Title: A Prince for A Princess
Author: KJR3497
Genre: Romance, Fantasy, AU, Adventure
Rating: T
Length: Chapter (11/...)
Disclaimer: Yesung is Ryeowook's and Ryeowook is Yesung's. No doubt!
Warning: Genderbender, OOC, typos, dll
Pairing: YeWook
.
.
Don't like don't read!
.
.
*Chapter Eleven*
.
.
Yesung terpaku sejenak saat melihat kaki tangan kepercayaaan appanya saat ini tengah berada di hadapannya dan menjemputnya. Parahnya lagi dia menangkap Ryeowook, yang hanya ia ketahui sebagai seorang Traerien biasa. Walau merupakan salah satu bawahan appanya tapi Seunghyun terkenal sebagai orang yang disiplin hukum dan tidak pandang bulu pada siapapun. Bahkan ia berhasil menumpas kasus korupsi menteri keuangan Thorenwan yang cukup berkuasa. Tentu saja dengan statusnya yang merupakan keturunan bangsawan, orang-orang semakin takut padanya.
Yesung mencoba menyembunyikan keterkejutannya. Ia menghadapi Seunghyun setenang mungkin sambil mengusahakan cara agar bisa membujuk Seunghyun untuk melepas Ryeowook.
"Seunghyun kuperintahkan kau untuk melepaskannya!" perintah Yesung dengan tegas.
Mata Yesung tak berhenti memandang sosok mungil Ryeowook yang meringkuk dan mengernyit kesakitan di dalam kungkungan tali sihir yang digunakan Seunghyun. Seunghyun tidak bergeming, bola mata biru tuanya menatap sosok Yesung dengan tajam walaupun yang ada di hadapannya ini adalah seorang pangeran.
"Pangeran Ilosia kami diperintahkan untuk membawa anda kembali pulang. Dengan adanya Traerien ini kita bisa membuat alasan kepada yang mulia untuk meringankan hukuman anda."
"Tidak! Kita tidak bisa membawanya pulang ke Thorenwan dan aku tak akan pulang jika kau tidak melepasnya sekarang juga. Lepaskan dia! Apa kau tidak lihat dia kesakitan?"
Yesung mulai kehilangan kontrol emosinya saat sebuah rintihan keluar dari mulut Ryeowook. Dalam hati ia mengumpat kesal karena ia lengah dan tak menyadari kehadiran Seunghyun dan para pengawalnya. Di satu sisi ia tak tahan melihat wajah pucat Ryeowook dan rintihannya akibat tali sihir yang semakin mengerat di tubuhnya sedangkan di sisi lain Yesung tak boleh kehilangan martabatnya sebagai pangeran di depan Seunghyun apalagi dengan bertindak gegabah dan bergegas menyelamatkan Ryeowook begitu saja, bisa-bisa Seunghyun yang tidak tahu bahwa di tangannya saat ini ada seorang putra mahkota berharga dari Traerien akan segera membunuhnya dengan cepat. Suara rintihan kecil dari Ryeowook kembali menyadarkan Yesung untuk kembali merengek pada Seunghyun. Dalam hati ia sungguh mengumpat Seunghyun yang tidak dengan segera mendengarkan perintahnya sebagai putra mahkota, orang yang akan berkuasa nantinya dan menggantikan appanya.
"Seunghyun-ah aku bersedia menerima hukuman berat apapun dari appaku asal kau melepaskan dia. Dia tidak bisa menjadi alasanku menjauhi hukuman karena ada ataupun tanpa dirinya aku akan tetap dihukum. Kau bisa melepasnya dan mengikatku saja hingga ke istana."
"Lalu apa alasan anda begitu menginginkan kebebasan dari Traerien ini? Dia berada di wilayah perbatasan dan hal itu jelas menyalahi aturan. Ia tetap perlu dihukum untuk hal itu."
"Dia…"
Braakkk
Sebuah gundukan tanah raksasa menghempaskan tubuh Yesung membuatnya tak bisa menyelesaikan perkataannya. Belum sempat ia mengatasi keterkejutannya akan serangan mendadak itu, tiba-tiba sebuah kurungan yang berasal dari petir telah mengurung dirinya dan membatasi gerakannya.
"Kerja bagus Seungri," ucap seseorang yang datang dengan pedangnya yang berselimutkan petir itu.
Tanpa melihat warna bola mata mereka, Yesung tahu bahwa dirinya ditangkap oleh prajurit Traerien. Betapa menariknya masalah ini. Ia belum berhasil membuat Seunghyun melepaskan Ryeowook dan sekarang dirinya sendiri malah tertimpa masalah.
