Disclaimer : Semua karakter disini milik Tuhan YME, author cuma pinjem nama
Rate : T
Genre : Romance, hurt, family
Warning : BL, YAOI, Typos, cerita pasaran, OOC (mungkin ), mohon dengan sangat sebelum membaca dibaca dulu bagian warning ini, tidak menerima bash kecuali kritik membangun, so please
DON'T LIKE DON'T READ
Note : Fanfiction ini murni hasil karya saya selaku author, saya tidak rela dan tidak ikhlas jika hasil karya saya ini di plagiatkan oleh orang - orang yang tak bertanggung jawab, dalam bentuk apapun!
.
.
Pairing
Yunjae
Yoosu
SiChul
ChangKyu
.
.
.
.
Anneyong Saengideul & Chingudeul,
Dengan segala kekurangan saya, inilah epilog chap dari ff chapter terpanjang saya...love you all :)
Happy Reading,
Dozo...
.
.
.
CHAPTER 21 (EPILOG)
.
.
Summary
.
Kim Jaejoong namja berumur 22 tahun anak yatim piatu tak menyangka kehidupannya akan berubah drastis setelah bertemu tanpa sengaja dengan bayi yang belum genap satu tahun ( Mian, kemarin saya mencantumkan bahwa umur Changmin sembilan bulan) tapi bayi tersebut selalu menyebutnya 'umma', ternyata memang wajah Jaejoong yang mirip umma disebuah supermarket.
Untuk membiayai kuliah dan kehidupannya sehari - hari, Jaejoong mengambil kerja di dua tempat yang berbeda, yaitu di sebuah Restoran besar dan sore harinya ia bekerja Purple Line club khusus 'laki - laki' sebagai penari erotis, di club inilah Jaejoong sudah tidak asing lagi dengan Siwon yang merupakan pelanggan tetap Club tersebut semenjak bergabung, dan langsung berhasil 'menggaet' salah satu erotic dancer yang dikenal dengan wajah judesnya dan mata belo nya, Kim Heechul namanya, namja cantik yang terhitung sudah bekerja di purple line enam bulan sebelum Jaejoong bekerja disana. Jaejoong kini telah berhenti bekerja di club tersebut karena banyak sekali pertimbangannya, semenjak ia dilamar Yunho, Jaejoong memutuskan untuk tidak bekerja di club tersebut.
Berhentinya Jaejoong dari Purple line club menimbulkan kekecewaan dalam diri Siwon, karena namja itu telah lama mengincar Jaejoong dan Junsu yang sama - sama bekerja disana untuk dijual keluar negri, perlu diketahui Siwon menjalankan bisnis 'perdagangan manusia' ini bekerja sama dengan dongsaengnya ( adik sepupunya ) Go Ahra yang berasal dari Gwangju, asal yang sama dengan keluarga Yunho ( Ahra telah lama mengincar Yunho agar menjadi suaminya, akhirnya rencananya berhasil dengan 'menjerat' Nyonya Jung ibunda Yunho ). Namun karena ada Park Yoochun yang ternyata adalah agen Polisi yang menyamar sebagai pelayan di Purple Line, ia selalu mengawasi gerak - gerik Siwon disana, sehingga Siwon memilih untuk mengambil langkah pelan, terhitung sudah hampir satu tahun mereka tak pernah bertemu sebelumnya, dan kini Siwon telah bertemu kembali dengan mangsanya ( Kim Jaejoong ), tepatnya dikantor kolega perusahaannya yang akan memulai kerja sama bisnis mereka.
.
.
.
.
FOREVER LOVE
EPILOG
.
.
.
.
Seoul 14 Tahun kemudian...
.
Jaejoong POV
Anneyong, perkenalkan aku Kim Jaejoong 36 tahun, seorang namja dan seorang istri dari Jung Yunho seorang namja tampan yang berhasil memiliki hatiku sejak 14 tahun yang lalu. Ya, kami adalah pasangan sesama jenis yang saling mencintai.
Perjuangan cinta kami hingga seperti sekarang ini tidaklah berjalan mulus dan mudah. Kami harus melalui berbagai rintangan dan cobaan yang sempat membuatku berpikir seribu kali untuk meneruskan hubungan kami.
Namun dengan rasa cinta yang tulus seorang Jung Yunho dan keseriusannya untuk menjalin sebuah rumah tangga bersamaku membuat aku menyerah dan tunduk kepada namja yang sangat kucintai itu.
Dan akhirnya kami menikah diumurku yang ke 22 tahun dan ia diumurnya yang ke 30 tahun. Cukup jauh jarak usia kami lantaran pada waktu itu Yunho telah berstatus duda dengan satu orang anak balita. Anak yang mengenalku sebagai umma kandungnya hingga saat ini.
Takdir, itulah yang kupercaya sampai saat ini jika orang-orang menanyakan bagaimana kami dapat bertemu. Bertemu pertama kali disebuah supermarket saat aku tengah berbelanja kebutuhanku dimalam hari. Seorang bayi mungil yang baru berumur 10 bulan menepuk-nepuk punggungku dan meneriakkan kata 'umma' berkali-kali mebuatku sangat kebingungan.
Baru aku mengerti saat appa sang bayi yang adalah suamiku saat ini menjelaskan jika wajahku yang 'cantik' persis yeoja ini sangatlah mirip umma sang bayi yang baru saja meninggal sebulan sebelumnya. Sejak saat itu Jung Changmin nama bayi tersebut tak pernah mau lepas sedetikpun dari dekapanku, bahkan hingga sekarang diusianya yang genap berumur 18 tahun. Hal itu juga yang menuntutku untuk bertindak dan sedikit mengurangi kadar 'kenamjaanku' demi buah hati yang sangat kusayangi layaknya anak kandungku sendiri.
Saat ini Jung Changmin adalah prioritas utamaku dalam melakukan apa-pun. Tak jarang appa kandung-nya sering merasa cemburu karena aku lebih sering memperhatikan anaknya. Entahlah, apa yang membuatku sangat menyayanginya. Changmin seolah memiliki magnet agar aku senantiasa selalu berada didekatnya.
Changmin sekarang telah menjalani tahun keduanya bekuliah di Cassieopeia University. Otaknya yang cerdas membuat kami tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membiayainya kuliahnya. Bukan karena kami tidak mampu, Jung Yunho appa-nya adalah pemilik perusahaan besar turun temurun keluarga Jung, bahkan untuk bersekolah diluar negeri-pun Yunho masih sanggup membiayai Changmin karena ia selalu berprestasi hingga pihak kampus memberinya beasiswa.
"Aku akan kurus kering jika dipisahkan dari umma-ku"
Itulah alasannya pada waktu itu, saat ia mendapatkan tawaran beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya di Jepang, membuat Jung Yunho appa-nya mendelikkan matanya kesal. Changmin memang memiliki beribu alasan agar tak pernah terpisah dariku. Bahkan disaat usianya yang hampir memasuki dewasa ini tak jarang ia mengganggu 'aktifitas' malamku bersama appa-nya. Tubuh panjangnya dengan sengaja menyelusup keatas ranjang diantara kami membuat Yunho menarik paksa jung junior itu keluar kamar dan segera mengunci kamar kami.
Terkadang sebaliknya disaat Yunho lengah dimalam hari, Changmin telah duluan menarikku kedalam kamarnya dan mengunci pintunya membuat Jung Yunho sang appa mengamuk menggedor-gedor pintu kamarnya tak henti, sedang aku tak dapat berbuat banyak karena kuncinya telah disembunyikan bocah evil itu terlebih dahulu, baru setelah ia terlelap tidur aku akan mencari kunci kamarnya dan kembali kekamarku bersama suamiku yang wajahnya sudah bertekuk karena kesal meski ia tak dapat menyalahkanku sepenuhnya.
.
.
"Mmmhhh, harumnya"
Kurasakan sepasang tangan yang erat melingkar dipinggangku dan tengkukku yang basah tersentuh oleh bibirnya. Sedikit merasa terganggu karena saat ini aku tengah sibuk memasak sarapan untuk keluargaku.
