Halo minna-san~

Ini hasil dari rewritenya~. Ceritany secara umum masih sama, cuma plotnya Anri rubah dan konfliknya diminimalisir.

Selamat menikmati~


.

.

.

Summary : Sebuah jurnal yang ditinggalkan sang ayah membawa mereka pada kenyataan dibalik pengeboman sebuah pulau di Jepang, dunia baru, keluarga, persahabatan, cinta dan juga pengorbanan. "Aku percaya mereka masih hidup." / "Kaa-san, Tou-san, minna…" / "Namaku Narumi. Uzumaki Narumi." WARNING ! AU, OOC, OCs, Yaoi, word pendek, dll.

.

.

.


Chapter I

Childhood

.

.

.

"Kaa-chan…"

Seorang anak kecil berumur tiga tahun berkulit seputih susu dengan mata biru cerah membelakangi cermin. Ia menatap ibunya yang sedang asik memakaikan pita berwarna kuning dikepalanya, ibunya bersenandung ria seraya menatap hasil karyanya yang sangat sangat luar biasa.

"Manisnya Haru-chan~" seorang wanita berambut merah tersenyum bahagia melihat anak laki-lakinya yang berhasil ia sulap menjadi seorang gadis kecil.

"Kaa-chan," Haruto mengerucutkan bibirnya ngambek. Tidak tahan dengan wajah imut anaknya, Kushina memeluk Haruto erat lalu mencium kening dan pipinya.

"Haru-chan kawaii~" pekiknya pelan. "Bagaimana kalau kaa-san panggil Narumi saja ? Nama itu cocok sekali~"

Sedangkan pria paruh baya bersurai blondy bermata biru yang berdiri di depan pintu kamar hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan istrinya. Seorang anak berkulit tan dengan rambut pirang pendek serta mata yang serupa dengan milik ayahnya mengintip penasaran dari belakang kaki untuk melihat apa yang sedang dilakukan ibunya dan hal itu membuat alisnya berkerut heran melihat penampilan saudara kembarnya yang aneh.

"Tou-san," panggil anak itu membuat Namikaze Minato menoleh, "Kenapa Haru-nii memakai pakaian perempuan ?" pertanyaan polos yang ditanyakan anak bungsunya itu membuat Minato berkeringat dingin bingung bagaimana ia harus menjelaskannya pada anak berumur tiga tahun.

"Itu namanya crossdresser, Naruto." Minato menghela nafas lega mendengar anak sulungnya memberi penjelasan. Naruto mengangguk-angguk, ia mengalihkan perhatiannya pada sang kakak yang baru saja masuk dan berdiri di sebelah ayahnya sambil mengunyah sebuah apel yang ada ditangannya.

Kyuubi—seorang anak berumur lima tahun dengan surai berwarna merah pendek yang teratur. Berbeda dengan rambut kedua adiknya yang jabrik dan susah diatur, rambut Kyuubi jatuh mulus seperti ibunya.

"Kenapa Haru-nii jadi crossdresser, Kyuu-nii ?" perhatian Kyuubi masih pada adik pertamanya dengan sang ibu yang berdiri di depan cermin dengan senyum mengembang.

"Karena kaa-san berfikir Haru akan terlihat manis dengan baju itu, tentu saja." Naruto mengangguk-anggukkan kepalanya lagi. "Dan Naruto," tambah Kyuubi, "Kau tidak perlu memakai baju seperti itu, jadi bila kaa-san memintamu sebaiknya kau menolak." Naruto memiringkan kepalanya bingung.

"Kenapa ?" tanyanya,

"Jangan tanya kenapa." Minato menghela nafas berat.

"Minato sayang~" panggil Kushina. Haruto yang berjalan keluar kamar mengajak Kyuubi dan Naruto untuk menemui bibi mereka yang tinggal selisih tiga rumah dari kediaman Namikaze, sedangkan Minato menghampiri sang istri yang sekarang sedang tersenyum senang.

'Pasti akan ada yang tidak beres.' Batin Minato sweatdrop. Ia yang sudah tau dengan pasti watak istri tercintanya ini bisa menebak ada sesuatu yang diinginkan Kushina dari senyumnya yang kelewat bahagia itu.

"Anata~" Minato menaikkan sebelah alisnya. "Aku ingin anak perempuan~" mendengar nada Istrinya yang seduktif membuat wajah Minato mau tidak mau memanas seketika.

