu mencium punggung tangannya.
"Saranghae.."
Heechul mengangguk lalu menyandarkan kepalanya dibahu Hankyung. Air mata Heechul keluar lagi saat dengan lembut Hankyung mencium puncak kepalanya.
"Kita mau kemana sih Yun?" tanya Jaejoong heran.
"Kesuatu tempat. Tidak ada yang tahu tentang tempat itu kecuali aku dan Siwon." Jawab Yunho sambil menoleh sekali ke Jaejoong.
"Siwon?"
"Ne, dia sahabatku."
Jaejoong mengangguk lalu menatap keluar jendela. Dilihatnya disamping jalan ada kebun yang sangat bagus dan terlihat bersih.
"Sepertinya ini sudah jauh dari kota." Gumam Jaejoong dalam hati.
Yunho menghentikan mobilnya, Jaejoong yang bingung melihat kesamping kanan dan kirinya. Karena tempat ini tidak ada istimewanya sama sekali.
Yunho membuka pintu mobilnya untuk Jaejoong, dan Jaejoong langsung mengernyit bingung saat tangannya digandeng Yunho menuju kesebuah tempat yang tertutup oleh pintu yang terbuat dari kayu. Setelah membuka gembok yang lumayan besar, Yunho langsung membuka pintunya. Jaejoong terkejut melihat sesuatu didepannya.
"Kajja." Ajak Yunho sambil menarik tangan Jaejoong pelan.
Jaejoong terpesona dengan pemandangan dihadapannya. Bunga-bunga yang bermacam-macam jenisnya ada disebuah tempat yang luasnya beratus-ratus hektar. Warnanya yang bermacam-macam membuat mata Jaejoong tidak ingin berpaling sedikitpun untuk melihatnya.
"Kau suka?"
"Eum.." jawab Jaejoong sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Jaejoong menengok kekanan dan kekiri secara bergantian. Begitu terus hingga membuat Yunho terkekeh.
"Tak kusangka ekspresimu seperti itu. Kupikir kau tidak akan suka." Ucap Yunho lalu menarik Jaejoong menuju ketengah.
"Tempat ini sangat indah Yun." Gumam Jaejoong sambil tetap terus melihat sisi kanan dan kirinya lalu mengelus tiap bunga yang dilewatinya.
"Jinjja? Kau tahu, kau orang pertama yang aku ajak kesini." Ucap Yunho lalu membalikkan badannya menjadi berhadapan dengan Jaejoong.
"Aku tidak percaya." Jawab Jaejoong sambil mempoutkan bibirnya.
"Aku membuat taman bunga ini dengan Siwon saat kami SMA. Dan saat aku kuliah di luar negeri, Siwon yang merawat taman ini. Aku membuat taman ini bukan tanpa alasan."
"Memang apa alasannya?"
"Aku ingin menunjukkan taman ini pada orang yang aku cintai. Sebelum ada bunga-bunga disini, tanah ini tampak tidak menarik dan tidak berguna sama sekali. Tapi setelah adanya bunga-bunga ini, tanah yang sebelumnya tidak terlihat menarik dan tidak berguna menjadi indah dan berguna karena memiliki tujuan yaitu menopang hidup para bunga. Yang membuat siapa saja akan menyukainya." Terang Yunho lalu memetik satu bunga berwarna putih kemudian diselipkan ditelinga Jaejoong.
"Aku tidak mengerti apa maksudmu?"
"Tanah itu ibaratkan aku Boo, dan bunga-bunga itu adalah kau. Sebelum bertemu denganmu hatiku sangatlah kosong dan tidak berwarna sama sekali. Membuat hidupku terasa tidak menarik dan aku merasa tidak berguna, tetapi setelah bertemu denganmu, membuat hidupku menjadi berwarna dan indah seperti bunga-bunga ini. Membuatku sedikit memiliki tujuan hidup untuk melindungi orang yang kucintai."
Blushh..
Jaejoong merona dan langsung menundukkan kepalanya.
"Nappeun.." Jaejoong memukul dada bidang Yunho pelan lalu Yunho menahan tangan Jaejoong didadanya lalu diarahkannya menuju jantungnya.
"Aku serius. Aku mencintaimu. Kau bisa merasakannya dari detakan jantungku." Ucap Yunho lembut lalu mencium pipi Jaejoong yang masih merona.
Yunho menarik tangan Jaejoong yang ada didadanya agar mendekat kearahnya, setelah dekat diangkat dagu Jaejoong agar menatapnya. Yunho mendekatkan wajahnya pada wajah Jaejoong, semakin dekat sampai bibir keduanya bertemu. Yunho hanya mnempelkan bibirnya saja, bukan ciuman yang didasari nafsu. Dia ingin menunjukkanpada Jaejoong bahwa cintanya murni karena cinta bukan karena nafsu.
Angin berhembus mengiringi kegiatan mereka. Menjadi saksi akan cinta keduanya. Angin yang berhembus membuat Yunho maupun Jaejoong tidak ingin kehilangan satu sama lain. Jaejoong melingkarkan lengannya dileher kokoh Yunho yang membuat Yunho semakin mempererat pelukannya dipinggang Jaejoong.
"Saranghae.." ucap Yunho disela-sela ciumannya lalu dengan pelan menjatuhkan Jaejoong diatas hamparan bunga-bunga yang indah itu tanpa melepas ciumannya.
#DIRUMAH JUNG#
"Semuanya sudah siap. Kita hanya mengundang kerabat dekat saja kan? Tidak semuanya?" tanya Wookie saat paket yang berisi gaun dan jas pernikahan Heechul dan Yunho telah dikirim.
"Tenang saja, semua sudah siap. Besok kan hanya pernikahan resmi digereja saja. Kalau resepsinya bisa menyusul saat Heechul sudah lulus nanti." Terang Yesung sambil mengangkat paketnya keatas meja diruang tengah.
"Ne, undangannya juga sudah kan?" tanya Wookie lalu membuka paket berisi sepatu Heechul dan Yunho.
"Sudah, semuanya sudah siap. Untuk perias, fotografer, dan yang lainnya juga sudah siap. Yunho dan Heechul sedang sibuk kan? Jadi aku mempersiapkan semuanya tanpa memberitahu Yunho dan keluarga Kim." Terang Yesung sambil mengambil jas putih Yunho yang sangat bagus dan terlihat mewah.
"Bagus sekali. Pasti putraku akan terlihat tampan seperti aku muda dulu." Ucap Yesung sambil terkekeh.
"Haha..Yunho pasti terlihat lebih tampan."
"Apa maksudmu? Kau mau bilang kalau aku tidak tampan." Protes Yesung tidak terima.
"Mungkin iya." Jawab Wookie sambil terkikik geli melihat ekspresi suaminya.
"Kalau aku tidak tampan, mana mungkin Yunho setampan itu. Kau ini." Yesung mengembalikan jas putiih itu lagi ketempatnya.
"Gaunnya juga bagus." Gumam Yesung saat melihat gaun yang akan dipakai Heechul. Tapi tidak diambilnya, gaun Heechul sangat panjang dan pasti akan susah untuk merapikannya kembali.
"Ne, tidak terasa Yunho akan menikah besok." Gumam Wookie sambil tersenyum tipis.
"Aku harap Yunho bisa bahagia dan mau menerima Heechul sedikit demi sedikit."
Lalu terdengar telpon rumah berdering nyaring, Yesung bangkit dari dduduknya lalu mengangkat telponnya.
"Yeoboseyo."
"Yesung-ah, ini aku Youngwoon." Jawab Youngwoon dari seberang.
"Ne, ada apa?"
"Apa semua persiapannya sudah siap? Apa ada yang bisa aku bantu?"
"Ani Youngwoon-ah. Semua sudah siap."
