Hai, minna-san! Saya author baru disini...
Joker-nyan, desu! Mohon dimaklumi jika cerita saya jelek
Mohon bimbingannya, Minna-san dan Senpa-senpai sekalian!
TRICK AND TREAT
Warning : OOC, Typo(s), Pembunuhan, Sadisme, DLL
.
.
Fairy Tail © Hiro Mashima
.
.
Genre : Horror and Tragedy
.
.
Happy Reading ^^
Saat itu Natsu masih kecil, masih berumur 7 tahun. Ayahnya Igneel, dan ibunya Grandine membelikannya sepasang boneka.
"Yang perempuan bernama Lucy dan yang laki-laki namanya Gray!" seru Natsu kecil dengan imutnya. Natsu amatlah menyanyangi boneka itu.
Belasan tahun telah berlalu, Natsu telah tumbuh menjadi remaja berumur 21 tahun serta memiliki kekasih. Belasan tahun pula Lucy mencintai Natsu melebihi pasangannya, Gray. Tapi, begitu mendengar Natsu memiliki kekasih, hati Lucy serasa hancur lebur jadi abu. Walaupun begitu, Gray tetap menghiburnya. Karena Gray mencintai Lucy. Kekasih Natsu bernama Lisanna. Wajahnya sangat manis, rambutnya putih terlihat bersih. Lucy menganggapnya sebagai rival. Tapi mustahil bagi Lucy untuk mendapatkan Natsu. Mau bagaimana lagi? Lucy hanyalah sekedar 'boneka tak bernyawa'.
Sehingga suatu hari, Natsu membawa Lisanna kerumahnya-kekamarnya. Lucy menatapnya sengit dari tempatnya dipajang, sebuah meja didepan jendela besar yang sedang dibuka lebar-lebar. Sementara Natsu membuat suguhan, Lisanna terus memandangi barang-barang Natsu. Seperti mencari sesuatu. Ia tersenyum kecil,
"Sebentar lagi aku akan menikahi Natsu dan meninggalkan kalian, barang-barang bodoh di rumah tua ini," ujar Lisanna pelan. "Aku dengar namamu Lucy? Dan kau, Gray? Kalian memang pasangan yang serasi." Pipi Gray perlahan memanas. Lucy memandangnya kesal.
"Tapi, apa yang akan terjadi jika aku mendorongmu, Lucy?"
Sekali lagi Lisanna tersenyum, lebih tepatnya menyeringai. Tangannya yang terlihat bersih bergerak mendorong Lucy. Lucy terjatuh. Ya, Lucy terjatuh keluar jendela. Gray tidak dapat memandangnya terlalu jauh, dikarenakan posisinya yang menghadap ke depan. Ingat? Dia 'boneka'. Lucy pasrah, ia tidak dapat melakukan apapun. Ia hanyalah 'boneka'. Tetapi Lucy hanya bisa mengucapkan beberapa pesan, pesan perpisahan. Karena ia tahu, ia akan segera mati.
"Gray, jaga dirimu. Inilah perpisahan kita. Aku memang bodoh. Kenapa aku bisa menyukai Natsu? Katakan pada Natsu, aku membenci Natsu. Padahal dirimulah yang selalu ada disampingku. Gomenne, Gray... Aishiteru... Sayonara..."
"Lucy! Aishiteruyo... Gomenne, Lucy... Aku tidak dapat berbuat lebih jauh, akan kusampaikan pesanmu. Aku janji, sayonara..." Gray menangis, berteriak kencang. Tapi percuma, bukan? Lagipula percakapan itu hanya bisa didengarkan oleh benda. Bukan manusia
Gray menangis. Menangis. Dan Menangis. Ia membenci Lisanna, begitu pula Natsu. Sedangkan Lisanna, tertawa puas.
"Sekarang aku sudah tahu jawabannya. Kesimpulannya, yang akan terjadi jika aku mendorong Lucy adalah... Lucy akan mati, dan kalian bukan lagi pasangan! Sayonara Lucy," Lisanna kembali menyeringai.
