Return Of The Legend

By : Natsu D. Luffy

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Rate : T+

Genre : Fantasy, Romance

Main Pair : Naruto x Hinata

Warning : (miss) Typos, OOC, GaJe, Abal, SKS (Sistem Kebut Sejam)

.

.

.

.

Perang Dunia Shinobi ke-4 telah usai. Setelah menyegel seluruh kekuatan Madara beserta kesembilan Bijuu lainnya di dalam tubuhnya sendiri, Naruto Uzumaki kini menjadi sosok nyata dari Sage of the six path, bahkan lebih. Dengan kekuatan barunya, Naruto dapat dengan mudah mengalahkan Sasuke dan Orochimaru yang muncul dalam akhir peperangan yang mengira akan menang dengan mudah karena semua pihak telah kehabisan chakra.

Melawan ayahnya sendiri, Yondaime Hokage, yang dibangkitkan oleh Orochimaru, Naruto bertarung hingga melampaui batas kemampuan seorang shinobi. Menggunakan tekhnik barunya yang serupa dengan Flying Thunder God (Hiraishin), Naruto berhasil menyegel kembali ayahnya sekaligus mendapat gelar Black Flash, karena kilatan berwarna hitam yang akan terlihat setiap kali ia menggunakan jutsunya.

Nidaime Rikudo Sennin, Black Flash, Jinchuuriki no Juubi, Uzumaki Heir, Namikaze Heir, Children of Prophecy, Toad Sage of Mt. Myobokuzan, dan di atas semua itu, gelar terbaik yang pernah ia dapat adalah… Uzumaki Naruto. Setelah hari ini, seluruh orang di dunia shinobi akan mengenal nama Uzumaki Naruto dan akan mengakui keberadaannya,seperti yang ia cita-citakan sejak kecil.

Menatap ke atas langit dengan kedua mata Rinnegan miliknya, Naruto tersenyum dengan lembut sembari meneteskan air mata bahagianya.

"Kau lihat itu… kakek? Ero-sennin? Nagato? Itachi? Tou-san? Kaa-san? Aku telah berhasil memenuhi mimpi kalian, mengakhiri lingkaran setan kebencian di antara para shinobi dan membawa kedamaian. Aku harap kalian bangga…" bersamaan dengan itu, hujan deras hujan deras langsung mengguyur bekas medan pertempuran hidup dan mati para shinobi.

"Kerja bagus, bocah. Tapi sebaiknya kau jangan senang dahulu." Tiba-tiba saja datang suara Juubi dari dalam benak Naruto.

"Huh? Memangnya ada apa lagi, Juubi?"

"Dengan kekuatan yang sekarang kau miliki, aku tidak yakin tubuhmu akan mampu menahan semua kekuatan itu."

"E-ehhh?! Lalu apa yang akan terjadi padaku, Juubi?!"

"Ada dua kemungkinan. Pertama, tubuhmu akan kelebihan muatan dan akan meledak seperti bom atom."

"EEEEEHHHHHHHHHH?!"

"Atau yang kedua, jika kau beruntung, tubuhmu akan berusaha menyesuaikan dengan kekuatan yang sekarang kau miliki."

"K-kenapa kau baru bilang, Juubi! Sial, aku belum menjadi Hokage! Aku belum mau mati, -ttebayo!" seru Naruto diiringi air mata komikal yang mengalir bagaikan air terjun dari kedua mata Naruto.

"E-eh? Ap-apa ini?" tiba-tiba saja, Naruto merasakan tubuhnya tak bisa digerakkan dan tiba-tiba saja terasa keras.

'Hm… jadi tubuh anak ini mencoba menyesuaikan dengan kekuatan yang dimilikinya. Darah Uzumaki, seperti biasa, mempunyai fisik yang luar biasa. Tapi jika dugaanku benar, maka tubuh anak ini butuh waktu beribu-ribu tahun untuk dapat menyesuaikan diri. Tapi jika dalam waktu itu tubuh anak ini membusuk, itu akan percuma. Ya, mungkin aku harus sedikit membantunya.' Batin Juubi saat merasakan perubahan pada tubuh Naruto. Setelah itu, Juubi langsung membanjiri system chakra Naruto dengan chakra miliknya, mengganti seluruh chakra alami Naruto dengan chakra hitam miliknya.

