Disclaimer : Semua karakter disini milik Tuhan YME, author cuma pinjem nama

Rate : M( NC 21)

Genre : Romance, drama

Warning : BL, YAOI, MPreg, Typos, cerita pasaran, OOC (mungkin ),jadi mohon dengan sangat sebelum membaca dibaca dulu bagian warning ini, tidak menerima bash kecuali kritik membangun, so please

DON'T LIKE DON'T READ

Note : Fanfiction ini murni hasil karya saya selaku author, saya tidak rela dan tidak ikhlas jika hasil karya saya ini di plagiatkan oleh orang - orang yang tak bertanggung jawab, dalam bentuk apapun!

.

PAIRINGS

YUNJAE

SICHUL

(Slight) YOOSU

.

Anneyong,

Ada yang merindukan fic ini? well side story ini saya persembahkan bagi yang masih merindukan ff ini, dan juga yang menginginkan adegan HoMinnya, serta Changmin yang dinistai. Hanya ini yang sanggup saya berikan, mian kalau kurang memuaskan...don't forget to give your precious review.

.

Yorobeun...saranghaeyo

Happy reading...^^

Dozo...

.

Note: Mian typo bertebaran, karena chap ini langsung dipublish setelah habis diketik. Kalau ada Typo tolong dimention dikotak review secepatnya akan saya perbaiki. Please dont be silent readers ne...

.

.

.

.

End of Previous Chap

Sepertinya semua yang hadir disana menghela nafas lega berbarengan setelah mendengar nada ketus yang diberikan Jaejoong kepada namja tampan berlesung pipi yang semula sangat tegang saat Jaejoong mendekatinya tadi.

" Arraso kami mohon diri dulu semuanya. Minnie ayo bilang sampai jumpa.." Yunho telah siap membawa keluarga kecilnya untuk berangkat saat itu juga. Changminpun sudah berada digendongannya.

" Da dah cemua...moni angan nakay ya..angan uka cium boji ampan.." Ucap bocah itu lucu.

" Hahaha...Minnie juga, jangan buat umma susah, jangan mimik terus - terusan, minta adik sama Umma dan appa ne?" Heechul hanya bisa tertawa dengan wajah yang memerah mendengar ucapan cucunya barusan.

" Ciyo! Min gak au adik! nanti Min lempay kecungai, huh!"

" WAHAHAHA.."

Changmin. Bocah Evil itu bisa saja mengundang tawa disela - sela kesedihan yang tengah menaungi keluarga mereka di Bandara saat itu. Tangan mungilnya masih saja melambai - lambai kearah seluruh anggota keluarga Kim yang hadir. Jung Haelmoni dan Haraboji dari Appanya di Gwangju sudah meninggal semenjak ia berumur satu tahun.

Heechul, Siwon, Soo Hyun, Lee Ahjumma, Yoochun dan Junsu pun tak dapat menghentikan airmata dipipi mereka saat menatap ketiga namja yang sangat saling menyinta itu hilang ditelan keramaian.

Dari kejauhan Heechul tersenyum bahagia didalam hatinya saat melihat Yunho dan Jaejoong yang tak sedetikpun melepaskan genggaman erat tangan mereka.

.

.

.

.

.

MY DESTINY (SIDE STORY)

LIVING IN JAPAN

.

.

.

.

"Yunnie, Jongie bosan..."

"Bosan? Waeyo baby hmm?"

"Jongie bosan, Yunnie selalu sibuk, sedangkan Jongie tidak ada pekerjaan, sehari-hari dirumah saja bersama uri Minnie dan para maid"

"Bukankah itu sudah menjadi tugas Jongie sebagai istri Yunnie dan umma uri Minnie? Apa Jongie tidak ikhlas melakukannya?"

"Mengapa Yunnie berkata begitu? Jongie tidak seperti itu...hiks...Yunnie tega..."

Airmata Jaejoongpun tak terbendung lagi disaat ia dan suaminya Jung Yunho melakukan obrolan sebelum tidur dikamar mereka yang awalnya biasa saja, namun entah mengapa ia kemudian menjadi sedikit sensitif dan diakhiri dengan airmata sicantik nan manja itu.

"Apa Jongie capek?"

Pertanyaan Yunho hanya dibalas anggukan lemah Jaejoong yang terbaring dengan posisi miring sebelah tangannya menumpu kepalanya, ini dikarenakan Minnie sibocah evil itu seharian sangat rewel, semenjak mereka pindah kenegara sakura itu, Changmin sepertinya sangat kesepian dan sangat merindukan keluarga mereka yang berada di Korea, terutama Haelmoninya.

Dan hari ini tepat dua minggu sejak pertama kali mereka menginjakkan kaki mereka di Jepang, Bocah berumur dua tahun itu sangatlah rewel. Entah sudah berapa kali Minnie meminta ummanya untuk menghubungi Haelmoninya lewat telepon. Hal tersebut tak urung membuat jaejoong merasa sedih dikarenakan celotehan dan tangisan polos Changmin saat mengobrol bersama Heechul didalam telepon. Belum lagi sepanjang hari Changmin tidak mau lepas dari kedua benda didadanya. Dari pagi hari hingga malam Changmin tidak mau makan apa-apa selain meyusu kepadanya. Itu menandakan jika Bocah evil itu sedang tidak enak badan.

"Aniya, hanya saja Minnie merindukan haelmoninya, Jongie kasihan...seharian ini ia tidak mau makan apa-apa, maunya hanya menyusu kepada Jongie saja Yun"

"Hhhh...barangkali masakan Jepang belum sesuai dengan lidahnya, sudah Jongie jangan bersedih, besok kita ajak Uri Minnie berjalan-jalan ketaman hiburan eoh?" Ujar Yunho mencoba mengibur istrinya yang sudah menghentikan tangisannya.

"Jinjja Yun? Lalu bagaimana pekerjaanmu?" Tanya Jaejoong tak percaya karena besok bukanlah hari Minggu apalagi hari libur.

"Ne, aku serius baby...aku akan minta ijin untuk besok saja"

"Ahh, gomawo Yunnie chagi, muaahh..." Girang Jaejoong seraya mengecup singkat bibir hati sang beruang.

"Boo, jangan menganggu beruang tidur dengan ciumanmu itu" Ucap yunho yang merasa 'terbangun' akibat kecupan singkat istrinya tadi. Benar-benar mesum, hanya dengan kecupan singkat sudah dapat terbangun? Tentu saja karena yang melakukannya seorang Kim Jaejoong, seorang model Korea yang memiliki bibir merah menggoda yang selalu ingin dicicipinya setiap saat.