"YAH JUNG CHANGMIN! Apa yang kau lakukan kepada umma-mu HAH?"
Tiba-tiba kami berdua tersentak kaget bersamaan karena mendengar bentakan keras dari arah pintu dapur. Ternyata Yunho telah berdiri diambang sana dengan melipat kedua tangannya melihat apa yang telah dilakukan putra kandungnya kepadaku barusan.
Sedang Changmin tanpa ada takut sedikitpun kepada appanya ia lalu melepaskan tautan tangannya ditubuhku dan perlahan menjauhkan tubuhnya dari tubuhku dengan gayanya yang cuek dan cengengesan seolah tak melihat aura iblis dari raut wajah appa-nya sekarang.
"Hehehe, aku hanya menirukan kebiasaan appa setiap pagi, salah sendiri mengapa appa terlambat bangun...terpaksa aku yang mengambil jatah pagi appa"
"Kau itu ya, sana cepat mandi! sebentar lagi jam 7 dan kau harus mengantar Kyuhyun sekolah, aku tidak mau mendengar ocehan cinderella cerewet itu, ppali!"
"Yah appa, mengapa menjadi tugasku mengantar bocah cerewet itu, ani! aku ingin menikmati libur kuliah ku bersama umma-ku dan menyantap masakan umma hari ini, arraso umma? mmmhhh"
"Minnie ya, g-gellihh, hihihi"
"Yah! bocah evil, berani-beraninya...pergi kau!"
Suamiku berteriak histeris dan segera menarik kerah belakang baju yang dipakai Changmin dengan paksa saat dengan seenaknya darah dagingnya itu menggosok-gosokkan dagunya yang ditumbuhi bulu-bulu tajam akibat belum bercukur menggelitik tengkukku membuatku sangat kegelian.
"Dasar kejam" cibir Changmin dikejauhan mengejek sang appa yang mulutnya komat-kamit tidak berhenti seraya berjalan kearahku.
"Boo..." panggilnya dengan suara bass-nya.
Aku tak menjawab, segera kumatikan api komporku karena kalau sudah begini aku takut akan menggosongkan masakanku, apalagi saat kurasakan kedua tangan kekarnya melingkar erat disekeliling perut dan pinggangku.
"Boo, aku khawatir dengan kebiasaan uri Minnie yang seperti itu kepada-mu"
"Khawatir? bagaimana bisa begitu Yun? bukankah kau ayah kandungnya?"
"Ne aku ayah kandungnya, namun kau bukan ibu kandungnya, tingkahnya menurutku sudah berlebihan"
"Dia hanya ingin bermanja saja kepadaku" jawabku agar Yunho tidak terlalu gusar dengan kelakuan anak semata wayangnya itu.
"Tapi itu sudah berlebihan boo, dia bahkan menirukan semua yang selalu kulakukan kepadamu, dari morning kiss, memelukmu seperti ini, mencium telinga-mu, dan, aishh..." ujar Yunho tampak semakin frustasi.
End of Jaejoong Pov
.
"Sudahlah Yun, asalkan semua itu tetap berbeda dimataku, lagipula dia milik Kyuhyun yang sudah kita jodohkan semenjak mereka balita" Sergah Jaejoong seraya melepaskan tautan tangan Yunho dengan susah payah dan berjalan menuju meja makan menyiapkan sarapan untuk kedua namja kesayangannya.
"Kyu? ku lihat uri Minnie sama sekali tidak tertarik dengan bocah evil itu, hhhh...benar-benar menurunkan sifat Heechul hyung umma-nya yang cerewet itu" Tambah Yunho semakin frustasi.
"Dan kau tahu, saat ini Chullie hyung tengah mengandung adik Kyu"
"Mwoya? Jinjja?"
"Ne Yun sudah lima bulan, terkadang aku sangat iri dengan keberuntungan Chullie hyung yang bisa mengandung darah dagingnya sendiri" Jaejoong tak dapat menyembunyikan kesedihannya. Wajah cantiknya mendadak murung.
"Kita sudah diberi Changmin, itu sudah cukup" Tandas Yunho tegas seolah tak ingin membiarkan istriya larut dalam kesedihan dan kekecewaan. Sedang Jaejoong hanya dapat tertunduk menerima apa yang dikatakan suaminya meski didalam hatinya masih ada rasa kecewa.
"Huaa Galbi dan nasi goreng goreng kimchi...umma selalu tahu selera anak tampannya ini'' Teriak histeris Changmin yang tiba-tiba sudah berada ditengah-tengah umma dan appanya dimeja makan namun masih dengan pakaian minimnya sehabis mandi yaitu singlet dan boxer pendek saja, sementara dibahunya masih bertengger handuk yang dipakai untuk mengeringkan rambutnya.
"Yah Jung Changmin! bisakah berpakaian yang sopan jika berada dimeja makan bersama orang tuamu ini hah?" Bentak Yunho tak sabaran melihat tingkah anak semata wayangnya yang menurutnya kurang sopan itu.
"Yunh..."
"Hhhh, selalu saja, ck"
Akhirnya Yunho hanya mendecak kesal saat mendapat pandangan mengintimidasi Jaejoong menegur perbuatannya barusan yang memarahi Changmin.
"Kajja kita makan, mari umma isi piring kalian" Akhirnya dengan suara halusnya Jaejoong dapat mencairkan suasana dimeja makan pagi hari itu. Jaejoong yang posisi duduknya diantara kedua Jung Junior dan Jung senior itu dengan telaten melayani keduanya, mengisikan nasi berserta lauk iga panggang hasil masakannya pagi hari itu. Jaejoong memang harus berada diantara kedua namja Jung itu, karena keduanya tak pernah akur, apalagi dalam memperebutkan dirinya.
Jaejoong merasa sangat bahagia sekali pada saat sarapan seperti ini, karena di pagi hari inilah keluarga kecil mereka dapat berkumpul dengan lengkap, walaupun tanpa disertai Jung Jihye dan Jung umma karena Jung umma telah berpulang saat Changmin berumur 8 tahun. Penyakit beratnya yang menyebabkan kematiannya saat itu, sedangkan Jung Jihye, setelah menikah adik kandung Jung Yunho itu turut suaminya yang bekerja di Busan. Jihye memiliki dua orang anak yang lucu-lucu yang terkadang dibawanya menginap kekediaman Yunho dan Jaejoong.
Melihat kedua keponakannya itu membuat Jaejoong semakin ingin memiliki keturunan yang berasal dari dirinya sendiri seperti Heechul. Pikiran itu selalu menyiksanya. Sampai saat ini diumurnya yang ke 36 ia masih berharap adanya kemajuan teknologi yang membuatnya dapat mengandung dan melahirkan benih dari Jung Yunho suaminya. Namun harapan tersebut cepat-cepat ditepisnya saat melihat kenyataan yang ada. Mungkin hanya ada satu namja yang beruntung dari berpuluh-puluh juta namja didunia ini yang dapat mengandung dan melahirkan.
'Hhhh...Chullie hyung kau sangat beruntung sekali' batin Jaejoong dalam hati.
"Ummaa..."
'...'
"Ummaaaaa"
'...'
"Yah Jung Jaejoong, kau melamun boo?"
"Eh? i-iya..hehehe"
Jaejoong tersentak dari lamunannya saat kedua telapak tangan besar milik suami dan anaknya melambai-lambai tepat didepan wajah bengongnya. Mereka masih berada dimeja makan saat ini.
"Umma, ponsel umma berbunyi sedari tadi" Changmin berkata tanpa mengalihkan wajahnya sedikitpun dari santapan lezatnya.
"Mwo? aishh...biar aku menerimanya, ahh Chullie hyung" Jaejoongpun segera menerima panggilan yang ternyata dari Heechul. Mendengar nama Heechul mendadak wajah Changmin sedikit berubah, sepertinya ia mengetahui tujuan si cinderella cerewet itu menelpon ummanya.