"K-kalau begitu kita bi—" Minato diam begitu Kushina meletakkan telunjuk jarinya dibibir pria blondy itu.

Kushina menggeleng pelan sebelum tersenyum manis, "Kita rawat Haruto sebagai Narumi yah,"

'Oh, Kami-sama…'

.

.

.


.

.

.

Author: Runriran

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Genre: ? Sci-Fi ? Romance ?

Language: Indonesian

Rated: M

.

.

Konoha Boarding School

.

.

.:SasuNaru slight ItaKyuu:.

Warnings : AU, OOC, OC, Typos, YAOI, Hard Theme

Don't Like ? Don't Read !

.

.

.


.

.

.

~4 Tahun Kemudian~

"Kyuu-nii..." seorang anak berumur 7 tahun dengan rambut bergaya ponytail mengenakan dress berwarna kuning selutut sedang duduk di kursi meja makan sambil menikmati irisan lemon yang direndam dengan madu yang baru saja dia ambil dari kulkas, sedangkan anak yang dipanggil Kyuu-nii itu sibuk mengaduk-aduk isi kulkas untuk mencari apel kesayangannya tanpa memperdulikan panggilan adiknya,

"Kyuu-nii,,," tidak ada jawaban, "Kyuu-nii~" masih tidak ada jawaban, "Rubah berengsek ! Kau tuli ya !?" teriak anak itu kesal karena diacuhkan oleh kakaknya,

"Diam kau banci ! Suara cemprengmu itu merusak telingaku !" balas sang kakak tak kalah kerasnya,

BLETAK

BLETAK

"Ittai !" ringis kedua anak itu mendapat jitakan 'I love you' dari Kaa-sannya yang baru saja datang tanpa mereka ketahui,

"Rumi-chan... Seingat Kaa-san, Kaa-san tidak pernah mengajarimu untuk memaki seperti itu, sayang," ucap sang ibu dengan senyuman malaikatnya yang tentu saja arti senyuman itu terbalik 180 derajat,

"Habis Kyuu-nii tidak menjawab panggilanku Kaa-san," sang anak bernama Narumi itu menunjuk kakaknya yang sedang berdiri sambil memakan apelnya di depan kulkas,

"Kurama, seingat Kaa-san, Kaa-san tidak pernah mengajarimu untuk mengacuhkan orang lain, sayang," Kushina masih tersenyum dengan angelic smilenya pada anak tertua di depannya ini,

"Aku sedang konsentrasi, Kushina, bisa-bisa konsentrasiku hilang kalau menjawab panggilan tidak penting itu," jawaban acuh anak sulungnya membuat berbagai kedutan muncul di wajah Kushina,

"Kaa-san, Kurama ! Kaa-san !" ucap Kushina masih mempertahankan angelic smilenya,

"Panggilan itu sama saja, tidak usah mengurusi hal yang tidak penting, Kushina," jawab Kyuubi acuh sambil mengunyah apel yang ada ditangannya,

"Begitu ya, hmm, sepertinya kita sedang krisis moneter sekarang. Jadi, untuk 1 bulan kedepan tidak ada persediaan apel, ya Rumi-chan ?" Kushina menoleh pada anak keduanya yang sedang asik melahap irisan lemon madunya meminta dukungan,

Narumi mengangguk, "Benar Kaa-san, Jepang sedang krisis moneter sekarang ini, lagipula perkebunan apel sekarang sedang dilanda musim hama ulat, Kaa-san," jelas Narumi mendukung pernyataan Kaa-sannya,

"Yang benar saja !? Mana bisa begitu Kushina !" protes Kyuubi tidak terima atas keputusan sepihak Kaa-sannya,

"Tidak usah mengurusi hal yang tidak penting, Kurama" ucap Kushina berlalu melewati Kyuubi sambil melambaikan tangannya menuju kamar mandi,

'Grr, aku tidak terima !' Kyuubi menggeram sebal, ia melihat Narumi yang tersenyum mengejek ke arahnya sambil melahap irisan lemon madunya, "Berengsek kau bocah !"