'Dengan mengganti chakra alami anak ini dengan chakra alami milikku, maka secara otomatis Naruto akan menjadi makhluk abadi, sama sepertiku. Dengan begini, tubuh Naruto akan tetap utuh dalam jangka waktu beberapa ribu tahun ke depan.' Batin Juubi dengan seringai mengerikan miliknya seperti biasa, sebelum menghilang dalam bayangan penjara miliknya, bersiap-siap untuk tidur yang panjang.

"Huuuaaaaa! Apa-apaan ini?!" teriak Naruto saat melihat kakinya yang secara cepat dilapisi oleh batu dan terus merambat ke tubuh bagian atasnya. Sebelum seluruh tubuhnya benar-benar terlapisi oleh batu, Naruto sempat mendengar sayup-sayup suara teman-temannya dan para aliansi shinobi yang memanggil-manggil namanya.

10.000 years later…

"Know your place!" dengan itu, sosok Hyuuga Hinata pun menendang dengan telak lawannya tepat di kepala, membuatnya terpental beberapa ratus meter sebelum akhirnya menabrak sebuah bukit. Tentu saja, tidak diragukan lagi apaka lawannya masih hidup atau tidak.

"Cih, itulah yang kau dapatkan saat berani mengganggu seorang vampire, dasar makhluk rendahan." Ujar sosok Hinata sinis sembari menatap ke arah dimana bukit yang hancur bersamaan dengan tubuh monster ogre yang barusan ia hancurkan. Mata merah darah berpupil vertical miliknya bersinar di bawah rembulan malam. Rambut panjang indigo miliknya berkibar diterpa angin malam, bersamaan dengan baju seragam sekolah berwarna hijau miliknya yang kini telah acak-acakan.

Ya, inilah Hyuuga Hinata, putri dari Hyuuga Hiashi, salah satu dari tiga Dark Lord. Hinata adalah seorang vampire keturunan darah murni kerajaan, membuatnya menjadi seorang putri vampire dari keturunan Hyuuga. Dengan kekuatan vampire yang ditakuti dan sekaligus diincar seluruh monster, Hyuuga Hiashi akhirnya memutuskan untuk menyegel kekuatan vampire Hinata dengan sebuah Rosario yang dipasang sebagai kepala kalung milik Hinata, menyebabkan kepribadian Hinata berubah saat ia memakai Rosario miliknya.

"Hinata!" mendengar seruan teman-temannya, Hinata segera berbalik dan berjalan menuju teman-temannya dengan tatapan sinis yang masih terpasang di wajahnya.

"Wah, aku tidak menyangka bahwa Hinata seorang vampire!" seru Sakura dengan bintang di kedua matanya.

"Wah,kau benar-benar hebat, Hinata!" seru Ino girang melihat sosok ogre yang telah tak bernyawa.

Mengabaikan kedua temannya, Hinata tetap berjalan lurus menuju sosok Sasuke yang terlihat tengah memegang Rosario miliknya. Setelah berada di depan Sasuke, Hinata menatap Sasuke dari atas ke bawah dengan tatapan menilai.

"Warewolf, huh? Tidak buruk, paling tidak kau juga termasuk monster kelas S. Tapi kau harus lebih membukikan dirimu jika benar-benar ingin menjadi pasanganku, Uchiha." Ujar Hinata dengan nada sombongnya sembari mengambil dengan kasar Rosario miliknya dari tangan Sasuke.

Melihat reaksi Sasuke yang masih tetap tenang seperti biasa, Hinata menyeringai kecil, memperlihatkan gigi taring tajam miliknya. Hinata berniat untuk memasang kembali Rosario miliknya sebelum tiba-tiba merasakan tekanan youki yang sangat besar dari arah tengah hutan yang membanjiri daerah sekitarnya.

