Title : The Devil
Author : Raichi Lee SangJin ELF
Rated : M
Pairing : KaiSoo
Genre : Romance, Drama, Fantasy~
DISC : para cast hanyalah milik tuhan YME, orang tua, dan SM Ent. Saya hanya pinjam mereka untuk membuat fantasy saya menjadi terwujud di FF ini.
Summary : Aku sang pangeran neraka, aku tahu, aku memiliki darah jahat dihatiku, namun tuhan tetap tuhan, dia menciptakan aku hati yang membuat aku jatuh pada seorang manusia. Pantaskah aku? Ah~ aku selalu pantas, karena dia akan menjadi permaisuriku. KaiSoo! YAOI! NC XD
Let's check it out, Chingudeul and Yeorebeun~!
Warning : BL/ BoysLove/Shonen Ai. Miss typo(s), alur terlalu dipaksakan, gaje, bikin mual, EYD yang ngasal, MPREG!. I told you before, if you hate YAOI or IF You HATE me, better if you don't read my fanfic, okay?
.
.
Oke, tanpa banyak bacot, mari kita langsung saja.
.
.
.
.
DON'T LIKE, DON'T READ!
.
.
I TOLD YOU BEFORE!
.
.
IF YOU HATE YAOI, BETTER IF U NOT READ MY FIC!
.
.
RAICHI
"Apa kau memiliki sebuah impian bersamanya? Satu impian kecil, mungkin?" tanya Lay lagi.
Kyungsoo menatap langit. Airmatanya jatuh setetes, namun diiringi senyum lembutnya dan wajahnya yang damai.
"Aku ingin mengingatnya seumur hidupku.." ucap Kyungsoo. Kyungsoo tersenyum.
"Dan?" tanya Lay lagi dengan senyum lembutnya.
"Aku ingin sekali, kami duduk berdua di beranda rumah kami..dengan rambut yang memutih..sambil tertawa..dengan umur yang tak mungkin lagi muda.." ucap Kyungsoo.
Lay terdiam.
"Kau…begitu mencintainya?" tanya Lay. Kyungsoo mengangguk.
"Hahaha…aku berlebihan ya? Maaf…" ucap Kyungsoo. Lay terkekeh sedikit.
"Tidak sama sekali..wajar sekali manusia memiliki perasaan cinta yang kuat..jarang-jarang aku bisa melihat seseorang yang akan mencintai pasangannya sedalam ini.." ucap Lay.
Kemudian keduanya tertawa.
.
.
.
.
Kai terlihat sedang berjalan menuju sebuah bukit kecil yang agak jauh dari kota. Kai diberitahu kalau malaikat yang menunggunya ada disana. Kai tidak tahu, apa yang diinginkan dengan sang bijak hingga menyuruhnya untuk bertemu malaikat ini.
Sedikit merepotkan karena malaikat ini meminta tempat yang agak jauh. Tetapi, bukankah itu berarti bagus?
Artinya, apa yang akan mereka bicarakan tak akan ada siapapun yang mengetahuinya.
Sesampainya disana, Kai melihat sosok pria yang cukup tampan dengan wajah lembut dan bersahaja. Angelic smile miliknya begitu kentara. Tanpa Kai menanyai, Kai tahu aura miliknya adalah milik malaikat. Kai mendekatinya.
"Hello, Lucifer." Sapa pria tampan itu. Kai menatap pria itu.
"Hn.." meski Kai hanya merespon seperti itu, pria dengan anglic smile itu tetap tersenyum.
"Panggil saja aku Suho. Aku di utus oleh sang bijak untuk membahas soal Do Kyungsoo." Ucap Suho dengan senyum lembut, namun bernada serius. Kai mulai serius bila hal ini mengenai Kyungsoo.
"Lalu? Katakan saja. Aku akan mendengarkan."
Suho tersenyum perih.
"Aku tak yakin kau akan menerima ini, tetapi..apapun keputusan sang bijak, aku harap kau dapat menerimanya dengan senang hati." Ucap Suho. Kai sedikit berdebar.
Cemas..
Kai menggenggam liontin kalung yang berisi darah milik Kyungsoo. Tidak, dia pasti akan kuat untuk Kyungsoo. Dia akan selalu mencintai Kyungsoo apapun keputusan sang bijak.
