Title : A Prince Who Turns nto a Deer

Main Cast : Sehun, Luhan, Kai

Pair : HunHan, side!Kaisoo Taoris BaekYeol Sulay Chenmin

Genre : Fantasy Romance

A PRINCE WHO TURNS INTO A DEER

chapter 1

Ketika Raja Joonmyeon dari Kerajaan Barat yang termahsyur memanggil kedua putranya yang tampan ke singgasananya yang nyaman pagi itu. Dengan didampingi istrinya, Ratu Yixing, maka Raja Joonmyeon bertahta kepada dua pangeran kerajaan itu.

"Perintah ini dijatuhkan kepada kalian , Wahai Putra dari Raja Joonmyeon dan Ratu Yixing. Barangsiapa diantara kalian yang sanggup membawakan rusa cantik yang ada di Hutan Utara itu ke hadapanku maka gantikanlah aku , Ayahanda-mu, Penguasa-mu, Raja-mu. Demi nama keadilan dan kasih sayangku sebagai seorang Ayah kepada Putranya. Maka berangkatlah, tangkap Rusa itu dan tunjukkan padaku siapa ksatria sesungguhnya"

Maka disinilah Sehun sekarang. menunggangi kuda kebanggaan dengan busur dan panah di punggungnya. Ia hanya membawa perbekalan seadanya. Ia jadi malu sendiri mengingat betapa semangatnya ia ketika ayahnya berkata seperti itu. di benaknya, inilah saat yang tepat untuk mengalahkan kakaknya. ia sendiri tak habis pikir mengapa Si Jongin itu malah santai-santai dan repot-repot mengantarnya ke pintu gerbang kerajaaan. Sehun masih ingat betul senyum lebar yang kakaknya itu sodorkan. Ingin rasanya ia menonjok wajahnya. Kenapa ia malah santai-santai di istana dan bukannya langsung berburu rusa yang dimaksud.

" Hati-hati thehunnie ! di hutan banyak monster !" seru Jongin saat Sehun bersiap menunggangi kuda.

Cih,batin sehun. Seperti biasa kakaknya itu selalu menggoda cadelnya. Tapi kali ini ia tak bisa peduli. Ia akan segera menunjukkan siapa sebenarnya yang paling hebat diantara mereka berdua. ia akan menangkap rusa itu dan membuat Jongin menyesal telah menyia-nyiakan waktunya yang berharga.

Tanpa ia sadari ia sudah memasuki Hutan Utara. Desas-desus yang beredar, hutan milik Kerajaan Utara ini penuh dengan hal-hal berbau sihir. Berbagai makhluk gaib yang sering ia dengar saat kecil memang ada dan hidup dengan damai disini. Sehun bukannya takut. Tidak, ia tidak boleh takut. Kalau begitu sama saja ia mengiyakan apa yang selalu dikatakan Jongin.

Terdengar bunyi derap langkah dari arah semak-semak yang tak ayal membuat bulu kuduk Sehun berdiri. Sehun berbalik. Semak-semak itu terus bergerak.

Srek srek srek srek

"siapa disitu ?" seru Sehun.

Srek srek srek srek

Suara itu semakin keras. Sehun menelan ludah. Sehun turun dari kudanya dan mengendap-endap ke arah sumber suara. Tapi kemudian ia berhenti.

Bagaimana kalau itu Troll ?

semak-semak itu terus bergerak hebat membuat Sehun melompat. Kemudian sesuatu yang besar dan coklat melompatinya, membuat Sehun terjengkang.

"AAAAAAAAA!"

Makhluk itu melompati Sehun yang tersungkur di tanah dan melindungi kepalanya. Jantung Sehun berdegup keras. Setelah menunggu hampir lima menit dan kepalanya masih utuh, akhirnya ia memutuskan bahwa keadaan sudah aman. Ia melongok ke kanan kiri dan yang ia dapati adalah pemandangan yang membuatnya tercengang.

Di kanan kirinya berdiri sekumpulan hewan berkaki empat dengan tanduk yang menggantung indah di atas kepalanya. Kulitnya coklat dan Matanya lebar nan indah. Sehun memang jarang mendapatkan rusa saat berburu karena hewan ini memang jarang ditemukan di hutan barat. Tapi ia tak pernah menyangka kalau rusa itu bisa seindah ini.

Perlahan-lahan Sehun menghampiri dan mendekat ke arah rusa-rusa itu. dengan sedikit menahan nafas ia mengangkat tangannya dan memberanikan diri meraba kepala salah satu rusa di depannya. Si rusa di luar dugaan semakin mendekat dan menundukkan kepalanya yang anggun. Seakan tunduk kepada Sehun. Sehun tersenyum. Ia menekuk lutunya di depan rusa itu dan meneruskan kegiatannya. Ia membuka perbekalannya, mencoba peruntungan untuk memberi makan si rusa. Si rusa dengan riangnya melahap makanan Sehun.

