Suasana dalam kelas. Tidak ramai seperti kelas-kelas pada umumnya. Maklum, sekolah khusus orang elit, jadi satu kelas muridnya cuma sedikit.

"Anak-anak, perhatikan sensei! Hari ini sensei membawa beberapa teman baru di kelas ini." Setelah dirasa semua murid melihat ke arahnya, Riko-sensei, selaku wali kelas di kelas 5-1 SD Ajaib, melanjutkan perkataannya, "Nah, anak-anak silahkan masuk ke kelas dan perkenalkan diri kalian!"

.

.

.

-o-o-o-o-o-

Kami Semua Sayang Mama

Disclaimer : Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki

Warning : AU, OOC, gaje, familyfic, dll~~~

Pairing? KagamixKuroko dan tentu saja AllxKuroko! XD

-o-o-o-o-o-

04 - Senior mesum penunggu WC? Nooo!

-o-o-o-o-o-

Jam istirahat~

"Halo... mm... kalian anak baru, kan?" Tanya seorang anak berseragam SD menyapa kelima bocah manis kita.

"Ya, kamu siapa?" Tanya Akashi, selaku 'ketua geng bocah—anak baru'.

"Aku Shun. Izuki Shun, ketua kelas kalian. Salam kenal." Kata Shun sopan.

"Shun-cchi, aku mau ke toileeeet~ gak tahan niiih~" Kata Kise gak kenal situasi. Baru kenalan udah minta pipis. Tapi tangannya udah megang-megang selangkangannya sambil nahan nangis. Keliatannya udah dari awal masuk kelas dia mau pipis… kasian.

"Kenapa ditahan Kise-kun? Tadi kenapa gak izin?" Tanya Shun. Heran juga, panggilan alam kok ditahan-tahan.

"Ummm... aku kan nggak tau toiletnya di mana." Jawab Kise ngasal, tapi masuk akal. Padahal sebenernya dia gak berani izin karena takut duluan ngeliat tampang Riko-sensei (ingat kejadian boing-boing kan?).

"Yaelah, ke WC aja nangis." Cibir Aomine. Ckck, kayaknya nggak ada papa Kagami, Kise pun jadi sasaran.

"A-Aomine-cchi jahat! Kan aku nggak tau dimana WC-nya! Emang kamu tau apa?!" Bales Kise agak ngotot, dia udah kebelet banget.

"Please deh, aku sih nggak bakal kesesat kayak kamu!" Bales Aomine lagi. Dasar anak ini emang keturunan Kagami yang hilang. Err... sifatnya doing sih, bukan fisiknya...

"Udah, udah... daripada berantem mending urusin dulu tuh pipis. Shun, kamu cepet temenin Kise gih!" kata... hmm, perintah Akashi sok bossy tapi bener. Yah daripada denger dua kurcaci berantem mending suruh yang satu pergi aja... toh kasian juga Kise udah nahan pipis gitu. Daripada kena kencing batu kan repot.

-o-o-o-o-o-

Pelajaran kembali dimulai, Riko-sensei pun kembali mengajar. Kali ini pelajaran matematika, pelajaran yang paling dihina oleh Aomine.

'Duh, gila... udah pelajarannya susah, nggak ngerti-ngerti…' Aomine memulai curhat rahasia dengan dirinya. 'Tapi aku harus bisa! Demi menjadi anak kesayangan mama Kuroko!'

Bagus Aomine, semoga semangat '45-mu tetap membara!

'Eh? Waduh, kena panggilan alam lagi! Duh gila, kebelet! Ga nahan!' Pikir Aomine, cemas. Bingung mikir antara harus perhatiin ini pelajaran biar bisa ngerjainnya atau ke toilet, yang artinya dia harus belajar lagi di rumah biar ngerti.

'Gila udah sampe ubun-ubun nih!' Aomine makin frustasi, salah mikir dia kalo ubun-ubun itu diatas, bukan diselangkangan.

Baru saja Aomine mau nunjuk tangan, dia langsung inget kalo dia belum tau dimana letak toiletnya.

'Sial.'

Tengok Shun, 'Keliatannya dia lagi fokus...'

Lirik Kise, 'Nggak deh, ntar bales dikatain lagi!'

Duh, egomu besar yah Aomine...