"Yunnie pabo! masak Jongie menempelkan bibir saja sudah terbangun?" Jawab Jaejoong jengah, apalagi saat diliriknya 'sesuatu' yang berada dibalik celana boxer Yunho saat ini tampak membesar ukurannya.

"Aku serius boo, apa uri Minnie sudah tertidur lelap?" Tanya Yunho kembali dan melihat bocah yang masih setia menempel didada Jaejoong.

"Mmm tidak tahu Yun, tapi mulutnya tidak berhenti menyedot, seharian ia tidak makan apa-apa, sepertinya ia lapar sekali" Ujar Jaejoong gusar. Ia sangat mengkhawatirkan kesehatan putra semata wayangnya itu.

"Sini coba aku lihat" Yunho mendekatkan kepalanya membuat gerakan mengintip kearah dada Jaejoong tempat Changmin berada saat ini.

"Yunnie! mengapa dilepas? awww..."

"Minnie sudah nyenyak tidurnya boo, akan kupindahkan ditempatnya sekarang"

Tanpa aba-aba Yunho yang sudah dikuasai nafsunya mengangkat tubuh kecil Changmin yang mulutnya masih menyedot nipple Jaejoong, hal tersebut tentunya menyebabkan sakit yang bukan kepalang akibat gigi-gigi kecil Changmin yang masih menjepit nipple tersebut. Tentu saja Jaejoong yang kesakitan hanya dapat menjerit tertahan takut jika Changmin terbangun, untung saja bocah tersebut masih terlelap. Segera Yunho memindahkannya ke-ranjang kecil berbentuk hot dog (?) miliknya yang berada tak jauh dari ranjang mereka. Memang semenjak pindah ke Jepang Changmin tak mau tidur dikamar terpisah dengan umma dan appanya. ini disebabkan karena ia merasa sangat kesepian.

"Baiklah, ayo kita mulai sekarang..." Yunho yang sudah tidak sabar lagi langsung menempatkan tubuhnya diatas tubuh kecil Jaejoong yang belum sempat menutup kancing bajunya sehabis menyusui Changmin tadi. Pemandangan dada Jaejoong tersebut membuat sang beruang makin kalap dan tak dapat menahan dirinya lagi. Segera diserbunya nipple menggoda yang masih basah oleh saliva Changmin barusan membuat sipemilik menggelinjang kegelian.

"Ahhhh Yunnh...janganhh dihisapphh, ti-dak bolleehhh...aaahhhh"

"Ani boo, aku tidak mmhhh...menghisapnya...mmhhh, mcckmhh"

Jaejoong memperingatkan, khawatir jika Yunho terlalu menghisap dadanya, maka akan habis jatah Minnie yang sedang tidak mau makan. Air susu Jaejoonglah yang masih menjadi makanan utama bocah berumur 2 tahun itu.

"Boo sudah lama sekali kita tidak melakukannya, mmhhhh...aahhh, mmm...nikmaathhh" Racau bibir hati itu masih berkutat dikedua nipplenya secara bergantian. Jaejoong yang sebenarnya merasa 'sedikit' sakit dan tidak nyaman lantaran sudah seharian Changmin menyedoti nipplenya, dan kini giliran siberuang yang menyedot nipplenya tanpa henti. Sedotan beruang ini bisa dikatakan sepuluh kali lebih 'ganas' dari sedotan Changmin. Jaejoong hanya bisa pasrah saja, sudah nasibnya memiliki suami dan anak yang sama-sama mesum dan sangat menggemari dada montoknya.

Sreettt...

Dan Jaejoongpun sudah dalam keadaan topless, saat kedua tangan kokoh Yunho membuka sisa kancing bajunya yang tinggal beberapa lagi, kemudian membuang piyama tersebut sembarangan. Sedangkan ia sendiri entah sejak kapan sudah dalam keadaan yang polos, sedari tadi Yunho hanya memakai boxer pendek saja.

"Boo, ayo cepat buka celanamu...mmhhhh..." Bisik Yunho seduktif disela-sela kegiatannya 'menyusu' kepada istrinya itu. Jaejoongpun menuruti perintah suaminya, segera dilepaskannya celana tidurnya tentu saja dengan bantuan suaminya, ia hanya cukup mengangkat bokongnya saja lalu Yunho dengan sekali sentakan saja sudah dapat membuat Jaejoong dalam keadaan polos sekarang.

"Mmhhh...yunnhhh aahhhh" Desah jaejoong, tak kuat dengan nikmat yang didapatnya saat bibir hati itu telah bermain disekitar selangkangannya, memberi kenikmatan pada Juniornya yang terasa sudah menegang sempurna, walaupun dari segi ukuran tidak sebesar milik suaminya.

"mendesahlah boo...jangan ditahan" Ujar Yunho disela-sela kegiatannya mengeluar-masukkan milik istrinya didalam mulutnya.

"Yunnhhh..."

"Waeyo boo? Keluar?"

"Mmmhhh..." Jaejoong tak manjawab melainkan hanya menganggukkan kepalanya saja, sedangkan kedua matanya terpejam dan menggigit bibirnya sendiri. Melihat itu Yunho tak menyia-nyiakan kesempatan, dihentikannya sementara kegiatannya dan membalik posisi mereka.

"Kau diatas boo...bekerjalah, hehehe"

"Ahh Yunniieehh kau menyiksakuhh ahhh..." Jaejoong yang sudah berada 'diujung' mau tak mau mengerak-gerakkan pinggulnya dan menggesek-gesekkan juniornya bersentuhan dengan junior Yunho dibawahnya. Hal itu membuat dirinya semakin tidak sabar lagi untuk segera 'dimasuki'' oleh Junior big size tersebut, dan akhirnya...

Jlebbb...

"Ahhhhhhh" Desah Yunho dan Jaejoong berbarengan saat benda panjang itu masuk kedalam lubangnya. Entah semenjak mereka berada di jepang belum pernah sekalipun mereka melakukan hubungan intim suami istri. Malam ini adalah kali pertama mereka melakukannya di jepang.

"Eungghhh...Ummaaaa"

"Ahhh, boo cepat tutupi tubuhmu dengan selimut, ppali!"