"Lepaskan Traerien itu jika kau mau pangeranmu kembali."
Yesung sedikit terkejut mengetahui bahwa namja itu tahu akan statusnya. Bahkan Ryeowook yang seorang pangeran pun tidak tahu bahwa dirinya merupakan pangeran juga.
"Tidak usah menampakkan wajah terkejut seperti itu. Mark of the moon di lenganmu itu sudah menunjukkan semuanya pada kami."
Yesung membelalakan matanya. Ia segera melihat lengan kanannya dan menemukan goresan lebar di lengan bajunya yang robek. Anehnya Yesung tidak menyadari goresan itu. Mungkin goresan itu ada saat dirinya terpental cukup keras tadi.
Namja bertubuh ramping dengan dandanan yang sedikit mencolok itu tidak lebih besar dan tinggi dari Seunghyun tapi caranya menganalisa dengan cepat begitu menakjubkan, jelas ia merupakan prajurit pilihan.
"Lepaskan dia dan kami akan melepaskan pangeranmu. Kita bertukar, bukankah cara ini lebih mudah? Kita semua diuntungkan dan tak perlu repot pergi ke pengadilan."
Seunghyun menggeram marah dari kejauhan. Nalurinya untuk mendeteksi Traerien ini jadi berkurang karena pembicaraan yang ia lakukan bersama pangeran tadi dan sekarang ia harus setuju untuk bertukar tawanan dengan para Traerien ini. Pangeran mereka ditukarkan dengan rakyat biasa, sungguh tidak sebanding sekali. Tanpa sadar Seunghyun memegang tali sihirnya kencang akibat kemarahannya meluap. Kontrol yang ia pakai di sihirnya hilang dan membuatnya secara tak sadar mengeluarkan energi ekstra. Ryeowook menjerit kesakitan saat tali itu semakin mengekangnya sebelum kemudian tubuhnya jatuh meringkuk di tanah.
"Seunghyun kau bodoh. Hentikan! Kau menyakitinya! Ryeowook!"
Yesung yang kalap mencoba menerobos kurungan petirnya namun sayang yang ia dapat hanyalah sengatan listrik dengan kekuatan yang tidak main-main, membuat tubuhnya terhempas lagi ke tanah.
Tubuh para prajurit Traerien menegang saat Ryeowook yang tak sadarkan diri jatuh ke tanah dengan tubuh membelakangi mereka. Rambut Ryeowook yang tersibak memperlihatkan tanda mark of the sun miliknya di leher belakang. Walau dari jauh pimpinan prajurit Traerien itu bisa melihatnya. Ia menggeram marah dan mengepalkan kedua tangannya.
"Beraninya kalian mengikat pangeran kami dan membuatnya pingsan. Dan lagi sihir apa yang kau gunakan hingga ia berubah menjadi yeoja seperti itu? Para Thorenwan brengsek!"
Seunghyun sedikit mengernyitkan dahi mendengar kalimat yang dilontarkan pimpinan prajurit itu, antara terhina dan bingung atas pernyataannya. Dengan cepat ia melihat keadaan Ryeowook yang masih merintih kesakitan dan menemukan sebuah lambang simbol dari bangsa Traerien, mark of the sun yang menyatakan bahwa ia adalah calon penerus kerajaan, putra mahkota di leher yeoja itu. Seunghyun tidak dapat lagi menyamarkan ekspresi terkejutnya juga bingung. Dalam sekejap ia bisa membayangkan masalah apa yang akan terjadi nantinya, dan yang pasti masalah ini tidak akan berakhir dengan cepat dan damai.
Seunghyun melepas ikatannya pada Ryeowook. Ia tak boleh menyakiti seorang pangeran dengan tanda, itu hukumnya. Mereka hanya boleh menangkapnya dan saat ini Seunghyun telah menyakiti pangeran tersebut, entah hukuman apa nanti yang menunggunya. Ia mengangkat kepala Ryeowook dan menggendongnya dengan hati-hati. Wajah Ryeowook cukup pucat, matanya terpejam, dan tangannya meremas daerah perutnya. Tubuh mungil itu menggumamkan nama Yesung.
Seunghyun tidak tahu nama lahir pangeran, tetapi dilhat dari kedekatannya dengan pangeran hingga membuat pangerannya panik seperti itu setidaknya ia bisa menyimpulkan bahwa yang dipanggil Ryeowook adalah pangeran Ilosia.
"Namaku Seunghyun dan aku akan menerima hukumannya nanti karena menyakiti pangeran mahkotamu. Kita tidak bisa menyimpulkan masalah ini sendirian. Kita terpaksa harus membawa mereka ke pengadilan agung karena pangeran Ilosia datang bersama pangeranmu," ucap Seunghyun kemudian.