"Kurama ! Memaki lagi tidak ada apel selama 2 bulan !" teriak Kushina dari dalam kamar mandi,

Kyuubi menggeram, lagi. "Kyuu-nii kenapa ?" seorang anak bersurai kuning muncul dari luar pintu dapur, ia menatap Kyuubi dengan mata bulatnya yang tersirat khawatir,

"Tidak apa-apa, Naru," ucap Kyuubi kalem, berbeda sekali dengan sikapnya pada Narumi, Naruto mengangguk lalu tersenyum lebar, Kyuubi pun tidak tahan untuk tidak mencubit pipi tembam Naruto,

"Naru-chan~," Naruto menoleh pada kakak kembarnya yang sedang duduk di kursi mengkomando dirinya supaya mendekat, Naruto lalu menghampiri Narumi. Narumi turun dari kursinya sambil membawa irisan lemon untuk disuapkan pada adiknya, "Buka mulutmu dan bilang 'aaaa'" ucap Narumi sambil menyuapkan irisan lemon madu pada Naruto yang sudah membuka mulutnya dengan lebar,

"Aaaaa~"

Narumi yang benar-benar tidak tahan melihat adiknya yang sangat imut dan chubby itu pun lalu memeluk adiknya. Ia mencium perpotongan leher Naruto dan membuat adiknya itu terkikik kegelian, "A-aduh ge-geli, Rumi-chan,"

TWICH

Kyuubi mulai sebal melihat kelakuan adik pertamanya itu, "Hh, dasar brother complex !" cemooh Kyuubi yang disambut dengan senyuman mengejek Narumi dengan bahasa bibir, 'Seperti kau tidak saja, dasar rubah bulukan !' Yang sukses memutuskan urat kesabaran Kyuubi,

"Kemari kau bocah tengik !" teriak Kyuubi seraya mengejar Narumi,

"Gyaaa ! Kaa-saaan !"

•°

•°Konoha Boarding School°•

°•

"Kau benar-benar tidak mau ikut ?" tanya Kushina pada anaknya, Kyuubi berguman 'hn', "Benar tidak apa-apa ?" tanya Kushina lagi memastikan,

"Aku bukan anak kecil lagi, Kushina," jawab Kyuubi acuh membuat Kushina sweatdroop, 'Umur 12 tahun itu masih anak-anak, Kurama' ia hanya dapat menggeleng-geleng melihat kelakuan anak sulungnya yang sok dewasa itu,

"Baiklah, kalau ada apa-apa telpon saja nanti Kaa-san akan meminta bibi Hera ke sini," ucap Kushina sambil memasukkan baju-baju Naruto ke dalam tas ranselnya,

"Tidak usah, kami akan baik-baik saja di sini, lagipula bibi Hera kan punya anak dia pasti repot juga," Kushina tersenyum lalu mengacak-acak rambut Kyuubi Sayang,

"Ya sudah kalau begitu. Makanan ada di kulkas tinggal dihangatkan saja, ingat selalu kunci pintu, jangan membukakan pintu untuk orang tidak dike-"

"Ya ya ya,"

BLETAK

"Jangan memotong perkataan orang tua !" omel Kushina pelan yang dijawab dengan gumanan 'hn' Kyuubi, "Oya, ingat jaga adikmu, jangan kau jahili dan jangan berkelahi ! Kaa-san hanya menginap selama sehari di tempat nenek, ok ?" ucap Kushina seraya membentuk angka o dengan telunjuk dan jempol tangan kanannya,

"Ok," jawab Kyuubi dengan membentuk angka o juga,

"Bagus !" puk puk "Naruto, ayo berangkat !" panggil Kushina, Naruto pun muncul dengan Narumi disebelahnya, "Kaa-san berangkat dulu, jangan nakal dan jaga rumah ya,"

Narumi mengangguk, "Naru-chan jangan merepotkan nenek ya !" seru Narumi, "Kaa-san ! Naru-chan ! Hati-hati di jalan !" Naruto melambaikan tangannya dalam mobil sport berwarna merah yang sedang melaju meninggalkan rumah khas eropa itu,

Narumi memandang Kyuubi yang ada di sebelahnya, "Kyuu-nii aku lapar~" rengek Narumi,

TWICH

"Gyaaa !"

