JENG JENG! ANE KESINI! tadinya mau namatin FMA tapi... entah kenapa putar haluan (?) maaf yaaa FMA dan Digimon terbengkalai... yang ini insyaallah engga deh... (?) daaaaaannnn ini fic pertama aku disini! KYAAAAAAA (tumpengan) ceneng deh... (reader : ciyusan? miapah? enelan?) ciyus deh.. miowoh... bukan mi goyeng... enelan.. suel... Nikmatilah... Fanfic asbun ini! hahahahaha!

.

Sesosok gadis kecil memandang bayangan dirinya yang berada dihadapannya. Yah siapapun tahu kalau ia sedang bercermin. Ia menyisir rambutnya yang bisa dibilang pendek itu. Rambut indahnya satu per satu tersisir rapih. Setelah itu ia membenarkan baju dan jam tangannya. 'Semoga tak ketahuan,' batinnya. Ia memakai sebuah dress dengan lengan panjang berwarna cokelat. Tak lupa ia memakai sebuah rompi berwarna krem agar tak terlihat polos. Bunga berwarna merah dirompinya itu menambah kesan manis padanya. Ia mengambil tasnya dan berjalan keluar dari kamar itu. Ia lalu berjalan menuju pintu untuk keluar dari rumah itu. Dan saat ia melangkahkan kaki keluar dari rumah itu..

"Selampat pagi Haibara,"

.

.

I KNOW

.

"Selamat pagi Kudo-Kun.," ucap gadis berana Ai Haibara itu.

Bocah yang dipanggil 'Kudo-Kun' itu menguap lebar. Bocah bernama Conan Edogawa ini nampaknya ia bergadang lagi memikirkan kasus atau memikirkan gadis kantor detective itu. Siapa lagi kalau bukan Ran Mouri, anak dari detective Kogoro Mouri atau si "Detective Tidur". Alasan kenapa ia memikirkan gadis itu? karena dia adalah Shinichi Kudo, Detective SMA dari Timur yang menghilang secara tiba-tiba. Suami Ran Mouri, begitulah Sonoko Suzuki menyebut lelaki tampan yang tubuhnya menciut itu.

Tak ada yang tahu tubuhnya menciut kecuali Proffesor Agasa ilmuan yang menemukan benda-benda yang berguna bagi Shinichi Kudo karena tubuhnya menciut, lalu Heiji Hattori si Detective SMA dari barat atau mungkin orang-orang biasa menyebutnya 'Bocah Osaka', dan tak lupa kedua orang tua Shinichi yaitu Yusaku dan Yukiko Kudo. Oh sepertinya kita melupakan satu orang yaitu ilmuan gelap dari Black Organisasion yaitu Shiho Miyano atau lebih tepatnya kini adalah Ai Haibara. Ia juga bertubuh kecil senasib dengan Shinichi.

Kini Shinichi dan Shiho menjalani hidupnya sebagai Conan Edogawa dan Ai Haibara. Mereka bersekolah di SD Teitan bersama dengan Grup Detective Cilik. Siapa lagi kalau bukan Ayumi, Mitsuhiko, dan Genta. Tiap hari bahkan tiap detik mereka selalu memecahkan kasus demi kasus hingga nama mereka cukup terkenal di kepolisian Beika. Tapi tetap saja rata-rata yang memecahkan kasusnya adalah seorang Conan Edogawa atau Shinichi Kudo. Dan jangan lupa selalu ada percikan api asrama di grup yang satu ini.

.

"Hei kau sudah dengar berita pagi ini?" tanya Conan.

"Tidak., aku tidak membaca atau melihat berita pagi ini," ucap Ai.

"Oi oi., kau harus lebih membuka diri.." ucap Conan dengan nada khasnya.

"Maaf aku tak begitu tertarik," ucap Ai lagi.

Conan hanya mendengus kesal sedangkan Ai tetap dengan pendiriannya. Ai berjalan sambil menunduk melihat ke bawah. Atau lebih tepatnya ia melihat kakinya. 'tiga pu…'

"HAIBARA! AWAS!" teriak Conan.

Ai menatap ke depan dan.. BINGO dihadapannya kini sudah ada sebuah mobil yang mengklaksonnya. Ai terdiam ia tak mampu bergerak.

"Ah., Conan—AI-CHAN! AWAS!" teriak gadis berambut panjang itu, Ran Mouri.

Conan dengan sigap meloncat kearah Ai. Ia lalu menarik Ai kedalam pelukkannya dan melindungi kepala Ai. Mereka terjatuh berdua dan mobil tadi menabrak tiang listrik. Ran yang melihat hal itu langsung berlari kearah Conan dan Ai.

"Conan-Kun! Ai-Chan! Kalian tak papa?" tanya Ran panik.