Baik Yunho maupun Jaejoong sama-sama terperanjat saat medengar suara Changmin yang menggeliat gelisah diantara tidurnya, tentu saja dengan gumaman yang memanggil ummanya. Biasanya jika seperti ini Jaejoong akan terbangun dan berpindah tidur diranjang Changmin karena Changmin akan menagih jatah susu malamnya hingga ia kembali terlelap. Namun saat ini bagaimana Jaejoong akan mendekatinya sedangkan tubuhnya saja tengah menyatu dengan tubuh suaminya.

"Ummaaa...mimik"

"Hiyaa...Yunnieehhh ottokheeo, ahhh..."

Tanpa disadari oleh kedua suami istri itu ternyata sibocah evil telah berada disebelah Jaejoong yang tengah sibuk menggerak-gerakkan pinggulnya memperdalam letak junior Yunho di hole ketatnya. Tubuh Jaejoong yang ditutupi selimut dari pingang hingga kebawah itu digoyang-goyangkan Changmin agar segera menuruti keinginanya.

"Baiklah, kalau begitu ayo putar posisi kembali boo...ahh anak ini, mengganggu saja" Yunho lantas membalikkan kembali posisi mereka. Sepertinya ia sedikit kesal dengan darah dagingnya sendiri.

"Minnie, kajja kemari...mimik eoh?"

Setelah 'menyamankan' posisi mereka, Jaejoong yang sekarang dalam posisi miring dengan Yunho yang berada dibelakangnya masih dalam keadaan bersatu dengan posisi Jaejoong yang membelakanginya. Kemudian namja cantik itu menarik sang buah hati yang masih dalam keadaan setengah sadar kedalam dekapannya lalu mulai menyedot pink nipple itu dengan rakusnya.

Sungguh Jaejoong benar-benar dihadapkan dengan peran yang luar biasa beratnya, bayangkan saja seharian ini Changmin tak pernah lepas menggelayutinya, ditambah suaminya yang sepulang bekerja langsung menagih 'jatahnya' dan menggantikan posisi Changmin yang sudah terlelap untuk 'menggelayutinya' juga.

Bahkan sekarangpun Changmin yang terjaga tidurnya kembali menagih jatahnya dan menempel kembali didadanya, sedangkan pada saat yang bersamaan siberuang tengah menikmati lubang belakangnya dengan juniornya yang tak henti-henti bergerak keluar masuk membuat badannya dan badan Changmin ikut bergoyang mengikuti gerakan keluar masuknya diiringi desahan merdu Jaejoong. Itulah sedikit gambaran mengenai YunJaeMin yang melakukan threesome malam hari itu. XD

"Boo, sebentar lagi...mmhhh" Yunho yang sedari tadi tak berhenti bergerak memaju mundurkan pinggulnya sudah terasa akan menuju puncaknya, bibir hati itu terus mengecupi tengkuk putih sang istri yang tepat berada dihadapannya, membuat sicantik merasa sedikit kegelian dan tentu saja nikmat.

"Ne Yunhh, aku jugaa...ahhhhhhh, keluaarr aahhhh..." Ternyata Jaejoonglah yang lebih dulu meraih puncaknya, baru tak lama kemudian tubuh dibelakangnya menegang dan gerakannya semakin brutal, menusuk lebih dalam hole ketat itu.

"Mmmhhhh, ahhhhhh...keluar boo, saranghae...mphhh, mmhhh...hfmpphh" Yunho menegang dan selagi berada dipuncaknya dengan cepat diraihnya wajah cantik itu untuk memagut cherry lipsnya kedalam ciuman panas sehingga kenikmatan puncak mereka bertambah berkali lipat.

"Aaaa appa belicik! Min au bobo!awas angannya! gak boyeh pegang mimik Imin! Cana peygi...!"

"Aish anak ini...hhhh"

Yunho mendesah berat dan segera beringsut turun dari ranjang mereka setelah Changmin mengusirnya ketika ia kedapatan oleh si bocah evil itu saat tangannya meremas sebelah dada Jaejoong ketika ia mendapat klimaks barusan. Beruang besar itupun sudah dapat dipastikan akan menghabiskan sisa malamnya diranjang hot dog (?) milik Changmin yang berada berseberangan dengan ranjang besar yang dihuni oleh istri dan anaknya yang sudah kembali tidur dengan nyenyaknya.

Namun itu terjadi dua bulan yang lalu, saat mereka baru menjadi penghuni Kota Tokyo Jepang. Saat ini Yunho tengah tepekur menatap sendu sang buah hati yang terbaring lemah dihadapannya. Selang infus dan selang oksigen menempel ditubuh lemahnya. Namja tampan itu sekarang hanya dapat menyesali kebodohannya selama ini yang menyebabkan anak semata wayangnya itu selama seminggu ini telah terbaring lemah di ranjang rumah sakit Tokyo International Hospital.

Disebelah tubuh mungil yang tak berdaya itu tampak sosok umma cantiknya yang terisak tak henti-hentinya. Jaejoong sungguh tak tega melihat keadaan Changmin sekarang. Andaikan bisa ia saja yang menggantikan bocah malang tersebut untuk terbaring dalam sakitnya. Changmin, bocah 2 tahun bermulut cerewet itu selama seminggu terbaring lemah dengan alat-alat kedokteran yang menempel dibadannya.

Andaikan ia tidak terlalu egois dengan 'merengek' kepada suaminy untuk kembali bekerja, tentu saja hal ini tak akan terjadi.

.

Flashback

"Yun..."

'….'

"Yunnie ya…"

"Waeyo boo, mau memberiku jatah hmm?"

"Ah Yunnie maunya, tidak lihat apa Jongie sedang apa?"

"Uri Minnie selalu mendominasi setiap malam, mengambil jatahku saja, hhhh…sampai kapan aku harus selalu mengalah begini Jongie ah"

Keluhan frustasi keluar dari bibir hati itu saat istrinya yang tengah melakukan kewajiban rutinnya dimalam hari, yaitu menyusui si bocah evil Changmin. Jaejoong yang saat itu dengan posisi miringnya menggoyang-goyangkan badan suaminya yang tengah asyik menonton acara televisi bersandar dikepala ranjang yang terbuat dari besi kokoh. Sedikit tidak menghiraukan sapaan istrinya lantaran ia sedang kesal, jatah malamnya selalu terganggu oleh istrinya yang lebih memperhatikan bocah evil saingannya.

"Justru itu, ada yang ingin Jongie bicarakan biar uri Minnie tidak terlalu ketergantungan kepada Jongie terus, Yunnie…"

"Umm, apa itu boo?" Yunho tampaknya sedikit tertarik dan mulai mendengarkan cerita istrinya.