Seakan bangun dari mimpi, Sehun baru menyadari bahwa rusa yang ada di depannya agak sedikit berbeda dengan rusa yang lain. Rusa ini lebih tinggi. Kakinya lebih panjang. Kulitnya sedikit lebih terang. Tanduknya lebih panjang dan lebih rumit. Bagaikan ranting pohon dan cabang-cabangnya.

Dan matanya.

Ya, matanya indah. lebar dan bercahaya. Seakan memncarkan sesuatu. Apa itu Sehun tidak tahu. Tapi mata itu adalah mata yang dimiliki manusia. Sehun mulai cemas dan mulai menjauh dari gerombolan rusa. ia berpura-pura menaiki kudanya dan pergi meninggalkan makhluk itu. yang mengejutkan , rusa itu memekik seakan memanggil-manggil dirinya. Tapi Sehun terus menjauh. ia punya rencana.

Setelah memastikan kudanya terikat aman di belakang. ia mengendap-endap. Sekarang ia kembali ke tempat tadi. tempat dimana ia bertemu dengan rusa itu. ia bersyukur pada gelapnya dan banyaknya semak-semak di sekitar tempat itu. ia harus membuat dirinya tidak kelihatan. Dari balik tempatnya bersembunyi, ia bisa melihat seekor rusa yang amat ia kenal. Rusa tercantik yang pernah ia lihat. Seperti yang ia duga, rusa itu berbeda dari rusa yang lain. Rusa yang lain hidup bergerombol dalam kelompoknya masing-masing sedangkan rusa ini memilih hidup sendiri di dalam sebuah gua. Gua itu cukup terawat. Bahkan layak ditinggali manusia. Ia berpikir kenapa rusa itu begitu aneh.

Itulah yang membuat Sehun yakin bahwa inilah rusa yang ramai dibicarakan itu. rusa yang dimaksud sang ayah. Rusa cantik yang memiliki kekuatan magis. Rusa yang harus ia tangkap untuk memenangkan pertarungan tanpa akhir antara dirinya dan Jongin. Sehun berdebar-debar. Tak pernah ia sangka perjalanannya akan semudah ini. yang tinggal ia lakukan hanyalah mengangkat busurnya dan mengarahkan anak panahnya ke kepala rusa itu. maka rusa itu akan sekarat. Tewas. Dan ia akan menyeret bangkai rusa itu ke istana. Membuat ayah dan ibunya bangga dan membuat Jongin menganga. Hanya dengan memikirkan itu saja membuat Sehun kegirangan dan membuat semak-semak yang ia gunakan sebagai tameng berlindung , bergoyang-goyang. Sehun segera menyadari bahaya itu yang bisa membuat rusa itu kabur. Ia mengintip rusa itu lagi dan betapa kagetnya saat ia tidak lagi menemukan rusa itu. dimanapun.

"sial !"

Sehun mengumpat. Ia berdiri dari tempat persembunyiannya dan mencoba mencari rusa itu. sedetik yang lalu rusa itu berdiri dan meminum air dari sungai kecil di dekat gua dan sekarang hewan itu sudah tidak ada!

Kesal buruannya hilang , Sehun memutuskan untuk menunggangi kudanya lagi. siapa tahu ia menemukannya di tempat lain. Setelah berjam-jam lamanya mengitari hutan, ia terdampar di sebuah danau. Danau yang airnya begitu jernih sampai-sampai ia bisa menlihat pantulan dirinya di dalam air itu. Sehun mengecek dirinya di 'cermin' itu. wajahnya kelihatan lelah. Keringat bercucuran dimana-mana. siang mulai terik dan ia masih belum menemukan jejak rusa itu. perutnya sudah mulai berbunyi dan terakhir ia cek tadi, perbekalannya habis.

Sehun baru saja beranjak dari tepi danau dan akan memutuskan untuk pulang saja untuk hari ini , tetapi ia urungkan setelah ia melihat atau lebih tepatnya menangkap dari ekor matanya. Seekor rusa. Berlari di antara pekat hutan di belakangnya. ia bersumpah ia mendengar derap langkah ringan makhluk itu. kali ini Sehun tidak terburu-buru. Takut buruan berharganya kabur lagi. kali ini ia berpura-pura seolah tak ada yang terjadi. Rusa ini aneh, ia sadar. Kenapa ia tertarik pada manusia? Bukannya malah sembunyi atau apa.

Sehun menaiki kudanya lagi dan masuk kedalam hutan.