•°

•°Konoha Boarding School°•

°•

CTAR

Petir menyambar disertai hujan dengan ganasnya pada malam di mana Kyuubi dan Narumi tinggal berdua dirumah tanpa ditemani oleh Kaa-san ataupun Tou-sannya. Kyuubi pada saat itu sedang berkelana di alam mimpi ditemani oleh selimut tebal berbulunya dengan gambar rubah api. Ia tidak mengetahui tanpa disadarinya seseorang telah masuk menyelinap ke dalam selimutnya. Karena merasakan ada kehadiran orang lain selain dirinya Kyuubi berbalik dan membuka mata, ia menemukan Narumi yang memeluk pinggangnya dengan tangannya yang kecil,

"Sedang apa kau, bocah ?" Narumi memeluk Kyuubi erat, tangannya bergetar, "Heh, kenapa kau ?" tanya Kyuubi seraya melepaskan tangan Narumi,

Narumi mendongak menatap Kyuubi, matanya memerah, berusaha membendung air matanya yang ingin keluar, "Hiks... Takut petir, Kyuu-nii," jawabnya,

Kyuubi menghela nafas, "Seharusnya kau ikut Kaa-san saja, tidak biasa ditinggal saja sok," ucap Kyuubi acuh,

"Ha-habis...", "Habis, Naru sudah ada Kaa-san...", "Se-dangkan Kyuu-nii sendirian... Ja-jadi..." Kyuubi menaikkan alisnya heran, lalu ia mendesah pelan,

"Tidak usah melakukan hal yang tidak perlu, dasar bodoh !"

Narumi sudah tidak kuat lagi membendung air matanya, padahal ia melakukan hal itu untuk kakaknya. Walaupun mereka sering sekali olok-olokan bahkan sampai adu jotos sekalipun, Narumi tetaplah menganggap Kyuubi salah satu orang yang terpenting dalam hidupnya, diluar ia memang sering sekali mengucapkan kata-kata celaan maupun hinaan terhadap kakaknya namun ia adalah orang yang menyayangi Kyuubi lebih dari siapapun.

"Huweeee~ huweeee~ Kyuu-nii jahaaaaaat !" Kyuubi menghela nafas mendengar tangisan adiknya, iapun menarik Narumi ke dalam pelukannya.

"Jangan nangis, dasar cengeng," Narumi menghentikan tangisannya lalu memeluk Kyuubi erat, Kyuubi pun menarik selimut rubah apinya untuk menutupi tubuh kakak-beradik itu di tengah dinginnya malam.

Narumi pun terlelap dalam pelukan Kyuubi, 'Aku sayang Kyuu-nii,'

•°

•°Konoha Boarding School°•

°•

Paginya, Narumi sedang asik membuat roti selai untuk sarapan sedangkan Kyuubi membuat Sunny Side Up Egg dan sosis goreng. Kushina dan Naruto yang baru saja dating ikut bergabung dengan mereka di meja makan sampai sebuah telpon mengusik ketenangan sarapan pagi di rumah itu.

"Halo, Namikaze di sini,", "Apa !? Yang benar saja !", "Baik, aku ke sana sekarang," Kushina lekas berdiri dari kursi tanpa menghabiskan makanannya,

"Kenapa Kaa-san ?" tanya Naruto,

"Kaa-san harus segera pergi ke lab sayang." Kushina lalu mengecup kening anaknya satu per satu, "Nanti kalu Tou-san datang, bilang saja Kaa-san sedang bekerja yah dan kalau Tou-san menanyakan buku Nicholas Ruddick bilang saja ada di tempat biasa," serempak Naruto dan Narumi mengangguk, "Kaa-san pergi dulu yaa,"

"Hati-hati di jalan, Kaa-san !"

Selang beberapa menit setelah Kushina pergi, Minato yang baru saja pulang dari Prancis datang dan mendapati ketiga anaknya yang sedang menikmati sarapan tanpa sang ibu.

"Di mana Kaa-san ?" tanya Minato seraya melepaskan jasnya,

"Kaa-san bekerja," jawab Naruto,

"Bukannya ini hari libur ya," ucap Minato seraya melepaskan jaketnya. Naruto dan Narumi hanya mengangkat bahu mendengar pernyataan ayah mereka.

"Tadi sepertinya ada sesuatu yang gawat dan Kaa-san di suruh cepat-cepat kembali ke lab," ucap Kyuubi datar sambil melahap makanannya.

Mendengar perkataan Kyuubi, Minato berdiri lalu memakai kembali jasnya, "Tou-san baru ingat kalau Tou-san ada urusan."