"Yeboseyo hyung" Jaejoong membuka pembicaraan.
"Jaejoong ah, apa Minnie disana? Juseyo, Kyu merajuk tak mau sekolah jika bukan Minnie yang mengantarnya pagi ini, jebbal..." cercah Heechul dari seberang sana.
"Umm, dia ada hyung, sedang makan. Biarlah nanti akan kusuruh dia secepatnya menjemput putra manjamu itu"
"Arrasso...ah sepertinya Kyu ingin berbicara sendiri dengan hyung nya, ini kuberikan ponselnya, hhhh...anak ini" Terdengar suara desahan berat Heechul yang terdengar jengkel karena tingkah putranya itu, belum lagi perut besarnya yang sudah memasuki bulan ke-5 kandungannya sehingga nafasnya terdengar kian berat saja.
"Arraso hyung, kebetulan uri Minnie berada tepat disebelahku sekarang"
"Yoboseyo Joongie umma" terdengar suara melengking nyaring dari dalam ponsel Jaejoong saat ponsel Heechul telah berpindah ketangan Kyuhyun.
"Ne sebentar Kyu chagi..." jawab Jaejoong seraya melirikkan matanya kearah Changmin yang duduk disebelahnya yang sudah heboh menggeleng-gelengkan kepalanya, menggerak-gerakkan telapak tangannya persis didepan wajah ummanya pertanda ia tak mau menerima telpon tersebut.
Akhirnya dengan malas Changmin menerima sodoran ponsel ditangan Jaejoong setelah mendapat death glare tersukses dari sang umma yang membuatnya hanya dapat menelan ludahnya yang terasa pahit.
Dengan penuh tekanan akhirnya digerakkan bibirnya untuk menyapa bocah evil yang selalu membuat hari-harinya repot serepot-repotnya karena selalu diusik oleh si bocah yang kadar keevilannya bisa dikatakan melebihi dirinya sendiri.
"Yobeseyo, Kyunie" suara malas Changmin terdengar membuat ia meringis kesakitan akibat Jaejoong yang berada disebelahnya spontan mencubit pipinya dengan keras.
"Hyuungg...Kajja kemari, antar Kyu sekolah eoh? jangan sampai telat, nanti Kyu distrap dan dijemur...aigoo bagaimana nanti dengan kulit mulus Kyu" Serbu Kyuhyun yang tidak sabaran menunggu kehadiran hyung jangkungnya.
"Aishh suaranya bikin iritasi telingaku saja..." Rutuk Changmin dengan menjauhkan ponsel ummanya dari gendang telinganya setelah mendengar lengkingan suara Kyuhyun dari dalam ponsel tersebut.
"Hyuuungg, Minnie hyuuungg!"
"Ne...ne aku kesana sekarang!"
Segera Changmin mematikan ponsel dan mengembalikannya kepada Jaejoong yang tengah menatapnya heran seolah bekata,"apa yang sudah kau lakukan?" sedang si evil itu sudah berlalu kembali kekamarnya untuk segera berkemas-kemas menjemput Kyuhyun detik ini juga, ia tidak ingin anak itu telat datang kesekolah. Ahh ternyata masih ada sisi baik seorang Changmin.
"Umma, appa, aku pergi dulu ne? aku tak mau jadi bahan omelan cinderella cerewet berperut buncit itu"
"Yah Changmin! seenaknya saja kau mengejek Chullie hyungku! aishh lihatlah Jung kelakuan anakmu itu" Teriak Jaejoong gusar saat sempat-sempatnya Changmin mengejek Heechul yang tengah mengandung. Sementara Changmin, hanya tinggal bayangan punggungnya saja yang menghilang dibalik pintu mansion mewah milik Jaejoong menuju kediaman Siwon dan Heechul yang hanya berjarak beberapa menit saja dari kediaman mereka.
Siwon yang menjalani hukumannya selama 10 tahun penjara dengan berkelakuan baik sehingga mendapat potongan hukuman selama setahun lebih awal. Tepat ditahun ke-9 masa hukumannya ia dibebaskan bersyarat. Heechul dan Kyuhyun yang telah lama menanti kepulangan suami dan appa yang mereka sayangi itu menyambut dengan suka cita kepulangan Siwon ketengah-tengah mereka. Terlebih Kyuhyun yang tidak pernah merasakan kebersamaan dengan appanya semenjak ia dilahirkan.
Kebahagiaan Siwon dan Heechul semakin lengkap saat 5 bulan lalu ia dinyatakan hamil kembali ditambah lagi keadaan perekonomian keluarga mereka yang semakin meningkat saat Siwon kembali memimpin perusahaan. Selama Siwon dipenjara perusahaan Choi dipercayakan kepada tangan kanan Siwon saja.
Keadaan ekonomi yang semakin berlimpah itulah yang menyebabkan Kyuhyun anak semata wayang dari hubungan mereka terdahulu menjadi sosok yang manja dan seenaknya sendiri, tak jauh berbeda seperti Changmin yang telah dipercayanya sebagai calon suaminya kelak.
.
.
.
Disebuah mall besar dipusat kota Seoul siang itu Changmin tengah menemani seorang bocah 14 tahun yang masih berpakaian seragam. Kyuhyun bocah tersebut sibuk bermain bermacam-macam game yang ada disalah satu game center terbesar yang berada di mall luas itu.
Meski maniak game juga Changmin merasa sangat lelah dan lapar menunggu sang bocah evil itu bermain tanpa henti. Karena tampak tak ada tanda-tanda Kyuhyun akan mengakhiri permainannya Changmin mengambil inisiatif untuk berpura-pura meninggalkan bocah evil itu.
"Yah Minnie hyung! mau kemana?"
"Pulang"
"Yah aku belum selesai!" Protes Kyuhyun membuat Changmin menghentikan langkahnya sementara.
"Kalau begitu pulanglah sendiri! aku lapar" jawab Changmin cuek dan mulai meneruskan langkahnya.
"Yah hyung, chakkaman!"
Senyum tipis terlukis jelas dibibir Changmin saat dilihatnya dengan sudut matanya Kyuhyun dengan cepat-cepat berdiri dari depan layar video gamenya menyusul langkah lebar Changmin.
Dengan menghentak-hentakkan kakinya serta memanyunkan bibirnya bawahnya sekitar 5 senti akhirnya Kyuhyun menyerah dan mengikuti langkah lebar Changmin yang membuatnya sedikit kewalahan untuk mensejajarkan langkah mereka. Hingga seperti inilah mereka Changmin dengan langkah lebarnya melangkah dengan percaya dirinya didalam mall tersebut diikuti seorang bocah remaja yang berjalan dibelakangnya dengan menghentak-hentakkan kedua kakinya dan bibirnya yang maju 5 senti.
Saat ini ChangKyu couple telah berada disebuah restoran cepat saji masih dikawasan Mall tempat Kyuhyun bermain game barusan. Kyuhyun yang masih betah memajukan bibirnya tampak tak menyentuh makanannya sama sekali, ia hanya sibuk memainkan game PSP yang sedari tadi berada digenggamannya, sedangkan makanan yang sudah dipesankan Changmin dibiarkannya tergeletak dimeja begitu saja.
"Heh evil! kau tidak makan?" tegur Changmin cuek sambil mulutnya terus mengunyah kentang goreng.
"Aku tidak lapar hyung tiang!" jawab Kyuhyun dengan sengitnya. Ia terlihat masih sangat kesal kepada Changmin yang sama sekali tak menghiraukan kekesalannya tersebut.
"Kalau begitu jangan memintaku untuk menjemputmu setiap hari lagi! merepotkan saja!"
"Mwo? jadi aku telah merepotkanmu selama ini ya hyung? arraso, aku bisa pulang kerumah sendiri, anneyong hyung yang merasa paling tampan sedunia!"