Meski itu berarti, akan membuatnya semakin menderita.
Dasar cinta sialan.
"Sebelumnya, aku ingin menanyaimu beberapa pertanyaan. Tolong, meski kau seorang Lucifer, jawablah jujur." Pinta Suho. Kai tersenyum kecil.
"Tak usah kau minta, aku akan menajawab jujur. Karena kau itu utusan sang bijak. Aku tidak mungkin membohongi sang bijak yang sudah menciptakanku, kau, bumi dan seluruh alam semesta bahkan surga dan neraka." Jawab Kai. Suho tersenyum.
"Apa kau begitu mencintai Kyungsoo?" tanya Suho. Kai diam sejenak. Kai menghela nafas sejenak dan tersenyum.
"Ya, aku sangat mencintainya. Aku begitu mengasihinya..aku bahkan begitu menginginkannya.." jawab Kai. Suho tersenyum pelan.
"Kau..Lucifer dengan hati..apa kau tak takut mencintai Kyungsoo?" tanya Suho. Kai menatap Suho.
"Tidak. Aku tidak akan takut. Karena, mencintai seorang Do Kyungsoo adalah sebuah pilihan yang aku inginkan. Aku tidak takut kalau seandainya, sang bijak menghapuskan perasaan Kyungsoo padaku. Aku akan berusaha untuk mengejarnya. Aku akan buat dia mencintaiku lebih dan lebih lagi." jawab Kai dengan keyakinan diri yang kuat. Suho tersenyum penuh arti.
"Aku kagum padamu..Lucifer." ucap Suho yang memuji Kai. Kai tersenyum kecil.
"Terima kasih.."
"Dan satu pertanyaan lagi.." ucap Suho. Kai menatap Suho.
"Seandainya kalian akan terus bersama, apa yang kau inginkan sebenarnya bersama Kyungsoo?" tanya Suho.
Kai diam sejenak dengan senyum lembutnya. Kai menatap langit dan tersenyum lembut. Kai menatap Suho dengan senyumnya yang tampan.
"Aku menginginkan..kami berdua duduk didepan rumah kami sendiri. Bukan di Goteye..aku ingin, duduk didepan beranda rumah dengan kulit yang menua, bergenggaman tangan, dan tersenyum pada dunia. Aku ingin, setiap pagi aku disambut dengan senyuman lembutnya, suaranya yang manis..aku ingin, setiap hari hanya ada senyuman..aku ingin..melewati segala yang ada didunia berdua sambil bergenggaman tangan. Aku tak butuh kemewahan Goteye, yang aku butuhkan adalah suara lembutnya, kebaikannya dan cintanya untukku." Ucap Kai dengan setetes air mata yang menetes pada matanya.
Bisakah kau rasakan?
Kai tersiksa. Dia begitu mencintai Kyungsoo, dan Kai pasrah apapun pada keputusan sang bijak.
Suho menatap Kai dengan perasaan yang begitu sulit dijelaskan untuk malaikat sepertinya.
.
.
.
.
Kyungsoo berjalan menelusuri jalanan malam Seoul. Kini, dirinya berada di taman dekat sebuah bukit. Kyungsoo akan menunggu Kai disini saja. Kyungsoo yakin, Kai akan menemukannya.
Hari sudah gelap, dan jam sudah menunjukkan waktu jam 19:39 PM. Mana Kai? apa Kai juga sedang berjalan-jalan? Atau sedang dalam perjalanan untuk kesini dan menjemputnya?
Kyungsoo menatap langit. Gelap, tidak ada bintang. Sepertinya akan hujan. Kyungsoo menggenggam liontin kalungnya yang berisi darah Kai. Darah seseorang yang paling dia cintai.
"Kyungsoo…" panggil sebuah suara. Kyungsoo tahu siapa yang memanggilnya dengan nada suara manly itu. Kyungsoo menoleh dan mendapati Kai.
Hei..kenapa dengan Kai?
Ada apa? Kenapa Kai berwajah sedih meski tersenyum. Wajahnya seolah akan menangis. Tidak, ada apa dengan Kai? Sesuatu pasti telah terjadi. Kyungsoo langsung berdiri dan mendekati Kai.
Kai tersenyum hangat. Kai menangkup pipi Kyungsoo. Kai mengecup bibir Kyungsoo lembut dengan bibirnya yang bergetar. Kyungsoo bingung.