"Syukurlah kalau begitu. Peringatkan Yunho untuk tidak terlalu capek ne." ucap Youngwoon sambil terkekeh.
"Tenang saja. Aku sudah menyuruhnya untuk tidak terlalu lelah. Aku diberitahu Yunho kalau sekarang dia ada kencan dengan Heechul."
"Jinjja? Besok kan mereka menikah, kenapa masih bepergian terus?" tanya Youngwoon sedikit tidak suka.
"Seperti tidak tahu anak muda jaman sekarang. Biarkan mereka melakukan apa yang mereka mau."
"Arra, kalau kau membutuhkan sesuatu, langsung katakan padaku ne."
"Ne, aku akan memberitahumu."
"Gomawo, annyeong."
Youngwoon memutus panggilan telponnya. Yesung menutup ganggang telpon lalu kemabali menemui Wookie.
"Siapa yang menelpon Sungie?" tanya Wookie stelah Yesung sudah duduk.
"Youngwoon, dia menanyakan persiapan pernikahan Yunho dan Heechul besok."
"Arra.." jawab Wookie lalu mengangguk-anggukkan kepalanya.
#SORE HARI#
Yunho mengelus rambut Jaejoong lembut yang membuat Jaejoong sedikit menggeliatkan badannya semakin membenamkan wajahnya didada bidang Yunho yang ada disampingnya.
"Boo.."
"Eum.."
"Saranghae.." ucap Yunho lalu merapikan rambut Jaejoong yang sedikit berantakan karena terpaan angin.
"Na do." Jawab Jaejoong sambil mendongak menatap Yunho.
Yunho tersenyum lalu mencium kening Jaejoong. Menempelkan keningnya di kening Jaejoong.
"Kita akan jadi keluarga."
"Ne, bukankah itu bagus?" tanya Jaejoong yang membuat Yunho menjauhkan keningnya dari kening Jaejoong.
"Mwo?" tanya Yunho dengan raut wajah bingung.
"Kita jadi bisa sering bertemu." Ucap Jaejoong sambil tersenyum miris.
"Berhenti bersikap seolah-olah kau bahagia didepanku."
"….." Jaejoong menundukkan kepalanya.
"Apa yang kau rasakan?"
"Aku mencintaimu. Aku tidak peduli kita akan jadi satu keluarga. Aku akan tetap menyimpannya didalam hatiku sebagai kenangan yang indah." Terang Jaejoong lalu mendongak menatap Yunho.
"Aku akan tetap mencintaimu meski tubuh dan hatimu menjadi milik orang lain."
Yunho menindih tubuh Jaejoong sehingga Yunho ada diatas Jaejoong.
"Tubuhku memang bukan milikmu. Tapi hatiku akan selamanya menjadi milikmu." Ucap Yunho lalu mencium kedua mata Jaejoong.
"Ne." Jaejoong menutup matanya saat Yunho menciumi tiap inci wajahnya.
#DIRUMAH SAKIT#
"Apa masih sakit?" tanya Heechul pada Hankyung yang sekarang sedang menyandarkan punggungnya pada bantal.
"Sudah tidak sakit." Jawab Hankyung sambil tersenyum manis.
"Kau tidak ingin jalan-jalan?"
"Aku mau. Tapi kau yang menemaniku."
"Ne, tunggu sebentar. Akan kupinjamkan kursi roda untukmu." Ucap Heechul lalu mencium kening Hankyung. Setelah itu dia keluar untuk meminjam kursi roda.
Hankyung tersenyum, merasa sangat bahagia karena Heechul bersamanya dan memperhatikannya seperti ini. Lalu tak lama kemudian Heechul kembali dengan membawa kursi roda untuk Hankyung.
Setelah itu Heechul membantu Hankyung untuk duduk dikursi roda. Awalnya memang susah, melihat tubuh Hankyung yang lebih besar dari Heechul.
Dengan sedikit perjuangan dari Heechul, akhirnya Hankyung berhasil (?) duduk dikursi roda. Lalu Heechul mendorong kursi roda dan membawa Hankyung keluar dari ruang rawatnya.
"Kau ingin kemana?" tanya Heechul masih tetap mendorong kursi rodanya.
"Terserah kau, Chullie. Kemana saja asal bersamamu." Ucap Hankyung sambil menolehkan kepalanya ke Heechul lalu tersenyum manis.
Heechul mengangguk, lalu mendorong kursi roda Hankyung kelorong-lorong (?) rumah sakit. Kurang lebih 30 menit berputar-putar diseluruh penjuru (?) rumah sakit, Heechul membawa Hankyung ke taman rumah sakit yang berada ditengah-tengah rumah sakit.
"Apa kau lelah?" tanya Hankyung saat Heechul berjongkok didepannya. Posisi Heechul sekarang tampak seperti bersimpuh pada Hankyung. #plakk#
"Ani, tidak capek kok."
"Jangan membohongiku. Keringat didahimu membuktikan kalau kau lelah." Ucap Hankyung sambil mengusap peluh didahi Heechul.
"Tubuhku lelah, tapi hatiku tidak." Jawab Heechul yang membuat Hankyung terkekeh.
"Kau ini." Ucap Hankyung sambil mengacak rambut Heechul gemas.
"Apa besok kau akan datang?" tanya Heechul hati-hati.
"Kemana?" tanya Hankyung sambil merapikan rambut Heechul yang berantakan karena tadi diacak-acaknya.
"Aishh..kepernikahanku Han." Sebal Heechul.
"Pernikahanmu? Kurasa aku akan datang." Jawab Hankyung mantap.
"Mwo? Kau gila?"
"Ani, aku akan datang."
"Aku tidak mau kau datang."
"Wae?" tanya Hankyung sedih.
"Sekarang pikirkan perasaanku kalau kau juga hadir disana."
"Apa kau juga tidak memikirkan perasaanku?" tanya Hankyung sambil mengusap pipi Heechul.
"Aku…"
"Apa kau pikir aku tidak akan terluka?"
Heechul menundukkan kepalanya. Tidak tahu harus menjawab apa. Dia mendongak menatap Hankyung dengan pandangan memohon.
"Jebal, jangan datang." Ucap Heechul pelan yang terdengar seperti sebuah bisikan.
"Ani Chullie, aku akan datang. Setidaknya, aku ingin mengetahui pernikahan orang yang kucintai."
"Aku dan kau akan terluka."
"Aku akan bahagia melihat hari bahagiamu."
"Kau pikir aku bahagia?" tanya Heechul sedikit berteiak yang membuat beberapa orang disana menoleh kemereka dengan tatapan bingung. Juga pada seseorang yang langsung mengernyitkan dahinya saat melihat Heechul sedang bersimpuh didepan seorang namja yang duduk dikursi roda. Menajamkan penglihatannya untuk memastikan bahwa yeoja itu adalah Heechul.
"Aku yakin Yunho-ssi bisa membahagiakanmu. Aku sudah memikirkannya dari semalam setelah aku sadar. Aku akan melepasmu. Karena seluruh orang tua didunia ini menginginkan yang terbaik untuk anaknya kan?" terang Hankyung lalu mencium kening Heechul.
"Aku juga akan melepasmu. Aku tidak mau appa menyakitimu lagi."
Hankyung melepas ciumannya dikening Heechul lalu menatap matanya dalam.
"Ne, ini akan jadi hari terakhir kita untuk bersama." Ucap Hankyung yang dibalas anggukan kepala dari Heechul. Tidak peduli pada sekelilingnya lagi, Heechul memeluk Hankyung. Tidak begitu erat, tapi cukup bagi Heechul untuk mencurahkan semua perasaannya pada Hankyung.
"Aku yakin kalau itu adalah Kim Heechul, putri Kim Youngwoon." Gumam seorang namja berjas hitam dari seberang.