Natsu kembali dengan membawa suguhan. Lisanna duduk dengan tenang, seperti tidak terjadi apa-apa. Sekilas, Natsu melihat Lisanna menyeringai, tetapi Natsu mengabaikannya.
"Loh, dimana Lucy? Lisanna, kau melihatnya?" tanya Natsu heran. Lisanna menggeleng. "Jangan-jangan?!"
Natsu menengok kebawah jendela. Lucy telah berada di bawah. Tak lama kemudian sebuah kereta kuda berisi kedua orang tuanya datang, seperti hendak melindas Lucy. Aku mohon, lindas saja aku, pikir Lucy. Natsu bingung apa yang harus ia lakukan. Lisanna tetap duduk diam menyeringai.
"Lucy, apa yang harus aku lakukan?! Ayah, Ibu! BERHENTI! BERHENTI!" teriak Natsu keras. Tetapi kereta terus berjalan.
Melindas Lucy.
Hari itu menjadi kepedihan bagi Natsu. Lucy rusak, bukan... Lucy mati. Ia dibuang. Dengan keadaan rusak, tidak dapat diperbaiki.
"Aku akan balas dendam, aku akan balas dendam, aku akan balas dendam," pikir Gray sambil menangis.
"Ia hanyalah boneka, Natsu! Ia tidak bernyawa, bukankah kita bisa beli yang lain?" Natsu tidak menjawab. "Apakah ia lebih berharga daripada aku? Daripada nyawa keluargamu? Daripada dirimu?"
"Tidak... Aku telah merusaknya... Tidak! Mereka berbeda, Lisanna! Mereka telah menemani Wendy, mereka menemaniku! Sejak kecil... aku telah berjanji untuk merawat dan menjaga mereka. Mereka berharga, mereka penting,"
Keesokan harinya, Natsu mendapat hadiah dari Lisanna. Sebuah boneka. Lisanna asal membelinya, sebagai wujud permintaan maaf karena tidak menjaga Lucy selama Natsu menyiapkan suguhan. Alasan ia memberikan boneka hanya untuk Natsu, bukan untuk meminta maaf pada Gray, bukan untuk menyayangi boneka itu. Hal itu membuat Gray tambah dengki.
"Namanya Juvia," ujar Natsu.
"Tidak mau, aku tidak mau bersamamu! Kau dibeli olehnya, kau dibeli oleh pembunuh Lucy! Aku tidak mau!" bantah Gray.
"Gomenne, Gray-sama. Juvia harap, Juvia bisa bersama Gray-sama. Kemudian untuk suatu hari nanti, kita bisa membalaskan dendam Lucy-san," Juvia meminta maaf.
Sebulan telah berlalu, Gray dan Juvia memulai persahabatan mereka. Natsu dan Lisanna pun akan segera menikah. Tapi, suatu kecelakan terjadi. Menewaskan kedua orang tua Natsu. Wendy benar-benar shock dan dititipkan dirumah neneknya. Sementara Natsu mulai berpikiran negatif.
"Aku muak! Aku muak! Ayo kita percepat pernikahan kita, lalu pergi meninggalkan rumah 'terkutuk' ini!" Natsu marah.
"Iya, Natsu. Iya..." Hal itu membuat Lisanna bahagia.
Sudah bertahun-tahun rumah itu ditinggalkan. Gray dan Juvia masih disana. Dalam keadaan berdebu, dan tak terawat. Sama dengan barang lainnya. Hancur termakan umur.
Seorang gadis masuk ke 'mantan' rumah Natsu itu. Rambutnya berwarna merah, dan memakai baju gelap. Wajahnya yang cantik mulai menampakan diri.
"Natsu? Kaukah itu?" tanya Gray dan Juvia penarasaran.
"Bukan, aku Erza Scarlet. Seorang penyihir."
TBC
Review jika perlu
Kritik jika jelek
Flame jika buruk
Tapi yang pasti, saya membutuhkan bantuan anda
V
V
V
V