Narumi mengerutkan dahinya, "Baru juga pulang sudah pergi lagi,"

"Maaf ya. Nanti Tou-san bawakan oleh-oleh, bagaimana ?" Tanya Minato sambil mengelus rambut kedua anak kembarnya,

"Aku mau baju baru !" teriak Narumi,

"Aku mau sepatu baru !" tambah Naruto,

Minato mengangguk-angguk, "Nanti akan Tou-san belikan," ia lalu memandang Kyuubi, "Kyuu, mau apa ?"

Kyuubi mendengus, "Aku bukan anak kecil," jawabnya gaje, Narumi dan Naruto lalu berseru 'wooo-wooo'

"Iya, nanti akan Tou-san bawakan apel yang banyak,"

"Aku bukan anak kecil," jawabnya acuh namun ada sedikit semburat merah di pipinya,

"Baiklah, Tou-san pergi dulu ya,"

"Tou-san..." Minato menoleh mendengar suara Kyuubi, "Hati-hati...di jalan..." Ia tersenyum melihat anak sulungnya yang menunduk malu,

"Iya,"

Itu adalah terakhir kalinya mereka bertiga bertemu dengan orangtua mereka. Malamnya Tsunade dan Jiraiya datang untuk menemani mereka dengan alasan bahwa Minato dan Kushina sedang tidak bisa pulang karena pekerjaan. Namun, di tengah malam Kyuubi terbangun dan tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka bahwa pulau di mana Kushina bekerja terkena nuklir yang menyapu bersih apa yang ada di atasnya tanpa tersisa dan Minato yang ternyata ikut menyusul Kushina ke tempat kerjanya juga tidak luput dari nuklir tersebut.

•°

•°Konoha Boarding School°•

°•

Setelah kematian kedua orangtua mereka, Tsunade dan Jiraiyalah yang merawat ketiga anak itu sampai pada suatu hari saat Narumi menemukan Novel karya Nicholas Ruddick dan Rudy Merom yang menceritakan tentang sebuah mesin waktu dan juga mesin antar dimensi. Narumi yang pada dasarnya adalah gadis yang selalu ingin tahu mencoba mencari buku-buku apapun yang berkaitan dengan pekerjaan sang ibu dan hal itu membawanya pada sebuah rahasia sang ayah, Namikaze Minato.

"Maksudmu ? ini semua perintah dari keluarga Uchiha ?" tanya Jiraiya

"Ya, orang dalam pemerintahan yang memberitahuku," Tsunade mengambil sebuah botol sake dan menuangkannya di cawan Jiraiya,

"Bagaimana bisa ?" Jiraiya mengambil cawan dan meminumnya,

"Pengembangan DNA kloning,"

"Uhuk-uhuk" Jiraiya tersedak sake mendengar ucapan Tsunade, "Kloning !? Yang benar !? Memangnya ada bukti ?" Tsunade mengangguk, "Tapi, biar ada bukti sekalipun apa perlu sampai...nuklir..." Jiraiya mengacak-acak rambutnya frustasi, tidak menyangka bahwa menantunya melakukan pengembangan di bidang DNA secara ilegal,

"Apa kau percaya bahwa Kushina melakukan hal itu ?" Jiraiya menggeleng, "Akupun begitu. Lagipula aku yakin Minato tidak akan membiarkan istrinya melakukan hal diluar prikemanusiaan seperti itu" jelas Tsunade,

"Tapi, bukti itu bukti apa ?"

"Seorang anak hasil dari kloning gen warna mata dan suara, sekarang ia sedang berada di bawah pengawasan pemerintah,"

Narumi yang tidak sengaja mendengar percakapan kakek dan neneknya terdiam shock di teras rumah. Ia lalu memandang sebuah buku catatan atau lebih tepatnya jurnal milik Minato yang ada di tangannya, yang baru saja ia temukan di belakang rak buku ayahnya. Narumi membuka halaman pertama buku yang berjudul Time Paradox itu dan megerutkan dahinya, 'Project pembuatan mesin lintas dimensi ? Apa ini penelitian ayah dan ibu ?' Narumi membawa buku itu ke kamarnya untuk melihat-lihat isinya dan matanya terpaku pada sebuah halaman berisikan nama-nama orang yang berpartisipasi dalam pembuatannya.

