Speed of Destiny

Naruto milik Masashi Kishimoto

Rate: T

Genre: Friendship and Family

Present: AN Narra

Chapter 15

Malam beranjak semakin larut, suasana malam yang cerah ini sepertinya memang sangat mendukung kelakuan beberapa anak muda untuk melakukan aksi mereka. Tepat digaris start sudah tampak tiga mobil dengan posisi saling berurutan. Penentuan posisi ini dipilih secara acak dan hasilnya mobil Nissan 240SX berwarna hitam-orange orange milik Pein ada diurutan pertama, disusul Nissan 350Z berwarna biru awan milik Suigetsu. Dan diposisi ketiga ada Mitsubishi lancer evo IV berwarna dark blue milik Sasuke.

"Jangan tegang begitu, wajahmu terlihat tambah angker Teme!" Sela Naruto pada sahabatnya yang duduk disebelahnya dengan wajah tegang. Ketegangan sebenarnya bukan hanya milik Sasuke namun juga perwakilan peserta yang lain. Pein, Menma, Jugo, Suiegetsu sudah memfokuskan diri mereka untuk menghadapi sesi ini. Dengan cara ini tentunya mereka akan mendapat informasi tentang peta kekuatan masing-masing wilayah.

"Hn?" Jawab Sasuke pendek sambil menoleh pada Naruto yang justru masih menampakkan wajah riang tanpa beban. Meskipun dia hanya duduk dan bersatus navigator tapi tentu ia sudah punya tugas lain yaitu untuk menyerap informasi sebanyak-banyaknya dari gerakan lawan.

"Ampun kumat deh, dinginnya!" Ujar Naruto sambil cemberut. Melihat sahabatnya satu ini tidak bisa diajak bercanda akhirnya mau tidak mau pandangan matanya kini dialihkan ke depan untuk melihat situasi. Benar saja di depan sudah tampak pembawa bendera pertanda sesi akan dimulai.

Situasi di garis start menjadi semakin tegang begitu pembawa bendera memberi aba-aba.

"Tiga!"

"Dua!"

"Satu!"

Ketiga mobil langsung melesat dengan kecepatan tinggi meninggalkan garis start. Tensi panas langsung terasa begitu memasuki tikungan pertama. Suigetsu langsung menghimpit Pein dan siap melakukan penyalipan pada tikungan pertama.

Ekor mata Menma sedikit melirik wajah Pein yang nampak terkejut mendapat perlawanan sedini itu.

"Suigetsu akan melakukan weight transfer, sebaiknya kau segera melakukan pulse untuk overpower. Derajat tikungan sekitar 40 derajat hati-hati," ujar Menma mengkomando Pein. Mendengar petunjuk Menma yang sigap sedikit membuat Pein bingung pasalnya dia tidak mengenal baik medan ini namun rasa keraguan itu coba ditepis dan memilih melakukan arahan anak buahnya.

Benar dugaan Menma, tepat sesaat sebelum memasuki tikungan dia melihat tanda-tanda mobil Nissan 350Z bersiap melakukan aksinya. Tidak mau kecolongan Pein langsung melakukan pengereman disertai pengurangan gigi untuk melakukan pulse. Sesuai intruksi Menma maka dia berhasil mempertahankan posisinya selepas tikungan karena mampu mempertahankan kecepatan dan melewati belokan dengan pengambilan sudut yang akurat.

"Ya ampun ini baru tikungan pertama, bisa-bisanya mereka sudah beradu seperti itu." Naruto terperangah dengan aksi kedua mobil di depannya yang sama-sama berambisi. Meskipun begitu Naruto masih menampakkan ketenangannya dibalik kemudi dengan menempel ketat mobil Suiegetsu yang asik sendiri menguntit Pein.

Sasuke melirik Naruto heran. "Bukan saatnya untuk takjub dobe! Sekarang kau harus memutuskan sesuatu!" Gara-gara melihat aksi kedua mobil di depan entah mengapa Sasuke jadi ikut terpancing untuk ambil bagian.

"Sabar dulu kenapa, baru juga dimulai!" Jawab Naruto santai. Meskipun terdengar cuek tapi sebenarnya sepupu Menma ini sudah memikirkan beberapa strategi untuk menghadapi mereka. "Harus benar-benar dipikirkan dengan kepala dingin, jangan gegabah" pikir Naruto matang-matang.

Berbeda dengan Naruto yang masih adem-ayem mengekor, rasa kesal karena gagal sudah melanda perwakilan Iwagakure. Niatan mereka memberikan shock terapi dini harus gagal karena ketua akatsuki Pein berhasil mengantisipasi dengan baik.

"Hampir saja berhasil, lihat saja akan kutunjukkan hasil latihanku Pein!" Kata Suiegetsu kembali bersemangat, dia semakin tertantang untuk menyalip Pein sampai-sampai tidak peduli dengan mobil dibelakang mereka. Sedikit blunder ini tertangkap jelas oleh Jugo yang menavigatori Suigetsu.