"Yah mau kemana bocah! aisshh...ARRGHH"
Changmin hanya dapat menggeram kesal saat dengan seenaknya Kyu meninggalkannya sendirian, ingin rasanya membiarkannya saja, namun bayangan wajah angker Heechul umma Kyuhyun yang tengah hamil 5 bulan dan cerewetnya bahkan melebihi yeoja, belum lagi tatapan dingin dari seorang Choi Siwon yang sangat menyayangi putra sulungnya itu. Entah mengapa hanya dengan membayangkan wajah kedua orang tua Kyuhyun saja bulu kuduk Changmin tiba-tiba meremang dengan sendirinya. Dengan cepat ia segera menyusul Kyuhyun yang sudah berada diluar Mall tersebut.
"Yah Kyunnie, berhentilah...kumohon, kau ingin cinderella cerewet itu memarahiku sepanjang hari eoh?" bujuk Changmin disepanjang jalannya. Keadaan duo ChangKyu ini persis adegan didalam drama romantis yaitu Changmin yang mengikuti Kyuhyun yang tengah merajuk berjalan kaki dengan mobil sport merahnya.
"Shireo! pergilah sana tiang! aku membencimu, huh!" tolak Kyu keras sambil terus melanjutkan langkah kakinya sementara Changmin tanpa menyerah masih mengikutinya dengan mobilnya.
"Kyunnie, masuklah sini, kau lihat di ujung jalan sana ada segerombolan anjing liar, awas nanti kau dikejar dan dijadikan santapan mereka" Kyuhyun hanya memutar bola matanya dengan malas karena peringatan Changmin sama sekali tak berpengaruh kepadanya. Ia dengan santainya meneruskan perjalanan yang memasuki sebuah jalan kecil hingga tak memungkinkan mobil Changmin untuk melewatinya. Jalan tersebut adalah jalan pintas menuju kerumahnya yang masih cukup jauh.
Kyuhyun menoleh kebelakang dan benar saja, tak terlihat lagi mobil sport milik namja tunangannya sejak lahir itu. Tampak raut wajahnya menunjukkan sedikit kekecewaan. Setelah menghela nafas panjang ia berniat meneruskan kembali perjalanan menuju rumahnya yang melewati jalan pintas tersebut.
GUK~
Terdengar suara binatang yang sempat diperingatkan Changmin kepadanya sebelum memasuki kawasan itu membuat Kyuhyun sedikit terkesiap. Namun bukan Kyuhyun namanya jika gentar kepada seekor anjing saja. Lalu dengan langkah mantap si imut itu kembali melanjutkan perjalanannya, namun...
GUK GUK GUK...HHRRGGGGHH, GUK!
"KYAAAA UMMAAAAA..."
Akhirnya tanpa berpikir panjang lagi Kyuhyun segera berbalik posisi dan ambil langkah seribu disaat anjing-anjing yang lain bermunculan dari dalam tong-tong sampah yang terdapat dipinggiran jalan itu. Ia berlari tak tentu arah tanpa menghiraukan kanan-kirinya lagi, hanya satu tujuannya keluar dari jalan sempit itu menjauh dari gerombolan anjing-anjing lapar itu.
BRUKKK~
"Kyunnie apa kataku, kajja naik cepat" tiba-tiba Kyuhyun menabrak tubuh tinggi Changmin yang membuatnya jatuh terduduk, namun ia sedikit terbengong saat Changmin berjongkok membelakanginya dan memerintahkannya untuk segera naik kebelakang punggungnya.
"Kajja, tunggu apalagi evil, naik! kau mau jadi santapan binatang lapar itu?" Tanpa pikir panjang lagi akhirnya Kyuhyun melompat kegendongan belakang Changmin yang langsung berlari secepat kilat membawanya menjauh dari tempat itu.
"Hah, hah, hah..." nafas Changmin tersengal-sengal sesaat setelah menurunkan tubuh kecil Kyuhyun tepat dijok penumpang sebelahnya. Mereka saat ini telah berada didalam mobil Changmin.
Kyuhyun yang melihat Changmin kesusahan bernafas seperti itu mendadak merasa bersalah. Changmin telah berlari sambil mendukung tubuhnya dengan jarak yang lumayan jauh barusan.
"Hyung minumlah" Kyuhyun menyodorkan botol air mineral yang tersedia didalam tas sekolahnya setelah matanya mencari-cari air minum yang tidak tersedia didalam mobil mewah milik Changmin. Changminpun lekas menyambar botol tersebut dan meminumnya hingga kering, ludes.
Changmin belum juga menghidupkan mesin mobilnya, ia masih berusaha mengatur nafasnya yang belum beraturan. Kyuhyun yang melihat hal tersebut semakin khawatir mengingat Changmin baru sedikit menyentuh makanannya saat di restoran tadi.
"Hyung mianhe...Kyu tidak bermaksud..."
"Ahh sudahlah, lebih baik kau tidak usah berbicara saja, menyebalkan!" potong changmin cepat dan sedikit agak kasar membuat Kyuhyun langsung menundukkan wajahnya.
"Hiks..."
"Yah...menangis, sudah kuduga...dasar cengeng" Changmin hanya menunjukkan wajah malasnya saat dilihatnya bahu kecil bocah 14 tahun itu bergetar keras dari tempatnya duduk.
"Hiks...m-mengapa h-yung tak pernah menyukaiku? hiks..." ucap Kyuhyun tiba-tiba disela-sela isakannya barusan. Hal tersebut cukup membuat Changmin tersentak dan masih membisu. Dilliriknya sedikit wajah Kyuhyun yang ternyata telah dibanjiri airmata. Kali pertama Changmin melihat bocah yang memiliki kadar evil bahkan melebihinya itu menangis tersedu seperti ini.
"S-Siapa bilang aku tidak menyukaimu?" Changmin berusaha menjawab.
"Hyung membenciku kan? hiks..." isak Kyuhyun lagi.
"A-Aku..."
"Sudahlah hyung, cukup, aku memang anak ingusan yang tak pantas berdekatan dengan namja tampan sepertimu, aku juga tak berhak mengikuti kemana saja kau pergi, aku memang tak layak bergaul dengan namja yang banyak disukai banyak orang, bahkan untuk menjadi saudara-mu saja aku tak layak, semua karena aku adalah anak seorang Choi Siwon yang pernah hidup dipenjara selama 10 tahun kan? benarkan? hiks...arraso Jung Changmin, mulai saat ini aku Choi Kyuhyun tidak akan meng..."
"Mmpphh"
"Diamlah"
"Hyu..nnghhhh, ummhhh"
"Kubilang diamlah"
"Eungghhh, aahhh, mmckmhh"
"Tidak bisa diam ya"
"Unghhh...hahhh, haahh...YAH JUNG CHANGMIN BAGAIMANA BISA DIAM, KAU MEMBUATKU HAMPIR MATI KEHABISAN NAFAS!"
Jerit kesal Kyuhyun setelah berhasil mendorong dada Changmin yang entah kapan telah berada diatas tubuhnya dan menyambar bibir perawannya, mencuri ciuman pertamanya dengan brutal dan kasar. Saat ini wajah Kyuhyun merona merah padam bak kepiting rebus mengingat siapa yang baru saja menyambar bibirnya hingga terasa sangat membengkak.
"Jangan lagi berkata seperti itu, mulai saat ini Choi Kyuhyun milik Jung Changmin, dan aku tidak suka melihatmu menangis seperti tadi!"
"Yah..."
"Tidak ada protes! atau kau mau kucium sekali lagi hingga nafasmu benar-benar habis eoh?"
"Shireo!"
"Arraso, kajja kita pulang manis..."
Changmin menghidupkan mesin mobilnya setelah sempat mengacak-acak rambut ikal Kyuhyun yang saat ini tengah menahan debaran dadanya yang menggila dan pipinya yang merona merah akibat serangan dari bibir Changmin tadi.
Entah mengapa kata-kata tersebut terlontar begitu saja dari bibir Changmin, kata-kata manis yang membuat pipi chubby Choi Kyuhyun memerah parah sepanjang perjalanan mereka pulang yang sedikit diwarnai kecanggungan.
.
.
