Tap Tap Tap

Sasuke berjalan pelan ke arah seorang gadis yang tergeletak tak berdaya di atas tanah. Terdapat sedikit luka sayatan di tubuhnya dan juga ada darah yang mengalir dari mata kirinya. Pertarungannya dengan Danzo cukup menguras tenaganya. Tapi nyatanya ia menang dan musuhnya itu tewas.

Dan hal yang ia lakukan sekarang adalah menghabisi nyawa gadis yang ia hampiri itu. Seperti kata Tobi, gadis itu sudah banyak mengetahui rahasianya maka ia harus segera membunuhnya.

"Selamat tinggal," ucapnya. Ia lalu memfokuskan chakra pada tangan kanannya. Dan kemudian muncul kilatan petir dari telapak tangannya.

Bzzt.. Cip... Cip…

Bunyi percikan terdengar dari kilatan tadi. Ia lalu mengarahkannya ke arah gadis itu.

"SASUKE-KUN!"

Gerakannya seketika berhenti. Ia tolehkan sedikit kepalanya ke arah sumber suara yang tadi menyebut namanya. Iris onyx-nya menangkap sesosok gadis berambut merah muda yang sedikit terengah tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Sakura," gumamnya pelan. "Apa yang kau lakukan disini?" lanjutnya.

"Sasuke-kun!" panggil Sakura. "Aku akan ikut denganmu! Aku akan pergi meninggalkan Konoha!" ucapnya dengan nada bicara yang bersungguh-sungguh.

Sasuke menatapnya dengan tajam.

"Apa yang sedang kau rencanakan?" tanyanya curiga.

"Aku tak merencanakan apapun. Aku akan melakukan apa yang kau inginkan!"

"Dan kau tahu apa yang aku inginkan? Aku ingin menghacurkan Konoha." Ucapan Sasuke membuatnya bungkam seketika. Iris emerald-nya terbelalak kaget. Ia tak menyangka bahwa lelaki itu akan mengucapkan hal ini.

"Baiklah jika kau menginginkannya," katanya lirih. Sasuke lalu menunjuk gadis yang tergeletak di bawahnya.

"Kalau begitu, bunuh dia. Dan aku akan percaya padamu." Untuk kedua kalinya ia dibuat terkejut oleh kata-kata yang keluar dari mulut Sasuke. 'Dia bukan Sasuke-kun yang kukenal. Dia sudah berbeda.' Batinnya dalam hati.

"Siapa dia?" tanyanya sambil mengeluarkan sebuah kunai.

"Salah satu anggota Team Taka, dan seperti yang kau lihat ia sudah tak berguna."

Tap Tap Tap

Sakura berjalan mendekat. Langkahnya semakin pelan ketika ia mulai berada di dekat Sasuke. Pandangan Sasuke pun terlihat was was ketika Sakura mendekat. Sakura lalu terdiam. Tangannya mencengkram kunainya dengan erat.

"Jadi, Sakura? Kau tak bisa melakukannya?" tanyanya. Ia lalu berjalan pelan ke belakang Sakura.

Jujur. Sakura bingung apa yang harus ia lakukan sekarang. Pikiran tentang Sasuke mulai melanda otaknya. 'Dia tidak ada hubungannya dengan ini. Jika aku… jika aku menusuk Sasuke sekarang semuanya akan berakhir.' Fikirnya sambil menatap gadis yang tergeletak di bawahnya.

"He..ntikan, Sa..suke." Sakura tersentak mendengar ucapan yang tiba-tiba keluar dari bibir gadis itu. Ia lalu dengan cepat menoleh ke belakang. Matanya membulat ketika Sasuke melayangkan jutsu-nya tepat ke arahnya.

Bzzt.. Cip.. Cip

'Poof!'

"Kawarimi no Jutsu, eh?" Sasuke dengan cepat berbalik dan mengeluarkan kunainya. Dilihatnya Sakura berlari ke arahnya sambil melemparkan sebuah shuriken.

'Tring!'

Keduanya lalu memisahkan diri sejenak. Nafas mereka sedikit terengah. Tiba-tiba Sasuke bangkit dan menerjang ke Sakura. Kilatan-kilatan petir mulai muncul dari telapak tangannya. Sakura pun tak mau kalah. Ia juga langsung menerjang Sasuke sambil mengambil beberapa kunai dari kantung senjatanya.