"Sebaiknya kau juga waspada, mobil itu masih bisa menempel kita." Jugo sedikit melengok kebelakang melihat posisi mobil Sasuke yang menempel ketat mereka. "Waspadalah Sui, jangan hanya terfokus pada Pein."

.

Sejauh ini mobil Pein masih belum dapat digeser posisinya oleh Suigetsu. Dari pandangan Naruto dan Sasuke mereka bisa melihat hampir setiap tikungan mereka selelu bentrok namun tetap saja Pein selalu bisa mengantisipasi dengan baik. Berkat petunjuk-petunjuk Menma yang hampir semuanya akurat maka sangat memudahkan kerja Pein. Ketua akatsuki itu jadi tenang karena sang wakil sangat membantunya untuk menghadapi Suigetsu yang perkembangannya sangat diluar dugaan. Namun ketenangan Pein justru berbanding terbalik dengan wajah tegang yang ditunjukkan sang wakil.

"Sampai kapan kau mau bermain-main Naruto!" Batin Menma bertanya. Sudah hampir separuh pertandingan tapi dia sama sekali belum melihat aksi-aksi dari Naruto. Dari beberapa kali bertanding Menma sampai bisa menilai situasi apa yang paling rawan jika menghadapi sang sepupu. Jika sepanjang sesi ini dia hanya melihat aksi penempelan Naruto pastinya Menma bisa menyimpulkan bahwa sebentar lagi sepupu pirangnya akan melakukan tindakan yang tak terprediksi dan mematikan.

Meskipun sudah beberapa kali bertanding Menma tetap saja masih bingung dengan gaya balap Naruto, terkadang bisa sangat agresif dan terkadang menjadi tipe yang tenang. Mengingat kekalahan Naruto terjadi ketika sang sepupu lebih terlihat agresif maka sikap tenang ini bisa jadi lebih berbahaya.

"Kerja bagus Menma, sekarang aku hampir mengerti pola yang dipakai Suigetsu!" Kata Pein memecah lamunan pemuda Uzumaki.

"Tak kusangka kau juga bisa jadi navigator yang baik selain jadi rival utamaku." Pein bisa merasa rileks karena perlahan-lahan bisa menjauh dari dua pemuda perwakilan Iwagakure.

"Jangan senang dulu, musuh utama kita belumlah keluar," kata Menma dengan serius untuk memperingatkan situasi sebenarnya pada sang ketua.

"Apa maksudmu?" Tanya Pein tidak percaya.

"Asal kau tahu semua petunjuk yang kusarankan semua itu bersumber dari partner Sasuke." Jawab Menma cepat. Menma menggeram rendah karena pikirannya buntu tidak bisa memperkirakan jalan pikiran Naruto.

Di dalam mobil Mitsubishi lancer evo IV Naruto tiba-tiba tersenyum melihat jarak antara Suigetsu dan Pein mulai merengang. Pikirannya mulai difokuskan untuk menjalan rencana yang sudah tersusun sejak tadi. Melihat Naruto sedikit tersenyum simpul mendadak membuat Sasuke yang disampingnya menegang. Dia sangat tahu kebiasaan baka Naruto jika sudah menunjukkan ekspresi itu. Sikap itu pertanda Naruto sebentar lagi akan melakukan sesuatu.

Benar dugaan Sasuke. Sekarang dia melihat Naruto menaikkan kecepatan mobilnya untuk menempel Suigetsu dari luar di jalanan lurus. Suigetsu yang ikut terkejut reflek menaikkan laju mobilnya lagi untuk menjauh dari Naruto. Kedua mobil kini sudah beradu kecepatan bahkan posisi mobil Naruto sudah hampir sejajar dengan mobil Suigetsu.

"Apa-apaan ini!" Rengut Suigetsu kesal karena terus dikejar Naruto. Jugo yang berada disamping Suigetsu ikut terbelalak melihat pemuda dibelakangnya berani beradu kejar disaat jalanan hampir memasuki tikungan.

"Sui, bahaya!" Pekik Jugo untuk memperingatkan Suigetsu yang tidak menurunkan kecepatannya ketika hampir memasuki tikungan tajam di depan.

"Gila apa yang kau lakukan!" Sasuke terbelalak ngeri melihat spidometer kecepatan yang dikebut Naruto saat hampir memasuki tikungan. Naruto dan Suigetsu sama-sama tidak ada yang tampak mau mengalah dengan tidak menurunkan kecepatan disaat hampir memasuki tikungan.

"Bagaimana bisa!" Teriak Suigetsu tidak terima begitu melihat mobil Mitsubishi lancer evo IV berhasil meluncur mendahuluinya tepat saat akan masuk tikungan.