'Ada nama Kaa-san dan Tou-san. Uzumaki Heramu itu bibi Hera ya ? Yamanaka ? ibu Ino juga ikut ya… Hyuga Hizashi ? Uchiha Mikoto ? Orochimaru ?' Narumi lalu mendesah pelan, 'banyak nama yang tidak aku kenal,' beberapa menit berlalu, Narumi yang pusing karena banyak menemukan kata-kata yang tidak ia mengerti tertidur dengan posisi buku ditangannya,

Kyuubi yang baru saja selesai mandi dari bermain bola menyeringai licik melihat adiknya yang tertidur pulas, tangannya menggengam spidol dengan tinta permanen. Namun, niat jahilnya tiba-tiba hilang begitu ia melihat buku catatan aneh di tangan adiknya, Kyuubi lalu mengambil buku itu dengan hati-hati agar tidak membangunkan Narumi. Alisnya berkerut begitu ia membaca isi buku tersebut.

"Narumi… Narumi bangun !" mata Narumi terbuka perlahan, ia memandang Kyuubi dengan wajah kesal, "Buku ini," Kyuubi menunjukkan buku catatan Minato, "Di mana kau temukan ini ?"

Narumi menyerengit, "Ruang kerja Tou-san, memangnya kenapa Kyuu-nii ?"

'Bagaimana bisa ? Aku sudah memeriksa ruang kerja Tou-san tapi tidak menemukan apa-apa,' batinnya,

Narumi menguap, "Bagaiman dengan ruang kerja Kaa-san ?" Kyuubi menggeleng, "Kaa-san kan suka main rahasia-rahasiaan, pasti ada tempat tersembunyi di ruangannya," Narumi berdiri lalu berjalan menuju ruang kerja Kushina di lantai dua diikuti Kyuubi,

CKLEK

"Kita cari yang mencurigakan di sini, Kyuu-nii. Siapa tau ada ruangan rahasia,"

Kyuubi sweatdrop, "Memangnya kita lagi main detektif-detektifan," cibirnya,

"Kyuu-nii ini bagaimana sih, kita memang lagi main detektif-detektifan kan,"

Kyuubi menoleh kearah Narumi yang sedang memandangnya dengan wajah horror. Narumi menyilangkan kedua tangannya 'itu bukan aku,'

Serentak mereka mendongakkan kepala menuju arah suara tadi dan mendapati kepala bersurai duren yang sedang melongok ke bawah dengan cengiran lebarnya,

"NARUTO !"

"Sedang apa kau di situ, Naru ?" Kyuubi sweatdrop yang ditanya hanya tersenyum manis,

"Jangan tiba-tiba muncul seperti hantu, baka !" semprot Narumi,

"Ssssst ! Jangan berisik Rumi-chan, nanti kalau ketahuan baa-chan dan jii-chan kita bisa kena marah,"

Kyuubi dan Narumi saling berpandangan, "Kau naik dari mana ?" tanya Kyuubi penasaran.

"Itu, saklar lampu itu bisa ditekan," tunjuk Naruto pada sebuah saklar lampu yang menempel di dekat pintu, Kyuubi menekan saklar lampu tersebut, namun tidak ada perubahan apapun, "Bukan begitu !"

"Sssssssssst !" sela Narumi, Naruto pun menutup mulutnya seketika,

"Bagaimana ?" Tanya Kyuubi tidak sabaran,

"Menekannya di sisi kanan kiri bersamaan," Kyuubi menaikkan alisnya heran dengan kata-kata Naruto, namun Kyuubi lebih memilih diam saja dan mengikuti arahan adiknya itu.

Terbuka,

Rak buku besar yang terletak di sisi kanan ruang kerja Kushina bergeser ke kiri namun hal itu membuat beberapa kedutan muncul di kepala Kyuubi, ia menatap Naruto dengan tatapan malas,

"Di ujung kiri dekat lemari itu ada lantai kayu yang bolong sedikit, ditekan ke dalam," Narumi langsung saja menyelonong ke depan Kyuubi lalu menekan bolongan berbentuk persegi panjang itu membuat dinding di depan mereka bergeser dan menampakkan sebuah lorong rahasia, "Nanti ada tangga, naik lewat sana," jelas Naruto,

'Ribet,' Narumi melirik ke arah Kyuubi lalu tersenyum setan, "Kyuu-nii kalah oleh Naruto," cibir Narumi,

"Mati kau !"

"Gyaaa !"