"Namaku Jiyong dan kurasa kau pantas dihukum mati untuk menyakiti pangeran kami. Tapi seperti yang kau bilang masalah ini tidak bisa kita selesaikan sendiri karena pangeranmu ini terlibat di dalamnya."
Namja bernama Jiyong itu membalas dengan ketus. Ia masih merasa sangat marah akan perlakuan Seunghyun terhadap pangerannya dan kenyataan bahwa pangeran mereka berubah menjadi seorang yeoja membuatnya semakin parah.
"Ikat pangeran Thorenwan itu dan kawal dia dengan ketat. Kita akan membawanya ke pengadilan agung," perintah Jiyong kemudian.
Jiyong menghilangkan kurungan petir yang menahan tubuh Yesung dan Seungri segera mengikatnya cukup kencang. Yesung dikawal untuk berdiri oleh para prajurit Traerien. Niatnya untuk menjauhi pengadilan agung pupus sudah. Parahnya kali ini ia merupakan salah satu terdakwa bukan saksi seperti tempo hari ketika ia berada disana. Yesung menghela napasnya, tahu bahwa waktunya dan Ryeowook telah habis.
"Maaf apa aku boleh melihat Ryeo… maksudku pangeran Ayrie sebentar saja?"
Jiyong terlihat mempertimbangkan permintaan Yesung sejenak walau akhirnya dirinya mengangguk. Jiyong sendiri yang mengawal Yesung hingga ke tempat dimana Seunghyun menggendong Ryeowook. Kedua anak buah Seunghyun dan Jiyong berjaga di belakang pemimpin mereka dengan senjatanya masing-masing.
Yesung menghela napas dalam saat berada di depan Ryeowook yang berada dalam gendongan Seunghyun. Ia berharap bisa menggantikan posisi Seunghyun dan menggendong Ryeowook serta memeluknya dengan erat saat ini, namun yang bisa ia lakukan hanyalah mengecup dahi Ryeowook yang membuat yeoja mungil itu segera tenang dalam tidurnya. Walaupun Seunghyun dan Jiyong merasa bingung dengan kelakuan Yesung, mereka tidak mengucapkan komentar apapun. Yesung sendiri mendekatkan bibirnya pada telinga Ryeowook dan membisikkan sebuah kalimat sebelum akhirnya mereka semua berjalan beriringan menuju ke pengadilan agung. Seunghyun dan prajuritnya serta Ryeowook berada di sebelah kiri dan Jiyong, prajuritnya serta Yesung berjalan di sebelah kanan. Mereka semua telah mengadakan gencatan senjata dan salah satu dari anak buah mereka yang tercepat memberikan kabar ini bagi kerajaan masing-masing.
.
.
*A Prince for A Princess*
.
.
Sesampainya di pengadilan agung, 5 hakim dari Traerien dan 5 hakim dari Thorenwan segera menyambut dan mengerubungi mereka semua. Seunghyun dan Jiyong masing-masing melaporkan kejadian yang mereka alami tadi. Para hakim memutuskan untuk memenjarakan Seunghyun di dalam sel sambil menunggu hukumannya karena melukai putra mahkota Traerien sampai tak sadarkan diri, sehingga Jiyong mengambil alih menggendong Ryeowook. Yesung dan Ryeowook kemudian dibawa ke dua ruangan terpisah di lantai dua gedung pengadilan agung. Ryeowook di sayap kiri tempat para Traerien sementara Yesung di sayap kanan tempat para Thorenwan. Sampai Ryeowook hilang dari jangkauan pandangannya, Yesung sama sekali tidak melepas pandangan matanya ke arah orang yang dia cintai itu. Ia menghela napas lagi saat Ryeowook telah hilang dari pandangannya.
'Semoga kau baik-baik saja Ryeowook-ah,' pikirnya dalam hati.
.
.
*A Prince for A Princess*
.
.
Ryeowook terbangun saat ia merasakan ada yang menepuk pipinya dengan pelan. Rasa sakit yang mendera perutnya sudah jauh berkurang. Ryeowook berusaha membuka matanya dengan pelan, menyesuaikan dengan cahaya yang masuk dari jendela yang besar. Ia mengerjapkan matanya sebelum melihat sosok namja tampan dengan kulit putih dan pipi yang berisi sedang tersenyum ke arahnya.
"Ayrie hyung akhirnya kau sadar. Kau harus tahu betapa cemasnya aku melihatmu tak sadarkan diri."
"Hen...ry?"