"Kyungsoo…aku..mencintaimu..aku begitu menginginkanmu..aku menyayangimu…" bisik Kai. Kai memeluk tubuh Kyungsoo erat. Kyungsoo semakin bingung.
"Kai, ada apa? Kenapa kau…" Kyungsoo tak sanggup melanjutkan lagi. Perasaannya tidak enak.
"Kita…kita akan berpisah…" ucap Kai. Kyungsoo membulatkan matanya tak percaya. Tidak..Kai..
"Kai…aish, bercandamu ini tidak enak sekali, kau tahu? Ayo kita pulang ke Goteye, semua pasti sudah mengkhawatirkan kita.." ucap Kyungsoo lembut sambil mengelus wajah Kai. Kai menggeleng.
"Tidak, kita benar-benar akan berpisah.. aku akan kembali melanjutkan kehidupanku sebagai Lucifer..sedangkan kau..kau akan kembali menjadi manusia..kau akan kembali bersama keluargamu.." ucap Kai. Kyungsoo menggeleng.
"Kai.."
"Aku..bertemu dengan malaikat utusan sang bijak. Sang bijak membuat keputusan, yaitu…waktu akan diputar kembali. Waktu ketika ibumu akan kecelakaan. Dan sang bijak akan merubah semuanya lagi. Sang bijak akan menghapuskan kronologi ibumu yang meninggal. Setelah diputar balik…kau akan terus bahagia bersama keluargaku…sang bijak…akan terus mengingatkanku padamu..begitupun denganmu.." ucap Kai. Kyungsoo menatap tidak mungkin.
Perasaan senang tentu saja ada. Karena artinya dia akan bersama keluarganya..namun..
Tidak! Dia begitu mencintai Kai! ini tidak mungkin terjadi!
"Kai..aku mohon..aku mencintaimu.." ucap Kyungsoo. Kai tersenyum pelan.
"Aku senang kau begitu mencintaiku..aku juga mencintaimu, Kyung..tetapi.."
"Tapi apa Kai?!"
"Sang bijak sudah berbicara, tak ada satupun makhluk ciptaannya yang boleh melawan kehendaknya…" ucap Kai lemah.
Keduanya terus berpelukan. Kyungsoo menangis. Dia tidak ingin berpisah pada seseorang yang sudah menenggelamkannya pada cinta.
Tak tahukah? Kyungsoo begitu mencintai Kai. Kenapa semua yang dia cintai harus susah dia pertahankan? Kenapa?
Kai menatap mata Kyungsoo dan mengecup bibir Kyungsoo. Keduanya menangis dalam ciuman itu. Rasanya begitu menyedihkan. Seolah, mereka adalah makhluk rapuh yang dipertemukan dengan Tuhan dan menjadikan mereka insan penuh cinta.
"Aku yakin..sang bijak begitu baik hati..aku yakin sekali.." ucap Kai. Kyungsoo menatap dalam mata Kai. Kai tersenyum pelan.
"Suatu hari..ketika semua manusia berpulang padanya..aku harap, kau akan menemui keluargamu di surga..tidak bersamaku di neraka…" ucap Kai lemah sambil mengelus pipi Kyungsoo.
Kyungsoo semakin menangis. Kai..
"Aku harap…ketika kau berada di surga dan menemukan penggantiku..kau dan orang yang kau sukai akan terus mencintai hingga 100 tahun atau lebih.." ucap Kai dengan senyum lembutnya yang semakin membuat Kyungsoo tersiksa. Kai mengecup bibir Kyungsoo lagi yang bergetar.
"Kau sudah berjanji, Kai. kau bilang akan terus membuatku jatuh cinta..kau tidak boleh berbohong.."
"Aku memang tak berbohong..tak akan pernah pada makhluk sesempurna dirimu ini..tapi..ucapan sang bijak tak akan bisa aku lawan. Aku tak berdaya.."
Keduanya terdiam. Kai melepas pelukannya dan mundur beberapa langkah dari tubuh Kyungsoo. Kyungsoo bergetar.
"Selamat tinggal, Do Kyungsoo. Terima kasih sudah mencintaiku, terima kasih sudah menghangatkan hatiku..aku mencintaimu.."