"Begini Yunnie, tadi siang sewaktu Jongie membawa Uri Minnie berbelanja di Supermarket, Jongie bertemu dengan Haru kun fotografer Jongie dari Jepang. Beliau menawarkan Jongie untuk menjadi bintang iklan 3 produk kosmetik yang berbranded sama. Ottokhe? Bolehkah Jongie bekerja lagi Yun, dengan begitu uri Minnie kemungkinan akan dapat terpisahkan dari dada Jongie, hehehe" Tutur Jaejoong yang diakhiri dengan rayuan manisnya kepada sang suami.

"Ottokheyo boo, aku masih merasa was-was jika kau meninggalkan bocah evil itu, apa tidak apa-apa, berapa lama waktu pemotretannya? Apakan akan dilakukan di Perusahaan milik kita? Setahu-ku kita belum ada penawaran untuk iklan produk kosmetik" Tanya Yunho penasaran. Ia sedikit khawatir dengan keadaan Changmin jika ditinggal sang umma bekerja.

"Kurasa tidak apa-apa Yun, waktu pemotretannya dimulai pagi hingga selesai, oleh karena Jongie mempromosikan 3 produk, maka waktu pemotretannya akan memakan waktu 2 minggu, tidak terlalu lama bukan? Hanya 2 minggu saja Yun, jebbal…boleh ya?" Mohon Jaejoong dengan memasang puppy eyes andalannya.

"Mwo? 2 minggu boo? Tidakkah terlalu lama? Jika hanya seminggu aku bisa meminta cuti untuk menjaga uri Minnie, tapi ini 2 minggu…aishh, yang benar saja" Yunho tak dapat menyembunyikan kekagetannya saat dengan santainya Jaejoong mengatakan jadwalnya hanya memakan waktu 2 minggu.

"Yunnie meminta cuti 2 minggu saja, sekalian yunnie bisa lebih dekat dengan uri Minnie, coba Yunnie ingat, kapan terakhir kalinya Yunnie menggendong uri Minnie? kapan terakhir kali Minnie bermanja-manja dengan Yunnie? Kapan terakhir kalinya Yunnie mengajaknya jalan-jalan ketaman berdua saja? Tidak pernah bukan? Hiks..Yunnie mau anak Yunnie tidak mengenal appanya sendiri seperti Jongie dulu? Cukuplah Jongie yang seperti itu, hiks…" Tangis Jaejoong mengeluarkan airmata buayanya.

Mendengar penjelasan istrinya yang lebih tepat dikatakan sebuah unek-unek itu membuat namja tampan berwajah kecil itu berpikir sejenak, kemudian ia menjawab dengan berat hati.

"Arraso Jongie, tapi tak boleh lewat dari 2 minggu"

"Jinjja Yun? Gomawo chagi…saranghae, jeongmal saranghe, Jongie akan segera menghubungi Haru kun secepatnya" Girang Jaejoong tak terkira.

"Nado boo…"

"Aww!"

"Waeyo boo?"

"Appo Yun, Minnie tiba-tiba menggigit"

"Hahaha, uri Minnie sepertinya merasakan jika ummanya akan sibuk sebentar lagi…"

Tawa keras Yunho saat melihat raut wajah kesakitan istrinya karena nipplenya digigit oleh bocah evil yang sudah terlelap sejak tadi. Mungkin bocah itu mempunyai firasat jika keputusan appanya yang mengijinkan ummanya bekerja akan menjadi bencana bagi keluarga mereka terutama bagi dirinya sendiri yang belum siap untuk dipisahkan dari dada berisi ummanya.

.

.

"Appa, umma ana? Min antuk, hikss…mimik"

"Umm, umma lagi pergi kerumah sakit, umma sakit perut, Min sabar eoh? Mimik ini saja arra?"

"Chiyoo hiks…Min au mimik umma, aaa…hueee…"

"Sshh, sshh, uljima baby, atau Minnie mau jalan-jalan ke taman sama appa?"

"Hiks…ke taman? Tapi beyi ey kim ne appa? Yang yaca tobeyi eoh?"

"Arraso, kajja baby…"

"Appaa…"

"Eh, waeyo?"

"Endong…"

"Aish anak ini, arraso…kajja, hup…"

Begitulah sehari-harinya ada-ada saja usaha Yunho untuk membujuk Changmin agar tidak menangis dan teringat dengan dada sang umma yang tengah bekerja. Hari-hari Changmin tanpa Jaejoong dilalui bocah tersebut dengan sangatlah berat. Bahkan dihari pertama Jaejoong bekerja Changmin tidak dapat tidur seharian, ia menangis meraung-raung memanggil-manggil Jaejoong membuat sang appa benar-benar kerepotan.

Yunho sebenarnya tak sampai hati membiarkan sang buah hati yang selalu merengek-rengek mencari ummanya. Semenjak ummanya bekerja, setiap pagi ketika ia terbangun Changmin tak pernah menemukan wajah sang umma yang biasa berada disampingnya, Jaejoongpun baru pulang disaat sang buah hati telah tertidur dengan airmata yang mengering dikedua pipinya yang mulai menirus. Semenjak Jaejoong bekerja, asupan makanan Changmin hanya dari makanan ringan dan es krim kegemarannya saja. Selama ini ia tidak mau makan nasi.

"Boo, tolong usahakan pulang sebelum Minnie tidur, ia sangat merindukanmu. Setiap hari ia menangis menanyakanmu." Pinta Yunho kepada istrinya saat Jaejoong baru saja tiba dari pemotretannya yang memakan waktu seharian itu.

"Yunnie, Jongie tidak bisa begitu, masak Jongie harus menghentikan pekerjaaan orang banyak hanya karena Jongie harus pulang duluan, itu namanya tidak profesional" Jawab Jaejoong sedikit ketus.

"Tapi boo, kau jangan melupakan uri Minnie, ia masih membutuhkanmu, sepertinya ia belum bisa dipisahkan dengan air susumu, ia sangat tersiksa sekali, aku tak sampai hati melihatnya. Ujar Yunho memelas kepada istrinya yang tengah sibuk membersihkan bekas make up-nya didepan cermin.

Berhenti sejenak dari kegiatannya, Jaejoong mengarahkan tubuhnya kearah suaminya berada yang duduk dipinggir ranjang hot dog tempat Changmin terlelap sekarang sambil mengusap surai hitam anaknya dengan sayang. Semenjak Jaejoong bekerja, Yunho yang mengambil cuti khusus untuk menjaga anaknya itu menjadi kian dekat dan kian menyayangi bocah evil tersebut.