"Ah kami tak papa kok Ran-neechan," ucap Conan dengan cengirannya.

"Ran ada ap—Wah! Ada apa ini?! kenapa ada mobil nabrak tiang?! Kenapa kalian berdua terlihat lusuh?!" tanya Sonoko yang baru saja datang.

"Tadi Ai-Chan hampir tertabrak mobil tapi Conan-Kun menyelamatkannya," ucap Ran.

"Oh jadi itu sebabnya gadis kecil itu berada didalam pelukkan bocah itu," ucap Sonoko.

Seketika Conan tersadar kalau ia sedang memeluk Ai. Ia langsung lepaskan menyadarkan Ai. Nampaknya Ai pingsan. Saat Conan menggoyang-goyangkan tubuh Ai tidak ada respon. Ran tanpa sengaja menyentuh kaki kiri Ai dan wajah Ai langsung menunjukkan ekspresi kesakitan.

"Ekh!" ucap Ai kesakitan.

Conan membuka sepatu di kaki kiri Ai dan ia membuka kaus kaki Ai. Dugaannya tepat. Kaki Ai.. tidak.. ini bekas sayatan. Tapi ada memarnya juga. Ran dan Sonoko yang melihat hal itu langsung cemas. Ai yang masih pingsan perlahan-lahan membuka matanya.

"Ku..d.."

"Ai-Chan?! Kau sudah sadar?!" tanya Ran.

"Eh? A..ku kenapa?" tanya Ai pelan sambil memegangi kepalanya.

"Kau tadi hampir ditabrak mobil Bodoh! Kau ini kenapa jalan sambil menunduk terus?! Kalau kau tetabrak bagaimana a—" kata-kata Conan terhenti melihat tatapan 'Ehem ehem' dari Ran dan Sonoko.

"Waw jadi ada yang khawatir disini?" ucap Sonoko menggoda Conan.

"Eh bukan begitu maksudku Sonoko-neechan," ucap Conan berusaha menghindar.

'Padahal maksudku kalau ia mati bagaimana nasibku? Aku akan bertubuh kecil selamanya? Oh tidak,' batin Conan dalam hati.

"Jadi Conan-Kun suka pada Ai-Chan ya? Hihihi cocok kok," ucap Ran.

'Oi oi siapa yang suka sama wanita judes ini..' batin Conan lagi.

"Cocok kok sama-sama belagu," ucap Sonoko dengan riangnya.

'Dasar kurang ajar,' batin Conan mengutuk-ngutuk Sonoko.

"Kalau Ai-Chan bagaima—Ai-Chan!" teriak Ran.

Yah mereka semua baru sadar kalau Ai sedang berjalan dengan bersusah-payah. Ai berjalan menggeret kakinya. Wajahnya nampak kesakitan dan keringatnya mengucur deras. Sesekali Ai terjatuh. Conan yang melihat Ai terjatuh langsung mendekati Ai.

"Kau kenapa sih?" tanya Conan.

"A..ku.. tak pa…" Ai langsung pingsan dan terjatuh didekapan Conan.

"OI! Haibara?!" teriak Conan.

"Conan-Kun bagaimana keadaan Ai—"

Conan menaruh punggung tangannya di dahi Ai. Namun percuma saja tangannya kotor dan ia tak mau mengotori wajah Ai. Bisa-bisa setelah Ai sadar ia dibunuh. Conan menaruh dahinya di dahi Ai. Hal itu sontak membuat Sonoko dan Ran kaget.

"Sial! Kau demam ya?! Ck! Haibara.." ucap Conan.

"Ai-Chan demam? Kalau gitu dia harus dibawa kerumah sa—"

"Tidak usah Ran-neechan., aku akan membawa Haibara ke rumah professor saja. Haibara tidak begitu suka dirumah sakit, aku pergi dulu Ran-neechan, Sonoko-neechan," ucap Conan sambil membawa tasnya didepan dan menggendong Ai dipunggunggnya.

"Hati-hati Conan-Kun," ucap Ran khawatir.

Tak beberapa lama kemudian Conanpun menghilang dari pandangan Ran dan Sonoko. 'Apakah Ai-Chan baik-baik saja?' pikir Ran. Kecemasan Ran beralasan karena ia tahu kalau Ai tipe orang yang terkadang membohongi diri sendiri.

"Hei Ran sepertinya bocah itu beneran suka sama gadis itu," ucap Sonoko.

"Mungkin., mereka berdua cocok," ucap Ran.

"Aku jadi iri., tadi bocah itu dengan sigap menyelamatkan gadis itu.. lalu ia juga mengkhawatirkan gadis itu., lalu ia juga menaruh dahinya di dahi gadis itu dengan romantis., bahkan bocah itu menggendong gadis itu., ah.. rasanya iri.. mereka baru SD tapi sudah semesra itu," ucap Sonoko.

