BROKEN RAIN

.

Drabble

.

EXO

Kris – Lay – Tao – Suho

.

Angst – Romance – Hurt

.

-YY-

.

.

Ini adalah fanfic angst gaje saya yang ke berapa gitu... anyway mohon maaf buat penulisan yang gaje, dan membingungkan ya?! Maklum… amatir hehehe wajib pokoknya dengerin Judika yang 'Bukan Dia Tapi Aku' *jleb* hehehe… well, hope you enjoy this one guys… R/R please~ ^_^

Oh, and if you don't like my Kray, just don't read it =_="

The chara aren't mine, but the plot is mine, it's up to me to use the chara, if you DON'T LIKE my KRAY, just don't read this Fic coz I'm KRAY HARD SHIPPER. IF YOU LOVE TAORIS OR SULAY, JUST LEAVE THIS ONE! THIS IS KRAY! IF YOU WANNA BASH JUST BASH ME, BUT USE YOUR ACC, SO THAT I CAN ANSWER YOUR COMMENT. Sorry if my language is so frontal. I'm so angry for the comment of this fic... I just HOPE YOU GUYS UNDERSTAND THAT THIS IS JUST FANFCI! IF YOU DON'T LIKE IT, JUST LEAVE!

.

.

.

.

Teman-temannya berbicara lagi. Mengatakan bahwa kemarin mereka melihat Kris dengan pria yang sama dengan 2 hari lalu mereka bicarakan berjalan bersama di sebuah mall dengan kedekatan yang tak biasa. Tapi Lay tidak percaya…

Karena Kris hanya mencintainya.

Memang benar kemarin Kris pergi ke mall dengan temannya. Dengan pria yang sama dengan yang waktu itu. Pria bersurai hitam yang amat manja jika berhadapan dengan Kris. Berkali-kali teman-temannya mengingatkannya bahwa Kris itu berselingkuh. Tapi Lay tidak percaya…

Karena Kris hanya mencintainya.

Dia sedang merapikan barang-barangnya dan bersiap pulang dari rumah sakit saat sebuah tangan menyentuh bahu kanannya. Lay mendongak dan menatap sosok pemilik tangan putih susu itu. Suho. Lay tersenyum melihat lelaki yang dia tahu sangat mencintainya itu tersenyum memamerkan senyum angelicnya pada Lay dan Lay membalas senyum itu dengan senyumnya yang termanis.

"Kau mau pulang?! Di luar hujan, bagaimana kalau aku antar saja?" tawar lelaki berparas malaikat itu pada Lay dan Lay menggeleng pelan.

"Aku pulang sendiri saja… Kris pasti sudah menungguku. Lagi pula ini sudah jam 10 malam, aku tidak mau merepotkanmu…" kata Lay tersenyum dan berdiri, lalu berjalan keluar meninggalkan Suho sendiri yang menatapnya prihatin.

Lay duduk di kursi paling belakang malam itu. Dia tersenyum karena tidak biasanya dia pulang jam 10 malam. Biasanya dia akan pulang pukul 12 atau lebih jika ada banyak pasien. Sebagai dokter ahli penyakit kanker dia tentu butuh ekstra waktu untuk para pasiennya yang begitu banyaknya.

Alasan lain yang membuatnya senang adalah saat dia akan pulang dan bertemu dengan malaikatnya yang terbaring di tempat tidur menampakkan sosoknya yang sempurna. Lay menatap jalanan Beijing yang mulai sunyi karena malam yang semakin larut.

.

.

.

.

Kris mendesah lagi saat rasa nikmat menjalar di seluruh tubuhnya. Erangan-erangan pria di bawahnya itu membuatnya begitu bergairah untuk segera menanamkan benih cintanya di dalam tubuh lelaki ini. Semakin dalam dia menghujamkan dirinya dalam tubuh Tao yang sudah bersimbah keringat itu. Membuat guncangan-guncangan kecil di tubuh mereka.