Sakura dan Ino bahkan tidak dapat menahan aliran youki yang terlalu besar dan terjatuh ke kedua lutut mereka dengan ekspresi wajah yang shock dan ketakutan. Tidak pernah dalam hidup mereka, mereka merasakan tekanan energi youki sebesar ini! Bahkan youki milik vampire tidak sebesar ini!

Sedangkan Hinata dan Sasuke, walaupun masih dapat berdiri, tetapi mental mereka tengah dilanda shock. Makhluk apa yang bisa menghasilkan tekanan youki sebesar ini?! Bahkan Hinata ragu apakah ayahnya, Lord Hiashi, dapat menghasilkan tekanan youki sebesar ini.

Tanpa menghabiskan banyak waktu, Hinata dan Sasuke segera melesat ke sumber pancaran tekanan youki sembari membawa Sakura dan Ino yang masih shock.

Melewati beberapa batu nisan dan pepohonan yang telah mati, akhirnya keempat murid ini sampai di tengah konsentrasi tekanan youki ini. Dan apa yang mereka lihat, membuat mereka semua jatuh terduduk dengan ekspresi shock dan ketakutan.

Di depan mereka, berdiri sebuah patung batu berbentuk seorang pria mengenakan sebuah pakaian aneh dengan jubah bermotif api di bagian bawahnya. Dari patung itu, keluar sebuah pancaran energi youki berwarna hitam yang memancar tinggi ke langit. Sesaat kemudian, patung itu perlahan retak, retak, dan terus retak sebelum akhirnya retakan-retakan itu hancur bersamaan dengan cahaya menyilaukan yang menyelimuti daerah itu.

"Ap-apa itu?" gumam Hinata yang pertama kali membuka matanya dan melihat sosok yang kini berdiri di hadapan mereka. Mendengar gumaman Hinata, ketiga temannya pun membuka mata mereka dan melihat sosok di hadapan mereka dengan mata yang lebih lebar dari sebelumnya –jika mungkin.

Di depan mereka, berdiri seorang pria dengan pakaian aneh seperti patung batu tadi, dengan rambut pirang jabrik, kulit eksotis berwarna tan dan tidak lupa ketiga garis kembar di kedua pipinya yang menimbulkan kesan menggemaskan. Matanya yang masih tertutup dan tubuhnya yang masih belum bergerak memberi kesan tenang sekaligus mendebarkan.

Perlahan, jari-jari tangannya bergerak, menggenggam, sebelum akhirnya ia memutar-mutarkan seluruh tangannya dengan gerakan seperti anak kecil, membuat Hinata dan kawan-kawannya sedikit sweatdropped.

Setelah sedikit 'insiden' kecil itu berakhir, sosok itu kembali tenang, membuat Hinata dan kawan-kawannya juga turut kembali tegang.

Dengan gerakan perlahan dan dramatis, sosok itupun membuka kedua kelopak matanya, menunjukkan mata dengan pola riak air berwarna ungu keabu-abuan khas Rinnegan miliknya.

Menatap sekitarnya dengan ekspresi bingung yang polos, sosok itu akhirnya menyadari keberadaan keempat orang yang terlihat sangat familiar di depan matanya.

"Huuuaa! Hinata-chan, Sakura-chan, Ino-chan, Teme~!" seru sosok itu dengan senyum lebar di wajahnya sembari berlari dan merentangkan tangannya menuju gerombolan Hinata dan kawan-kawan.

Mengabaikan keanehan bagaimana sosok asing itu mengetahui nama mereka -kecuali Sasuke yang menahan amarahnya karena nama panggilannya-, merekapun segera menghindar dari arah terjangan sosok asing itu, membuat sosok asing itu menabrak dan memeluk pohon besar di belakang mereka.