Itu dia, batin Sehun. Rusa itu bersembunyi di semak-semak. Rusa cantik yang tadi. ia tak salah lagi. maka Sehun memutuskan untuk menjauh dam menjauh masuk ke dalam hutan. Rusa itu mengikutinya. Maka ia mempercepat laju kudanya sampai si rusa itu kehilangan jejaknya. Setelah ia yakin ia sudah jauh dari pandangan. Sehun turun dari kuda, membiarkannya merumput belakang, dan mengendap-endap layaknya seorang perampok. Berusaha membuat dirinya tak terlihat di balik pohon yang batangnya cukup untuk menyembunyikan dirinya, ia menangkap pemandangan dari rusa itu lagi. berlari kesana kemari, berhenti sebentar untuk merumput.

Jantung Sang pemburu berdegup kencang. Ia mengelus anak panah yang tergantung di punggungnya. Merentangkan busurnya dan meraih satu anak panah dari kantung di punggungnya. Sehun menarik nafas.

Sekarang

atau

tidak.

Sehun membidik.

Namun , Belum sempat sang pemburu menembakkan ,Entah dari mana munculnya, tiba-tiba sekawanan rusa menghampiri rusa cantik itu sehingga membuat Sehun kebingungan.

"tidak tidak tidak tidak…!"

Sehun yang frustasi membidik rusa itu sekali lagi. dan anak panahnya melesat. Kemudian ia mendengar suara memekik dan meraung. Kawanan rusa yang tadinya damai berubah ricuh dan berlarian. Sehun melihat hasil tembakannya. Panahnya mengenai kaki rusa itu! tapi si rusa masih berusaha melarikan diri. Maka Sehun menaiki kuda, menendang kedua sisi kudanya dengan tidak sabar, berusaha mengejar rusa itu. kali ini ia tidak akan gagal.

"kau milikku, cantik" bisik Sehun.

Saat jejak-jejak hujan semalam belum tersapu terik matahari. Saat ranting-ranting masih meneteskan air dan perlahan menggenangi tanah. saat sang surya masih terlalu malu untuk menampakkan jati dirinya. Suara derap langkah kuda membangunkan para penghuni hutan yang masih tertidur pulas. Burung-burung yang sibuk menciumi kelopak bunga pun berterbangan. Diam-diam menggerutu melihat makhluk berkaki empat itu menerobos mereka seakan tak peduli pada kemesraan yang sedang berlangsung. Tetapi Pangeran Sehun memang tidak peduli. Ia harus mendapatkan rusa itu. harus. Tidak boleh tidak. Sebelum Jongin menemukannya.

Sehun berencana kembali ke sarang rusa itu. ia rela menginap semalam di hutan. Memang bukan menginap layaknya di sebuah penginapan. Yang ada hanyalah alas rumput dan selimut dari jubahnya. Udara malam yang dingin menusuknya membuat tulang-tulangnya beku. Ia terbiasa tidur di ranjangnya yang empuk. Kembali ke istana dimana ia dikelilingi kehangatan. Tapi Sehun akan segera mendapatkannya kembali setelah ia mendapatkan buruannya.

Sehun berhenti. Ia melihat jejak darah di sepanjang jalan setapak yang ia lewati. ia mencium darah itu. memang sudah agak mengering tapi ia yakin ini adalah darah manusia. Aneh, ada manusia lain selain dirinya? Mengingat jarangnya manusia yang berani masuk ke hutan ini.

Maka Sehun mengikuti jejak darah itu. lama-lama semakin jelas dan jelas. Dan betapa bergairahnya ia saat jejak itu semakin mengarahkannya ke tempat yang familiar. Sehun berhenti dan mendongak. Dan benar saja, Ia sampai di sarang rusa itu. Lagi.

Sehun kembali mendapati dirinya berjongkok di balik semak yang ia gunakan untuk mengintai si rusa. Setelah lama menunggu dan tak ada yang muncul. Ia akhirnya memutuskan masuk ke dalam gua. Gua itu rapi, hampir mirip rumah manusia. Ini aneh. sungguh aneh. mungkinkah ada manusia yang tinggal di hutan ini?

Kemudian ia mendengar suara itu.

Suara nyanyian.

Ia keluar dari gua itu dan mencoba menemukan sumber suara.

Tidak salah lagi , ini suara manusia.

Kemudian ia sampai di tepi sungai dimana pohon-pohon tak begitu rapat dan bunga-bunga bermekaran dengan indahnya. Seakan dirawat oleh tangan-tangan ahli. Sehun memalingkan kepalanya dan yang ia temukan membuat dirinya memekik tertahan.

seorang laki-laki.

Bernyanyi dikelilingi burung-burung kecil.

Tetapi yang membuatnya membeku adalah

Telinga laki-laki itu menyerupai rusa

Dan satu lagi,

Ada dua tanduk yang menggantung dengan indahnya di atas kepala itu.

Well? see ya in the next chap^^ please review^^