"Nghh~ Ge-ge…" desahnya pelan dan terdengar sangat sexy di telinga Kris.

"T-Tao… akhh…"

Dan Kris memuntahkan hasrat birahinya dalam tubuh Tao dan membuatnya merasakan rasa hangat dan lengket menyelimuti dirinya. Kris pun segera menciumi wajah lelaki di bawahnya itu sambil menarik kembali dirinya keluar dari tubuh namja ini.

"I love you…" bisiknya tepat di telinga Tao dan Tao hanya terkikik kecil.

Berulang kali kau menyakiti
Berulang kali kau khianati
Sakit ini coba pahami
Ku punya hati bukan tuk disakiti

Tiba-tiba lampu yang semula remang-remang menyala memperlihatkan Kris sosok yang kini menangis dalam sakit itu. Lay berdiri di sana dengan mata penuh air sambil menggigit bibir bawahnya menahan sedakan yang akan keluar. Kris dan Tao mulai panic mengetahui hal itu. Kris pun segera mengambil celananya dan berjalan ke arah Lay yang masih berdiri di ambang pintu.

"Baby… sejak kapan kau ada di situ?" Tanya Kris dengan panic mengusap air mata yang terus keluar dari mata Lay. Lay menghempaskan tangan Kris agar tidak menyentuh tubuhnya.

"Don't… hiks… touch me… hiks…" isak Lay berusaha sedingin mungkin pada lelaki di depannya ini.

Tao masih di ranjang saat Lay masuk mengambil koper besar berwarna hitam dan membuka lemarinya dengan mata penuh dengan air mata. Memasukkan beberapa potong bajunya dan barang-barang berharganya tapi tidak untuk benda-benda pemberian kris termasuk cincin pertunangan mereka.

Saat Kris menyadari hal itu dia pun segera menghampiri Lay dan memeluknya dari belakang, mengatakan agar Lay tidak pergi, mengatakan bahwa dia minta maaf, dia tidak akan mengulangi lagi. Lay membalikkan tubuhnya membuat Kris melepas pelukannya dan mereka saling menatap.

"Maafkan aku… ini yang terbaik…" kata Lay berusaha tegar.

Kris masih terus memohon agar Lay tidak pergi. Agar Lay tidak meninggalkan dia sendiri. Tapi Lay tetap berjalan pergi. Menahan sakit dan air mata yang terus mengalir keluar meski Lay tidak menghendakinya. Inikah rasanya patah hati? Dia berjalan terus tak menggubris Kris yang terus berteriak memanggil namanya.

Ku harus pergi meninggalkan kamu
Yang telah hancurkan aku
Sakitnya, sakitnya, oh sakitnya

Lay berjalan menyusuri Beijing malam itu. Berjalan sendirian di tengah guyuran hujan yang membasahi seluruh tubuh dan hatinya. Mengusap air hujan yang membasahi wajahnya agar pandangannya tak blur. Menggigit ujung kukunya pelan berharap bisa menahan erangan sakitnya. Bahakn dia yang merupakan seorang dokter… tak bisa mengobati lukanya sendiri.

Tuhan… apa hal yang bisa mengobati lukanya saat ini?

Ku akui sungguh beratnya
Meninggalkanmu yang dulu pernah ada
Namun harus aku lakukan
Karena ku tahu ini yang terbaik

Morfin sekuat apapun rasanya takkan bisa menghalangi rasa sakit yang masih membakar hatinya dan menembus jantungnya. Dia sadar… sangat sadar betapa sakit dan beratnya saat dia harus pergi meninggalkan kris di sana. Dia dan lukanya… yang harusnya bisa terobati. Namun… harus dia lakukan karena ini yang terbaik baginya dan bagi Kris.