"U-ugh…" erang sosok itu sambil mengusap-usap hidungnya dan kembali berbalik menghadap kearah Hinata dan kawan-kawan dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa kalian menghindar, dattebayo?!"

Mengabaikan pertanyaan pemuda asing itu, Hinata memutuskan maju dan berdiri tepat di hadapan pemuda itu.

"Siapa kau?" tanya Hinata dengan nada mengerikan dan deathglare yang bisa membuat Madara iri.

"Huh? Kau tidak kenal aku, Hina-" sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja suara Juubi muncul di kepala Naruto.

"Dia bukan Hinata yang kau kenal, bocah. Kini kita berada sekitar 10.000 tahun setelah perang dunia shinobi keempat. Dan dari apa yang kurasakan, sepertinya kita berada di wilayah para monster."

Terlatih untuk menjadi shinobi yang professional, Naruto dapat dengan baik menyembunyikan emosinya dan rasa shocknya.

"U-Uh… maaf, sepertinya aku salah orang. Namaku Uzumaki Naruto, tapi cukup dipanggil Naruto saja~! Aku tidak suka hal-hal yang terlalu sopan, hehehe" ujar Naruto dengan senyuman rubah miliknya.

Mengabaikan rona merah yang tiba-tiba saja muncul di wajahnya saat melihat senyuman pemuda asing ini, Hinata kembali menatap dengan tajam pemuda di hadapannya.

'Uh, benar juga. Hinata yang ini… terlihat sangat berbeda dari yang ku kenal. Matanya… seperti Kurama. Kuku dan taringnya… tajam dan lebih panjang daripada manusia rata-rata. Jadi benar, ini adalah wilayah para monster. Tapi monster apa, dia?' batin Naruto sembari menatap balik Hinata.

"Kau. Jenis monster apa?" tanya Hinata memutuskan untuk mengambil suara terlebih dahulu. Bagaimanapun juga, ia sangat penasaran. Makhluk apa yang bisa menghasilkan youki sebesar itu?

"Aku bukan monster. Aku manusia, dattebayo!" seru Naruto dengan menirukan pose good-guy milik Lee dan Maito Guy, tak lupa dengan gigi yang bersinar.

Mendengar jawaban Naruto, Hinata dan kawan-kawannya langsung mematung. Apa dia bercanda?! Mana ada manusia yang bisa- tunggu. Ah, tidak mungkin! Ini memang bau seorang manusia!

"Wah, wah, wah… coba kita lihat apa yang kita temukan di sini." Belum sempat pulih dari rasa shock mereka, kelompok Hinata kembali dikejutkan dengan kedatangan 10 murid berseragam hitam, menandakan mereka anggota dari Student Police Committe.

"Hinata-san dan teman-temannya membawa masuk seekor makhluk rendahan bernama manusia ke daerah Yokai Gakuen. Ini pelanggaran yang berat bukan, Hinata-san?" ujar seorang pemuda yang sepertinya adalah pemimpin dari yang lain.

"Dan setiap pelanggaran, pasti akan mendapat hukuman." Dan dengan itu, kesepuluh murid itupun langsung berubah menjadi makhluk sejenis reptile dengan tinggi sekitar 2 meter dan badan berotot yang besar, membuat seragam sekolah mereka robek karenanya.

Melihat ini, Hinata dan teman-temannya juga turut mengambil posisi bertarung.

Sasuke mulai berubah menjadi warewolf, melepaskan aungan yang keras bersamaan dengan aliran youki yang besar. Sakura, mulai mengeluarkan sayap kelelawarnya dan ekor tajamnya yang menandakan bahwa ia adalah monster succubus. Sedangkan Ino, mulai merubah tangannya menjadi cakar es, menandakan bahwa ia adalah yuki onna.

Belum sempat kelompok Hinata menyerang, tiba-tiba saja Naruto berjalan santai dan berhenti di depan mereka. Dengan wajah yang menghadap ke arah kesepuluh lizardman, Hinata dan teman-temannya tidak dapat mengetahui ekspresi wajah Naruto. Tapi yang pasti satu yang ada dalam pikiran mereka, "Apa dia sudah gila?! Seorang manusia berniat melawan sepuluh monster sendirian?!"