"Bukankah Yunnie sudah berjanji untuk mengurus Minnie selagi Jongie bekerja? Lagipula Jongie kan bekerja cuma 2 minggu, dan sekarang hanya tinggal seminggu lagi, Yunnie bujuk saja uri Minnie agar mau menyusu formula yang sudah Jongie siapkan" Jawab Jaejoong dengan nada yang meninggi.

"Hhhh, arraso boo, tetapi bukankah sayang jika susu-mu terbuang begitu saja dan aku takut nanti susu-mu menjadi kering jika tidak diberikan kepada uri Minnie" Jawab Yunho lagi.

"Tidak akan Yun, Jongie selalu mengeluarkannya disela-sela break pemotretan, Jongie tidak sanggup menahan sakitnya saat membengkak. Dan itu akan membuat susu Jongie tidak akan kering, Jongie berjanji setelah ini Jongie akan berikan lagi kepada uri Minnie, arra?" Jaejoong sedikit melunak, bahkan dengan nada sedikit merayu diakhir kalimatnya.

"Arraso boo, sekarang tidurlah, besok kau harus bekerja kembali"

Demikianlah perdebatan antara suami istri itu yang didominasi argumen sang istri membuat suami tampannya itu mengalah dan mengalah lagi. Yunho tak dapat berkata apapun lagi jika Jongie-nya sudah mengeluarkan nada manja dan merayunya.

.

.

"Minnie, ayo bangun baby…kajja kita ke taman, bukankah appa sudah janji jika Minnie tidak menangis bangunnya Minnie akan appa ajak ke taman, ottokhe?"

Yunho sedikit terkesiap saat melihat wajah tak bersemangat Changmin pagi itu saat ia terbangun. Pipi yang sedikit berkurang chubbynya itu terlihat pucat dan sorot mata tajamnya berubah sayu. Evil cilik itupun hanya menggeleng pelan saat merespon ajakan Yunho barusan.

"Hhhh, panas…" Gumam Yunho pelan saat dirabanya kening bocah tersebut. Lalu cepat-cepat digendongnya tubuh tak bersemangat Changmin yang menurut saja karena ia tampak lemah sekali.

"Minnie ya, katakanlah sesuatu nak, apa Minnie mau appa buatkan susu rasa pisang?" Yunho masih berusaha mengajak buah hatinya berbicara, posisinya memangku sang buah hati dengan pipinya yang ditempelkan dengan pipi Changmin yang terasa panas sekali. Bocah tersebut demam tinggi.

Kembali Changmin hanya menggeleng lemah, tak bersemangat sama sekali.

"Kalau begitu katakanlah apa yang Minnie inginkan, nanti appa belikan"

"Ummaaa…hiks…"

Seketika hati Yunho terasa seperti dicabik-cabik puluhan belati saat bibir mungil itu bergerak mengungkapkan keinginannya. Bukan makanan lezat, bukan mainan mahal ataupun barang-barang mewah lainnya. Makhluk cilik tanpa dosa itu hanya menginginkan sosok ummanya yang sudah satu minggu lebih lamanya seolah hilang ditelan bumi.

Sudah sepuluh hari Jaejoong menjalankan pemotretan hasil dari kontrak kerjanya dengan satu brand kosmetik terkenal di Jepang. Itu berarti Yunho dan Changmin harus bersabar menunggunya sekitar tiga hari lagi. Namun Changmin tampaknya sudah mengalami titik terlemahnya. Tanpa mengkonsumsi air susu ummanya selama hampir 2 minggu membuat ketahanan tubuh bocah itu semakin melemah.

Dan puncaknya pada hari ini, entah sudah berapa kali yunho bolak-balik mengganti popok Changmin (umur Changmin masih 2 tahun, jadi masih menggunakan popok) yang selalu dipenuhi dengan pup-nya, tampaknya ia terkena diare. Namun yang menambah Yunho khawatir Changmin diare disertai dengan muntah-muntah membuat bocah itu semakin lemah saja.

Tak ingin menunggu waktu lama, siang itu ia segera membawa Changmin kerumah sakit, dan dokter menyuruh agar Changmin dimasukkan keruang intensive karena keadaannya yang sudah mengkhawatirkan. Pengaruh karena kekurangan asupan air susu membuat Changmin kekurangan cairan tubuhnya dan ditambah dengan diarenya.

Kesadaran bocah itupun semakin menurun sebelum benar-benar menghilang dan dokter menetapkannya dalam keadaan kritis. Ironisnya Changmin menghadapi keadaannya hanya dengan appa disampingnya tanpa ada ummanya yang menunggui, meski dari bibir mungil bocah itu selalu memanggil-manggil ummanya, bahkan sampai sesaat sebelum matanya terpejam, bibir itu masih bergerak menyebutkan kata 'umma' yang terdengar jelas ditelinga Yunho.

"Boo mianhe, jika kau pulang dari pemotretan rumah dalam keadaan kosong"

"Waeyo Yun?'

"Kami berada dirumah sakit sekarang…"

"Rumah sakit? Wae?"

"Uri Minnie boo…"

"Uri Minnie waeyo Yun?"

"Mianhe boo, hiks…"

"YUNNIE JANGAN MENAKUTIKU! URI MINNIE WAE?"

Jaejoong tak dapat menguasai kegugupannya lagi saat ia menerima telepon dari suaminya. Telepon pertama dari Yunho selama ia bekerja. Terlebih lagi saat ia mendengar suaminya yang seumur hidupnya baru sekarang mendengar suaranya yang terisak. Ditinggalkannya lokasi pemotretannya tanpa mengganti kostumnya dulu, menyambar kunci mobilnya dan langsung meninggalkan tempat itu segera saat Yunho sudah menyebutkan nama rumah sakit tempat keduanya berada. Tak dihiraukannya tatapan heran para kru dan sang fotografernya melihat tingkah anehnya saat itu.

Didalam perjalananannya kerumah sakit, airmata Jaejoong mengalir tak hentinya. Sesekali diusap dengan punggung tangannya air mata tersebut karena menghalangi pandangannya. Tak sedikitpun ia menyangka jika kembalinya ia bekerja akan membawa bencana kepada keluarga yang sangat dicintainya.

'Minnie ya, bertahanlah nak, umma akan segera datang, hiks…'

Flashback end

.