Lebih baik dia yang pergi dan mengalah daripada Kris. Dia terlalu banyak berjuang untuk Lay. Kris terlalu sempurna untuk seorang dokter berpenyakit seperti Lay. Tidak ada yang pantas untuk mencintainya… tidak ada bahkan mungkin Suho sekali pun tak pantas menyayangi apalagi mencintai dia yang sudah pasti tidak bisa menemani mereka sampai mati.

Begitu burukkah ini
Hingga ku harus mengalah

Dia harus mengalah… harus mengalah demi cintanya. Demi Kris… demi dia… tapi dia tak sanggup. Dia tak sanggup menanggung beban ini sendirian. Dia terlalu lemah… dia terlalu lemah untuk cobaan ini. Rasanya lutut-lutut lemahnya tak mampu lagi menopang berat badannya yang kemudian ambruk di tengah hujan.

Tangisnya pecah seketika menyadari hujan makin ganas. Jika hujan adalah harimau… mungkin dia sudah mati diterkam olehnya. Kalau seperti ini rasanya dia ingin mati. Rasanya dia ingin pergi…. Dia tak sanggup. Sungguh tak sanggup. Ini terlalu menyiksanya….

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di sampingnya lalu keluarlah sesosok manusia yang kemudian menghambur ke tubuh Lay yang terduduk sambil menangis. Sosok yang ternyata Suho itu mengguncangkan bahu Lay sambil terus bergumam. Menanyakan kenapa dia bisa ada di sana… ada apa dengannya… apa yang Kris lakukan dan Lay tidak sanggup menjawab semua itu.

Cintaku lebih besar darinya
Mestinya kau sadar itu
Bukan dia, bukan dia, tapi aku

Suho memeluk Lay dan berbisik pelan ke telinganya, "I love you… I love so much… cintaku lebih besar darinya… sadarlah Lay aku mohon! Bukan dia… tapi aku…" Lay hanya bisa mengerang dan tenggelam dalam rasa sakit saat Suho mengecup lembut bibirnya dan membiarkannya tengglam dalam cinta sesaat itu.

Kris berhenti saat melihat apa yang kini terjadi di depannya. Bibirnya bergetar. Bukan karena kedinginan karena sebelumnya dia mengejar Lay dengan half naked, tapi karena melihat hal yang menyakitkannya. Tiba-tiba rasa nyeri menusuk jantungnya saat Lay melepas ciumannya dengan Suho.

Pecah.

Rasanya kepingan hatinya pecah begitu saja saat itu. Dia bisa mendengar kepingan hatinya remuk begitu saja. Rasanya sakit dan nyeri sekali. Begitu nyeri dan sangat menyiksanya. Saat Lay berdiri dan masuk bersama Suho dalam mobilnya dan melaju tanpa menyadari hadirnya Kris di sana.

"AARRGGHHH!"

Cintaku… lebih besar dari benciku…

Cukup aku yang rasakan…

Apa ini yang namanya sakit hati? Apa ini yang namanya patah hati? Kenapa rasanya sakit sekali? Sekanap rasanya nyeri sekali? Rasanya lebih baik mati jika terus seperti ini. Kenapa Kris begitu kejam? Kenapa dia baru sadar saat cintanya pergi meninggalkan dia?

Dia baru sadar bahwa dia mencintai Lay apa adanya…

Lay yang mencintainya setulus hatinya… sepenuh hatinya… seluruh hidupnya…

Dan saat itu adalah pertama kalinya Kris merasa sakit hati. Merasa separuh jiwanya hilang begitu saja. Menangis karena ulahnya. Menderita karena perbuatannya. Mati karena salahnya.

Love isn't leaving you… Love can't leave you… Love won't leave you…

Love is loving you…

You just ignored it yet…

Dan Kris mengusap air matanya untuk berlari mengejar cintanya yang hilang tadi…

Cause if love never leave me… then I'll never leave you…

*E.N.D*

Click Next for the Sequel d^0^b

IF YOU DON'T LIKE KRAY JUST LEAVE! I'VE WARNED YOU!