SRING!

Belum sampai mereka melancarkan serangan masing-masing, tiba-tiba sebuah cahaya yang menyilaukan menyorot ke mereka membuat keduanya jatuh terduduk di tanah.

Cahaya itu terlalu silau sehingga mereka memejamkan mata mereka. Dan tiba-tiba tubuh mereka jatuh tak sadarkan diri.


.

Our Future

.

A SasuSaku's Fiction

.

Naruto © Masashi Kishimoto

Story © Kireina Yume

.

Warning : Typo(s), EYD tidak beraturan, OOC, Semi-Canon, dll

.

Enjoy!

.


Chapter 1 : The Illusion of Light

"Ngh~!"suara erangan kecil terdengar dari atas sebuah tempat tidur. Sakura, sang pemilik erangan tersebut menyembulkan kepalanya dari balik selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Ia lalu merentangkan kedua tangannya lebar-lebar sambil menguap malas.

Tiba-tiba tangan kirinya seperti menyentuh sesuatu. Sesuatu yang menyerupai tangan manusia. Matanya yang kala itu masih terpejam dibukanya lebar-lebar. Dan dengan gerakan kilat ia menolehkan kepalanya ke samping kiri tempat tidurnya.

"SASUKE-KUN?" pekiknya kencang. Mulutnya terbuka dan tertutup seperti ikan koi. Ia shock berat. Bagaimana bisa Uchiha Sasuke tidur bersamanya… dalam satu ranjang?


.

.

Suara cepat langkah kaki seseorang terdengar di tempat bekas pertarungan Uchiha Sasuke dan Danzo Shimura. Hatake Kakashi -Sang pemilik langkah kaki- itu memandang bingung sekelilingnya.

Mengapa tempat ini sepi sekali? Mengapa tak ada tanda-tanda pertempuran?

Pertanyaan itu melintas di otaknya. Seharusnya pertempuran terjadi di sini mengingat salah satu murid perempuannya nekat datang ke sini untuk membunuh Uchiha Sasuke dengan tangannya sendiri. Dan berbicara tentang Uchiha Sasuke, Sasuke adalah salah satu muridnya juga. Tapi itu dulu sebelum Sasuke menjadi missing-nin seperti sekarang.

Ia lalu mengedarkan matanya untuk menatap sekeliling. Pandangannya lalu terfokus kepada sosok gadi berambut merah yang tergeletak di tanah. Ia tak tahu gadis itu masih bernyawa atau tidak. Namun ia memutuskan untuk menghampirinya. Ia yakin gadis itu pasti tahu tentang segala hal yang terjadi di sini tadi.

"Hey, kau tak apa-apa?" pertanyaan bodoh memang. Jelas-jelas ia tahu bahwa kondisi gadis itu seperti orang sekarat.

"G..Gadis it..itu dan S..Sasuke men..menghilang s..setelah a..ada s..suatu c..cahaya yang m..mengelilingi mere..mereka," ucap gadis itu dengan susah payah. 'Menghilang? Dikelilingi cahaya?' batinnya bingung. Ia lalu memutuskan untuk membopong gadis itu di punggungnya.

"Jelaskan semua lebih lengkap nanti," katanya sambil membawa gadis itu pergi.

'Sakura…Sasuke…'


.

.

"SASUKE-KUN?" pekikan Sakura membuat Sasuke terbangun dari tidur lelapnya. Dengan decakan kesal ia membuka kelopak matanya dengan susah payah. Dan reaksinya setelah matanya terbuka sempurna adalah kaget, sama seperti Sakura.

"Hah? Sakura?" Tak ada pekikan sama sekali. Yang ada hanyalah tatapan bingung dan kaget. Dengan cepat ia langsung mendudukkan diri di tempat tidur. Sakura menatap Sasuke gelisah. Tangannya mencengkram ujung selimut.

"Kenapa? Kenapa kita bisa ada di sini, Sasuke-kun?" tanyanya panik. Sasuke hanya menundukkan kepalanya, mengingat-ingat hal apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya dan Sakura.