Sementara di Mansion Jung, Jaejoong yang seorang diri berada diruang keluarga membaca majalah kesukaannya seraya matanya sesekali menatap jam di dinding. Seharusnya sosok yang ditunggu-tunggunya tak lain dan tak bukan adalah bocah evil yang selalu menempel kepadanya itu sudah pulang sejak tadi, tapi hingga kini hari telah menunjukkan pukul 2 siang waktu seoul Changmin belum juga menunjukkan batang hidungnya setelah sedari pagi ia terpaksa pergi menjemput Kyuhyun untuk mengantar dan sekalian menjemputnya disekolah.
"Hhhh, biasanya Jung junior itu sudah kelaparan dan tak sabar meminta makan"
Raut cemas wajah cantik itu tak dapat disembunyikannya. Dipijatnya pelan keningnya yang sudah beberapa hari ini terasa sangat pusing. Dan entah kenapa kehadiran Jung Changmin selalu saja dinantikannya, mencium bau tubuh anak itu saja membuat Jaejoong merasa nyaman sekali. Itulah yang menyebabkannya menjadi sangat menantikan moment-moment Changmin pulang dari kuliahnya.
"Nyonya Jung, ada telepon untuk anda"
Sulli salah satu maid keluarga mereka tergopoh-gopoh berjalan dari arah ruang sebelah memberitahukan Jaejoong jika ada telepon untuknya. Semua maid memang memanggil Jaejoong dengan sebutan 'nyonya' selain beberapa diantara mereka yang memang menyangka Jaejoong berkelamin yeoja, beberapa diantaranya yang sudah lama bekerja memang diperintahkan demikian oleh Jung Yunho sendiri, untuk kepentingan Changmin yang selama ini mengetahui Jaejoong adalah ibu kandungnya.
"Arraso aku kan mengangkatnya" Jaejoong segera berjalan menuju ruang sebelah dimana teleponnya berada.
"Yoboseyo, nuguya?" Jaejoong memulai pembicaraan teleponnya dengan mengucap salam dengan sopan.
"Kim Jaejoong pelacur rendahan, masihkah kau mengingatku heh? kalian semua yang telah menjebloskanku kedalam penjara menjijikkan itu selama 14 tahun lamanya, hehehe" terdengar suara mengerikan dari seberang telepon yang berada digenggaman Jaejoong saat ini.
"K-Kau..." Jaejoong tergagap saat mendengar suara yang 14 tahun sudah tak didengarnya lagi.
"Ne ini aku, Go Ahra Jaejoong shi...apa kabarmu dan keluarga bahagiamu, hmmm?"
"A-Ahra sshi, t-tolong jangan ganggu k-kami lagi..."
"Aigoo...Jaejoongie yang terhormat, begitu takutnya kau kepadaku hingga menyebabkan suaramu bergetar seperti itu? hahaha! tenang yeoppo, aku hanya ingin bermain-main sedikit dengan putra tampanmu saja..."
"J-Jangan, jaebbal a-aku mohon jangan mengganggu Changmin putra kami" ucap Jaejoong tersendat.
"Kami? hih...percaya diri sekali, mengakuinya sebagai putra kandungmu? cih! ahh aku ingin sekali mengetahui bagaimana reaksi bocah setan itu jika mengetahui umma cantiknya ini ternyata bukanlah umma kandungnya, dan bagaimana pula reaksinya jika mengetahui jika ummanya adalah bekas pelacur di klub malam...hahahahaha"
"A-Ahra sshi, k-kau..."
BRUKKK~
Dan tubuh Jaejoongpun mendadak jatuh terduduk seakan tak memiliki tulang penopang tubuhnya saat mendengar ucapan wanita gila diseberang teleponnya. Beberapa maid tampak histeris melihat keadaan Jaejoong saat itu dan berusaha menolong nyonya rumah mereka. Sementara tangan Jaejoong masih menggenggam erat gagang teleponnya.
"UMMA!" Jung Changminyang baru saja tiba mendadak panik melihat keadaan ummanya yang tengah digotong oleh beberapa maid mereka, "Wae Sulli ya? tanya Changmin kepada Sulli yang umurnya tak berbeda jauh dengannya.
"Entahlah tuan muda, sebelumnya nyonya Jung terlihat tengah menelepon" Changminpun mengarahkan pandangannya pada gagang telepon yang tergeletak diatas lantai begitu saja. Segera disambarnya gagang telepon tersebut.
"NUGUYA!" suara lantang Changmin terdengar jelas ditelinga sipenelepon yang sama sekali belum mematikan saluran telepon tersebut.
"Bocah setan! aku ingin membuat perhitungan denganmu, kau sudah membuat tanda diwajah cantikku ini hingga berbekas!" Ancam Ahra di line seberang sambil memegangi wajah cantiknya yang terganggu oleh 3 luka gores panjang dan dalam dibagian pipinya akibat perbuatan Changmin sewaktu ia berumur 2 tahun yang kerap melempar benda apapun ke wajahnya.
"Siapapun kau, aku yakin kau bukan wanita baik-baik dan aku tidak mengenalmu! Jangan ganggu ummaku, atau kau akan kuadukan kepada yang berwajib" ancam Changmin yang ditanggapi Ahra hanya dengan dengusan nafasnya saja.
"Umma? kau bilang umma? bangga sekali kau memiliki umma seorang namja pelacur seperti itu, hahaha...Heh kau tahu bocah setan, umma kandungmu itu sebenarnya sudah mati! ironisnya mereka berdua, Jung Yunho dan Kim Jaejoong telah membohongimu selama hidupmu, KAU TAHU? HAHAHAHA" tawa puas Ahra diseberang sana membuat Changmin sedikit terbengong mendengar ucapan Ahra barusan.
"Persetan dengan ucapanmu, aku hanya mengenal Kim Jaejoong sebgai ummaku! Sial!" dengan emosi Changmin memutuskan sambungan teleponnya dan perhatiannya kini tertuju kepada tubuh tak berdaya Jaejoong.
"Sulli ya, angkat umma kedalam mobilku setelahnya telepon appa katakan umma pingsan dan aku mambawa umma ke rumah sakit, ppali kasihan umma-ku!"
"Ne tuan muda"
Sulli dan beberapa maid menggotong tubuh tak berdaya Jaejoong yang memang beberapa hari terakhir ini terllihat sangat lemah dan mengeluhkan mual dan pusing, ditambah lagi dengan adanya penelepon gelap yang membuatnya sangat ketakutan hingga jatuh pingsan.
Sementara Changmin kini ia tengah sibuk dengan ponselnya, sepertinya ia tengah menghubungi seseorang yang bukan appanya karena ia telah menyuruh Sulli untuk menghubungi Jung Yunho.
"Yoboseyo Yoochun Ahjussi"
"Jung Changmin, ada apa menghubungi-ku?"
"Ahjussi aku tidak mengerti, barusan ada seorang wanita yang menelpon umma-ku dan umma tampak sangat tertekan sekali hingga pingsan, aku yakin ahjussi pasti mengetahuinya, soalnya..."
"Katakan kalian berada dimana sekarang? aku akan menemui kalian sekarang juga!"
"Aku akan kerumah sakit membawa umma"
"Baiklah kita bertemu disana, pastikan umma-mu tetap dalam pengawasanmu Changmin ah, jangan sekalipun kau lengah dan meninggalkan umma-mu"
"arraso ahjussi, kami menunggu dirumah sakit"
Changmin menekan tombol merah pada ponselnya dan mengembalikannya kemenu awal setelah berjanji kepada Yoochun orang yang dihubunginya barusan untuk menemui mereka dirumah sakit secepatnya.
Tak menunggu waktu lama Changmin segera berlari menuju mobilnya segera membawa Jaejoong yang tak sadarkan diri menuju rumah sakit terbesar di kota Seoul. Hatinya sungguh sangat khawatir melihat keadaan Jaejoong yang selemah itu. Itu adalah kali pertama ia melihat kondisi Jaejoong yang sangat lemah.