"Youngwoon-ssi besok mengundangku diacara pernikahan anaknya. Apa itu pengantin namjanya? Kalau sakit begitu mana mungkin bisa menikah." Gumam namja itu – Kyuhyun - lagi.
"Aigoo..sudah jam segini. Youngwoon-ssi pasti menungguku untukmembicarakan kerjasama proyek hotel itu." Gumam Kyuhyun setelah melirik jam tangan mewahnya.
"Chagi, oppa pergi dulu ne. nanti oppa kesini lagi."ucap Kyuhyun pada seorang yeoja kecil yaang duduk dikursi roda, lalu mengangguk sebagai jawaban Kyuhyun.
Kyuhyun tersenyum lalu berdiri, sebelum pergi dia menoleh lagi ke Heechul, dilihatnya Heechul menempelkan keningnya pada namja yang bersamanya itu.
Youngwoon menunggu tamunya disebuah restoran untuk membicarakan kerjasama pembangunan sebuah hotel dipertengahan kota. Youngwoon menunggu sambil sesekali melirik jam tangannya.
Lalu tak lama kemudian, rekan kerjanya yang tak lain dan tak bukan (?) Kyuhyun, memasuki restoran dan sedikit kesulitan mencari Youngwoon. Kyuhyun tersenyum melihat Youngwoon yang melambaikan tangannya. Dan segera Kyuhyun menghampiri Youngwoon.
"Mian saya terlambat." Ucap Kyuhyun sambil berjabat tangan dengan Youngwoon lalu duduk berhadapan dengan Youngwoon.
"Gwaenchana, apa bisa kita mulai sekarang?" tanya Youngwoon sopan.
"Ne." jawab Kyuhyun lalu mengeluarkan sebuah map berisi kertas-kertas yang sangat banyak.
"Oya, sebelumnya saya mau bertanya Youngwoon-ssi." Ucap Kyuhyun sambil memberikan beberapa kertas yang dibawanya untuk Youngwoon.
"Ne, silahkan Kyuhyun -ssi." Jawab Youngwoon sambil menerima kertas dari Kyuhyun lalu membacanya.
"Besok putri anda menikah kan?"
"Ne, saya mengundang anda untuk hadir kan?"
"Tentu saja, saya pasti akan datang. Yang saya tanyakan, apa pengantin prianya sakit? Kalau sakit kenapa pernikahannya jadi besok?"
"Mwo? Sakit?"
"Ne, saya tadi dari rumah sakit untuk menjenguk keponakan saya yang sedang sakit. Dan saya melihat putri anda bersama dengan seorang namja. Saya yakin dia sakit karena kepalanya diperban dan dia juga memakai baju rumah sakit." Terang Kyuhyun yang membuat Youngwoon geram.
"Jadi Heechul menemui namja Cina itu." Gumam Youngwoon dalam hati sambil mengepalkan kedua tangannya."
"Apa itu pengantin prianya?" tanya Kyuhyun lalu memberikan kertas yang lain pada Youngwoon.
"Ani, bukan itu. Itu saudara sepupunya. Saya ingat kalau keponakan saya juga sakit dan dirawat disana." Jawab Youngwoon dengan tersenyum.
"Arra." Ucap Kyuhyun sambil tersenyum, padahal dalam hatinya masih terasa ada yang ganjal. Sikap Heechul dan namja tadi sama sekali tidak menunjukkan kalau mereka seperti saudara sepupu, melainkan lebih dari itu.
"Aigoo..Kenapa aku jadi berburuk sangka begini? Bisa saja kan mereka memang sangat dekat." Gumam Kyuhyun dalam hati.
Saat Kyuhyun mengecek beberapa kertas yang lainnya Youngwoon menggertakkan giginya dengan keras.
"Jadi Heechul bersama Hankyung. Lalu Yunho dengan Jaejoong. Sial." Gumam Youngwoon dalam hati.
#MALAM HARI#
Yunho dan Jaejoong sudah dalam perjalanan pulang, selama perjalanan Yunho menggenggam tangan Jaejoong. Dan sesekali dicium punggung tangannya atau ditempelkan kedadanya yang membuat Jaejoong terkekeh.
"Kenapa kau tertawa?" tanya Yunho menoleh sekilas pada Jaejoong.
"Kau lucu Yun."
"Kau pikir aku badut eoh?" protes Yunho yang membuat Jaejoong tertawa lebih keras (?).
"Ani, kau ini. Sensitif sekali."
"Tapi kau mencintaiku." Ucap Yunho sambil tersenyum usil.
"Ne, aku memang pabbo." Jawab Jaejoong asal.
"Ya!"
"Haha.." tawa Jaejoong lepas dan membuat Yunho juga tertawa. Selama perjalanan mereka selalu bercanda dan tertawa. Benar-benar menyenangkan.
"Yeoboseyo." Sapa Youngwoon melalui telpon. Setelah selesai membahas kerjasamanya dengan Cho Kyuhyun, Youngwoon langsung menelpon Jungsoo.
"Ne, ada apa Kanginnie?" jawab Jungsoo dari seberang.
"Kenapa kau membohongiku?"
"Mwo? Apa maksudmu?"
"SUDAHLAH JUNGSOO! JANGAN PURA-PURA!"
"Ya! Kenapa kau berteriak? Aku memang tidak mengerti."
"KAU MEMBIARKAN HEECHUL MENEMUI HANKYUNG KAN?"
"Mwo? Bukannya Heechul kencan dengan Yunho?" tanya Jungsoo bingung.
"Jangan berakting lagi Jungsoo-ah. Klienku melihat Heechul bersama Hankyung dirumah sakit. Kau bilang kalau Heechul kencan dengan Yunho, tapi nyatanya Heechul bersama Hankyung. Lalu Jaejoong kuliah kan? Dan jangan katakan kalau sebenarnya Jaejoong tidak kuliah dan malah berkencan dengan Yunho." Ucap Youngwoon geram.
"Mwo?" kaget Jungsoo. Dari seberang tampak Jungsoo terlihat shock dengan ucapan Youngwoon. Dia benar-benar tidak menyangka kalau putrinya telah membohonginya.
"Aku akan menyeret Heechul pulang. Bila perlu, kuhabisi Tan Hankyung itu."
Pip..
"Yeoboseyo..Yeoboseyo Youngwoon-ah." Panggil Jungsoo saat Youngwoon memutuskan telponnya.
"Ottokhae? Joongie..Chullie.."
Tanpa pikir panjang, Jungsoo mengambil tas dan syal bulunya dikamar. Lalu secepatnya dia mengambil kunci mobil Heechul yang ada dikamarnya. Mengunci pintu rumah, lalu menghidupkan mesin mobil kemudian menjalankan mobil Heechul menuju kerumah sakit.
"Tuhan, jangan sampai aku terlambat."
Yunho menghentikan mobilnya distand tempat pemesanan cincinnya yang kemarin dipesannya dengan Heechul. Yunho keluar dan diikuti oleh Jaejoong.
"Kau tunggu disini dulu ne? aku mau mengambil cincin pernikahan."
Deg..
Jaejoong menggigit bibir bawahnya, tiba-tiba dadanya berdenyut sakit. Setelah dilihatnya Yunho sudah meninggalkannya, Jaejoong melirik jam tangan gajahnya yang menunjukkan pukul 7 malam.
"Kenapa waktu berjalan begitu cepat?" gumamnya dengan raut wajah sedih.
Jaejoong menyandarkan tubuhnya disamping badan mobil Yunho. Meremas dadanya yang terasa sangat sesak sekarang.
Tak lama kemudian, Yunho kembali dengan tersenyum ceria.
"Yun.." panggilnya merasa kecewa karena melihat ekspresi Yunho.
"Ne Boo, kau kenapa?" tanya Yunho terdengar cemas.
"Ani, gwaenchana." Ucap Jaejoong berusaha tersenyum.