Ryeowook mengucap nama namja itu dengan pelan dan sedikit terbata. Ia melihat ke sekeliling ruangan tempatnya berada. Sebuah ruang berukuran sedang dengan banyak rak berisi buku tebal dan satu meja kayu besar ditambah kursi yg megah. Sedangkan dirinya saat ini tengah terbaring di sebuah sofa berukuran cukup panjang yang ada di sudut ruangan.
"Ayrie hyung mm... jadi benar ini dirimu? Bagaimana kau bisa mmm... jadi seperti ini?"
Kalimat Henry membuat Ryeowook kembali sadar untuk berhenti melihat ruangan ini beserta isinya. Ia menatap Henry penuh tanda tanya sebelum kemudian terbelalak kaget. Ia baru sadar bahwa Henry saat ini menatap tubuh dan wajah yeoja miliknya. Ryeowook memegang kedua bahu Henry dengan erat dan menatapnya tajam membuat Henry sedikit gugup.
"Henry katakan dimana aku?"
"Eh di... di... pengadilan agung?"
"Apa? Pengadilan agung? Bagaimana bisa?"
"Hmm aku pun tak begitu tahu. Appa memanggilku saat sedang berlatih pedang dan mengatakan ada utusan dari pengadilan agung yang menemukanmu. Lantas samchon, appa, dan aku segera menuju ke tempat ini. Jujur saja kami semua kaget saat melihatmu dan nyaris tak percaya jika saja tanda lahir itu tak ada di belakang lehermu. Bagaimana bisa kau jadi yeoja seperti ini? Dan apa yang kau lakukan? Kemana kau selama ini? Lihat kau begitu pucat."
"Henry tunda dulu pertanyaanmu. Jadi appaku sudah melihatku juga?"
"Tentu saja sudah. Raut wajah yang mulia sangat sulit untuk digambarkan hyung mmm... atau haruskah kupanggil noona? Ini sangat membingungkan. Kau terlihat sangat cantik seperti mendiang eommamu saat ini."
"Celaka Henry. Apa yang harus kulakukan sekarang?"
Ryeowook mengangkat kedua tangannya yang meremas bahu Henry dan menjambak rambut panjang di kedua sisi kepalanya dengan frustasi. Wajahnya yang panik kebingungan dan ketakutan membuat Henry merasa kasihan pada sepupunya ini. Tapi ia sendiri tidak tahu perkaranya dan tentu tidak punya kuasa untuk memutuskan apapun.
"Samchon sangat susah ditebak. Mungkin jika kau kembali menjadi namja, samchon akan melupakan masalah ini dan mengurungmu lebih ketat di dalam istana. Atau mungkin tidak. Yang jelas hal ini akan menimbulkan masalah besar bagi Thorenwan. Dan kenapa kau tak kembali menjadi namja? Apa ini sihir? Apa tak ada penawarnya?"
"Henry kau harus menolongku. Aku tak bisa kembali menjadi namja. Paling tidak untuk saat ini."
Ryeowook kembali menggenggam erat kedua bahu Henry dan memandangnya dengan mata yang berkaca-kaca. Ia bingung harus melakukan apa dalam keadaan seperti ini. Bahkan yang menemuinya dan menanyakan keadaannya bukanlah appanya sendiri melainkan sepupunya. Henry memasang wajah bingung dengan pernyataan Ryeowook. Tentu saja Ryeowook adalah pangeran mahkota dan dia harus kembali pada wujudnya semula, bukannya malah menjadi putri mahkota seperti ini.
"Eh? Kenapa tak bisa hyung? Jika ada yang bisa memberi penawar sihirnya kau bisa kembali kan? Oh iya katanya kau kemari bersama dengan pangeran Ilosia dari Thorenwan? Apa itu benar?"
"Aku... aku tak bisa Henry. Aku sungguh tidak bisa. Dan di mana Yesu... maksudku Ilosia! Pangeran Ilosia! Dimana dia?"
Ryeowook semakin panik dan mengguncang Henry hingga namja tampan itu merasa pusing. Dalam hatinya ia berpikir bahwa sepupunya ini sangat menakutkan ketika sosoknya berubah menjadi yeoja.
"Di.. dia di sayap kanan hyung. Di bagian dari kerajaan Thorenwan. Apa yang sebenarnya terjadi hyung? Katakan padaku. Aku sungguh sangat bingung."
Ryeowook menceritakan seluruh pertemuannya dengan Yesung kepada Henry dalam cerita yang cepat dan tidak bertele-tele. Ia menceritakan pertemuannya dengan Oracle tapi menahan informasi yang bahkan belum ia berikan kepada Yesung. Informasi yang tertunda karena dirinya dan Yesung tengah berada di pengadilan agung saat ini. Henry mendengar cerita Ryeowook sambil terpaku sampai Ryeowook menutup ceritanya.