"Kurasa Conan-Kun memang menyukai Ai-Chan," ucap Ran.

'Kapan Shinichi bisa seperti Conan? Wajah mereka saja yang mirip.. tapi mereka sekarang nampak berbeda. Ai-Chan sungguh beruntung,' batin Ran.

.

3 jam berlalu Ai tak kunjung bangun. Conan menemani Ai karena ternyata Profesor ada acara makan-makan dengan teman-temannya. Conan duduk di sofa dan menonton tv meninggalkan Ai dikamarnya. Conan melihat-lihat acara yang rata-rata membicarakan Itali vs Spanyol di piala Euro 2012. Sudah pasti pemenangnya tim matador Spanyol. Conan yang bosan membaca koran yang berada dirumah itu. Setelah membaca koran ia menuju dapur. Terdapat sarapan yang masih utuh didalam kulkas. Karena tak ada kerjaan ia berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka tapi ada kejutan yang tak begitu mengenakkan. Dikamar mandi ia menemukan sedikit bercak darah. Conan langsung berlari menuju kamar Ai.

'Dia belum bangun,' batin Conan.

Conan melihat lihat keadaan kamar itu.

'Tak ada yang mencurigakan lalu tadi itu darah apa?' pikir Conan.

"Eng—oh ada kau toh Kudo-Kun," ucap Ai yang baru saja sadar.

"Dasar bodoh kau ke sekolah dengan tubuh yang demam? Kau pikir kau kuat apa?" ucap Conan.

"Aku percaya hanya orang bodoh yang tak akan sakit," ucap Ai sinis menatap Conan.

"Oi oi.," ucap Conan.

"Sudahlah kau bisa pulang sekarang , aku mau istirah—"

"Kau harus makan dulu.. dari pagi kau belum makankan?" ucap Conan sambil berjalan keluar kamar.

"Baiklah aku akan ma— eh?!"

Saat Ai mau turun dari kasurnya badannya sudah oleng duluan. Ai langsung terjatuh. Conan langsung membalikkan badannya dan berlari kearah Ai. Wajah Ai kini sedikit lecet. Sikunyapun terluka karena terbentur ujung meja kecil yang berada disamping kasurnya. Conan mengangkat tangan Ai. Tapi sayangnya itu membuat Ai kesakitan. Conanpun melepaskan tangannya dari tangan Ai. Conan langsung mengangkat Ai dan menidurkan Ai di kasur.

"Kau kenapa sih? Dari tadi terlihat aneh. Kau benar-benar pusing? Kenapa tidak bilang.. sampai harus jatuh dan lecet-lecet begini," ucap Conan yang nyerocos tiada henti.

"Aku tak papa., kepalaku agak sedikit pusing tapi tadi kakiku tak bisa digerakkan," ucap Ai.

"Biar kubawakan makanannya kesini, sungguh wanita merepotkan," ucap Conan.

Conan keluar dari kamar Ai dan membawakan makanan ke kamar Ai. Sebelumnya ia menghangatkan makanannya dulu. Lalu ia berjalan ke kamar Ai dengan membawa beberapa makanan dan juga obat tentunya.

"Ini dia., makanannya., kalau kau sakit aku kena repotnya juga tahu," ucap Conan.

"Aku tak pernah meminta bantuanmu Tuan Detective," ucap Ai sinis.

"Oi oi., kau pikir kau bisa sendiri?" tanya Conan.

"Aku selama ini sendiri!" ucap Ai dengan nada yang cukup tinggi.

"Kau ini.. berapa kali harus kukatakan.. kau ini tak sendiri! Ada Profesor! Ada Ran! Ada Sonoko! Ada Mitsuhiko, Ayumi, dan Genta! Ada Hattori! Ada.. kakakmu.." ucap Conan.

"Mereka.. bukan siapa-siapaku, aku tak peduli pada mereka," ucap Ai.

PLAK!

Sebuah tamparan keras menghampiri pipi Ai. Ai tercengang tak dapat berkata apapun. Baru kali ini Conan main tangan dengan Ai. Ai memegangi pipinya dan menatap Conan sinis dan tajam. Conan menatap Ai tegas.

"Kau! Kakakmu itu saudaramu! Ayumi, Genta, Hattori, Mitsuhiko, Ran, Sonoko bahkan Aku itu adalah temanmu! Profesor.. sudah seperti Ayahmu! Jangan bilang kau tak peduli pada mereka!" ucap Conan.

Ai terdiam.

"Nah sudah makan dulu., maaf kalau aku menamparm—"

PLAK!