Dengan kecepatan hampir 100 km/jam Naruto melesat untuk masuk tikungan, dengan tenangnya dia mengangkat pedal gas saat kecepatan tinggi dilanjutkan control stir tanpa kesalahan untuk membelok mulus melesat membuat jarak dengan mobil perwakilan Iwagakure.

Sasuke yang berada disamping Naruto masih terperangah ngeri melihat aksi pertama Naruto dalam sesi ini. "Sekali beraksi memang tidak tanggung-tanggung!"

Tidak hanya Sasuke, Suigetsu dan Jugo yang mengalami guncangan jiwa dengan aksi Naruto tapi Pein dan Menma juga sudah terkejut ketika tahu-tahu mobil berwarna dark blue sudah menempel ketat mereka.

"Sudah kuduga, mana mungkin dia hanya akan menonton." Gumam Menma begitu melihat mobil milik Sasuke sudah dibelakang mereka. Tidak berhenti disitu, iris onix Menma bahkan sudah terlihat gusar ketika melihat tanda-tanda akan ada aksi lanjutan sebentar lagi.

Setelah aksi Naruto, Sasuke bisa lebih rileks dari perasaan tegang akibat ulah sahabatnya. "Tak bisakah kau memberi peringatan sedikit saja! Kau mengemudi tidak sendirian!" Hardik Sasuke tajam pada Naruto.

"Ha ha ha ha!" Naruto justru tertawa dengan perkataan Sasuke. "Gomen! Gomen! Jika tidak begitu kita akan susah lepas dari perwakilan Iwagakure!" Ujar Naruto renyah tanpa kehilangan fokusnya.

Perkataan dari Naruto itu baru membuat Sasuke tersadar jika jarak antara mobil Suigetsu dengan mereka cukup jauh. Tampaknya efek aksi dari Naruto tadi tidak hanya berbuntut pada penyalipan namun juga kerenggangan jarak akibat perbedaan efisiensi saat menikung. "Hebat!" Puji Sasuke dalam hati.

Sang raven akhirnya tidak banyak komentar lagi ketika melihat Naruto mulai merapatkan jarak untuk menyalip dari luar seperti kebiasaanya.

Menma menangkap cepat tindakan Naruto. Baru saja akan memberi komando Pein, tapi sang ketua sudah bergerak cepat dengan menutup celah pergerakan Naruto dengan melakukan sliding sebelum memasuki tikungan. Melakukan Clutch Kick lebih awal akan lebih menguntungkan untuk situasi seperti ini.

"Kau jangan meremehkanku, aku bukan amatiran," kata Ketua akatsuki itu sebelum diberi komando Menma. Pemuda jangkung itu terhenyak seraya memandangi ketuanya.

"Aku sekarang paham kenapa kau sedari tadi tegang begitu, pantas saja rupanya ini yang kau takutkan. Aku tidak tahu apa hubunganmu dengan anak itu, tapi jika kau punya informasi lebih sebaiknya membantuku karena ini akan jadi pertandingan yang sulit," ujar Pein tanpa kehilangan konsentrasinya pada stir kemudi yang masih ia kendalikan.

Clutch Kick/melakukan sliding sebelum tikungan memang efektif untuk memblok laju mobil dibelakang meski berakibat kecepatan ditikungan menurun namun setidaknya dia bisa menutup celah sang lawan untuk saat ini.

Dengan keterampilan yang dimiliki Pein mengefisiensikan kecepatan menikung bukanlah hal sulit baginya meskipun situasi tidak cukup mendukung. Hasilnya sekarang dia masih bisa lolos dari penyalipan Naruto.

Tidak sampai disitu belum juga Pein bisa sejenak rileks pemuda berpierching sudah dikejutkan dengan posisi mobil Mitsubishi lancer evo IV yang sudah bergerak untuk menyalip lagi.

"Sial, ternyata belum selesai!" Ketegangan mulai menjalar kembali dalam tubuh Pein.

Kegagalannya menyalip Pein tidak membuat Naruto kesal namun justru membuatnya lebih semangat lagi. Dengan sadarnya ia melakukan penghimpitan yang jarang dilakukan seorang Namikaze Naruto.

"Kau mau melakukan apa?" Tanya Sasuke keheranan melihat Naruto sudah memacu kecepatannya untuk mendahului Pein. Naruto menunggu momen favoritnya yaitu memanfaatkan tikungan untuk menyalip.

"Diam saja dan perhatikan!" Ujar Naruto pendek sambil memutar setir ke arah luar tikungan. Dengan cekatan dia melanjutkan aksinya dengan memutar balik setir secara cepat untuk menggeser bagian mobil belakang. Momen itu berlangsung sangat cepat dan baru berakhir ketika sang Pangeran Night tersadar jika mobil mereka menyalip mulus tanpa kesulitan berarti. Sasuke masih tidak percaya Naruto senekat itu sampai menggunakan Scandinavian Flick disituasi yang sempit ini.