-o-o-o-o-o-

Akhirnya dengan keberanian, dan ego yang diperbesar, Aomine nekat ke toilet sekolah sendirian. Walaupun Riko-sensei sendiri sudah bilang pada aomine untuk ditemani teman, tapi aomine tetep nolak. Gimana yah, malu dong sama bocah-bocah Kuroko yang lain, apalagi Kise. Dan baginya, kalau hal kecil kayak gini aja nggak bisa sendiri… gimana mau ngerebut mama Kuroko dari papa Kagami?

Dasar bocah SD... sekolah dulu yang bener, Aomine.

Aomine terus berjalan celingukan nyari toilet. Jauh… jauh… dan jauh. Sampai akhirnya dia menemukan toilet di lantai atas. Setelah memastikan kalau dia nggak salah masuk toilet cewek, dia pun dengan pedenya masuk.

Yak, dan dia gak sadar itu toilet anak kelas 6. Dasar bocah sok tau!

-o-o-o-o-o-

"Sepi." Pikir Aomine. Iya sepilah, kalo rame pasar dong!

Dia pun mulai melakukan ritual alam yang sempat tertunda. Wuih, akhirnya lega yah Aomine-kun.

Krieeet

Tiba-tiba keluar seorang anak cowok dari balik bilik toilet. Badannya tinggi, lebih tinggi dari Aomine. Maklum, kelas 6. Pakai kacamata dan rambutnya agak panjang.

Anak itu menatap Aomine, sementara yang ditatap risih juga. Masa lagi enak-enaknya mengeluarkan hasrat terpendam diganggu, gak lucu kan…

'Atau jangan-jangan… dia ini om-om mesum Tanah Abang?' pikir Aomine ngelantur. Baru tahu kalau di Jepang ada Tanah Abang.

"Heh om gede! Ngapain lu liat-liat!" Bentak Aomine seenak jidat. Kepedean tingkat tinggi, berasa barang kesayangannya enak diliat orang.

Lagipula dia pake seragam, Aomine… bukan om-om dong.

"Hee..." Si kacamata senyum, Aomine merinding disko, "Kecil yah."

Twitch

"Heh! Om mesum!" Teriak Aomine blushing sambil nunjuk si senior. Duh aomine, jangan jadi tsundere dadakan dong! "Tarik balik ucapan kamu!"

"Trus adik kecil ngapain di sini? Mau main sama kakak ya?" Si senior mulai masang tampang ala pedo mesum.

"Enak aja! Siapa yang mau main sama om mesum! Aku mau pipislah! Ngapain kamu deket-deket! Pergi woy! Aku masih demen mama Kuroko! Mamaaa!" Aomine mulai teriak, 'Horor banget ini om senior.'

Kamu lebih horor dari seniornya, Aomine... teriak-teriak di WC kayak mau di rape aja… eh.

'Buset, ini anak orang apa anak macan? Galak amat...' pikir si kacamata, sweatdrop. 'Dari badannya yang pendek kayaknya masih kelas 4 atau 5… ah, godain lagi enak nih~'

Nggak senior, nggak junior sama aja…

"Loh, bukannya mau main? Itu udah dibuka, kan, resletingnya? Ayo sini~ punya kakak, kakak buka dulu yah~" kata si kacamata lagi sambil pegang-pegang resletingnya sendiri.

'Eh gila! Ini senior macam apa nih?' Aomine pucet, mulai panik sendiri. Kulitnya berubah putih.

Tiba-tiba terlintas ide terbaik dalam pikiaran Aomine.

'Aku harus kabur! Iya! Harus!'

Itu memang harus bocah...

Tanpa aba-aba lagi Aomine langsung capcus lari ke arah pintu toilet di belakangnya.

Buaaak

Yak, nabrak orang dia. Kasihan.

"Loh? Nggak apa-apa dek?" Tanya si murid, yang pasti kakak kelas. Dia berjalan mendekat untuk menolong Aomine yang terjatuh. Sementara si kacamata semakin mendekat juga ke Aomine.

"Heaaah! Mati! Mati kalian! Dasar mesum! Heaaah!" Bukannya berespon baik, Aomine malah teriak gaje. Di matanya sekarang terbayang om kacamata mesum dan datang juga komplotannya yang mesum ingin melakukan yang 'iya-iya' terhadapnya.