Dan dengan ucapan Kai yang terakhir, Kai diterpa dengan caha putih sedikit ungu dan tubuh itu menghilang.
Kyungsoo tiba-tiba merasakan kepalanya begitu berat hingga akhirnya pingsan.
.
.
.
.
Kyungsoo membuka matanya perlahan. Kyungsoo kaget. Dia ada dirumahnya sekarang ini. Kyungsoo menatap kalender. Ini..hari dimana ibunya akan dimakamkan..
"Kyungsoo…..~! Ayo bangun, sarapan." Panggil sebuah suara yeoja dari bawah. Kyungsoo tersenyum cerah. Ini..suara..
"Nde, eomma. Tunggu sebentar!" jawab Kyungsoo. Kyungsoo segera bangun dan merapihkan tempat tidurnya, ke kamar mandi dan setelah itu dia akan menikmati sarapan bersama ibunya.
Ketika Kyungsoo melewati cermin di kamarnya, Kyungsoo menatap lehernya. Sebuah kalung. Kalung pernikahan Kyungsoo dan Kai. Kyungsoo tersenyum.
Ya, Kyungsoo yakin meski keduanya terpisah, keduanya akan terus saling mencintai.
Terima kasih untuk Kai yang mencintainya. Kyungsoo pasti akan selalu mencintai Kai.
Kai, yang seorang Lucifer tampan mesum yang begitu perasa dan begitu mencintainya. Ya, Kyungsoo beruntung mencintai seorang Kai.
.
.
.
.
5 BULAN KEMUDIAN.
.
.
.
.
Kyungsoo terlihat sedang berjalan-jalan menuju rumahnya. Sore hari yang begitu nyaman. Kyungsoo dalam perjalanan pulang sekarang ini. 2 bulan yang lalu, Kyungsoo memutuskan untuk hidup sendiri di Apartemen miliknya sendiri yang dibelikan dengan ayahnya. Kyungsoo sudah berkuliah. Dia mengambil jurusan Art and Music di Blue University. Kyungsoo juga bahkan ikut kerja sambilan, yaitu sebagai guru menyanyi di sebuah sekolah dasar.
Kyungsoo tetaplah seorang Kyungsoo yang dulu. Tetap mencintai seorang Kai.
Kyungsoo berjalan kaki sambil menyenandungkan lagu yang dia sukai. Noye Sesanguro. Lagu yang menurutnya sangat enak didengar.
Saat Kyungsoo berjalan melewati sebuah taman kecil, Kyungsoo menatap sebuah kerumunan disana. Ada music bergenre Dance and Hip Hop yang disetel disana. Penasaran, Kyungsoo pun akhirnya mendekatinya.
Saat Kyungsoo mendekat, Kyungsoo bisa melihat sosok pria yang menutupi setengah wajahnya dengan topi Hip Hop miliknya.
Music terus mengalun dan membuatnya menari dengan bebas. Kyungsoo kagum dengan tariannya yang begitu indah, tegas, manly, sexy dan entah kenapa..terasa perasaan hangat hanya dengan melihat pria itu menari.
Mata Kyungsoo menatap jeli, dan sedikit terkejut.
Kalung yang dipakai dengan pria itu..
Kyungsoo menyentuh kalung miliknya. Kyungsoo berdebar. Kuat sekali. Perasaannya menjadi hangat. Pipinya bersemu.
Kai?
Apa..pria itu Kai?
Music itu berhenti mengalun, begitu pula gerakan dance namja itu. Namja itu melepas topinya dan tersenyum.
Kyungsoo kaget.
KAI!
Semua yang menonton langsung bersorak dan memberikan uang pada Kai. Cukup banyak yang diberikan oleh mereka. Kai tersenyum kecil.
"Kai, bisakah kau melakukan dance lagi?" tanya seorang yeoja. Kai tersenyum.
"Tentu..sebelumnya..ada yang akan aku beritahukan pada kalian.." semuanya diam. Tiba-tiba, Kai melihat ke arahnya. Ke arah Kyungsoo. Kyungsoo kaget.
"Seseorang yang aku cintai sudah datang dan menontonku saat ini…" ucap Kai. Kai menatap lurus mata Kyungsoo. Semua orang langsung mengikuti arah pandang Kai.