"Apa kau bodoh hyung? Kau bertemu dengan Oracle dan kau tidak minta untuk kembali jadi namja? Atau paling tidak buat ia meramal masa depanmu sehingga kau bisa menghindari hal ini."
Ryeowook menjitak kepala Henry dengan keras. Ia merasa begitu kesal karena telah sia-sia menceritakan pengalamannya dengan Yesung dan harus mengulangi bagian bahwa ia tidak bisa berubah menjadi namja kembali, paling tidak untuk saat ini. Ryeowook lalu kembali mencengkram kedua bahu Henry dengan sangat erat, mengutarakan kekesalannya.
"Pertama yang harus kau tahu adalah aku tidak bodoh. Kau yang bodoh. Kedua... astaga bahkan aku belum menyampaikan informasi ini kepada appanya dan aku harus memberikan informasi pada paman dari anak ini. Henry dengarkan aku baik-baik karena aku tak akan mengulanginya. Aku sedang mengandung."
Henry terdiam dengan mata terbelalak. Ryeowook melepaskan cengkraman tangannya yang sedari tadi berada di bahu Henry. Bagaimana pun ia tak bisa kembali menjadi namja untuk saat ini karena sama saja ia harus menggugurkan anaknya. Kembali menjadi namja adalah pilihan terakhir baginya. Henry masih saja terdiam dan terlihat sangat sulit mengolah informasi dari Ryeowook, membuat pewaris kerajaan Traerien itu bersumpah dalam hati akan memecatnya jika ia menjadi penasihat istana kelak.
"Dengar aku bukan hanya berubah menjadi yeoja di luar tapi aku sepenuhnya yeoja di dalam saat ini. Dengan mengembalikanku menjadi namja maka aku akan membunuh bayiku Henry. Karena tak ada tempat baginya di dalam tubuhku."
"Ja... jadi... kau... itu... bayi siapa itu?"
Henry terbata masih dengan mata melotot kaget dan mulut menganga lebar. Sepupunya ini telah pergi dari rumah sekian lama, datang dalam keadaan berwujud yeoja dan sekarang mengaku tengah mengandung keponakannya. Henry sungguh dibuat pusing oleh kelakuan hyung atau noona-nya ini. Bahkan sekarang untuk memangil hyung atau noona saja dia bingung.
"Henry berjanjilah kau akan menolongku. Kumohon Henry. Aku tak bisa membunuh anakku."
"Hyung aku tak punya kuasa untuk melakukan hal yang kau minta. Dan lagi siapa ayahnya yang sebenarnya hyung?"
"Ini sangat rumit untuk dijelaskan. Bayi ini... bayi ini... dia... dia... anak Ilosia."
Dan kembali Henry dibuat terkejut dengan pernyataan yang keluar dari mulut sepupunya itu.
"Astaga apa kau gila? Ilosia pangeran Thorenwan? Apa aku tak salah mendengarnya? Astaga Ayrie Vermilionfall jika appamu tahu hal ini tentu ia tak akan membiarkanmu. Menjalin hubungan dengan Thorenwan adalah hubungan yang sangat terlarang di hukum kita dan begitu juga sebaliknya. Dan sekarang kau bilang kau mengandung anak pewaris tahta Thorenwan dan di saat yg sama merupakan pewaris Traerien?"
"Henry aku butuh bantuan bukan ocehan saat ini. Aku tidak ingin kita berperang dengan Thorenwan karena masalah ini, dan bayi ini tidak bersalah. Bantu aku untuk meyakinkan appa agar aku boleh menjaga anakku. Aku akan menjadi seorang eomma sekarang dan aku begitu menyayanginya walau belum bertemu dengannya."
"Hyung aku sungguh tidak tahu harus berbuat apa saat ini. Aku tidak tahu apa yang dipikirkan samchon tadi sehingga ia tidak mau masuk ke ruangan ini. Yang jelas tadi ia sangat kaget melihat wajahmu. Ia mengelus pipimu pelan sebelum kemudian menyuruh semua orang untuk keluar dari ruangan ini dan menyuruhku saja yang menjagamu disini."
"Appa pasti tengah memikirkan bagaimana wajahku semakin mirip dengan mendiang eomma dan dia pasti membenciku. Tapi dimana dia? Aku ingin bertemu dengannya! Aku akan membicarakan hal ini dengannya!"