Pein membelalak tak percaya dia begitu mudahnya dilewati oleh pemuda yang bernama Namikaze Naruto. Hanya dengan beberapa kali percobaan bisa langsung melewatinya begitu mudah. Ini tentunya menjadi pukulan telak baginya yang notabene pemegang peringkat satu.

"Wow, tumben senekat itu!" Celetuk Menma yang entah kenapa berubah rileks setelah dilewati sepupunya.

"Pein Nii-san sekarang kau merasakannya bukan? Hmmm… lumayan contekan baru! Ho ho ho masa jayamu sudah habis Nii-san!" Pikiran Menma sudah berubah nista. Baginya jika situasi sudah seperti ini akan sulit menang mengingat sepupu pirangnya ini juga memilki skill mumpuni untuk mempertahankan posisi terlebih lagi dia sudah satu langkah lebih maju karena mengenal medan dengan baik.

Menma pasrah.

Naruto akan membalas dendam.

.

.

.

.

2 Tahun Kemudian

Disebuah rumah sewa tampak satu dari tiga mahasiswa kedokteran semester satu yang sedang membereskan barang-barangnya untuk dimasukan ke koper. Ini adalah momen yang paling ditunggu setiap mahasiswa apalagi kalau bukan libur akhir semester. Tentunya ini juga jadi hal yang paling ditunggu untuk pemuda bersurai pirang yang makin hari makin tampan saja. Pemuda ini sekarang lebih tinggi dari dua tahun lalu, rambut pirangnya juga sedikit lebih panjang yang membuatnya nampak makin mirip dengan sang ayah. Satu lagi jangan lupakan senyum hangatnya yang membuat teman-teman perempuannya meleleh. Dikampusnya Naruto Namikaze sudah sangat terkenal sebagai pemuda tampan, pintar yang memiliki kepribadian tenang, tidak heran jika dia sampai menyandang predikat Pangeran Kampus.

Tunggu sejak kapan pirang favorite kita jadi seperfek ini, perubahan ini terjadi sejak awal masuk kelas tiga, Naruto memang jadi anak rajin belajar. Tentunya teman-temannya sudah tahu apa cita-cita Naruto yaitu menjadi seorang dokter. Dengan ketekunannya akhirnya dia bisa masuk Jurusan Kedokteran di Universitas Sunagakure yang notabene Jurusan Kedokteran di Suna merupakan yang paling favorit.

"Ya ampun Naruto, apa kau serius mau pulang sore ini?" Tanya seorang lelaki berambut coklat iris mata senada dengan rambutnya. Sora teman satu atap dengan Naruto itu hanya bisa geleng-geleng kepala terhadap sifat sahabatnya yang punya home sindrom.

"Sudahlah, kerjaannya Naruto memang hari sabtu-minggu pulang Konoha, pulang kuliah belajar. Bagi Naruto rumah itu adalah refresing!" Cibir pemuda berambut hitam panjang berkuncir yang juga seumuran dengan Naruto.

Sret!

"Berisik!" Omel Naruto pada Sora dan Hidate begitu selesai mengemas semua barangnya pertanda siap untuk liburan panjang. Naruto sudah tidak sabar lagi untuk pulang dan memperlihatkan hasil nilainya cumloude pada orang tuanya. Sebenarnya masa liburan mereka sudah dimulai seminggu lalu, tapi Naruto dan mahasiswa yang lain masih bertahan di Suna sampai nilai keluar. Jujur dia tidak tahan jika hanya menunggu di rumah. Alasan lain ingin cepat pulang tentunya ia juga sudah tidak sabar bertemu dengan kekasihnya Hinata dan bertemu teman-temannya yang masih tenggelam saja di dunia balap mobil.

Ada satu momen lagi yang ditunggu Naruto yaitu event "Speed Level" tahun ini. Akhirnya setelah tertunda dua tahun dia bisa ikut juga meski statusnya masih sama seperti dua tahun lalu.

"Kalian tidak pulang?" Tanya Naruto heran pada kedua temannya. Kedua pemuda itu masih santai dengan duduk dikursi tengah sambil ngemil menonton tv.

"Tidak, ada acara di ground Suna," ujar Sora tanpa memandangi Naruto. Di tempat manapun Naruto seperti ditakdirkan bertemu dengan orang-orang penggila balap. Sora dan Hidate adalah anggota dari klub Scorpio yang anggotanya adalah para mahasiswa Universitas Sunagakure.

"Hah kalian ini, acara apa sih sampai kalian tidak pulang!" Celetuk Naruto. Kini tubuhnya sudah dihempaskan pada kursi sambil menyerobot cemilan Hidate. Naruto tahu Hidate dan Sora adalah maniak layaknya teman-temannya di Konoha tapi selama di Suna jujur tidak pernah menyambangi ground Suna yang jadi tempat favorite untuk balapan di Sunagakure. Waktu Naruto habis untuk belajar, hari libur dia lebih memilih pulang ke Konoha daripada mengahabiskan waktu di Suna.