"Oya, aku ada sesuatu untukmu." Ucap Yunho semangat. Dia merogoh saku celananya lalu menggenggam sesuatu dan diberikannya pada Jaejoong. Lalu Yunho membuka genggaman tangannya tapi ditangannya tidak ada apa-apa.
"Kenapa tidak ada?" gumam Yunho kecewa. Jaejoong hanya terdiam tidak mengerti.
"Aigoo..ternyata kau disini." Yunho menelipkan tangannya dirambut Jaejoong. Dan sekarang ditangan Yunho tampak cincin bermotif gajah. Jaejoong menatap Yunho takjub karena bisa sulap.
"Gajah."gumam Jaejoong reflek saat melihat apa yang ada ditangan Yunho sambil mengambil cincin itu dari tangan Yunho.
"Aigoo..neomu kyeopta."
Yunho tersenyum, lalu mengambil cincin itu dari tangan Jaejoong. Kemudian menyelipkannya di jari manis Jaejoong tapi ternyata tidak cukup.
"Tidak cukup." Gumam Yunho kecewa yang membuat Jaejoong tersenyum.
"Aku tidak bisa memesankanmu. Cincin ini sebenarnya hanya model saja. Karena terpaksa, aku beli langsung cincin ini. Mian Boo." Ucap Yunho menyesal yang membuat Jaejoong terkekeh.
"Aku punya lima jari. Masukkan saja mana yang cukup."
"Apa tidak apa-apa?"
"Ne, kajja. Pasangkan." Suruh Jaejoong sambil tersenyum lembut.
"Selesai." Ucap Yunho setelah Yunho memasangkan cincin itu kejari kelingking Jaejoong.
"Bagus." Ucap Jaejoong sambil tersenyum kecincinnya lalu ke Yunho.
"Aku senang kalau kau menyukainya." Ucap Yunho sambil mengusap lembut rambut hitam Jaejoong.
"Kajja, kuantar kau pulang." Ajak Yunho lembut lalu menarik tangan Jaejoong tapi Jaejoong tidak bergerak yang membuat Yunho menoleh menatap Jaejoong.
"Ada apa Boo?"
"Aku tidak mau pulang." Gumam Jaejoong sambil menatap Yunho.
"Mwo? Kau masih ingin jalan-jalan?"
"Ani, aku ingin bersamamu."
"….."
"Miliki aku Yun."
"….."
"Aku ingin kau yang memilikiku seutuhnya."
"Boo?"
"Miliki aku..Hiks.." Jaejoong menangis sambil menundukkan wajahnya.
"Kau yakin Boo?" Jaejoong mengangguk sebagai jawaban untuk Yunho.
"A..Aku ingin..Kau yang menjadi..Pertama bagiku." Ucap Jaejoong lalu mencium bibir Yunho cepat.
"Boo…" panggil Yunho ragu. Padahal dadanya sudah berdegup sangat kencang sekarang.
"Aku milikmu malam ini." Ucap Jaejoong sambil memeluk Yunho.
Yunho terdiam, memikirkan apakah dia harus melakukannya dengan Jaejoong. Dan lagi-lagi cinta telah membuatnya egois. Yunho bertekad (?) akan menjadikan Jaejoong miliknya, seutuhnya hanya miliknya.
Yunho melepaskan pelukan Jaejoong lalu mengangguk pada Jaejoong. Yunho membukakan pintu mobil untuk jaejoong, setelah Jaejoong masuk, Yunho memutar lagi dan masuk kemobilnya. Menjalankan mobilnya menuju keapartemen pribadinya yang kebetulan dekat dari stand itu.
Setelah memarkirkan mobil dan memasuki lift menuju kelantai 4, Yunho membawa Jaejoong menuju apartemennya yang bernomor urutan 4686. Setelah membuka pintu apartemennya, Yunho mengajak Jaejoong masuk dan langsung menuju kamarnya.
Yunho mengunci pintu kamarnya, saat berbalik Jaejoong sudah duduk dipinggir kasur king sizenya.
"Mian kalau berantakan." Ucap Yunho lalu menghampiri Jaejoong dan duduk disampingnya.
"Aku baru tahu kalau kau punya apartemen pribadi oppa." Gumam Jaejoong sambil menoleh menatap Yunho.
"Ne, kau orang pertama yang masuk keapartemenku." Ucap Yunho sambil tersenyum. Lalu melepas jas dan dasinya, dan membuka 3 kancing kemejanya.
"Yunnie.." panggil Jaejoong yang membuat Yunho menoleh.
Yunho mendekatkan wajahnya pada Jaejoong, lalu mengecup bibir itu sekali.
"Saranghae Boo.."
"Na do Yun." Jawab Jaejoong lalu menutup matanya.
Yunho memagut bibir Jaejoong sedikit ganas (?) dan sedikit mendorong tubuh Jaejoong sehingga Yunho menindih Jaejoong sekarang. Ciuman Yunho turun keleher Jaejoong dan sedikit mengangkat tubuh Jaejoong.
Jaejoong hanya memeluk Yunho dengan erat. Merasa sedikit takut karena ini yang pertama baginya. Jaejoong meneteskan air matanya, gigitan Yunho pada lehernya membuat Jaejoong sedikit terkejut dan tanpa sadar desahan keluar dari mulutnya.
"Appa, umma maafkan aku." Gumam Jaejoong dalam hati lalu memeluk Yunho lebih erat.
#DIRUMAH SAKIT#
Hankyung berdiri dengan dibantu Heechul. Setelah puas berkeliling penjuru rumah sakit, Heechul memutuskan untuk mengajak Hankyung kembali, karena bagaimanapun juga Hankyung masih membutuhkan banyak istirahat.
"Kau tidak pulang Chullie?" tanya Hankyung setelah sudah berbaring dikasurnya.
"Kau mengusirku?" tanya Heechul sedikit berteriak yang membuat Hankyung terkekeh.
"Ani, aku hanya bertanya. Aku takut appamu marah." Ucap Hankyung sambil membelai lembut rambut Heechul.
"Appa tidak akan marah, karena aku ijinnya kencan dengan Yunho." Jawab Heechul sambil terkekeh.
"Kau ini, sampai kapan kau akan berbohong? Kasihan kan Yunho-ssi?"
"Justru Jung pabbo itu berterima kasih padaku. Dia kan jadi bisa kencan dengan Jaejoong."
"Ha? Jinjjayo?" tanya Hankyung terkejut.
"Ne, ada untungnya juga kan dia."
"Aku rasa juga begitu." Hankyung tertawa yang membuat Heechul juga tertawa.
Youngwoon keluar dari mobilnya, dengan wajah penuh emosi Youngwoon melangkah menuju kedalam rumah sakit.
"YOUNGWOON-AH!" Teriak Jungsoo yang melihat Youngwoon dengan sedikit tergesa-gesa masuk kedalam rumah sakit.
"Jungsoo?" gumam Youngwoon heran.
Jungsoo turun dari mobilnya setelah memarkirkan mobil Heechul asal. Dengan setengah berlari dihampirinya Youngwoon.
"Sedang apa kau disini?" tanya Youngwoon dingin.
"Ayo pulang." Ucap Jungsoo dengan wajah dingin.
"Aku akan pulang sebelum menyeret Heechul pulang. Kau pulanglah duluan." Ucap Youngwoon lalu berbalik tapi dengan cepat Jungsoo menahan lengan kekar Youngwoon.
"Ani, aku tidak akan membiarkanmu berbuat kasar lagi pada putriku."
"Apa maksudmu? Heechul juga putriku."
"Dia bukan putrimu. Dia putriku."
"Jangan bodoh Jungsoo-ah. Tanpa aku Heechul tidak akan ada didunia ini." Ucap Youngwoon sambil tersenyum meremehkan.