.

"Euungghh…"

"Minnie ya"

Jaejoong dan Yunho keduanya terkesiap bersamaan dan memanggil nama buah hati mereka yang sudah seminggu terbaring dalam masa kritisnya tiba-tiba terdengar lenguhan suaranya disusul terbukanya sepasang mata beningnya yang dikerjap-kerjapkannya berkali-kali menyesuaikan dengan cahaya yang diterimanya.

"Eungghhh" kembali bibir mungil itu meneluarkan suara keluhannya.

"Minnie ya, Minnie sudah bangun? Ini umma nak, hiks…mianhe, hiks…"

Yunho yang melihat buah hatinya telah tersadar langsung bergegas meninggalkan Jaejoong yang langsung memeluk bocah tersebut untuk memanggil dokter. Mata bening itu masih mengerjap-ngerjap masih menyesuaikan dengan cahaya yang masuk ke retinanya.

"Emmhh, Min lapal…"

"Minnie mau makan? Sebentar kita tunggu dokter eoh? Atau Minnie mau mimik hmm?"

Mata yang masih mengerjap-ngerjap itu sesaat terpaku menoleh kearah suara disebelahnya, melihat sosok Jaejoong disampingnya. Namun tatapannya hanya datar saja, hal itu membuat Jaejoong sedikit mengerenyitkan dahinya.

Seperti tertimpa benda berat dada Jaejoong mendadak sakit saat bibir mungil itu bukan memanggil dirinya, ia malah mencari keberadaan sang appa, bukan ummanya yang kini berada disampingnya. Tak ada yang dapat Jaejoong lakukan, hanya menunduk penuh penyesalan.

"Appaa…" kembali bibir mungil itu memanggil sang appa, sosok yang sudah menemaninya selama dua minggu ini sebelum ia terbaring lemah diranjang rumah sakit itu.

"Minnie ya, anak appa sudah bangun eoh? Biarkan ahjussi ini memeriksa Minnie dulu ne?" Yunho yang datang dengan seorang dokter disebelahnya langsung menyapa Changmin dengan riang, sedangkan dokter yang dijemputnya langsung mengambil posisi disebelah Changmin dan mulai memeriksanya. Jaejoong sedikit bergeser agar dokter tersebut leluasa memeriksa Changmin.

"Anak pintar, tubuhmu kuat sekali beberapa hari lagi sudah boleh pulang, asal minum obatnya teratur dan makan yang banyak" Goda dokter Choi selagi memeriksa Changmin yang kini merengek minta digendong appanya setelah dokter memerintahkan suster untuk segera melepaskan selang infusnya, membuat wajah cantik tak jauh dari sana tertunduk sedih.

"Arraso dokter Choi, jeongmal gomawo telah memeriksa uri aegya" Yunho yang telah menggendong Changmin membungkukkan badan kepada dokter yang sudah melangkah menuju pintu kamar rawat Changmin.

"Nde Tuan Jung, sebentar lagi perawat akan membawakan makanan untuk Changmin, dan kalau bisa teruskanlah memberi ASInya, saya ingat anda pernah mengatakan jika ia masih menyusu kepada ummanya" Nasehat dokter Choi yang dijawab dengan anggukan kedua suami istri itu. Kemudian dokter setengah baya itu mohon diri sebelum menghilang dibalik pintu meninggalkan YunJaeMin didalam kamar tersebut.

Tak lama, seorang perawat masuk dengan membawa sebaki makanan untuk Changmin, disambut bocah terebut dengan antusias dengan disuap appanya sekejap saja makanan tersebut telah berpindah keperutnya, tampaknya setelah seminggu kritis membuat perutnya kosong dan menjerit minta diisi. Selama menyantap makanannya beberapa kali Jaejoong berusaha untuk menyuap Changmin, namun selalu ditanggapi bocah itu dengan tepisan keras tangannya tidak ingin ia menyuapinya. Dan Jaejoongpun lagi-lagi hanya dapat tertunduk sedih. Inilah bayaran yang harus diterimanya karena Changmin lebih memilih disibukkan dengan makanan-makanannya. Tiba-tiba Yunho dan Jaejoong dikejutkan oleh bunyi pintu yang didorong kuat dari luar seolah sipelaku tak sabar hendak masuk.

BRAKKK!

"Amoniii…"

"Minnie ya, bogoshippo, gwaenchana baby? Kenapa cucu haelmoni hmm? Siapa yang nakal hah? Katakan pada haelmoni, biar haelmoni hajar sampai jera!"

"Changmin ah…bogoshippo Su ie jussi merindukanmu, jagoan kok bisa sakit eoh?"

Ternyata dibalik pintu yang sekarang ternganga lebar itu muncul serombongan makhluk yang sangat dirindukan Changmin selama mereka berada di Jepang. Tanpa menunggu waktu lama Changmin-pun sudah berpindah kegendongan Heechul Haelmoninya.

Mendengar keadaan cucunya yang terbaring kritis dirumah sakit membuat Heechul yang berada di Korea menangis histeris, tanpa berpikir panjang lagi langsung dikemasi barang-barangnya beserta barang-barang Siwon yang terhitung baru seminggu menjadi suaminya, kemudian ia menghubungi adik iparnya umma Junsu untuk berpamitan sekalian memberitahu kabar Changmin yang membuat Junsu demikian khawatirnya dan memutuskan untuk ikut bersama ahjummanya tidak lupa mengajak tunangannya si jidat lebar.

Sementara Siwon dan Yoochun yang ikut dalam rombongan hanya tersenyum lucu melihat kehebohan kedua uke tambatan hati mereka. Jaejoong? Jangan ditanya, sebab saat ini ia hanya dapat tersenyum kecut karena merasa riwayatnya akan segera berakhir ditangan cinderella kejam itu. Cepat atau lambat penyebab Changmin sakit akan segera diketahui, dan dalam hal ini jelas, dialah orang yang paling bertanggung jawab.

"Kalian apakan cucuku?"

Akhirnya apa yang ditakutkan Jaejoong terjadi juga. Nada dingin menusuk seorang Kim Heechul yang seolah mengadili sepasang suami istri Yunho dan Jaejoong yang kini hanya tertunduk kaku duduk disofa kamar rawat Changmin. Heechul yang merasa curiga lantaran sedari tadi cucunya sama sekali tidak mau digendong Jaejoong.