"Yang jelas itu penting bagi perkembangan kami!" Timpal Sora cuek.

Naruto mengunyah cemilannya. "Sepenting apa?" Tanyanya polos.

"Hah…kujelaskan juga percuma karena kau tidak akan tahu." Cibir Hidate pada Naruto yang tumben tidak pegang buku saat santai. Jelas mereka meragukan Pangeran kampus yang terkenal dengan cap anak baik akan mau mengenal dunia mereka.

"Paling juga soal klub balap lagi!" Dengus Naruto kesal karena teman-temannya sama sekali tidak mau menjelaskan.

"Nah itu sudah tahu, tidak usah ngambek gitu. Cuma sesi kumpul penjajakan klub baru dan klub lama pra-event!" Sora akhirnya menjawab pertanyaan Naruto begitu melihat sahabatnya ini mulai ngambek.

"Berarti akan ada beberapa klub luar dong!" Ujar Naruto dengan nada tertarik.

"Tentu, namanya aja kumpul penjajakan!" Jawab Hidate asal.

"Berarti ada klub dari Konoha, Usuzhio, Iwagakure dan yang lain. Boleh aku ikut?" Mendengar lontaran kalimat dari Naruto membuat Hidate dan Sora tersedak berbarengan. Hallo, apa otak Naruto sedang konslet?

"Kau serius?" Tanya Sora tidak percaya memandang Naruto.

Mata Naruto menyorotkan kebingungan. "Kenapa, tidak boleh ya?" Tanyanya dengan nada yang berubah sedih.

"Bukan begitu, boleh saja. Ya sudah nanti malam kau ikut kami." Hidate masih tidak percaya Naruto akan ikut bersama mereka.

"Apa reaksinya teman-temannya jika melihat Pangeran kampus di Ground Suna?" Hidate masih membayangkan seorang Naruto keluar malam di tempat balapan. Ini kejadian langka tentunya.

"Awas saja kalian nanti, kenapa tidak ada yang bilang akan ada event di Suna." Pikir Naruto kesal pada teman-temannya. Pemuda pirang ini merasa diabaikan. Setelah mendapat persetujuan dari kedua rekannya lalu membuka handfonenya untuk mengirim pesan pada orang tuanya

.

.

Suasana akhir bulan Desember memang jadi suasana yang selalu dingin. Naruto baru saja memarkirkan mobil Corolla Axio berwarna biru laut tepat dibelakang mobil Sora dan Hidate. Karena cuaca cukup dingin dia mengenakan jaket putih miliknya. Dia segera turun dari mobil, disana dia melihat pemandangan khas dari perkumpulan klub mobil. Padahal baru dua minggu dia tidak bertemu kawan-kawannya namun itu seperti waktu yang lama baginya.

Naruto sedikit mengangkat alis karena melihat pandangan heran dari beberapa wajah familiar namun tidak dikenalnya. Jelas beberapa mahasiswa Sunagakure terkejut untuk pertama kalinya melihat Namikaze Naruto si anak baik disana.

"Naruto-kun?" Sapa seorang gadis dengan rambut coklat madu. Wajahnya oval dengan kulit putih disertai bibirnya merah marun serta tubuhnya yang langsing menjadi daya tarik sendiri untuk gadis ini. Tapi jangan salah meski cantik ia juga terkenal akan ketomboinnya karena ia salah satu anggota Scorpio. Benar-benar mengingatkannya dengan Sakura dan kawan-kawan.

Naruto tersenyum ramah untuk membalas sapaan itu. "Matsuri, aku tidak menyangka kau disini?"

"Justru aku yang tidak menyangka kau disini, Naruto-kun," ujarnya lembut.

Naruto menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Aku juga punya urusan, he he he."

"Masa sih?" Tanya Matsuri centil. Kalau berhadapan dengan Naruto yang sekarang memang jarang ada wanita yang tahan imannya untuk tidak menggoda pemuda tampan satu ini.

Hidate merangkul Naruto. "Dia sudah punya urusan sendiri, memangnya kalian para wanita punya niatan tambahan untuk cuci mata!" Tuding Hidate pada Matsuri sambil tersenyum mengejek.

"Huh bilang saja iri selain mereka tampan mereka juga hebat tau, tidak sepertimu!" Kata Matsuri diakhiri juluran lidah seperti anak kecil.

"Hah teruslah bermimpi Menma mau menyapamu, girls!" Sora sudah ikut-ikutan saja mengejek obsesi para gadis. Sora memang akhir-akhir ini jadi jengah jika mendengar pembicaraan terus-terusan anak perempuan di klubnya yang tidak henti-henti membicarakan cowok-cowok tampan dan berbakat dari klub lain.

"Cih seperti Hinata mau menyapamu saja!" Balas Matsuri kesal.