Ryeowook akan segera bergegas bangkit sebelum kemudian suara ketukan pintu menyela dirinya dan Henry. Henry menenangkan Ryeowook dan membuatnya kembali duduk sebelum kemudian bangkit dan membuka pintu tersebut. Jiyong tampak ada di depan pintu dan menunduk pada Henry dan juga pada Ryeowook saat dipersilahkan masuk.
"Yang mulia pangeran pengadilan agung sudah dibuka dan para petinggi kerajaan sudah berkumpul di colosseum. Anda diminta hadir dan saya diminta untuk mengawal anda. Bangsawan Henry juga diminta hadir di sisi yang mulia raja."
Ryeowook menatap Henry dengan cemas. Hal yang ia takutkan terjadi lebih cepat dari perkiraannya. Tidak ada waktu untuk memelas dan memohon pada appanya secara pribadi. Dalam pengadilan ini tidak akan ada hakim yang menentukan nasibnya dan Yesung. Yang ada hanyalah appa mereka berdua yang akan menentukan nasib mereka.
.
.
*A Prince for A Princess*
.
.
Colosseum itu tidak sepenuh biasanya. Hanya ada kedua raja yang duduk berdampingan, kursi ratu di sebelah kursi raja mereka yang hanya terisi dari pihak Thorenwan. Kursi para menteri istana ada di satu tingkat lebih bawah di colosseum tersebut dan kursi saksi sekarang tengah ditempati para hakim pengadilan agung yang seharusnya menjadi pemutus dari perkara ini.
Ryeowook yang diiringi oleh Jiyong tanpa diikat sedikit pun masuk ke bagian paling bawah dari colosseum tersebut, tempat para terdakwa bersalah. Rasanya sangat tidak menyenangkan ditatap puluhan pasang mata dari tempatnya berdiri saat itu. Ia dan Yesung ditempatkan bersebelahan dan berdiri dengan tegap tanpa ada kursi atau meja. Hanya lapangan dengan tanah kering yang menjadi pijakan mereka saat ini. Yesung tersenyum saat melihat Ryeowook datang. Tidak dapat dipungkiri hatinya merasa senang karena Ryeowook sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya, walaupun situasi saat ini tidak begitu menyenangkan. Ryeowook yang melihat wajah Yesung membalas senyumnya walau sangat jelas ekspresi wajah cemasnya.
"Apa kau sudah merasa baikan?" tanya Yesung sembari mencondongkan tubuhnya ke arah kiri tempat Ryeowook berdiri.
Tempat Ryeowook dan Yesung berdiri hanya dibatasi oleh sebuah pembatas kayu berbentuk lingkaran.
"Yesung aku sangat cemas. Dan kenapa dengan pipimu yang merah itu?"
Yesung tersenyum simpul sambil memegang pipi kanannya yang memerah. "Ah tamparan dari appa memang tiada duanya. Masih berwarna sampai sekarang ya? Padahal aku berharap kau tidak mengetahuinya."
"Diam!" seruan itu terdengar dari Raja Traerien yang membuat mereka berdua menghentikan interaksi yang ada.
"Pangeran Ilosia Archcaster kau sudah bersalah dengan kabur dari istana dan memasuki hutan terlarang Thodien bersama dengan Pangeran Ayrie Vermilionfall. Tingkahmu sangat kekanak-kanakan dan menyebabkan pangeran Ayrie menjadi yeoja karena sihirmu. Untuk itu aku menjatuhkan hukuman kurungan di dalam istana padamu sampai batas waktu yang tidak ditentukan dan sampai kau menyesali perbuatanmu. Dan aku akan mengembalikan pangeran Ayrie Vermilionfall kepada tubuhnya yang semula. Apakah pihak Traerien keberatan dengan keputusan ini?" Raja Thorenwan menyerukan keputusannya untuk anaknya tersebut dan pihak Traerien tidak ada yang merasa keberatan.
"Bagaimana dengamu pangeran Ilosia? Adakah kau keberatan bagi hukumanmu tersebut?" tanya Raja Thorenwan pada Yesung.
"Tidak yang mulia," ucap Yesung meragu.
"Pangeran Ayrie Vermilionfall kau sudah bersalah dengan kabur dari istana dan memasuki wilayah Thorenwan. Dari berita yang kudengar bersama dengan pangeran Ilosia Archcaster kau pun pergi ke hutan terlarang Thodien. Untuk itu aku menjatuhkan hukuman kurungan padamu sampai batas waktu yang tidak ditentukan dan dipukul sebanyak 10 kali saat kembali menjadi namja. Apakah pihak Thorenwan ada yang merasa keberatan dengan keputusan ini?" Raja Traerien mlemparkan pertanyaan yang sama dengan yang dilemparkan oleh raja Thorenwan tadi dan pihak Thorenwan tidak melakukan keberatannya. Hukuman para pangeran mahkota ini tentu sangat amat ringan dibandingkan dengan bangsawan biasanya.