•°

•°Konoha Boarding School°•

°•

"Hhhhh… Kita tidak menemukan apa-apa di tempat Kaa-san," Kyuubi menggeledah lemari es mencari apel-apel kesayangannya,

"Iya, aneh sekali…haamph…" Narumi duduk di kursi sambil melahap lemon madunya,

"Aku mau, Rumi-chan, aaaaah" Naruto membuka mulutnya, Narumi pun lalu menyuapkan lemon madunya, "Segaaaaaar~"

"Berarti kita tidak punya clue sama sekali tentang Kaa-san, hanya Tou-san saja," Kyuubi mengangguk menjawab pernyataan Narumi,

"Clue apa anak-anak ?"

Sontak Namikaze bersaudara itu menoleh dan mendapati Tsunade yang sedang berwajah seram. Lalu, terdengarlah teriakkan horror mereka,

"GYAAAAAA ! KABUUUUR !" dengan kecepatan kilat ketiga anak tersebut sudah menghilang dari hadapan Tsunade,

"JANGAN KABUR !" Tsunade mengejar anak yang paling lambat dalam berlari. Naruto.

"Huweeeeee~ Naru tidak tau apa-apa Baa-chan~" rengek Naruto seraya berontak dari cengkraman maut Tsunade,

"Ada apa memangnya ?" suara Jiraiya terdengar dari arah depan,

"Mereka bertiga mencurigakan, Jiraiya," sahut Tsunade,

"Kenapa Baa-chan bilang kami mencurigakan ? memangnya kami tersangka apa ?" tanya Naruto polos,

"Memangnya apa yang kalian sembunyikan ?" tanya Jiraiya seraya muncul di ruang makan dengan tangan mengangkat Kyuubi dan Narumi seperti mengangkat anak kucing,

"Hmph !" Kyuubi membuang muka menolak untuk menjawab,

Sebuah kedutan muncul di dahi Tsunade, ia menatap Kyuubi, Narumi dan Naruto bergantian, "Akan kubakar pohon buah kesukaan kalian kalau kalian tidak mau bicara, HAH !?" ucap Tsunade membuat ketiga cucunya terbelalak shock,

"Na-naru-chan menemukan ruang rahasia di ruang kerja Kaa-san," ucap Narumi pelan, Tsunade kini beralih ke Naruto,

"Ru-rumi-chan menemukan buku catatan Tou-san," setelah Naruto, Tsunade beralih ke Kyuubi,

"Cuma itu yang kami tau !" ucap Kyuubi kesal,

"Coba Jii-chan lihat buku catatannya," Jiraiya menurunkan Narumi dan Kyuubi, Narumi mengangguk lalu berjalan ke kamar mengambil buku catatan Tou-sannya,

"Ayo tunjukkan di mana ruangan rahasianya," titah Tsunade, Naruto hanya mengangguk sambil sesegukan,

Narumi menyerahkan buku catatan 'Time Paradox' milik Minato pada Jiraiya, matanya terbelalak saat melihat banyaknya orang yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan mesin lintas dimensi itu, ia membaca habis seluruhnya dalam satu malam. Sedangkan Tsunade yang memeriksa ulang ruangan Kushina juga tidak memperoleh apa-apa,

"Apa mungkin mereka difitnah ?" Jiraiya meminum teh panasnya, mereka memulai lagi percakapan di tengah malam mereka,

"Entah, aku juga tidak mengerti. Semuanya masih bagai kertas putih," jawab Tsunade sambil memijit-mijit pelipis kepalanya,

"Apa mereka masih hidup…" guman Jiraiya sambil membolak-balik buku catatan putranya,

"Kemungkinannya bukan nol. Kita bisa mengetahuinya dengan itu," Tsunade menunjuk jurnal milik Minato,

"Masalahnya di dunia ini tidak hanya ada 1 dimensi saja, Tsunade, berpuluh ribu bahkan miliyaran,"

"Aku tau itu ! Mesinnya juga perlu dibuat ulang, membutuhkan materi, alat, bahan bahkan tenaga yang tidak sedikit !" ucap Tsunade frustasi,

"Rumi ingin menolong Kaa-san dan Tou-san," Jiraiya dan Tsunade menoleh mendapati Narumi yang sedang mengucek-ucek matanya ngantuk,

"Aku juga…ingin menolong Kaa-san dan Tou-san," Kyuubi menatap Jiraiya dan Tsunade, "Aku yakin Naruto juga begitu," Naruto yang sedang asik di alam mimpi bersama boneka rubah kuningnya di kamar tersenyum ? Jiraiya menatap Tsunade lalu mengangguk, Tsunade hanya bisa menghela nafas lalu tersenyum,

.