"Seingatku tadi kita bertarung. Saat akan melancarkan serangan masing-masing kita seperti dikelilingi oleh suatu cahaya, lalu kita tak sadarkan diri," jelas Sakura panjang lebar.

"Kita seperti terkena genjutsu," ungkap Sasuke sambil menengadahkan kepalanya. Sakura hanya mengangguk membenarkan ucapan Sasuke.

Aneh sekali. Padahal mereka baru bertarung satu sama lain, tapi sekarang hubungan mereka menjadi akrab. Seperti hubungan pasangan suami istri. Membicarakan tentang suami istri, Sakura jadi teringat suatu hal yang penting.

"Ne, Sasuke-kun? Kenapa juga ya kita bisa tidur bersama err.. satu ranjang?" tanyanya malu. Pipinya merona merah. Entah mengapa mendengar pertanyaan Sakura membuat Sasuke memalingkan wajahnya ke arah lain. Sepertinya ia juga malu. Suasana menjadi canggung seketika.

Kriett!

Suara decitan pintu tiba-tiba terdengar membuat Sasuke dan Sakura menolehkan kepalanya dengan cepat ke arah pintu. Terlihat seorang gadis kecil berambut hitam panjang menjulurkan kepalanya dari balik pintu.

"Tou-san dan Kaa-san sedang apa, sih?" tanyanya polos. Sakura dan Sasuke berpandangan kaget.

'Anak siapa ini?'


.

.

Gadis berambut hitam panjang berjingkat pelan menghampiri salah satu kamar di kediamannya itu, tepatnya kamar kedua orang tuanya. Sifatnya yang mudah penasaran membuatnya ingin mengintip ke dalam kamar itu. Pasalnya tadi ia mendengar ibunya berteriak.

Kebetulan sekali pintu tidak tertutup rapat. Ia jadi bisa mengintip apa yang sedang dilakukan ayah dan ibunya di dalam. Iris emeraldnya menatap bingung, ayah dan ibunya itu seperti sedang bertengkar.

"Pagi-pagi kok sudah ribut," gumaman lirih terdengar dari bibirnya, namun ia tetap melanjutkan kegiatan mengintipnya itu. Ia lalu mengernyit bingung. Entah apa yang diucapkan ibunya, tiba-tiba wajah keduanya itu merona merah.

'Wah! Ada yang tidak beres nih!' batinnya curiga. Ia lalu memutuskan untuk masuk ke dalam. Didorongnya dengan pelan pintu cokelat tua di depannya itu sehingga menimbulkan suara decitan kecil. Ia lalu menjulurkan kepalanya ke dalam.

"Tou-san dan Kaa-san sedang apa, sih?" pertanyaan polos terlontar dari bibirnya. Kedua orang tuanya malah saling memandang dengat raut wajah terkejut.

"Kau siapa?" tanya ayahnya dengan bingung. Kini gantian ia yang terkejut.

"Jangan bercanda deh, aku kan anak Tou-san! Masa lupa, sih?" tanyanya kesal.

'ANAK! Sejak kapan aku punya anak?'

.

つづく

(Tsuzuku/To Be Continue)

A/N :

Hai minna-san!

Kali ini aku bikin fic SasuSaku lagi :D Fanfic ini ya sedikit terinspirasi dari Naruto Road to Ninja. Tapi cuma dikit lho. Btw aku bikin chapter ini pendek soalnya takut readers gak suka fic ini.

Oh iya disini SasuSaku punya dua anak. Anak pertama namanya Uchiha Hitoshi. Ciri-ciri fisiknya hampir sama kayak Sasuke. Cuma sifatnya ada yang sedikit condong ke Itachi. Umurnya 15 tahun.

Anak kedua Uchiha Hitomi. Ciri-ciri fisiknya, rambutnya panjang sepunggung warna hitam, matanya kayak Sakura. Sifatnya cerewet, cuek, dan sedikit pemarah. Umurnya 8 tahun.

Ya udah segitu aja. Mudah-mudahan sih kalian suka fict ini.

So, Keep or Delete? Just Read and Review, please!

.

.

Sign,

Kireina Yume

(31 July 2012)