Ini nih berkat bergaul dengan papa Kagami yang 'iya-iya'...

"Mameeeeeeh!" Teriak Aomine lari kocar-kacir.

Sementara itu di toilet, masih berdiri si senior kacamata jahil dan si penolong apes.

"Heh, Imayoshi! Itu anak lu apain, ha, sampe ngomong kayak gitu?" tanya si anak baik, sengan suara yang kurang baik.

"Ara? Hanya sekedar bermain kok, habis dia lucu sih kalo marah, haha..." Tawa Imayoshi. Dasar calon pedo...

"Iye! Tapi gue juga kena nih! Kan gue cuma pengen nolong dia."

"Habis muka lo memang kayak orang mesum, Kousuke. Hahaha... mau pasang muka baik juga sama aja."

"Sial lu, Imayoshi!"

"Yah, semoga kita bisa ketemu lagi yah sama anak itu..."

"Kita? Lu aja kali!"

-o-o-o-o-o-

Di kelas 5-1...

'Gila! Gila! Gila! Gak akan aku mau ketemu senior mesum itu!' Aomine terus ngedumel dalam hati, dahinya tertekuk 50 lipatan.

"Aomine-kun, kemana saja kamu? Kok lama sekali?" tanya Riko-sensei.

"Ke WC lah bu, tadi kan udah izin." Jawab Aomine judes, gaya anak macan kelaperan. "Tadi ada sedikit insiden." Aomine cepat-cepat duduk ke kursinya, sementara Riko-sensei hanya bisa heran.

'Ini anak bilang aja tersesat pake susah. Pake bilang insiden... dikira insiden keceplung di toilet? Ah… atau ngeliat setan?' Riko-sensei sweatdrop.

Yang liat setan itu kurang lebih sama artinya bagi Aomine, sensei...

'Dia pasti tersesat...' Pikir anak-anak yang lain sweatdrop.

Kalian memang nggak salah sih, tapi ada tambahan 'mengerikan' bagi Aomine.

Dan semenjak itu Aomine paling anti pergi ke toilet sekolah. Jadi, kalo mau kencing atau pup di rumah. Syukur sih tahan sampe rumah, kalo nggak ya pipis di bawah pohon atau pup di pasir...

"Ini semua salah orang-orang mesum itu!" Teriak Aomine sambil ngubur pupnya dengan pasir.

Sabar Aomine... karena... seniormu sepertinya mulai tertarik denganmu. Jadi hati-hati yah!

-o-o-o-o-o-

04 - Senior mesum penunggu WC? Nooo!

Hola hola hola~~ author balik lagi~~ *nari gaje* sekarang giliran Aomine-kun yang dikerjain yehaa~! Chapter ini mulai muncul lagi 2 karakter (pembantu) kesukaan author, Imayoshi dan… ah siapa itu namanya si rambut kuning *ditendang Kousuke* haha~~ Reader pasti tau kan Imayoshi dan Kousuke? Mereka satu tim di Touou sama Aomine (untuk selengkapnya, tanyalah om gugel).

Ah, dan satu lagi, author minta maaf banget untuk chapter sebelumnya. Memang benar, itu seharusnya SD, bukan TK *bungkuk badan* memang rencana awal mereka anak TK, tapi kemudian berubah ketika negara api menyerang… oke, salah fandom. Chapter sudah diganti juga, jadi sekarang fix mereka naik pangkat jadi anak SD *plak*. Terima kasih buat reader yang sudah memberi tahu kesalahan author ini... oke, sesi curhat author selesai.

Kalo soal gambar buat cerita ini author searching di zerochan… untuk linknya sih udah lupa *plak* hehehe~~ jadi silahkan kalian muter-muter ria di web itu ya~~~ *ditimpuk sendal*

Dan bagi reader LREA (a.k.a Le Rouge est Amour), maaf, author lagi galau buat ngetik yang galau *bungkuk badan* mungkin fic itu bakal lama updatenya… jadi selamat menikmati KSSM dulu, ya~!

Akhir kata, terima kasih buat Hyorikazu, ai hakawa, Guest, Seicchin, SeraphelArchangelaClaudia, Vanniechan, Kacchanwriter, saruma tetsuya dan reader lainnya~! *bungkuk badan*

Selamat membaca dan terima kasih reviewnya!