Giliran Ai yang menampar Conan. Conan menatap Ai kaget. Pipinya yang mulus kini berubah menjadi merah panas. Conan memegangi pipinya yang ditampar Ai.

"Aku sudah muak! Jangan sok akrab dan kenal padaku! Jangan merasa mengerti aku! Sekarang tolong pergi.. Kudo-Kun," ucap Ai keras namun diakhir nadanya sedikit melembut.

"Haibara.. aku tak mengert—"

"Kau tak perlu mengerti.. lebih baik kau pulang," ucap Ai lagi.

"Baiklah., aku akan pulang., ck," ucap Conan melangkah pergi dari kamar Ai.

"BLAM!" suara pintu tertutup. Ai menghela nafas panjang ketika Conan sudah keluar. Ai meneteskan airmatanya. Rasanya sakit berkata seperti itu kepada 'teman senasib'nya. Ia juga sudah main tangan. Sungguh.. sakit rasanya. Terlebih lagi rasa sakit yang diderita tubuhnya. Ai menatap tangannya yang ia pakai untuk menampar Conan.

"Maaf ya.., Kudo-Kun," ucap Ai pelan.

.

Conan keluar dari kamar Ai. Ia menutup pintu kamar Ai. Conan mendengar helaan nafas Ai. Yah walau sudah diusir Conan tak berniat pulang ia duduk didepan pintu kamar Ai. Ia mendengar suara tangisan Ai. Conan hanya menunduk.

"Maaf ya., Kudo-Kun,"

Satu kalimat yang terdengar jelas dikuping Conan. Sudah 2 jam Conan berada didepan pintu. Conan ingin melihat kondisi Ai. Conan mengintip melalu lubang kunci pintu. Walaupun kecil samar-samar terlihat wajah Ai yang tidur. Satu kelegaan bagi Conan. Conan berjalan menuju dapur. Perutnya memang sedikit lapar.

"TING TONG"

Suara bel rumah Profesor berbunyi. Conan berlari menuju pintu depan dan membukakan pintu. Terlihat jelas wajah gadis cantik berambut panjang bernama Ran Mouri. Conan sedikit kaget namun mengajak Ran masuk dan duduk didalam. Conan menyuruh Ran agar tidak terlalu berisik karena Ai sedang tidur.

"Jadi keadaan Ai-Chan?" tanya Ran.

"Aku tak begitu yakin Ran-neechan, tadi Haibara terjatuh dan aku membawakannya makanan.. tapi nampaknya ia masih sakit," ucap Conan dengan wajah tersenyum.

"Lalu kenapa pipimu Conan-Kun?" tanya Ran.

"Ah., ini tadi ditampar Haibara., dia sepertinya memang sedang tak enak badan," ucap Conan.

"Ditampar Ai-Chan? Kalian berdua berantem?" tanay Ran.

"Hahahaha kuharap tidak," ucap Conan.

Ran terdiam melihat bocah lelaki dihadapannya itu. 'Kapan kau datang Shinichi? Mata-matamu lebih dewasa dan peka dibandingkan dirimu. Kalau kau mau tahu aku sangat iri dengan Ai-Chan yang memiliki Conan-Kun.,' batin Ran.

"Ah ini makanan ya Ran-neechan? Boleh ku makan tidak? Aku lapar.," ucap Conan.

"Makan saja., hehehehe," ucap Ran.

Conan membuka kotak makannya. Ia melihat ada 3 kotak. Conan melirik kearah jarum jam, jam 5 sore. Conan mengambil satu kotak makanan dan menaruhnya di microwave untuk dipanaskan. Sementara menunggu Conan memakan makannya. Conan memakan makanannya dengan lahap. Setelah selesai makan Conan melihat ke microwave. Ternyata belum selesai.

"Conan-Kun kau sedang apa?" tanya Ran.

"Ah menghangatkan makanan untuk Haibara., Profesor Agasa sedang pergi mungkin sampai malam jadi lebih baik berjaga-jaga," ucap Conan.

"Kau sangat perhatian pada Ai-Chan ya?" tanya Ran.

"Tidak., juga kok Neechan. Soalnya dirumah ini tak ada orang," ucap Conan.

"Hem begitu ya..:" ucap Ran.

"Begitulah Ran-neechan," ucap Conan.

"Conan ada yang ingin kubicarakan padamu.,"

.

"Apa itu?"

.

"Aku akan kuliah diluar negri,"

.

.

TBC

HAAAAAA TEBECE?! MI APA?! YA AMPYUUUUN... HUAHAHAHAHAHAHAHA... eh permirsa.. aku mengharapkan ripiuw loh~ riview~ riview~ (-w-) ayolaah yang cantik ganteng kece badai riview yaaaaa (by : Soredemo Mizu / estu_icetwo)