"Bagaimana dengamu pangeran Ayrie? Adakah kau keberatan bagi hukumanmu tersebut?" tanya Raja Traerien pada Ryeowook.
"Ada yang mulia!" seru Ryeowook yang mengagetkan seluruh isi colosseum termasuk dengan Yesung yang segera memandang wajahnya, namun Ryeowook tetap memandang lurus ke depan, ke arah appanya.
"Apa yang menjadi keberatanmu pangeran?" tanya raja Traerien berusaha bersikap setenang mungkin.
"Aku tidak ingin kembali menjadi namja untuk saat ini."
Seluruh colosseum yang mendengar hal itu bahkan Yesung sekalipun menahan napasnya mendengar pernyataan Ryeowook. Para menteri istana dan hakim mulai ribut membicarakan keberatan yang diajukan oleh pangeran Traerien itu. Raja Traerien mengepalkan tangannya, mulai merasakan emosinya memuncak dari kelakuan putra mahkotanya yang dianggapnya kekanakkan dan sangat memalukan itu.
"Apa maksudmu tidak ingin kembali menjadi namja?" ucapnya menggeram tertahan.
"Ryeowook-ah jangan bercanda lagi. Kau lihat yang mulia raja sudah mulai marah," ucap Yesung menatap Ryeowook panik.
Ryeowook menoleh pelan ke arah Yesung dengan mata berkaca. Sedetik kemudian setetes air mata jatuh di pipi kanannya bersamaan dengan butiran salju yang tiba-tiba muncul di dalam colosseum tersebut.
"Aku tidak bisa menjadi namja. Aku tidak mau. Aku... aku... aku sedang mengandung."
Yesung terbelalak kaget menatap Ryeowook yang masih menangis memandangnya dan seluruh colosseum seakan menahan napasnya. Suasana dingin yang tiba-tiba hadir disana memperparah situasi yang ada.
"Ryeowook apa maksudmu? Kau... hamil?" tanya Yesung sedikit terbata.
Ryeowook hanya mengangguk kecil dan membuat Yesung semakin bingung mendengar informasi itu. Ryeowook hanya bersamanya akhir-akhir ini dan ia baru berubah menjadi yeoja saat telah bertemu dengan Yesung. Jadi jika Ryeowook hamil maka kemungkinan terbesar tentu itu adalah anaknya juga. Namun Yesung tidak mengingat kapan ia pernah berhubungan dengan Ryeowook sampai suatu kejadian di pagi hari saat semua pakaiannya terlepas terlintas di kepalanya. Tapi Yesung harus memastikannya dengan lebih jelas lagi pada Ryeowook.
"Apa dia... apa dia... anakku?" tanya Yesung masih terbata.
Ryeowook mengangguk lagi kali ini cukup kencang dan seluruh colosseum kembali harus menahan napasnya karena hal ini. Sangat terlarang bagi Thorenwan dan Traerien untuk menjalin hubungan terutama hubungan percintaan dan sekarang seorang yang seharusnya menjadi putra mahkota malah berhubungan dengan musuh negara dan tengah mengandung, tidak tanggung-tanggung anak tersebut merupakan pewaris keturunan Traerien dan Thorenwan sekaligus. Yesung merasa seluruh perasaannya campur aduk menjadi satu. Ia senang karena ia punya kesempatan bersama Ryeowook lebih lama lagi seharusnya, bertanggung jawab untuk anaknya dan bisa menjadi seorang appa dan di sisi lain raja Traerien tak akan setuju dan pengadilan ini tak akan menghasilkan sesuatu yang baik.
"Inikah yang akan kau bicarakan padaku sebenarnya? Sebelum kita tertangkap?"
"Maafkan aku Yesung... seandainya aku lebih cepat mengatakannya padamu."
"Sudah cukup!" seru raja Traerien dengan suara nyaring yang memekakkan telinga. "Kau tidak boleh mengandung anak itu. Hal ini sangat memalukan. Bukan hanya kau menjadi yeoja tapi kau bahkan sampai hamil? Apa kau tahu akibat dari berhubungan dengan bangsa Thorenwan dan mengandung anaknya? Gugurkan anak itu segera dan kembali ke kodrat asalmu Ayrie Vermilionfall!"