.

.


~2 Tahun Kemudian~

Tsunade duduk di hadapan ketiga cucunya dengan Kyuubi di sisi kiri, Haruto di sisi kanan dan Naruto berada di antara mereka.

"Kalian akan sekolah di sekolah Baa-san dengan marga Uzumaki, got it ?" Tsunade mengingatkan peran mereka masing-masing, "Carilah teman yang bisa dipercaya untuk membantu, tentu saja Yamanaka Ino dan Haruno Sakura sudah masuk dalam listmu, Narumi !"

"Cari banyak teman kan, gampang," Narumi tersenyum lebar,

"Bukan sembarangan teman, tapi teman yang bisa dipercaya !" jelas Tsunade,

"Siap !" Narumi menghormat pada Tsunade,

"Baa-san, tapi kenapa Rumi-chan harus tetap memakai pakaian perempuan ? Dia kan laki-laki." Tiga pasang mata itu kini beralih pada Naruto.

"Sudah terlanjur basah," celetuk Kyuubi,

"Dasar rubah buluk." guman Narumi pelan.

"Aku dengar itu, banci !" desis Kyuubi yang hanya dibalas Narumi dengan menjulurkan lidahnya mengejek.

Tsunade menghela nafas sebelum mengembalikan perhatiannya pada Naruto, "Orang-orang tau bila Minato dan Kushina memiliki tiga putra, Naruto. Tapi mereka tidak tau mengenai hobi terselubung Kushina." serempak Naruto dan Kyuubi melemparkan pandangan mereka pada Narumi aka. Haruto yang melipat kedua tangannya dengan sebal.

Naruto menyeringai lebar, "Keren ! Haru-nii jadi seperti undercover agent !" Narumi dan Kyuubi lalu tertawa keras mendengar kalimat yang keluar dari mulut Naruto.

"Bukan seperti lagi, baka. Tapi aku memang undercover agent." balas Narumi menyeringai.

"Cih, anak laki-laki tapi memakai baju perempuan," sinis Kyuubi,

"Cerewet ! Kaa-san ingin anak perempuan. Kalau kau tidak sanggup memakai baju perempuan demi menyenangkan hati kaa-san tidak usah mengejek orang lain. Dasar rubah bulukan !" olok Narumi tak kalah sinis.

"Dasar Banci !" balas Kyuubi,

BLETAK

"Kurama, itu juga berlaku untukmu, mengerti !? Karena kau yang bertugas membuat ulang mesin itu, nanti Jiraiya akan pergi berkeliling dunia mencari material yang cocok karena harus diselesaikan secepatnya," Kyuubi mengguman 'hm'

"Memangnya kenapa harus secepatnya, Baa-chan ?" tanya Naruto penasaran,

"Dengar, pemerintah bisa saja mencurigai pihak keluarga juga ikut terlibat. Karena itu, hal ini tidak boleh sampai ketahuan pihak luar. Kalau itu terjadi, besar kemungkinan tempat ini akan mengalami nasib yang sama seperti di pulau Gitze tempat Kushina bekerja," Kedua blondy itu merinding mendengar kalimat Tsunade, 'Walaupun aku meragukan mereka akan bertindak sejauh itu.' batinnya dalam hati.

"Apa lagi dengan bukti yang belum cukup akurat saja mereka sudah melakukan aksi seperti itu," tambah Kyuubi, Narumi memelototi kakaknya sedangkan Naruto hanya bisa menatap Kyuubi ngeri.

"Ya. Karena itu, kalian harus sangat berhati-hati dalam memilih teman, jangan sampai hal ini muncul ke permukaan. Kalian cucu-cucu Baa-chan yang cerdas, pasti berhasil." Naruto, Kyuubi dan Narumi mengangguk, "Lalu, Naruto." tunjuk Tsunade, "Kau akan bersekolah di Prancis dan mengurus perusahaan Minato untuk sementara." Tsunade beralih menatap Narumi, "Narumi, kau bisa bertukar dengan Naruto dengan menjadi Haruto di Prancis bila bosan dengan Jepang. Karena, Naruto pasti akan kesepian bila tidak ada saudara di sana," Tsunade melirik Kyuubi yang mendengus, "Kalian mengerti !?"

"Hai, Baa-san !"

"Hn,"

.

.

.

Chap I Owari °•(̯^┌┐^)•°

Mind to Review Minna~