"Menyingkir jika kau masih ingin hidup, Naruto! Kau hanya akan mengganggu kami!" teriak Hinata saat melihat para lizardman mengalihkan perhatiannya pada Naruto.

"Kalian… telah menganggap rendah manusia…" ujar Naruto dengan suara rendah dan tajam, memancing perhatian lebih banyak lagi dari para lizardman.

"Wow, sepertinya kita telah membuat marah seekor serangga. Bagaimana kalau kita ajarkan saja 'tempat' yang seharusnya ia sadari, teman-teman?"

Tanpa basa-basi lagi, kesepuluh lizardmen itu langsung meluncurkan diri mereka ke arah Naruto dengan kecepatan luar biasa dan cakar tajam yang siap mencabik apa saja.

"Naruto!" teriak seluruh kelompok Hinata –minus Sasuke yang hanya melihat kejadian di depannya dengan ekspresi serius.

Dengan santai, Naruto mengarahkan kedua telapak tangannya ke arah serangan kesepuluh lizardman dan mengucapkan satu kalimat yang akan mengakhiri pertarungan singkat ini.

"Subjugation of Omnipresent God (Shinra Tensei)."

Bersamaan dengan satu kalimat itu, tiba-tiba saja sebuah tekanan kekuatan tak terlihat langsung menghantam para lizardman dan membuat mereka terpental beberapa ratus meter menghantam pepohonan yang telah mati sebelum akhirnya berhenti saat menabrak dinding pembatas hutan dan Yokai Gakuen hingga hancur, menimbulkan murid-murid yang segera berkumpul mengerumuni daerah itu.

"Ups, sepertinya aku sedikit berlebihan, hehehe…" ucap Naruto sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal saat melihat kerusakan yang ditimbulkannya. Daerah beberapa ratus meter di depannya, yang tadinya penuh pepohonan, kini tidak lebih dari sekedar hutan gundul dengan pepohonan yang telah roboh ataupun tercabut.

"Ap-apa itu?!" ujar Hinata yang masih dalam wujud vampirenya, mewakili teman-temannya yang masih terlalu shock untuk berbicara.

"Hehe, aku belum memperkenalkan diri sepenuhnya, ya?" Naruto tertawa grogi sambil berbalik menghadap Hinata dan teman-temannya.

"Baiklah, ini dia perkenalan lengkapku." Mengambil napas panjang, Naruto kembali menghembuskannya perlahan sebelum tersenyum lebar pada keempat monster di hadapannya.

"Namaku Uzumaki Naruto, atau kalian bisa memanggilku Naruto. Aku adalah pemilik terakhir dari mata legendaris Rinnegan, jinchuuriki dari Juubi no Ookami dan ninja dari Konohagakure no Sato (Hidden village in the leaf), Dattebayo!"

.

.

.

.

To Be Continued

A/N : Huahahahaha! Akhirnya~! Hasrat menulis saya terpenuhi juga. Gara-gara stress gak nemu-nemu ide yang bagus buat "Where Is It : After Life!", akhirnya saya salurkan hasrat menulis saya di fict ini. Dan kalau ada yang sadar, ya! Di cerita ini memang ada sedikit unsur anime Rosario + Vampire, yaitu unsur ide sekolah khusus monster. Dan harus saya akui, ini satu-satunya fic yang saya sudah punya gambaran mau bagaimana ceritanya sampai tamat nanti. Ok, jadi bagaimana pendapat para readers sekalian? Mau dilanjut atau gak usah? Sampaikan pendapat lewat review~!

Oh, dan jangan lupa, lebih cepet banyakin review, lebih cepet saya update chapter selanjutnya ^^

Dan untuk yang nunggu WII : After Life! Mohon sabar, karena saya lagi bener-bener kehabisan ide -_-

OK, segitu aja, keep read and review~!

SEE YA!