"Apa aku salah mengatakan itu? Heechul dan Jaejoong ada karena kau menginginkan warisan kakekku untuk menguasai seluruh aset perusahaannya. Tidak pantas kau menyebut Heechul adalah putrimu." Ucap Jungsoo dengan raut wajah dingin.
"Kau benar. Tapi aku adalah appa Heechul. Sudah menjadi hakku untuk mendidik putriku."
"Mendidik katamu? Jangan bercanda Kim Youngwoon-ssi. Kau hanya membuat mereka menderita." Ucap Jungsoo sedikit berteriak dan memukul pundak Youngwoon cukup keras.
"Penderitaan mereka akan menjadi kebahagiaan abadi."
"Jangan bicara seperti itu, kau tidak pernah mengalami kebahagiaan sedikitpun. Kau tidak tahu apa itu bahagia."
"Apa maksudmu?" tanya Youngwoon sambil menatapnya dengan tatapan membunuh.
"Sejak kecil kau selalu hidup menderita, karena ummamu hamil dengan namja yang tidak disetujui oleh orang tua ummamu. Karena ummamu, Jungmin ahjumma yang sangat mencintai Hyunjoong ahjussi membuatnya membangkang pada orang tuanya. Saat Jungmin ahjumma hamil, Hyunjoong ahjussi tidak mau bertanggung jawab…"
"Hentikan Jungsoo, aku tidak mau mengingatnya lagi." Potong Youngwoon cepat.
"Aniya, aku akan memberitahumu sebuah rahasia yang sudah kupendam 25 tahun ini." Jungsoo meghela nafas, sudah ia putuskan. Kalau dia akan memberitahu apa yang seharusnya dia rahasiakan dari Youngwoon.
"Mwo?"
"Aku sudah mngenal Hyunjoong ahjussi sejak aku masih kecil. Akan kuberitahu, Saat Jungmin ahjumma bilang kalau dia hamil, Hyunjoong ahjussi memintanya untuk menggugurkan kandungannya. Itu bukan tanpa alasan. Hyunjoong ahjussi terpaksa melakukannya karena orang tua Hyunjoong ahjussi juga tidak merestui cinta mereka…"
"….."
"Hyunjoong ahjussi melakukannya agar Jungmin ahjumma tidak dibunuh oleh orang tuanya. Kau masih ingat bukan? Kalau keluarga Hyunjoong ahjussi tidak pernah bermain-main dengan ucapannya…"
Youngwoon menghela nafas mendengar ucapan Jungsoo, dalam hati dia sama sekali tidak percaya.
"Hyunjoong ahjussi meminta Jungmin ahjumma untuk meninggalkannya, dan berusaha untuk menyakiti Jungmin ahjumma agar Jungmin ahjumma membencinya dan tidak mendekatinya lagi. Hati Hyunjoong ahjussi sama sakitnya dengan ummamu. Tapi dia melakukan itu semua agar kau dan ummamu tidak dibunuh oleh keluarganya."
Youngwoon menatap Jungsoo dengan pandangan tidak percaya.
"Jangan bercanda Jungsoo-ah?"
"Ummamu tetap mempertahankanmu sampai dia diusir oleh orang tuanya sendiri. Lalu saat usiamu 17 tahun, ummamu bunuh diri kan? Karena mendengar kabar bahwa Hyunjoong ahjussi akan menikah dengan seorang yeoja dari rekan bisnisnya. Ummamu yang masih mencintai Hyunjoong ahjussi menjadi depresi. Lalu akhirnya bunuh diri." Ucap Jungsoo sambil mengusap air matanya yang keluar.
"Pantas kan jika aku membenci namja itu? Dan pantas pula kan aku muak dengan cinta? Karena cinta telah merenggut nyawa orang yang kusayangi." Ucap Youngwoon sambil mengepalkan tangannya erat. Emosi karena kenangan masa lalu berputar kembali diotaknya seperti sebuah kaset yang memutar sebuah film dan menayangkan sepenggal kisah yang begitu menyakitkan baginya.
"Apa kau pikir kau juga tidak merenggut nyawa orang yang menyayangimu?" tanya Jungsoo sambil membuka tasnya lalu mengeluarkan secarik kertas dan menggenggamnya.
"Saat kau menjual salah satu ginjalmu untuk membiayai hidupmu yang sebatang kara, dan keadaanmu menjadi kritis karena tubuhmu tidak kuat dengan satu ginjal dan membuat satu-satunya ginjalmu juga rusak. Kau masih ingat kan?"
Deg..
Youngwoon mengalihkan tatapannya dari Jungsoo. Dadanya berdenyut sakit membuatnya merasa susah untuk bernafas.
"Kau mendapatkan donor ginjal. Tapi kau tidak tahu siapa yang mendonorkannya untukmu."
"….."
"Kau ingin tahu siapa orang itu?"
"Kau mengetahuinya?" tanya Youngwoon sambil menatap Jungsoo kembali.
"Dengan ini saya menyatakan bahwa saya akan mendonorkan ginjal saya pada Kim Youngwoon. Tanpa ada unsur paksaan dari manapun. Murni dari keinginan saya sendiri. Segala resiko yang akan terjadi nantinya akan saya tanggung dan bukan kesalahan dari pihak rumah sakit atau pihak manapun. Yang bertanda tangan dibawah ini Kim Hyunjoong."
Jungsoo menoleh menatap Youngwoon setelah membacakan surat pendonoran ginjal milik Hyunjoong yang masih disimpannya sampai sekarang ini dan ditunjukkannya pada Youngwoon.
Jungsoo tersenyum melihat air mata yang mengalir dari kedua mata Youngwoon.
"Setelah mendengar Jungmin ahjumma meninggal, dia menjadi depresi. Dan diam-diam selalu memperhatikanmu. Kemudian saat tahu kau hampir meninggal dan membutuhkan donor ginjal secepatnya, tanpa pikir panjang Hyunjoong ahjussi mendonorkan ginjalnya meski dia tahu resikonya. Dan saat hampir meninggalnyapun dia masih sempat memikirkanmu. Dia memanggilku, dan kau tahu apa yang dia ucapkan?" tanya Jungsoo sambil mendekat ke Youngwoon.
"….."
"Jaga putraku dengan baik Jungsoo-ah. Aku tahu hanya kau yang bisa mendampinginya. Dari kecil dia sudah hidup dalam kesusahan yang membuatnya menjadi namja keras dan penuh dengan keobsesian. Jangan beritahu tentang ini pada Youngwoon. Karena dia sangat membenciku. Aku bersalah pada Jungmin, aku ingin memberikan pengorbanan yang sedikit ini untuk putraku. Aku mohon jaga dan jangan memberitahu ini pada putraku." Ucap Jungsoo dengan lancar dengan air mata yang mengalir dengan derasnya (?).
"Kau bercanda Jungsoo-ah." Youngwoon meremas rambutnya frustasi dan tanpa sadar air matanya menetes.
"Untuk apa bercanda Youngwoon-ah. Itu kenyataan. Dan juga..Hyunjoong ahjussi memintaku untuk memberikan kasih sayang untukmu. Kasih sayang yang benar-benar tulus. Yaitu cinta."
"….." Youngwoon terdiam mendengar ucapan Jungsoo.
"Hyunjoong ahjussi meminta keluargaku untuk menikahkanku denganmu. Awalnya orang tuaku tidak setuju, karena kau bukan namja lembut dan dari kalangan orang miskin."
"Ne, karena kau terpaksa. Kau hanya ingin membahagiakan orang yang sudah meninggal." Tidak tahu kenapa hati Youngwoon sakit mengucapkan kata itu. Memang, Youngwoon sering mengucapkan kata cinta untuk Jungsoo, tapi tidak pernah tulus karena ia hanya ingin menjalankan tugasnya sebagai seorang suami.