Kalau yang ini Naruto jelas langsung bereaksi mendengar nama kekasihnya disebut-sebut. "Siapa, Hinata?" Tanya Naruto memastikan.

Matsuri menyeringai seraya menepuk Naruto. "Itu idolanya Sora, dari klub Black Roses." Mata blue safir Naruto langsung menatap Sora yang wajahnya sudah merah padam.

"Huh, daripada kau apaan tuh Menma, Menma, Menma mulu!" Ketus Sora. Nah untuk yang satu ini jelas sukses ingin membuat Naruto tertawa sejadi-jadinya. Dia tidak menyangka ada yang berminat pada makhluk saklek macam dia.

Naruto menutup mulutnya dengan salah tangan untuk menahan tawa. "Beneran kamu ngefans sama Menma?" Tanyanya sambil menahan tawa. Ketiga pasang mata menatap Naruto horror kelakuan pemuda bersurai pirang yang tahu-tahu tertawa sendiri.

"Ada yang lucu?" Matsuri merasa terhina dengan kelakuan Naruto. Paras cantiknya sudah diubahnya menjadi tampilan marah. Melihat reaksi Matsuri yang tidak enak dia langsung minta maaf.

"Gomen, gomen aku tidak bermaksud," ujarnya sebelum Matsuri tambah marah. Kalau situasi begini tiba-tiba saja otaknya ada niatan jahil untuk kejutan sang sepupu. Dia membuka dompetnya dan mengambil foto simpanan yang ekslusif jadi simpanan miliknya selama dua tahun ini.

"Matsuri, aku punya sesuatu untukmu!" Tangan Naruto sudah membawa lembaran foto ukuran 4x6 yang masih utuh belum terpotong lalu diberikannya pada Matsuri.

Reflek mereka bertiga melihat foto gadis manis berpakaian jadul dengan rambut dikepang dua di dalam setiap lembaran." Tolong nanti kalau bertemu Menma kau minta tanda tangan difoto itu!" Ujarnya penuh misteri.

"Tapi ini foto siapa?" Hidate masih tidak mengerti apa maksud Naruto.

"Sudah nanti juga tahu!" Naruto kembali menunjukkan senyumnya yang mencurigakan.

Hidate, Sora, Matsuri hanya mengangguk saja meskipun tidak tahu arti kelakuan Naruto.

"Kami mau kesana, mau ikut?" Tawar Hidate pada Naruto sambil menunjuk gerombolan klub Scorpio yang ada di ujung barat.

"Ngg ,tidak!" Perhatian Naruto sudah tertuju pada gerombolan wajah-wajah familiar yang dilihat di ujung selatan. "Tenang saja, aku tidak akan hilang!" Tambah Naruto ketus melihat ekspresi khawatir terpampang di wajah mereka.

Begitu Sora, Matsuri dan Hidate pergi, Naruto segera melangkahkan kakinya menuju kerumunan teman-temannya. Hinata menjadi orang pertama yang mengetahui kehadiran sang blonde.

"Naruto-kun!" Senyum manis Hinata langsung mengembang begitu melihat kekasih hatinya datang dihadapannya.

"Sesuai janji, aku datang Hinata-chan!"Naruto langsung mengelus-elus poni Hinata begitu disampingnya.

"Ya ampun baru datang, udah bermesraan. Tidak tahu apa kakakmu itu jomblo." Celetuk suara yang amat dikenal Naruto. Menma sepupunya super jahil yang ajaibnya dia sekarang pemegang peringkat satu selama dua tahun berturut sudah terduduk manis disamping Sai, Chouji, Shino dan Kiba.

"Apa luh orang nyasar, ngapain juga disini!" Komentar pedas langsung keluar dari mulut Naruto.

"Haduh, kenapa kalau Menma dan Naruto bawaannya ribut mulu." Shikamaru sudah memijit keningnya pertanda pusing. Pertengkaran dua orang ini memang sering jadi warna lain jika berkumpul seperti ini.

"Biarkan saja, toh sama-sama keras kepala!" kata Gaara cuek. Dia tidak peduli dengan pertengkaran dua pemuda itu karena dia tengah asik memainkan game sepakbola versi teranyar dalam Handphonenya.

"Berisik!" Sela Sasuke tajam. Mahasiswa jurusan desain grafis berhasil menyela keributan. Naruto berpaling menghadapkan wajahnya pada kekasih Sakura.

"Kenapa kasih infonya telat Teme! Untung aku belum pulang ke Konoha." Dia jelas kesal kawan-kawannya memberi info telat soal hal ini. Untung saja dia tadi sempat ngobrol dengan Sora dan Hidate kalau tidak mungkin sore tadi dia sudah melesat pulang Konoha.

"Maaf kami sibuk koordinasi, Naruto." Suara halus Sakura memberi jawaban untuk sahabatnya ini. Penampilan Sakura yang sekarang sudah jauh beda dengan yang dulu. Wajahnya makin cantik dengan rambut soft pinknya yang tergerai panjang. Benar-benar layaknya dewi dan Sasuke beruntung mendapatkannya.