Kyungsoo menyentuh dadanya. Berdebar. Kai mendekati Kyungsoo dan memeluknya dengan erat.
Seseorang, bila ini mimpi, jangan bangunkan Kyungsoo.
"Bogoshippoyo..Do Kyungsoo…"
"Kai.." bisik Kyungsoo dengan nada yang begitu senang dan penuh haru. Kyungsoo langsung memeluk erat tubuh Kai yang dia rindukan.
.
.
Kai sudah selesai dengan konser mini miliknya. Kai sedang duduk ditaman bersama Kai. Sudah agak gelap.
"Kai, bukankah..seharusnya..kau tetap di Goteye?" tanya Kyungsoo. Kai tersenyum.
"Bukankah aku sudah bilang dulu? Tuhan begitu baik Soo..sebulan setelah kejadian kita berpisah, Tuhan menjadikanku sebagai manusia. Saat itulah, aku benar-benar bekerja keras. Aku merasakan susahnya menjadi manusia. Aku bekerja paruh waktu, dan akhirnya memutuskan menjadi seniman jalanan dan menari. Bayarannya cukup untukku menyewa sebuah Appartemen kecil, dan cukup untukku makan setiap 3-4 hari." ucap Kai. Kyungsoo berdebar. Kai tersenyum dan mengecup pipi Kyungsoo.
"Apakah..kau tetap mencintaiku..? bahkan ketika aku bukanlah seorang pangeran dengan kemewahan? Aku sekarang hanya manusia biasa yang tak kaya.." ucap Kai. Kyungsoo memeluk tubuh Kai. Aroma tubuh manly Kai..dia begitu merindukannya.
"Harusnya aku yang berterima kasih..aku mencintaimu.." ucap Kyungsoo dengan nada lembut.
Dan dengan ucapan terakhir Kyungsoo, tak ada alasan lain untuk Kai tak mengecup bibir seorang yang dia cintai itu.
"Aku bertemu lagi dengan istriku sekarang.." ucap Kai. Kyungsoo terkekeh pelan.
"Dasar…"
"Aku berjanji, aku akan segera mendapatkan pekerjaan..aku akan melamarmu secara resmi di dunia…karena..aku punya sebuah keinginan untuk bersamammu selamanya…" ucap Kai. Kyungsoo tersenyum. Kai melanjutkan kembali ucapannya.
"Aku ingin..kita berdua duduk dirumah pantai berdua. Duduk menatap pantai dengan umur yang tak lagi muda, kulit berkeriput dan rambut yang memutih dengan sendirinya. Saling mencintai selamanya, saling mengasihi selamanya, tak perduli pada apapun. Meski kau tak akan memiliki anak, kita tak memiliki keturunan…tetapi..biar saja. Aku harap, tangan ini akan terus saling bergenggaman hinga Tuhan memanggil kita.." ungkap Kai sambil menatap mata namja yang dia cintai sepenuh hati.
Kyungsoo terharu pada ucapan Kai.
Tuhan..terima kasih..
"Aku juga memiliki impian yang sama denganmu..Kai.." ucap Kyungsoo.
Kai menatap kalung yang ada pada Kyungsoo.
"Legendanya menjadi nyata..kalung ini..kembali menjadi bukti cinta kita..dan kembali menyatukan kita.." ucap Kai dengan senyum lembutnya. Kai mendekati wajah Kyungsoo.
"Saranghae.." bisik keduanya.
Keduanya akhirnya berciuman lembut disana. Dibawah langit malam yang gelap, dibawah kerlipan bintang-bintang ciptaan Tuhan. Dengan aura hangat yang mengalahkan cuaca yang dingin, mereka tahu mereka saling mencintai.
Dan dengan saksi langit malam, bintang, dan cinta mereka, sudah menjadi bukti dan saksi nyata pada Tuhan kalau mereka saling mencintai.
Kalian tahu?
Cinta itu ajaib.
Keajaiban hanya akan terjadi ketika kau melakukan sesuatu yang tak pernah kau lakukan sebelumnya.
Dan disinilah mereka, saling mencintai hingga mereka tak akan mungkin lagi ingin dipisahkan.
.
.
.
THE END
.
.
Ahay~! Akhirnya selese juga The Devil :3
Review please?
Please no flame, no bash and please no silent readers ^^