"Ani, aku mencintaimu. Aku tahu kau keras. Dan tidak pernah mau mencintai dan dicintai, karena aku yakin kau akan bisa mencintaiku sama sepertiku yang mencintaimu." Ucap Jungsoo sambil memeluk Youngwoon. Harus Youngwoon akui, saat Jungsoo memeluknya dia merasa sangat nyaman dan hangat.
"Kenapa kau bisa yakin? Bisa saja aku menceraikanmu saat aku mendapatkan semuanya kan?"
"Aku yakin karena kau adalah kau. Aku mencintaimu. Aku tidak peduli apapun yang terjadi esok karena aku mencintaimu."
Deg…
Youngwoon meneteskan air matanya lagi. Kata-kata yang diucapkan Jungsoo sama dengan yang diucapkan ummanya.
'Aku mencintai appamu. Aku tidak peduli apapun yang terjadi esok karena aku mencintainya. Jangan pernah kau mempercayai cinta dengan mudah nak. Apapun perkataan cinta itu, cinta itu juga membutuhkan bukti dan pengorbanan. Jangan pernah mempercayai cinta tanpa suatu pembuktian dan pengorbanan yang berarti'
Kata-kata ummanya langsung terngiang ditelinganya. Sekelebat bayangan ummanya yang tergeletak dipangkuannya dengan bersimbah darah muncul begitu saja.
Youngwoon meremas rambutnya kuat. Air matanya makin deras mengalir dan membuat dadanya semakin sesak. Dilepaskannya pelukan Jungsoo dan langsung berlari meninggalkan Jungsoo.
Jungsoo menangis lalu jatuh terduduk.
"Mian ahjussi, aku gagal menyadarkannya." Gumam Jungsoo lalu menangis sejadi-jadinya.
Youngwoon berlari dan tidak peduli beberapa kali dia menabrak orang yang ada dirumah sakit. Dia tidak sadar kemana dia berlari, dan kemudian dia berhenti dengan nafas terengah-engah dan wajah yang penuh dengan air mata. Dia berdiri lalu menoleh kesuara yang berasal dari sebuah ruang rawat yang ada disampingnya.
Deg..
Youngwoon terkejut melihat Heechul dan Hankyung duduk disatu ranjang, dengan Heechul duduk didepan Hankyung. Keduanya tertawa bahagia sambil Hankyung menunjuk isi majalah yang menurutnya lucu. Dan itu membuat Youngwoon tersenyum miris.
Dia ingat, Hankyung rela melindungi Heechul dari tabrakan mobil. Youngwoon mendudukkan dirinya lemas dikursi tunggu yang ada disamping ruang rawat Hankyung.
'Aku mencintai appamu. Aku tidak peduli apapun yang terjadi esok karena aku mencintainya. Jangan pernah kau mempercayai cinta dengan mudah nak. Apapun perkataan cinta itu, cinta itu juga membutuhkan bukti dan pengorbanan. Jangan pernah mempercayai cinta tanpa suatu pembuktian dan pengorbanan yang berarti'
"Umma.." gumamnya dan Youngwoon menangis lagi.
Karena tidak mau berlama-lama lagi disini, Youngwoon memutuskan untuk pergi dari sana. Youngwoon menuju keparkiran dan tidak melihat Jungsoo ditempat tadi. Youngwoon mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi Heechul.
"Chullie, segera pulang sekarang. Besok kau sudah menikah. Aku tidak mau kau lelah." Ucap Youngwoon cepat saat Heechul mengangkat telponnya.
"N..Ne appa." Jawab Heechul gugup.
Youngwoon langsung mematikan ponselnya. Youngwoon ingin menghubungi Jaejoong juga, tapi Youngwoon yakin Heechul juga akan menghubungi adiknya itu.
Youngwoon masuk kemobilnya lalu menjalankannya. Tidak mempunyai arah tujuan, Youngwoon hanya berputar-putar menjelajahi (?) jalan raya.
"Umma.." gumamnya saat Youngwoon kembali teringat umma dan appanya yang telah mengorbankan kebahagiaan dan diri mereka sendiri demi dirinya. Dan lagi-lagi, air matanya tidak bisa ia tahan lagi.
"Mwo?" tanya Jaejoong saat Heechul menelponnya dan menyuruhnya untuk menjemputnya dirumah sakit.
"Iya, tadi appa menelpon dan menyuruhku pulang. Cepat jemput aku sekarang ne." perinah H eechul dari seberang.
"Ne eon, aku dan Yunho oppa akan menjemputmu sekarang." Jaejoong memutus panggilannya dan langsung mendudukkan dirinya.
"Boo, pelan-pelan." Ucap Yunho mendekati Jaejoong saat Jaejoong meringis kesakitan.
"Apa sakit?" tanya Yunho dan Jaejoong hanya mengangguk.
"Mian, kalau tadi aku terlalu keras." Sesal Yunho.
"Ani, aku baik-baik saja. Kita pulang sekarang ne." ajak Jaejoong sambil menoleh kebelakang menghadap Yunho.
Yunho mengangguk sambil mencium bahu Jaejoong yang tidak tertutupi sehelai benangpun.
Yunho dan Jaejoong bangkit dari tempat tidur, lalu memakai baju mereka yang berserakan dilantai.
"Aku sudah selesai, Yunnie. Kajja."
Yunho mengangguk setelah selesai mengancingkan kemejanya, lalu menggandeng tangan Jaejoong. Kemudian mereka keluar dari apartemen dan menuju ketempat pemarkiran.
"Apa masih sakit?" tanya Yunho khawatir saat mereka sudah masuk kedalam mobil.
"Masih lumayan nyeri, Yun. Tapi tidak apa-apa."
"Kau yakin?" tanya Yunho sambil mengusap rambut Jaejoong dengan lembut.
"Ne. jangan khawatir." Ucap Jaejoong lalu tersenyum.
Yunho balas tersenyum lalu mendekatkan wajahnya kewajah Jaejoong, mencium bibirnya sekali.
"Mian, kalau aku terlalu keras tadi." Gumam Yunho sambil memasangkan sabuk pengaman pada Jaejoong.
"Gwaenchana." Jawab Jaejoong lalu mencium pipi Yunho.
"Kita berangkat sekarang ne." Jaejoong mengangguk sebagai balasan untuk Yunho. Lalu, Yunho menjalankan mobilnya menuju rumah sakit.
Tak lama kemudian mereka sampai dirumah sakit, dan Heechul langsung masuk kemobil Yunho karena sebelumnya dia sudah menunggu diluar.
"Lama sekali."
"Mian, tadi macet." Jawab Yunho asal yang dibalas anggukan dari Heechul.
Lalu Yunho menjalankan mobilnya menuju rumah Kim. Dan tak lama kemudian mereka sampai. Tepat saat mereka sampai, Youngwoon juga baru datang. Saat Yunho, Jaejoong, dan Heechul keluar dari mobil, Youngwoon menatap mereka dengan tatapan dingin. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Youngwoon masuk kedalam rumah yang membuat Heechul dan Jaejoong saling memandang bingung.
"Arra, aku langsung pulang saja ne."
"Ne, gomawo ne." ucap Heechul lalu menutup pintu mobil Yunho.
"Cheon."
"Hati-hati oppa." Ucap Jaejoong lalu tersenyum miris. Karena hanya tinggal hari ini dia bisa bersama Yunho. Ingin sekali dia memeluk Yunho, tapi tidak mungkin dia melakukannya didepan Heechul.
"Ne, Boo. Annyeong." Pamit Yunho sambil tersenyum lalu masuk kemobilnya. Setelah mobil Yunho sudah tidak terlihat, Heechul dan Jaejoong masuk kedalam rumah. Saat masuk dilihatnya sang appa sedang menutup wajahnya dengan satu tangan.
Jaejoong ingin menanyakan dimana ummanya, tapi ditahan oleh Heechul.