Naruto bersedekap kesal. "Hah, bilang saja lupa."

Kiba mendecih pendek. "Sudah jangan ngambek, seperti anak kecil saja! Yang terpenting sekarang kau sudah disini." Naruto masih belum bisa terima alasan mereka terbukti dengan sorotan tajam masih mengarah pada mereka. Sebuah tepukan kecil dari Hinata berhasil mengalihkan perhatianya.

"Maaf Naruto-kun, ta-tapi kami memang akhir-akhir ini sangat sibuk. Ka-kami tidak melupakan Naruto-kun!" Cicit Hinata dengan nada gugup untuk menenangkan Naruto. Ajaib jika Hinata yang memberi penjelasan Naruto langsung menurut.

"Ya sudah tak apa!" Senyum charming Naruto mengembang seraya mengandeng mesra Hinata. Saat ini jelas sepasang kekasih ini memanfaatkan momen untuk saling melepas rindu. Sayangnya kemesraan mereka harus dirusak oleh seseorang.

"Ehm!" Potong Sasuke dengan suara batuk yang di buat-buat. "Apa kau mau datang kesini cuma untuk bermesraan?"

Naruto berpaling pada Sasuke dengan pandangan sebal. "Apa sih gak suka lihat orang senang dikit!"

"Kalau mau pacaran sana di danau, tidak sopan bermesraan di tempat umum!" Ucap Sasuke untuk mengingatkan tujuan mereka disini.

Kekasih Hinata mengerling bosan. "Ya ya ya, ngomong-ngomong mana para senpai? (Kakashi, Sasori, Pein)" Tanya Naruto mengalihkan pembicaraan sekaligus mempertanyakan keberadaan beberapa ketua yang sama sekali belum terlihat batang hidungnya.

"Tuh disana lagi kumpul!" Ujar Menma santai sembari memainkan kunci mobilnya. Wajahnya spontan berseri begitu memandangi Naruto.

"Tanding yuk! Lama nih gak duel sama adik kecil kesayanganku!" Ajaknya pada Naruto. Pemuda dengan peringkat satu ini agaknya rindu untuk bertanding dengan orang sekelas Naruto. Selain itu saat ini dia juga sedang dilanda bosan karena sedari tadi menunggu. Mungkin bertanding dengan Naruto bisa cukup membunuh moodnya yang lagi jelek.

Tawaran Menma cukup menarik perhatian Naruto, sejujurnya ini kesempatan juga untuk latihan pemanasan berhubung dia sudah tidak intens lagi melakukan balapan mengingat dia hanya bisa pulang ke Konoha hanya dua hari.

"Adakah yang bisa pinjami mobil lagi?" Tanya Naruto sambil cengar-cengir watados pada teman-temannya. Sampai sekarang Naruto memang belum memodifikasi mobilnya sehingga masih suka pinjam sana-sini untuk menghadapi lawan-lawan tertentu khususnya Menma.

Sebuah kunci mobil telah dilemparkan seseorang dan berhasil ditangkap sempurna oleh Naruto. "Dasar tidak modal, aku heran kenapa kamu bisa menyaingi Menma." Rupa-rupanya pelaku pelemparan kunci tidak lain adalah Simurai Sai. Pria tampan playboy satu ini sudah terduduk santai di belakang Sasuke bersama Lee dan kawan-kawan.

"Thank!" Ujarnya berterimakasih.

Menma langsung bangkit dari duduknya. "Nah ayo kita mulai!"

"Tunggu aku ikut! Enak saja kalian berdua meninggalkanku!" Ujar Sasuke pada keduanya dengan serius.

"Aku ikut juga!" Gaara juga tidak mau ketinggalan.

"Eh?" Naruto terkejut dengan keinginan Sasuke dan Gaara yang juga tidak mau ketinggalan. "Apa ini tidak kebanyakan?" Tanya Naruto tidak yakin.

"Sudah ayo!" Menma tahu-tahu sudah menyeret Naruto ke tempat parkir mobil mereka.

Dengan bersiapnya ke empat mobil di area start tentu sangat menyedot banyak perhatian terlebih mereka mengenal betul siapa pemilik mobil-mobil ini. Di area tersebut telah ada Mitsubishi lancer evo IV berwarna dark blue milik Sasuke, Mazda RX7 berwarna merah gelap milik Gaara, subaru impreza WRX modif berwarna hitam dengan aksen api merah milik Menma, dan BMW M3 (E36) hitam milik Sai yang dipinjam Naruto.