Changmin tidak memperhatikan jika sudah beberapa hari ini umma-nya terlihat tidak sehat, hanya saja ia sedikit heran dengan kebiasaan baru ummanya yang selalu ingin berada didekatnya, memeluknya dan mencium aromanya setelah ia pulang kuliah. Changmin mempercepat laju kendaraan sport-nya agar cepat tiba di rumah sakit tujuannya.
.
.
.
"Changmin ah, ottokhe? apa umma baik-baik saja?"
"Appa kenapa lama sekali eoh? umma sudah sejak tadi siuman tapi sekarang ia tengah tertidur, jangan dibangunkan biarkan umma istirahat, entah mengenai penyakit umma sepertinya dokter tadi agak kebingungan dan sedang melakukan cek ulang"
"Mianhe appa dan Yoochun ahjussi mesti melaporkan kejadian siang tadi yang kau ceritakan kepada Yoochun ahjussi"
"Ne Changmin ah kami akan mengusut wanita tersebut, karena diduga wanita itu adalah wanita yang baru saja terbebas setelah 14 tahun berada dipenjara"
"Nuguya ahjussi? apa aku mengenalnya? kata-kata-nya sungguh kasar sekali, dan berani-beraninya ia mengatakan jika aku bukan anak kandung umma, hhhh"
"Soal itu panjang ceritanya, akan appa jelaskan setelah umma diperbolehkan pulang kerumah nanti"
Demikian perbincangan tiga namja yang berbeda generasi itu didalam ruang perawatan Jaejoong. Changmin yang sedari tadi menunggui Jaejoong akhirnya dapat bernafas lega saat 3 orang namja yang sangat dikenalnya datang secara bersamaan.
Yunho, Yoochun dan Junsu istri Yoochun yang dinikahinya selama 5 tahun terakhir ini datang secara bersamaan karena memang Yunho dan Yoochun mendatangi kantor polisi kota Seoul terlebih dahulu mengenai ancaman yang mungkin dilakukan Ahra kepada keluarganya.
Yoochun yang sekarang menjabat sebagai Komisaris besar polisi kota Seoul memerintahkan kepada seluruh bawahannya agar menyelidiki gerak gerik Ahra yang dinilai sangat berbahaya terutama bagi keluarga Jung. Wanita tersebut keluar dengan membawa dendam yang besar terutama kepada Changmin yang sewaktu kecil selalu mencelakainya bahkan bekas cakaran kuku bayi evil itu terus membekas disepanjang wajah cantiknya (menurut ia sendiri).
"Anneyong...ah kebetulan sekali, Suie, Jidat, kalian disini juga, aigoo lumba-lumba pantat bebek aku sangat merindukanmu"
"Yah Chullie hyung, ingat kau sedang hamil, bisa-bisa anakmu akan mengambil ciri khas masing-masing dari kami, kau mau anakmu bersuara lumba-lumba, berpantat bebek dan berjidat lebar?"
"Omo Andwae! umma, Kyu tidak mau adik kyu seperti itu!"
"Hahahaha"
Gelak tawa serentak membahana diruangan yang cukup luas tersebut tatkala tanpa diduga Heechul bersama keluarganya Siwon dan Kyu telah turut bergabung bersama HoYooSu. Heechul yang mempunyai kebiasaan bermulut pedas akhirnya terpaksa membungkam mulutnya saat Junsu mengutarakan kemungkinan anaknya merupakan perpaduan antara ia dan suaminya Yochun yang kini telah berusia hampir 50 tahun.
"Bagaimana kandunganmu hyung? usia-mu yang tidak muda lagi itu mengharuskan kau jangan terlalu capek, kasihan janin yang ada diperutmu" tanya Junsu kepada Heechul seraya mengusap perut buncit Heechul.
"Ne, umma memang tidak pernah mengenal capek kalau mengoceh dan mengomeli Kyu ahjussi, seharianpun ia betah" sambar Kyu menjawab perkataan Junsu barusan.
"Yah anak ini! ehm Changmin ah, sebaiknya kau ajak Kyu berjalan melihat-lihat pemandangan rumah sakit ini, eoh"
"Aish aku lagi..."
Rutuk Changmin lesu saat ia dengan ketidak berdayaannya terpaksa menuruti perintah dari Heechul yang tidak segan-segan akan memelototi-nya jika berani menolak perintah cinderella itu. Sedangkan Kyu tampak semburat merah dikedua pipinya jika mengingat kembali kejadian di mobil Changmin kemarin. Maklum Kyu hanyalah remaja yang baru berusia 14 tahun yang sama sekali belum pernah berciuman sedikitpun tiba-tiba bibirnya diserang sedemikian rupa oleh si monster food.
Akhirnya dengan terpaksa duo CHangKyu-pun menyingkir dari tempat tersebut menyisakan para orang tua mereka dan sahabatnya. Sementara umma cantiknya masih tertidur pulas.
Nandomo nandomo okuruyo
Kimi ga sagashiteiru mono
Mayoi mo subete wo tokashite
Ikite ikou FOREVER LOVE
"Chunnie ponselmu" Junsu memperingatkan Yoochun akan suara ponselnya karena saat ini Yoochun tengah sibuk mengobrol dengan Siwon dan Yunho.
"Ah ne, permisi aku menerima telepon dulu" Yoochun segera menyingkir keluar ruangan tersebut, bersamaan dengan keluarnya Yoochun, Dokter Kang yang bertugas menangani Jaejoong masuk kedalam ruangan itu.
"Anneyong...ah sedang berkumpul rupanya, mianhe apa aku menganggu?" ucap Dokter yang sebaya dengan Yunho itu saat melihat beberapa namja diruangan itu tengah mengobrol akrab.
"Anneyong dokter Kang, sama sekali tidak, kajja silahkan masuk" Yunho mempersilahkan dokter tersebut untuk masuk.
"Ah begini Tuan Jung, in berhubungan dengan hasil pemeriksaan kami kepada pasien Tu...ah ani Nyonya Jung Jaejoong"
"Ne Dokter?" Yunho tampak menunggu dokter Kang melanjutkan kalimatnya yang sempat terputus tadi.
"Ehm begini...berdasarkan hasil tes ulang dari pemeriksaan urine Nyonya Jaejoong, kami yakin dan tidak meragukan lagi jika Nyonya Jung Jaejoong, ehm..."
"Dokter Kang apakah istriku menderita penyakit yang serius?" serobot Yunho sebelum Dokter itu melanjutkan kalimatnya.
"Ani bukan itu Tuan Jung, hanya saja..."
"Hanya saja apa dok?" tanya Yunho tak sabaran.
"Hanya saja kami menemukan sesuatu yang tidak biasa pada organ dalam istri anda Tuan Jung"
"Apa itu dok?" Heechul yang tampak tak sabaran terpaksa ikut menyela pembicaraan tersebut.
"Tuan Jaejoong, ah maaf nyonya Jaejoong ternyata memiliki rahim dan kini rahim tersebut tengah dihuni janin yang berumur 3 bulan" Jelas dokter Kang kemudian yang membuat semua yang berada diruangan itu mendesah tertahan tak percaya akan apa yang barusan mereka dengar dari mulut dokter Kang.
"OMO...jeongmal dokter?" Heechul dan Junsu berteriak serempak.
"Ne kami sudah mengetesnya berulang-ulang dan hasilnya tetap positif, Kim Jaejoong hamil dengan usia kandungannya 3 bulan"
"MWOYA? Aku akan mempunyai anak kandung bersama Jaejoong?" lonjak Yunho kegirangan yang disambut senyum tipis Siwon yang menepuk bahunya pelan sebagai tanda ucapan selamat sedang Heechul dan Junsu berpelukan erat tampak sangat bahagia.
Stelah dokter Kang berpamitan dan menyatakan Jaejoong dapat dibawa pulang besok, SiChul dan HoSu pun terlonjak-lonjak kegirangan, bahkan Yunho saking senangnya langsung menyerang wajah istrinya yang tengah tertidur pulas itu dengan ciuman yang bertubi-tubi.