"Appa sepertinya ada masalah. Lebih baik kita tidak mengganggunya." Bisik Heechul dan Jaejoong mengangguk. Lalu Heechul dan Jaejoong masuk kekamar mereka masing-masing.
Saat Heechul masuk kekamarnya, ada 2 paket dikasurnya. Heechul membuka paket itu, dan tersenyum miris melihat gaun dan sepatu pernikahannya.
"Hannie…" gumamnya sambil memeluk erat gaunnya.
#ESOKNYA
Yesung dan Ryeowook sudah menunggu dialtar gereja, begitupun juga Yunho. Para tamu undanganpun juga sudah hadir. Tampak teman-teman Yunho dan Heechul juga hadir. Yunho tersenyum miris saat melihat Hankyung juga hadir dipernikahannya dengan seorang yeoja.
"Kau masih sakit? Kenapa memaksakan diri?" tanya Yunho setelah menghampiri Hankyung yang duduk dikursi roda.
"Aku ingin melihat pernikahan Heechul." Ucap Hankyung tersenyum miris.
Lalu tak lama kemudian pihak pengantin wanita hadir, Youngwoon turun terlebih dahulu lalu membuka pintu untuk Heechul. Setelah pintu terbuka, semua yang ada disana kecuali Yunho terpesona dengan kecantikan Heechul. Gaun yang dipakainya benar-benar sangat cocok untuknya.
Yunho tersenyum saat Jaejoong dan ummanya juga keluar dari mobil. Jaejoong tampak cantik dengan mini dress berwarna pink lembut yang membuat Yunho ingin 'menyerangnya' lagi seperti kemarin.
Lalu pernikahanpun dimulai, setelah Youngwoon menyerahkan putrinya pada Yunho, dia langsung kembali duduk disamping Jungsoo. Jungsoo masih tetap cantik meski matanya terlihat sedikit bengkak. Dan Jaejoong duduk disebelah Jungsoo, sedangkan Yesung dan Ryeowook ada dibarisan kursi disebelah kanan.
"Jung Yunho, bersediakah anda menerima Kim Heechul menjadi istri anda kala senang, susah, sedih? Disaat kaya atau miskin dan sampai maut memisahkan kalian?" ucap sang pendeta.
Yunho terdiam, dia menoleh kebelakang menatap Jaejoong. Jaejoong mengangguk dan berusaha untuk tersenyum.
Yunho berbalik menatap pendeta lagi. Menghembuskan nafas pelan dan menjawab..
"Ne, saya bersedia."
Jaejoong tersenyum lemas mendengar ucapan Yunho, matanya sudah berkaca-kaca. Dan tak ingin menangis didepan orang tuanya, Jaejoong menoleh menatap ummanya.
"Umma, aku ketoilet dulu ne."
"Ne, jangan lama-lama ne." ucap Jungsoo lembut, sebenarnya dia tahu kalau Jaejoong hanya berusaha untuk menghindar.
Jaejoong melewati appanya dan hanya tersenyum sebentar.
"Appa, aku ketoilet dulu ne." tidak ada sahutan dari Youngwoon. Jaejoong langsung berjalan meninggalkan orang tuanya.
"Kim Hee…"
"Tunggu, ada kesalahan disini." Ucap Youngwoon sedikit keras saat pendeta itu akan mengucapkan janji suci untuk Heechul.
"Mwo?" gumam Yesung dan Wookie bersamaan.
"Youngwoon-ah.." panggil Jungsoo sedikit khawatir.
Youngwoon langsung menghampiri Jaejoong yang tak lama kemudian Jaejoong terkejut karena appanya ada dihadapannya dengan pandangan yang sulit dimengerti.
Tanpa banyak bicara Youngwoon menarik tangan Jaejoong sampai kedepan pendeta, yang membuat semua orang yang ada disana kecuali Youngwoon menjadi bingung.
"Ada kesalahan pada pengantin wanitanya. Inilah pengantin wanita yang sebenarnya." Ucapan Youngwoon membuat yang ada disana berbisik-bisik bingung.
"Yang benar yang mana?" bingung si pendeta.
Youngwoon melepas kain penutup wajah dan karangan bunga yang dibawa Heechul, lalu diberikannya pada Jaejoong.
"Namanya Kim Jaejoong. Ingat, Kim Jaejoong." Youngwoon langsung menarik Heechul turun dan kembali ketempat duduknya.
Yunho dan Jaejoong masih bingung, belum dapat mencerna apa yang terjadi. Yunho menoleh menatap Youngwoon yang dibalas dengan kedipan mata oleh Youngwoon lalu tersenyum lembut.
Yunho balas tersenyum, mengerti dengan maksud Youngwoon. Lalu berbalik menghadap pendeta.
Youngwoon menoleh ke Yesung dan Wookie, lalu tersenyum penuh arti dan dibalas dengan gelengan kepala dari Yesung dan Wookie.
"Jung Yunho, bersediakah anda menerima Kim Jaejoong menjadi istri anda kala senang, susah, sedih? Disaat kaya atau miskin dan sampai maut memisahkan kalian?" ulang sang pendeta.
"Ne, saya bersedia." Ucap Yunho lantang yang membuat Jaejoong menoleh menatapnya.
"Kim… Jaejoong, bersediakah anda menerima Jung Yunho menjadi suami anda kala senang, susah, sedih? Disaat kaya atau miskin dan sampai maut memisahkan kalian?" ucap sang pendeta yang agak terbata-bata menyebutkan nama Jaejoong.
"N..Ne. Sa..saya bersedia." Ucap Jaejoong gugup.
"Dengan ini kalian telah resmi menjadi suami istri. Silahkan memasang cincin pernikahan kalian dan cium pasangan anda."
Yunho berbalik menatap Jaejoong, memasukkan cincinnya dijari manis Jaejoong, dan Yunho tampak senang karena cincinnya cukup dijari manis Jaejoong. Setelah selesai, Yunho membuka penutup wajah Jaejoong lalu mencium keningnya lembut.
Kedua orang tua Yunho dan Jaejoong tersenyum melihat mereka. Lalu Youngwoon berbalik menatap Hankyung yang masih berada dikursi roda.
Youngwoon mendekat keHankyung dengan menarik Heechul bersamanya.
"Kau tampak lemah dengan kursi roda begini." Ledek Youngwoon sambil tersenyum meremehkan.
"Appa.."
"Bagaimana bisa aku menyerahkan putriku pada namja yang terlihat lemah sepertimu." Ucap Youngwoon yang membuat Heechul terkejut.
"Ahjussi.."
"Aku tidak suka namja lemah."
Hankyung mengerti apa maksud Youngwoon, Hankyung mencoba berdiri tapi dicegah oleh seorang yeoja yang tak lain adalah Victoria. Tapi Hankyung tetap bersih keras untuk bisa bangkit berdiri meskipun hanya dengan satu kaki.
"Hannie.." gumam Heechul saat Hankyung telah berdiri tegak meski hanya dengan satu kaki.
"Jaga putriku dengan baik. Jika tidak, aku akan membunuhmu."
"Ne, ahjussi. Saya akan menjaganya dengan baik." Ucap Hankyung sambil tersenyum.
"Hannie.." Heechul langsung memeluk Hankyung. Saat memeluk Hankyung matanya bertemu dengan Victoria, tidak diduga olehnya, Victoria tersenyum pada Heechul dan membuat Heechul tersenyum juga padanya.
"Gomawo appa. Gomawo." Ucap Heechul setelah dia melepaskan pelukannya pada Hankyung yang dibalas Youngwoon dengan anggukan kepala.
Youngwoon kembali dan melihat Jaejoong dipeluk oleh Yesung. Youngwoon menghampiri Jungsoo dan memeluk pinggangnya erat.
"Aku tidak tahu apa yang membuatmu berubah pikiran." Ucap Yesung setelah melepas pelukannya pada Jaejoong.
