MAAF SEBESAR BESARNYA…

Saya tahu saya sudah sangat menelantarkan fic fic di akun saya, saya lupa password akun nya. Setelah usaha kesana kemari, akhirnya bisa juga buka akun ini.

Ya udahm check this out.

Sembari menunggu Naruto datang, banyak hal telah mereka lakukan bersama. Memasak makanan, makan bersama, mencuci piring hingga menonton tv. Sakura yang kelelahan pun terlelap nyaman di dada bidang Sasuke yang mata nya tertuju pada televisi tapi pikirannya menerawang jauh.

'Sebenarnya kau ini siapa, Sakura?...' Pikirnya.

~~~ooo~~~

"Ngghhh, Itachi-sama, handphone mu bergetar."

Itachi pun bergerak meraih handphone nya yang terletak di atas nakas dan meninggalkan wanita bermahkota ungu di ranjang tersebut.

From : 08xxxxxxxxxx

Subject : Itachi Uchiha! Lama tidak berjumpa. Aku begitu mengharapkan bertemu denganmu, kita bisa membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan Sasora Haruno, mungkin?

Sabaku Gaara.

'Cih, makhluk menjijikan ini sok asik sekali.' Ia terkekeh.

To : 08xxxxxxxxxx

Subject : Aku akan menelfonmu. NANTI.

Tak bisa dipungkiri, ia kesal sekali ketika waktunya bersantai diganggu dengan makhluk manja seperti si iblis itu.

"Itachi-samaaaaa?" Panggilan manja bergema di kamar berukuran jumbo itu.

"Ya sayang, aku segera kesana." Ucapnya sambil meletakkan handphone nya di nakas dekat stop kontak. Haha, ia tidak tau sebentar lagi akan ada pria cantik yang akan mengganggunya.

~~~ooo~~~

Ting Tong.. Ting Tong..

Selaku tuan rumah, Sasuke segera beranjak membuka pintu ketika bel nya berbunyi.

"Hey tem- uuummpphhhh"

"Kau berisik Dobe, mana bajunya?" Sasuke melepas bekapan tangannya pada Naruto. Di belakangnya ada Hinata tengah tersenyum lembut padanya. Sasuke pun membalas senyuman Hinata ramah.

"Ini, semuanya ku tahu seleramu. Apakah aku tak boleh masuk?"

"Tidak, dia sedang tertidur di ruang tengah. Keadaanya tak memungkinkan untuk bertemu siapapun."

"Huh yasudahla, kapan kapan kita harus double date teme. Hehehe." Hinata pun memerah ketika Naruto mengatakannya sambil merangkul pundaknya.

"Nanti akan kupikirkan, sekarang pulanglah. Nanti ku transfer uang ke rekening mu."

"Baiklah, kami pulang dulu. Jaaaa." Naruto beranjak pergi dengan menggandeng tangan Hinata yang tak henti tersipu malu.

'Hinata, kau benar benar gadis yang sial. Cih, hahaha.' Sasuke geli sendiri dengan kata hatinya barusan, ia tertawa hingga tak menyadari si merah muda telah terduduk di sofa sambil menggaruk pipi tembam nya.

"Kau sudah bangun, hm?" Ujar Sasuke sembari mendekat, meraih sejumput helaian merah muda itu.

"Ya. sasuke-sama tidak tidur tadi."

"Aku tak mengantuk. Naruto telah membelikanmu beberapa baju. Gantilah, kau bisa masuk angin jika hanya memakai itu."

Sasuke menjulurkan beberapa potong baju secara acak pada Sakura. Ia pun mematuhi tuannya tersebut, dan segera bergegas memasuki kamar dan memakai baju. Wait! Apa dia tau cara memakainya?

~~~ooo~~~

'Apa? Nanti katanya?!, ini tidak bisa dibiarkan. Dia terlalu menganggapku lemah.' Batin Gaara jengah. Jemarinya meraih telfon genggam kemudian lincah menekan tuts di benda tersebut.

'...'

"Kau harus melacak keberadaan Itachi sekarang. Kita harus bertindak sebelum dia menjadi menyebalkan."

'...'

"Aku tidak perduli! Cepat lakukan."

Gaara mematikan telfon nya sepihak.

'Aku benar benar tidak perduli bahkan apabila dia punya pabrik senjata di markasnya.'

~~~ooo~~~

Ketika pintu terbuka dan menampilkan sesosok gadis manis terbalut dress rumahan berwarna pastel menyilangkan kakinya gugup, Sasuke terpana.

"Yang ini enak, Sasuke-sama." Cicitnya malu malu.

"Ya, aku suka yang itu. Kemarilah" Sasuke menepuk pahanya bermaksut menyuruh Sakura duduk di pangkuannya. Sakura berjalan mendekat lalu menjatuhkan pinggulnya di paha Sasuke.

"Aku suka aroma rambutmu." Sasuke menciumi rambut Sakura yang beraroma strawberry.

"Aku memakai busa yang warna pink tadi."

"Namanya shampo!" Ajarnya kesal.

Sakura pun bersenandung pelang sambil mengayunkan kakinya riang di atas pangkuan Sasuke.

"Sakura, boleh aku lihat bibirmu?"

Sakura menolehkan kepalanya kebelakang agar Sasuke dapat melihat bibirnya. Dalam sekejap, ia merasakan kelembutan yang amat sangat mendera di bibirnya, juga perasaan hangat memenuhi perut dan dadanya. Tangan sasuke tak tinggal diam, menjelajah dan menjelajah. Membelai, memanjakan dan membuat Sakura mengerang tak berdaya.