Yoochu yang baru saja selesai menerima telepon tentu saja keheranan melihat kedalam ruangan yang seperti pasar malam saja keadaannya karena sangat ramai oleh teriakan senang para sahabatnya.
"Eh eh, ada apa ini?" Tanya Yoochun heran masih menggenggam ponsel yang baru dimatikannya.
"Kami baru saja mendapat berita menyenangkan Chun, Jaejoong hamil" Siwon dengan senyum manisnya menjawab keheranan Yoochun.
"Mwoya? Jinjja?"
"Ne" angguk Yunho senang sedari tadi ia tak berhenti menciumi wajah istrinya sambil terus mengucapkan kata gomawo berulang-ulang.
"Aku harap setelah ini Junsu dapat menyusul kami eoh" ucap Yunho kemudian, namun ditanggapi Junsu dengan wajah yang sendu.
"Aku tidak terlalu berharap hyung, hhh" desah Junsu pelan, disambut rangkulan sayang dari Yoochun suaminya yang memahami kekecewaan istrinya. Junsu sudah lama ingin sekali memiliki anak dari rahimnya sendiri layaknya Heechul. Ia bahkan kerap merasa cemburu melihat kebahagian keluarga Heechul. Ditambah lagi dengan berita kehamilan Jaejoong saat ini, hatinya semakin bertambah pedih karena tak kunjung dapat mengandung.
"Sudahlah jangan terlalu bersedih Suie, kalian berusaha saja, terus lakukan setiap malam agar perutmu cepat berisi, hahaha" tawa ringan Heechul saat menyarankan Junsu agar cepat memiliki momongan.
"Yah hyung bagaimana mau melakukan setiap malam jika polisi ini kadang tak pulang seharian dan tega membiarkanku tidur sendirian" rutuk Junsu mengingat kebiasaan suaminya yang sering tidur dikantornya apalagi jika sedang banyak kasus. Sedang Yoochun hanya dapat menggaruk belakang tengkuknya yang tidak gatal.
"Eunghhh...Changmin ah"
"Mwo? Joongie ya kau sudah bangun?"
"Bukannya memanggil aku suaminya, malah bocah evil itu yang pertama kali diingatnya"
Raut kecewa diwajah tampan Jung Yunho saat mendengar bukan namanya yang pertama kali dipanggil oleh bibir cherry itu. Namun meski bukan ia yang diinginkan Jaejoong dengan langkah mantap ia bergerak mendekati Jaejoong.
"Boo, gwaenchana?" ucap Yunho dengan lembut seraya mengecup kening istrinya pelan.
"Gwaenchana Yunh, Changmin eodi?"
"Yah untuk apa kau selalu mencari anak itu? aku ada disini boo"
"Ani Yunh, kau jangan dekat-dekat, aku tak suka bau-mu aku mual sekali...hoekk"
Yunho terkesiap saat Jaejoong malah menolaknya dan malah mengatakannya bau bahkan sampai hampir muntah kerenanya, raut wajah kecewanya semakin menjadi saat Jaejoong kembali merengek menanyakan Changmin.
"Arraso akan kutelpon Kyu, dia bersama Kyu tadi" dengan cepat Heechul menekan layar ponselnya untuk menghubungi putranya yang tengah bersama Changmin.
"Yunnie ya...Ahra shi, hiks...dia...dia..." Akhirnya Jaejoong kembali menangis akibat mengingat kejadian terakhir kali sebelum ia berada dirumah sakit ini.
"Ne boo, kami sudah mengurusnya dan melaporkannya kekantor polisi bersama Yoochun hyung tadi" jawab Yunho masih dengan menjaga jarak. Ingin rasanya ia memeluk Jaejoong saat ini namun Jaejoong begitu tak menginginkannya.
"Ah mengenai Ahra shi, tadi aku barusan menerima telepon dari agen polisi yang kukirimkan kesekitar rumah kalian, ia yang mengabarkan jika sedari siang tadi ia melihat seorang wanita yang mondar mandir didepan gerbang rumah kalian, bawahanku itu segera menyelidikinya ternyata benar ia adalah Ahra shi, bawahanku tersebut malah dimaki-maki oleh Ahra shi yang menganggapnya adalah Jung Yunho. Akhirnya ia memutuskan untuk membawa Ahra shi kerumah sakit jiwa untuk dilakukan rangkaian pemeriksaan kejiwaannya" suara husky Yoochun menjelaskan panjang lebar berita mengenai Ahra yang baru diterimanya lewat ponselnya tadi.
"Jinjja hyung?" Tanya Jaejoong tak percaya, sedikit lega saat mendengar Ahra dibawa kerumah sakit jiwa, tempat yang memang pantas untuk wanita tersebut.
"Ne, dan sepertinya ia mempunyai dendam yang sangat besar kepada Changmin anak kalian" lanjut Yoochun.
"Aishh, dasar wanita gila mana ada orang waras menaruh dendam dengan seorang balita, hmmm" geram Yunho kesal.
"Sudahlah Jae tidak usah dipikirkan lagi, mulai sekarang kau harus memikirkan makhluk yang berada didalam perutmu itu, calaon bayi kalian" sambung Heechul semangat.
"Makhluk? makhluk apa hyung? jangan menakutiku seperti itu!" gusar Jaejoong yang merasa takut dengan ucapan Heechul barusan.
"Jaejoong hyung hamil 3 bulan, chukkae hyung..." sela Junsu kemudian.
"Mwo? Hamil? nugu?'
"Hyung/ kau yang hamil" Jawab Heechul dan Junsu berbarengan
"A-Aku?" Ujar Jaejoong tak percaya dengan jari telunjuknya yang menunjuk dadanya sendiri.
"Ne boo, diperutmu ada calon bayi, uri aegya..." jawab Yunho kemudian yang dijawab dengan seruan tertahan bibir cherry itu yang menampakkan kekagetannya yang teramat sangat. Kedua telapak tangan Jaejoong membungkam bibirnya agar tak mengeluarkan jeritan histeris karena terlalu senang mendengar berita tersebut.
BRAKK!
"Umma, gwaenchana? wae umma? mengapa Heechul jumma menelponku menyuruhku segera datang" tiba-tiba pintu kamar itu terdorong dengan kasarnya bersamaan masuknya dua makhluk evil yang berlari tergopoh-gopoh setelah menerima telpon yang bernada perintah dari Heechul agar segera kekamar Jaejoong.
Changmin datang dengan nafas yang memburu khawatir akan keadaan ummanya, namun orang yang dikhawatirkannya malah tersenyum lebar saat melihat kedatangannya. Jaejoong tampak sangat bahagia karena sedari tadi ia menanyakan keberadaan Changmin.
"Changmin ah, kajja kesini peluk umma, ppali" Jaejoong yang terlihat sangat antusias melihat kehadiran Changmin dan meminta anaknya untuk mendekat kepadanya. Changmin-pun jika itu menyangkut sang umma bagai kerbau yang dicocok hidungnya, ia patuh dan tunduk sekali.
"Hhhmmm, nyamannya...Jangan menjauh dari umma eoh? kau harus selalu dekat umma terus, umma akan mual dan muntah jika dekat-dekat appamu" ujar Jaejoong seraya menghirup dalam-dalam aroma Changmin yang baru habis berlari dari luar dan tentu saja banyak keringat yang embasahi kemejanya, namun bau keringat itulah yang justru disukai Jaejoong saat ini. Sepertinya fase mengidam Jaejoong ingin selalu berdekatan dengan Changmin.
"Jung Yunho kau harus bersabar hingga habis masa mengidamnya, kau tahu sewaktu Chullie mengandung Kyu dulu ia sampai 4 bulan tidak mengunjungiku dipenjara dengan alasan ia merasa tiba-tiba membenciku" tutur Siwon dengan menepuk bahu Jung Yunho agar ia bersabar menghadapi tingkah istrinya yang tengah hamil muda.