"Ada yang menyadarkanku dari kegelapan." Ucap Youngwoon sambil mencium kening Jungsoo dengan tulus.
"Jinjja? Aku tidak mengerti."
"Itu tidak penting. Yang penting sekarang Jaejoong sudah menjadi menantu kita. Kau senang kan Yunho-ah?" tanya Wookie pada Yunho.
"Tentu saja."
"Tapi aku mau protes appa." Ucap Heechul tiba-tiba.
"Mwo?"
"Kenapa appa tidak menyeret Hankyung saja tadi. Kenapa malah Jaejoong. Kalau begini Jaejoong jadi mendahuluiku kan." Sebal heechul.
"Eh..Benar juga. Lagipula Jaejoong juga belum lulus kuliah. Kau ini bagaimana Youngwoon-ah."
"Mian Teukie. Aku tidak memikirkan itu tadi." Ucap Youngwoon sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Haha..Kurasa tidak apa-apa. Nah Jaejoongie, selamat datang dikeluarga Jung." ucap Wookie sambil menangkupkan wajah Jaejoong dikedua tangannya.
"Ne ahjumma."
"Aigoo..panggil aku umma, dan panggil Yesung dengan appa. Kau kan sudah jadi bagian dari keluarga kami."
"Itu benar." Tambah Yesung.
"Ne umma..appa.." jawab Jaejoong malu-malu.
Jungsoo menoleh menatap Youngwoon, sedikit berjinjit untuk menyamai tingginya dengan Youngwoon.
"Saranghae. Gomawo." Bisik Jungsoo ditelinga Youngwoon yang membuatnya menoleh.
"Ani, seharusnya aku yang harus berterima kasih karena kau sudah menyadarkanku." Youngwoon tersenyum pada Jungsoo. Senyuman yang menurut Jungsoo paling manis yang pernah ditunjukkan Youngwoon.
"Saranghae. Kau harus percaya. Karena aku tulus mengatakan ini sekarang." Ucap Youngwoon yang membuat Jungsoo tertawa sambil menangis. Youngwoon memeluk Jungsoo erat.
Kemudian Yunho memeluk Jaejoong, keduanya tampak bahagia. Begitu juga dengan Heechul dan Hankyung, keduanya senang melihat Yunho dan Jaejoong bersama.
"Saranghae Chullie.."
"Na do Han.."
Hankyung mencium kening Heechul lalu memeluknya erat. Mata Heechul dan Jaejoong bertemu, keduanya tersenyum manis dan kebahagiaan terpancar dikedua mata mereka.
END
Endingnya gaje banget ya? #pundung ma Jiji n Yoyo.
Mian ne, kalau mengecewakan banget. Sebentar lagi saya ujian, jadi segera saya tamatin ff ini, karena saya gak yakin nanti bisa ngelanjutin ff ni apa gak.
Oya mungkin ada yang masih ngerasa aneh kenapa Youngwoon gak percaya cinta. Itu karena emang masa lalunya. Itu terinspirasi dari wejangan orang tua saya. Dari SMA sampai kuliah selalu dinasehati utk gak percaya ma cinta. Karena cinta adalah awal menuju jalan yang salah ato jalan sesat yang bisa ngerugiin diri sendiri. Dan menjadi alasan saya menjadi bisa bertahan 4 tahun ngejomblo. Hoho #plakk#. Jadi Youngwoon juga begitu pemikirannya.
Sekali lagi, mian kalo endingnya mengecewakan. #bungkuk#
Dan mian juga yang pernikahannya terkesan aneh. Soalnya saya gak tahu pernikahan versi digereja #plakk#
Cherrizka980826
Ni dah lanjut. Gomawo ne dah review. Mga chap ini gak mengecewakan.
Guest
Ni dah lanjut. Moga g mengecewakan ne. gomawo dah review.
Kucing liar
Iya gak apa2 chingu. Emang sayanya aja yang terlalu cepet updatenya. Hoho. Ni dah bersatu kok. Moga gak kecewa ya. Gomawo dah review.
Anjulia
Happy end donk. Hoho. Boleh. Julie namikaze fto profilnya umma appa yunjae. Follow ne. ni dah lanjut. Mga gak kecewa ya. Gomawo dah review.
Jung hana cassie
Haha, tapi gak mati kok. Ni dah lanjut. Gomawo ne dah review.
CassieCiel
Iya eon, ni dah dibongkar mpe telanjang sma ma teukie #plakk# jangan santet donk, kasian teukie ntar menjanda (?). gomawo eon dah review.
Rara
Umma jj kan anak yang nurut. #plakk# gomawo ne dah review.
Umi elf teukie
Julie Gak kejam kok. #ditendang Yunjae n Hanchul# panggil julie aja ne. gomawo dah review.
Aniimin
Jawabannya dah dichap ini. Mga gak kecewa ya. Gomawo dah review.
Vivinetaria
Ni dah kubongkar kok. Jangan ambil laptopku ne? kalo gak, aku cekik si kyuhyun. #plakk# gomawo ne dah review.
Meirah.1111
Iya ni, saya juga jengkel ma kangin racoon gembul itu #dibom ma kangin# gomawo ne dah review.
Marcia Rena
Jangan donk. Ntar aku bilangin changmin oppa low? Biar mercy dipecat jadi istrinya #plakk# boleh! Gaya wrong number juga boleh #plakk# gomawo ne dah review.
Kim_Aizh
Iya, ni dah gak tragis lagi kok. Mga gak kecewa ne. gomawo dah review chingu.
Guest
Gomawo chingu! #hug# ni dah lanjut. Moga gak kecewa ne. gomawo dah review.
De
Haha..gomawo chingu dah review.
Han gege
Yup, yunjae always #plakk# gomawo chingu dah review.
Mrs. Kim
Nasibnya dah ada dichap ini. Ni dah lanjut. Moga gak kecewa ne. gomawo dah review.
Ryani
Ni dah sadar kok. Ni dah bersatu. Panggil julie aja ne. gomawo dah review.
aissh-ii
iya gak apa2 chingu #pasang tampang evil# hoho. Gak ketauan donk, kan ada otak evil diantara mereka #lirik Heechul#ditendang Petals. Ni dah lanjut ai-chan. Moga gak kecewa ne. gomawo dah review.
Yunjae always
Moga gak kecewa ya ma chap ini. #plakk# ni dah lanjut. Gomawo dah review.
Geelovekorea
Gomawo, ni ngebut chingu, soalnya selasa dah ujian #plakk#. Mian kalo kependekan moga chap ini lebih panjang dikit dari kemarin ya? #plakk# ni dah lanjut moga gak kecewa ne. gomawo dah review chingu.
EnnoKimLee
Haha..enno-chan cerewet banget ya #plakk#ditendang enno. mian kalo kependekan, mudah2an chap ini lebih panjang dari chap kemarin ya #plakk# gomawo dah review.
Desroschan
Cinta kok, tapi ketutup ma kegelapan #plak# ni dah lanjut, moga gak kecewa ya? Gomawo dah review.
Evil Thieves
Oke chingu. Ni dah lanjut, moga gak ngecewain ne. gomawo dah review.
Min neul rin
Ni dah lanjut. Mga gak kecewa ne. gomawo dah review.
Han Neul Ra
Apanya yang jangan2 chingu? Ikut penasaran kok komennya gak dilanjutin #plakk# iya donk. Umma kan lebih penting dari segalanya bagi appa. #plakk# gomawo ne dah review.
putryboO
iya, aku mantan elf chingu. Jangan emosi donk putry-chan. #plakk# hoho. Ni dah lanjut, mga gak kecewa ne. gomawo dah review.
Sekali lagi, mian kalo endingnya mengecewakan n gejenya gak ketulungan.
Kritik n saran masih saya terima.
Review pliss…