Dalam sekejap mereka langsung menjadi pusat perhatian karena pertanda akan ada pertandingan diantara mereka. Siapa yang tidak tertarik jika pertandingan dilakukan oleh Menma pemegang peringkat satu, Sasuke peringkat tiga dan Gaara peringkat empat. Dibanding dengan perhatian yang mendadak terpusat pada mereka Naruto justru tampak gugup menunggu seseorang. Dia lebih memilih mengetuk-ketuk kap mobil Sai daripada menanggapi pandangan aneh yang banyak tertuju padanya.

"Awas saja jika Hidate atau Sora tidak kesini, bakal kupecat jadi teman!" Umpatnya kesal. Melakukan pertandingan tanpa tahu medan bisa dikatakan ceroboh. Untuk itulah dia meminta bantuan dari salah satu sahabatnya menjadi navigator.

"Akhirnya kalian datang juga!" Naruto langsung lega melihat batang hidung kedua temannya yang kini mendekat padanya. Begitu menerima pesan Naruto mereka langsung menghambur ke area start. Memang tadi mereka mendengar selentingan akan ada pertandingan yang dilakukan oleh Menma dan yang lain namun ia tidak menyangka sohib blondenya itu bisa terlibat.

"Apa yang kau lakukan Naruto? Kau tahu siapa mereka hah." Ucap Hidate marah, Hidate sudah salah paham mengenai bagaimana Naruto bisa terlibat.

Dibanding Hidate yang emosi Sora lebih bisa bereaksi bijak. "Apa yang terjadi?"

"Aku butuh bantuan dari salah satu dari kalian untuk jadi navigatorku dalam pertandingan ini. Ayolah aku sama sekali tidak tahu jalanan ini!" Rengek Naruto pada keduanya.

"Tunggu aku masih tidak paham." Jawab Sora gamang.

"Haahhh… sudah jelas aku akan bertanding dengan Menma, Sasuke, Gaara memangnya apalagi?"Ucap Naruto ringan.

"Sora kau jadi navigatorku oke! Aku janji deh akan mengenalkanmu pada Hinata!" Iming-iming Naruto pada Sora. Sahabatnya ini tampak menimang karena masih ragu.

"Memangnya kau kenal Hinata?" Tanya Hidate meragukan.

"Memangnya dihadapanmu ini siapa kalau bukan kekasihnya Hinata," ujar Naruto bangga mengakui Hinata sebagai gadisnya.

"Sudah cepat masuk, atau kupecat kalian jadi temanku!" Ancam Naruto pada Sora yang berlaku juga pada Hidate. Sora dengan terpaksa masuk kedalam mobil Sai.

Hidate yang tidak ikut selepas itu memilih mundur untuk berdiri di samping Matsuri dan yang lain.

"Tenang saja, Naruto dan temanmu akan baik-baik saja," kata Seseorang disampingnya tiba-tiba. Reflek Matsuri, Hidate yang lain menoleh pada wajah-wajah yang sangat mereka tahu.

"Anda, Hatake Kakashi ketua Night." Ucap Matsuri sambil tertegun melihat pria tampan dan beberapa ketua lain sudah berada di depan mereka.

"Hah dasar anak muda, ditinggal sebentar saja sudah curi start." Pein ketua aktsuki turut mengkomentari kelakuan beberapa pemuda disana.

"Pantas saja, ternyata ada Naruto disini." Sasori ketua The Sand angkat bicara.

"Cih, curang aku kan juga ingin ikut." Suigetsu tidak terima tidak dilibatkan dalam pertandingan ini.

"Sudahlah, berilah kesempatan yang muda juga." Jawab Kakashi dengan santai sembari memperhatikan baik-baik sesi start yang akan dimulai sebentar lagi.

"Maaf, tapi kenapa anda bisa kenal Naruto?" Tanya Matsuri malu-malu. Mengetahui fakta mereka mengenal Naruto tentu sangat membuat banyak pihak penasaran.

Kakashi tersenyum manis mendengar pertanyaan gadis disampingnya ini. "Sepertinya Naruto tidak pernah cerita kalau dia mengenal kami. Naruto bahkan sering bertanding dengan kami loh," ujar Kakashi riang.

"Hah, sepertinya kalian juga belum tahu Naruto itu sama menyulitkannya dengan Menma. Aku sudah tidak sabar bertemu dengannya di event nanti," kata Pein menambahkan dan membeberkan kemampuan Naruto.

Kakashi masih memasang wajah stoiknya melihat wajah-wajah terkejut teman-teman Naruto. "Sudahlah, mari kita tonton saja aksi mereka."

TAMAT

Yusbean, Dobe Hilang, Yuki No Fujisaki, Dayat bae, Fujiwara Kazuya, kyoshika wikan, evie, NamikazeNoah, sunny, Dark Nivarox, Abi putraramadhan andi w, kaname, yusagie, katana, CindyAra, namizuki naruto, Namikaze Uzumaki Hendrix Ngawi, AzuraCantlye, All Guest & Pembaca.

About Chapter 15

Berminat memberi riview kenang-kenangan?

Terimakasih.