Kegeraman raja Traerien sudah memuncak, wajahnya merah dan tangannya mengepal erat mencoba menahan emosinya yang terkumpul. Henry melihat wajah samchonnya dan sepupunya itu secara bergantian sambil berdoa pada dewa dan dewi bahwa pengadilan ini akan berakhir dengan baik. Henry kembali melihat wajah sepupunya dan menjadi yakin masalah ini akan berakhir dengan runyam.
"Tidak! Aku tidak mau menuruti perintah appa!" seru Ryeowook.
"Kau...!"
Raja Traerien memekik tertahan dan menunjuk Ryeowook dengan ujung jarinya yang tanpa disadari oleh sang pemilik telah mengeluarkan sambaran petir berskala besar ke arah pewarisnya itu. Yesung yang melihat hal itu segera melompati batas kayu pemisah miliknya dan Ryeowook dan memasang pelindung yang cukup kuat sambil merangkul tubuh Ryeowook. Lagi-lagi seluruh colosseum harus dibuat menahan napasnya karena kejadian yang ada di hadapannya. Ryeowook sendiri menjadi lemas dan hanya bisa berdiri karena topangan dari Yesung. Yesung menepuk-nepuk punggungnya pelan mencoba untuk menenangkan lalu berbalik menghadap ke arah appanya dan appa Ryeowook sambil menggengam tangan Ryeowook dengan erat.
"Kau...! Dan kau anak keras kepala! Pada hari ini kau telah menciptakan perang antara kerajaan kita dan Thorenwan. Hal memalukan yang dilakukan Thorenwan untuk menodai pewaris kerajaan kita. Menjadikannya seorang yeoja dan menghamilinya. Ini harus dituntaskan dengan peperangan! Bawa pangeran Ayrie kembali pulang dan kurung dia sampai dia mau kembali pada kodrat aslinya!"
Raja Traerien berseru dengan nyaring dan segera pergi dari posisinya, beranjak keluar dari colosseum diikuti dengan para menteri istana dan juga para hakim dari pihak Traerien. Sementara raja Thorenwan hanya bisa menahan malu atas perbuatan yang dilakukan oleh putra mahkotanya itu. Ratu Thorenwan tampak terkejut seperti para menteri istana dan para hakim, hanya saja pandangan yang diarahkannya pada Yesung dan Ryeowook adalah pandangan sedih akan nasib mereka yang akan ditentukan dalam peperangan.
"Pada hari ini kau telah mencoreng nama baik bangsa Thorenwan. Persiapkan dirimu untuk bertempur di peperangan dan buktikan kepantasanmu putra mahkota Ilosia!" seru raja Thorenwan seraya pergi menuju pintu keluar bersama menteri istana, ratu, dan para hakimnya yang berwajah murung.
"Yesung... bagaimana ini? Semua ini karena aku," ucap Ryeowook lirih sambil menangis.
Yesung berbalik menghadap Ryeowook dan menyeka air matanya. Ia mengelus pipi Ryeowook dan menatapnya lama seakan menghapalkan bentuk wajahnya.
"Ingat janji kita? Kita akan mendamaikan negara kita. Anak ini... anak kita akan menjadi simbol perdamaian bagi negara kita nantinya. Jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja dan aku mencintaimu Ryeowook-ah."
"Aku juga mencintaimu Yesung. Kumohon jangan pergi dariku."
Ryeowook berusaha memeluk Yesung namun usahanya sia-sia karena Jiyong dan pengawal kerajaan lainnya telah menggendong Ryeowook dengan paksa untuk pulang ke Traerien. Ryeowook meronta-ronta di bahu Jiyong dan mengabaikan rasa nyeri di perutnya. Tangannya menggapai-gapai ke arah Yesung yang hanya bisa melihat Ryeowook dengan air mata yang jatuh dari bola mata biru tuanya. Di sisi Yesung telah ada wakil dari Seunghyun yang berjaga dan siap membawanya pulang ke Thorenwan. Pulang dan menyiapkan peperangan untuk kerajaan masing-masing.
The End
.
.
.
.
TBC deng ^^v
Annyeong~ akhirnya chapter terberat dalam hidupku sudah terlewati. Maaf untuk update yang sangat amat lama sekali. Berbagai hal sudah saya lalui sepanjang tahun ini saat saya hiatus dan hanya reviews kalian lah yang menjadi penyemangatku. Semoga update ini bisa mengobati rasa kerinduan kalian dan mengobati kangen kalian akan ff ini. Terima kasih buat support yg selalu kalian berikan yang saya baca dari email. Saya tidak menjanjikan update cepat tapi setidaknya saya akan berusaha menyelesaikan cerita ini sampai tuntas. Best regards, Chil.
Mind to RnR?^^
- Ryeowook's Aegi -