"Umm begini umma, sebenarnya semua kesalahanku umma Jongie hanya…"

"Yah berhenti membela anak manja itu! Sudah jelas-jelas uri Minnie tidak mau berdekatan dengan ummanya saat ini. Itu berarti jelas kesalahan ada pada anak manja ini!" Marah Hechul seraya menunjuk-nunjuk wajah putra semata wayangnya.

"Chullie ah, kendalikan dirimu, bersabarlah..tidak baik uri Minnie melihat kau marah-marah seperti itu, nanti malah dia yang takut kepadamu" Kali ini Siwon berusaha menenangkan istrinya. Sementara Jaejoong hanya dapat tertunduk semakin dalam. Airmata mulai menetes dari sudut bola mata doe-nya.

"Lihatlah, dia mulai mengeluarkan airmata andalannya, cih! Aku tidak akan terpengaruh dengan airmata palsu itu, Yunho ah, cepat jelaskan kepada umma apa yang terjadi, kalau kau tidak jujur kepada umma akan kubawa anak kalian kembali ke Korea!" Ancam Heechul sadis.

"Umma, mianhe umma, semua memang salah Jongie, hiks…biar Jongie yang menjelaskan" Jaejoong berusaha berbicara kepada Heechul disela- sela tangisannya, digoyang-goyangkan badan Heechul yang tengah menggendong Changmin yang memeluknya erat seakan takut jika Jaejoong akan mengambilnya.

"Aku tak perlu penjelasanmu! Istri dan ibu macam apa kau? Belum juga 2 bulan berpisah denganku sudah membuat cucuku begini tersiksanya, lihat tubuhnya yang kurus begini, dulu sewaktu dikorea badannya tidak sekurus ini, apa kau tak pernah memberinya makan hah?" Berondong Heechul tajam, ia merasa sangat miris saat melihat badan Changmin yang bertambah kurus saja.

"Mianhe umma, hiks…Jongie mengaku salah, hiks…"

"Dari tadi hanya maaf saja yang kau ucapkan, jelaskan mengapa cucuku sampai begitu traumanya melihatmu, lihatlah menatapmu saja ia tak mau, cepat jelaskan"

Dan mulailah Jaejoong dengan suara yang bergetar menceritakan penyebab sakitnya Changmin dari awal saat ia memaksa suaminya untuk bekerja kembali sebagai model sampai sampai keadaan Changmin yang tidak sadarkan diri, tanpa bermaksud membohongi ia juga menceritakan jika selama ia bekerja ia memisahkan Changmin dari air susunya, dan hal itu mendapat helaan nafas dari seluruh manusia yang mendengarkan ceritanya saat itu.

Terlebih heechul, saat mendengar cerita jujur Jaejoong, ia berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan emosinya yang memuncak, apalagi saat mendengar penuturan Jaejoong ketika Changmin sempat tak sadarkan diri. Jika saja ia tak sedang menggendong cucunya pasti Jaejoong tak akan selamat.

"Anak kurang ajar" Desis Heechul sesaat setelah Jaejoong menyelesaikan ceritanya

"Sabarlah Chullie neechan, tak baik jika Changmin melihat amarahmu seperti itu" Ayumi sepupu Heechul yang sudah berada disana sejak mereka ribut-ribut tadi berusaha menenangkan Heechul yang memasang tampang iblisnya.

"Arraso, tak ada pilihan lain, setelah uri Minnie diperbolehkan pulang kuputuskan untuk membawanya pulang ke Korea. Kalian tak ada guna sama sekali, tidak becus merawat satu bocah kecil seperti ini…umm Minnie ikut haelmoni saja mau?" Ucap Heechul datar dan memberikan pertanyaan kepada Changmin dengan jawaban anggukan kepala dari sang bocah yang sontak menyebabkan tubuh Jaejoong menegang dengan kedua mata doenya yang terbelalak tak percaya.

"Umma jebbal, jangan bawa Minnie umma, biarkan Jongie kembali merawatnya, hikss…Jongie menyesal, Jongie berjanji akan merawat Minnie dengan baik, hiks jebbal umma, huuuu…"

Jaejoong tak kembali tak dapat menahan airmatanya dan bersimpuh dihadapan Heechul yang terus memasang wajah dinginnya, tak menggubris permohonan Jaejoong sedikit saja, sementara Changmin yang berada dipelukannya juga tak bergeming, setelah menyetujui ajakan haelmoninya. Hal itu membuat tangisan Jung Jaejoong semakin keras. Yunho tak dapat berbuat apa-apa selain memeluk dan menenangkan sang istri. Sesalah apapun dia, Jaejoong tetaplah istri yang dicintainya.

"Coba saja jika kau berhasil membujuknya untuk ikut denganmu, kuserahkan kembali Minnie kepadamu" Tawar Heechul kepada Jaejoong yang langsung disambut Jaejoong dengan antusias dan langsung menghapus airmatanya mengambil posisi mendekati buah hatinya yang masih melekat digendongan Heechul.

"Minnie chagi, ayo sini sama umma…umma ingin sekali menggendong Minnie" Bujuk Jaejoong dengan suaranya yang halus, berbeda sekali dengan suara Heechul barusan.

"Ciyoo, cana umma, Min ga au! Umma nakay!" Tolak Changmin keras saat Jaejoong membujuknya dengan lemah lembut, hal tersebut membuat bibir Heechul melengkung meremehkan.

"Cih, bahkan melihatmu saja dia tak mau…ibu macam apa kau, membuat anak sedemikian traumanya" Ucap Heechul meremehkan. Namun hal itu tak menyurutkan semangat Jaejoong untuk kembali membujuk Changmin

"Minnie ya, mianhe, jeongmal mianhe, maafkan umma…sekali saja ya umma ingin menggendong Minnie, Minnie tidak ingin mimik umma eoh? Apa Minnie tidak rindu dengan mimik nya Minnie hmm?" Rayu Jaejoong tanpa lelah.

"Ciyo, umma nakay, hiks nanti Min ditinggay agi, ciyo…umma cana! Min au cama amoni cama aboji caja…" Tolak Changmin kembali.

"Hiks..Minnie ya Jebbal, umma menyesal, hiks…sekali ini saja umma mohon jangan meninggalkan umma, hiks…umma lebih baik mati saja ka…"

Plakkk!

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya tamparan keras telah duluan mendarat di pipi Jaejoong, semua mata yang disana terperanjat melihat telapak tangan Heechul secepat kilat melayang diudara.