"Ne Siwon shi, akan kuusahakan untuk bersabar, tetapi rasanya sulit, hhh" jawab Yunho yang menunjukkan raut muka sulit diartikan, apalagi saat ini ia melihat Jaejoong tengah mengusap peluh di dahi Changmin yang memanfaatkan kesempatan ini untuk semakin 'menempel' dengan ummanya.
Dan ternyata bukan hanya Yunho saja yang memandang adegan umma dan anak JaeMin itu dengan iritasi. Sepasang bola mata Kyuhyun yang sejak tadi melihat keakraban tunangannya itu dengan umma cantiknya menampakkan pandangan tidak sukanya, jangan lupakan bibirnya yang mengerucut sedari tadi. Kyuhyun merasa tidak diperhatikan lagi oleh Changmin jika ini menyangkut Jaejoong umma-nya.
"Aigoo Joongie, lihatlah ada yang cemburu lagi selain suami-mu ternyata, hahaha" ucap Heechul melihat tingkah Kyuhyun barusan.
"HAHAHA"
Sontak gelak tawa kembali memenuhi kamar perawatan tersebut. Rasa lega keluarga Jung saat mengetahui jika Ahra 'wanita pengganggu' itu telah dikirim kerumah sakit Jiwa, bahkan Yoochun berencana akan memindahkan wanita itu kerumah sakit jiwa di Gwangju kampung halamannya agar keluarganya dapat mengurusi-nya.
.
.
.
Empat bulan kemudian...
Matsugu futari wo terashita
Yuuyake kirameiteru
Ima made kanjita koto nai kurai
Mune no fukaku ga atsui
Hitori demo heikisa nante
Iikikase nagara
Jibun ni uso wo tsuite
Shining right before our eyes,
The glittering sunset
Inside my chest, a profound love
Like nothing I have ever felt before
If I say to myself that I'm fine on my own,
I'm telling a lie
Dan disinilah YunJae berada, dibalkon kamar tidur mereka yang menghadap keindahan kota Seoul diwaktu malam, berpelukan mesra bermandikan cahaya terang bulan karena malam itu tepat saat bulan purnama.
Semenjak kehamilannya Jaejoong senang sekali mengajak suami duduk berdua dimalam hari dibawah cahaya bulan seperti ini. Sofa besar yang bisa menampung mereka berdua sengaja disediakan Yunho disana agar Jaejoong bisa kapan saja berada disana menikmati waktunya.
Entah sudah tak terhitung lagi bibir hati mengecupi perut buncit Jaejoong yang telah memasuki bulan ketujuh kandungannya. Sejak Jaejoong sudah melewati fase mengidamnya dan ia sudah dapat mendekati istrinya itu Yunho seakan melampiaskan 'jarak' yang selama beberapa bulan selalu diciptakan Jaejoong agar ia tak mendekatinya. Bahkan dihari-hari pertama Yunho mengambil cuti kantor untuk selalu 'menempel' dekat istri dan calon janinnya. Ia menjadi sangat posessif. Maklum 14 tahun bukan waktu yang singkat menunggu kehadiran buah hati yang berasal dari rahim Jaejoong sendiri.
"Yunnie, umm...boleh aku bertanya?"
"Ingin bertanya apa boo?" suara bass itu menjawab nada halus yang keluar dari bibir cherry barusan. Sedikit terusik kegiatannya mencium dan mengusapi perut buncit Jaejoong saat itu.
"Sejak kapan kau jatuh cinta kepadaku?" tanya Jaejoong kemudian yang mengundang senyum ringan Jung Yunho.
Menghentikan sementara kegiatannya masih dengan senyum nya,"Tentu saja saat pertama kali aku melihatmu di supermarket itu" ujar bibir hati itu dengan mantap menyebabkan rona merah di pipi istri cantiknya. Untung saja cahaya bulan purnama tidak cukup menerangi wajah yang bersemu merah itu.
"Yunnie ya, aku bahkan tidak pernah menyangka jika akhirnya kita akan menjadi seperti ini, hhhh...terlebih lagi..."
"Ssst...jangan teruskan lagi. Kita, aku kau Changmin dan calon aegya kita yang berada diperutmu sekarang adalah takdir. Takdir yang mempertemukan kita, dan hanya takdir pula-lah yang dapat memisahkan kita"
Jari telunjuk panjang Yunho bergerak cepat berada ditengah-tengah bibir cherry itu agar tak meneruskan kalimatnya. Bagi seorang Jung Yunho takdirlah yang mempertemukan mereka, titik.
"Tapi Yun, kita tidak boleh melupakan umma kandung Changmin, ia juga bagian dari takdir kita" tambah Jaejoong kemudian.
"Tak akan pernah Jaejoongie, karena ia ada disini, didalam dirimu...kalian kuanggap telah menyatu didalam dirimu saat ini, arra?" ujar Yunho mantap seraya menunjuk pelan dada Jaejoong saat mendeskripsikan keberadaan Hyun Jin istri terdahulunya.
"Arraso Yun, kuharap kau mencintai-ku selamanya" Ucap Jaejoong kemudian dengan mengarahkan telapak tangan Yunho yang tadi berada didada-nya kini kembali keperutnya merasakan pergerakan bayi mereka.
"Tentu saja boo...Forever love you"
Dan bibir hati itu-pun perlahan bergerak kearah cherry merah Jaejoong yang berada didalam dekapannya, Jaejoong yang posisinya didalam dekapan sang beruang Jung itu terlihat telah memejamkan kedua bola mata indahnya dan sedikit mendongak agar bibir hati itu tidak kesulitan menjangkau cherry merahnya, dan saat hanya tinggal satu senti saja bibir mereka bersentuhan.
Cup~
"Ahh...hahaha, bagaimana rasanya pipiku, tuan beruang?"
"YAH, JUNG CHANGMIN!"
Dan kacaulah sudah acara lovey dovey YunJae oleh seorang bocah evil berumur 18 tahun yang tiba-tiba saja sudah berada ditengah-tengah mereka saat ini. Bibir hati Jung Yunho-pun telah gagal menyentuh cherry merah-nya dan malah menempel dipipi Changmin yang secepat kilat 'melesakkan' kepalanya diantara Yunho dan Jaejoong yang hampir berciuman.
Dan malam itupun diwarnai geraman kemarahan Jung Yunho karena sang istri cantik 'kembali' di dominasi sang putra Evil yang sangat disayanginya.
Nandomo nandomo okuruyo
Kimi ga sagashiteiru mono
Mayoi mo subete wo tokashite
Ikite ikou FOREVER LOVE
Time and time again
I'll send it to you, what you're looking for
All your hesitation will melt away,
Let's live and FOREVER LOVE
AKTF
.
.
.
FIN
.
.
.
Twitt: peya_ok
FB : MANO SHINKI
Akhirnya dengan segala keterbatasan saya selesai juga Epilog chap dari ff saya yang ceritanya sudah semakin menyinetron saja, ff terpanjang yang pernah saya miliki. Dan saya meminta maaf jika ending cerita ini tidak sesuai dengan harapan reader semua, tadinya endingnya malah akan saya buat gantung dan berkesan misteri namun kembali lagi kepuasan readers yang utama hingga jadinya seperti ini.
Dan dengan segala kedodolan otak saya, jika ada readers yang 'antis' kepada karya-karya saya, mohon secara langsung mengatakannya berhadapan langsung dengan saya, bisa melewati PM, fb saya atau twitter saya. Readers boleh antis terhadap Author, dan begitu juga Author kan?
Mohon untuk tidak terlalu kaget jika saya menghapus semua ff saya disini mengikuti jejak Author lain, tetapi tidak mengikuti jejak mereka untuk berpindah ke WP ataupun sarana lainnya karena saya hanya mempunyai akun disini untuk memposting ff saya. Mungkin saya akan beralih membuat cerita non ff saja. Tapi untunglah pikiran itu belum ada sampai saat ini.
Last but not least, tolong hargai 7000 words ini yang saya ketik dalam waktu 2 minggu dalam bentuk reviewnya...jeongmal gomawo. SALAM YUNJAE SHIPPERS *bow