"BERHENTI MENGATAKAN HAL BODOH DIHADAPAN ANAK KECIL INI JUNG JAEJOONG!'' Demi cucu kesayangannya Changmin, mendengar kata 'mati' yang dilontarkan dari bibir merah Jaejoong barusan membuat dada Heechul berdegup kencang, masih teringat peristiwa percobaan bunuh diri Jaejoong saat mengandung cucunya yang membuatnya trauma merasa nyaris kehilangan anak semata wayangnya itu. Saat ini Heechul merasa seakan-akan Jaejoong akan mengulangi tindak bodohnya kembali.

"Umma, buat apalagi Jongie hidup jika anak Jongie sendiri tidak memnginginkan jongie lagi, hikss…biar saja Jongie mati, mungkin lebih baik"

"JONGIE!" Kini semua yang hadir disana bersamaan meneriakkan nama panggilan Jaejoong yang dinilainya sudah berlebihan menghadapi masalahnya, yah karena semua masih mengingat tindakan nekat Jaejoong saat berniat menghabisi nyawanya beberapa tahun yang lalu.

Plakk! Plaakk!

"Ummaaa, hueee…amoni nakay! Aaaa…ummaaa, hiks…"

Tangis keras Changmin saat melihat Jaejoong yang kembali mendapat tamparan telak dari Heechul dikedua pipinya sekaligus. Sebenci apapun dia kepada ummanya, Changmin hanyalah bocah polos yang sebenarnya sangat menyayangi ummanya. Melihat Heechul yang kembali menampar ummanya yang tidak melakukan perlawanan sama sekali, kini berbalik tubuh kecil digendongan Heechul itu malah memukul-mukul bahu haelmoninya minta diturunkan.

Heechulpun tak berdaya mendapat serangan mendadak dari cucunya yang tak terima ia menyakiti ummanya. Segera ia melepaskan Changmin yang langsung menghambur kepelukan ummanya yang tengah menangis memegang kedua pipinya yang baru saja terkena tamparan sang cinderella akibat perkataannya barusan.

"Umma uyjima hiks…umma angan cedih, amoni nakay ne umma?" Racau bocah 2 tahun itu yang kini sudah berada dipangkuan Jaejoong yang terduduk dilantai kamar rawat tersebut. Telapak tangan mungil yang masih berperban lantaran selang infusnya baru saja dicabut, mengusap-usap pipi Jaejoong yang memerah lantaran bekas tamparan Heechul barusan.

"Aniya chagi, haelmoni tidak nakal,, umma yang nakal…"

Jaejoong tersenyum lega, entah sakit dikedua pipinya menjadi tidak terasa sama sekali demi mendapatkan kembali buah hatinya yang telah lama tak disentuhnya, diciuminya seluruh wajah bocah cadel tersebut hingga sibocah tertawa kegelian. Sementara makhluk lain yang melihat adegan mengharukan tersebut hanya dapat tersenyum bahagia akhirnya Jaejoong dapat merebut kembali si evil yang sempat membencinya. Hanya Heechul sendiri yang menatap sinis kearah JaeMin.

'Huh, sudah bersama ummanya cepat sekali melupakanku' Rutuk sang cinderela dalam hati.

Siwon yang mengerti perasaan Heechul saat itu bergerak mendekati sang istri memeluk bahu Heechul dan tersenyum mesra kearahnya. Dan usahanya sepertinya sedikit berhasil saat dilihatnya perubahan wajah Heechul yang tersenyum manis kearahnya.

Sementara Yunho segera bergabung ketempat JaeMin berada dan segera menggoda sang buah hati yang sudah sangat dekat dengannya selama hampir sebulan ini.

"Uri Minnie sudah sehat eoh? Sekarang Minnie tinggal katakan apa yang Minnie inginkan, nanti appa dan umma akan berikan secepatnya, ayo Minnie ingin apa?" Tanya Yunho dengan mencolek dagu si evil tersebut tanpa menariknya dari pangkuan Jaejoong.

"Iya ayo cepat katakan sayang Minnie ingin apa" Jaejoong menimpali.

"Wah enaknya, ayo Minnie minta belikan mobil-mobilan yang besar!"

"Yah, lumba-lumba! Suaramu menyakitkan telingaku saja!"

"HAHAHAHA"

Protes Yoochun saat Junsu dengan antusiasnya mengeluarkan suara lumba-lumbanya dengan kekuatan tinggi tepat disebelah telinga Yoochun yang mengundang tawa seantero ruangan tersebut.

"Jadi uri Minnie ingin apa hmm? Ayumi obaachan jadi penasaran" Kali ini sepupu Heechul yang blasteran Jepang itu ikut menanyakan apa yang diinginkan bocah 2 tahun itu sebagai hadiahnya.

"Minnie au apa ya…" Kini suara cadel itu membuat yang ada diruangan itu bertambah gemas saat melihat tampang berpikirnya yang sangat lucu, seperti hendak menirukan kelakuan orang dewasa saja.

"Mau apa baby?" terdengar suara halus Jaejoong.

"Mmm…Min au mimik umma caja, hehehe…kajja umma, Min au mimik cekayang ya…"

-_-"

Dan semua yang berada disana hanya dapat ber-sweatdrop bareng, diiringi pemandangan tangan mungil Changmin yang mulai menggrepe-grepe kemeja yang dipakai Jaejoong saat itu, kostum kegemaran Changmin karena dengan mudah jari-jari terlatihnya membuka kancing-kancing tersebut satu persatu, dan mulai dengan kegiatan favoritnya yang sempat terhenti beberapa minggu lamanya saat Jaejoong bekerja. Untung saja air susu Jaejoong masih mengalir deras sehingga dapat memenuhi nafsu (?) sibocah evil tersebut yang tengah menyedot kuat nipple merahnya tak menghiraukan tatapan takjub semua yang berada disana.

Begitu kuatnya pengaruh nipple sang umma hingga Changmin tak menginginkan apa-apa lagi didunia ini selain sepasang benda kenyal berwarna pink dan berisi susu yang berada didada sang umma.

.

.

.

.

END!

Review yaa

Thanks to all readers, yang sudah memberikan reviewnya, yang merindukan ff ini. Entah apakah side story ini mengecewakan, yang jelas berikanlah pendapat chingu dan saengideul sekalian. Jeongmal gomawo telah bersusah payah memberi reviewnya. Bagi siders, gomawo sudah mengunjungi ff saya, sedikit sapaan akan sangat membahagiakan saya. ~Bow~

Twitt : peya_ok