Bahkan satu detik yang singkat punya peran penting dalam memporak-porandakan.
Lain kali Kyuubi berjanji memaku kalimat ini kuat-kuat dalam memori:
Ada masa tenang sebelum badai.
.
.
The Confession
Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto
Genre: Romance / Humor
Warning: fem!Kyuubi, AU
Summary: Bunyi bel istirahat. Seorang asing berkeriput. Dia datang bukan untuk menawarkan promo krim anti-aging. Sederhana saja; sekedar mengajak memulai tahap awal berkembang biak.
.
.
Kyuubi tahu bel ini tanda pelajaran kedua di awal semester telah usai. Samar-samar ia bisa mendengar teman-temannya menggumamkan 'Yes!' saat guru bahasa Inggrisnya, Kakashi-sensei pergi meninggalkan kelas. Memilih untuk tidak beranjak dari mejanya, Kyuubi terlihat tidak bersemangat. Awal semester baginya tidak terlalu menarik apalagi jika sudah berada pada tahun terakhir. Kelasnya sendiri hanya kehilangan beberapa siswa. Sepuluh orang, tak lebih, Kyuubi menghitung.
Merasa bosan karena semua berjalan terlalu normal, Kyuubi mengambil buku pelajaran selanjutnya dan mulai membaca. Terkesan rajin bagi tipe sepertinya, tapi ini tahun ketiganya dan Kyuubi sudah cukup kenyang melakukan tindak kriminal berkedok murid teladan.
Kyuubi sudah tenggelam dalam imajinasi liar ketika salah seorang temannya memanggil. Hanya dirinya yang bernama Kyuubi.
"Apa?" tanya Kyuubi dengan dagu terangkat. Seisi kelas yang tadinya riuh, berubah sunyi seketika. Kyuubi disegani (tepatnya ditakuti) karena sifatnya yang kurang ramah─seperti nama aliasnya (Kurama : KUrang RAMAh), padahal wajahnya enak dilihat dan kemampuan berpikirnya hebat serta berbagai kelebihan lainnya.
Shukaku─yang memanggilnya, berdehem pelan. Tampaknya sedikit gugup karena nada galak Kyuubi dan diamnya suasana. "Ada yang mencarimu. Dia di luar."
"Jadi kau mau aku yang pergi menemuinya?" Kyuubi mempertajam tatapannya pada Shukaku tanpa peduli pada kesehatan jiwa laki-laki itu. "Dia yang perlu. Suruh dia ke sini."
Penghuni kelas yang lain juga tidak banyak membantu. "Tapi, dia Uchiha yang baru pindah semester lalu."
"Apa? Ecchi?"
Shukaku membenturkan kepalanya ke meja.
"Kau kenapa?" Kyuubi memasang wajah datar tanpa rasa bersalah. "Bicaralah yang jelas."
Setelah kembali mengumpulkan jiwanya, laki-laki itu meneguhkan hati. "U-chi-ha."
"Uchiha? Ya sudah," respon Kyuubi enteng. "Memangnya kenapa kalau Uchiha? Kau tidak berani memanggilnya ke sini?"
Kyuubi mendahului Shukaku, berbicara lagi. "Kau takut sama si Uchiha itu? Padahal namamu Shukaku." Ia belum selesai, "Shukaku artinya suka-suka aku, kan? Berarti kau bisa sesukamu. Masa panggil dia saja tidak bisa?"
Terhasut dengan mudahnya, Shukaku pergi ke luar kelas sesuai keinginan Kyuubi. Teman-temannya yang lain hanya bisa menatap gadis bersurai oranye kemerahan itu takjub. Libur panjang bahkan tidak melemahkan kekuatan intimidasinya. Kyuubi semakin berjaya.
"Kau Namikaze Kyuubi?" sebuah suara bertanya, memecah senyap.
Satu tarikan napas serentak oleh murid perempuan di kelasnya membuat Kyuubi jengah. Sehebat itukah Uchiha sampai semua temannya bertindak hiperbola? Menyebalkan, pikirnya.
"Ya," jawab Kyuubi pendek. Dalam hati Kyuubi menduga laki-laki ini mau menantang atau mengajak taruhan. "Kenapa?"
Uchiha yang berada tepat di hadapannya mengulurkan tangan, "Perkenalkan, aku Uchiha Itachi."
"Aku tidak tanya namamu," Kyuubi mengacuhkan uluran tangan Itachi membiarkannya disambut udara kosong. Ia tidak suka berbasa-basi. "Cepat katakan keperluanmu."
Ini saatnya Itachi menyampaikan maksudnya, "Aku akan menjadi pacarmu."
Kali ini bukan hanya murid perempuan, bahkan murid laki-laki dan Kyuubi sendiri tidak memercayai apa yang baru saja diucapkan Itachi. Orang ini gila, batin mereka serempak.
"Sepertinya kau salah masuk ruangan," gadis itu menanggapi dengan dingin. Sama sekali tidak terpengaruh, "Tujuanmu pasti klinik. Otakmu tergeser atau jatuh di jalan."
Diluar perkiraan, gestur tubuh laki-laki di hadapan Kyuubi terlihat semakin santai. "Aku tahu kau sangat senang. Tidak apa-apa."
"Aku tidak senang," Shukaku dan yang lain dapat merasakan aura hitam melingkupi tubuh sang diktator. Makin memekat, "Jangan main-main denganku."
Tetapi jawaban Itachi tetap diluar logika mereka─tidak menyentuh nalar. "Aku mengerti, yang sepertimu memang sudah pasti pemalu."
"Kau keriput sialan!" Kyuubi positif meledak, "Kau mengerti bahasa manusia atau tidak?"
Pemuda tampan bermarga Uchiha itu tetap geming. "Kita baru jadian beberapa menit lalu dan kau sudah memberiku panggilan sayang yang unik." Itachi tertawa pelan sebelum berkata, "Aku benar-benar senang."
Shukaku yang merasa perlu bertindak atas dasar kemanusiaan, berbisik pada Itachi. "Kau benar, dia memang pemalu," dirinya terpaksa berbohong, "Jadi dia tidak suka kalau diperhatikan di depan umum seperti ini."
"Aku sudah menduganya," Itachi mengangguk-angguk paham. Ia kembali menoleh pada Kyuubi yang masih mengeluarkan aura tak bersahabat dan menepuk kepala gadis itu seolah Kyuubi adalah anjing kecil yang berhasil menangkap bola. "Baiklah, aku akan menjemputmu saat pulang."
Itachi kemudian meninggalkan kelas Kyuubi dengan langkah ringan, acuh pada tatapan shock seisi kelas yang terus mengikuti sosoknya sampai benar-benar hilang dari jangkauan mata. Mereka menyadari banyak hal setelahnya:
Kyuubi sedang terbakar dan kata nenek jangan mau main api.
Tak ada manusia sempurna termasuk level Uchiha sepaket gangguan mental.
Keriput di wajah dapat memperburuk penglihatan sehingga tidak bisa membedakan ekspresi senang dan kesal seseorang.
Besar kemungkinan keriput berkaitan dengan masokisme.
Diperbolehkan meniru tindakan di atas bila ingin segera bertemu Tuhan.
.
.
Kyuubi sebenarnya sudah lupa pada apa yang terjadi ketika istirahat pertama berlangsung di awal semester hari ini. Bukan karena ingatannya lemah, tetapi otaknya selalu menghapus segala kejadian buruk dengan mandiri. Namun apa yang tak sengaja Kyuubi dengar sekarang memaksanya untuk mengingat kembali.
"Terus, Itachi dulu temanmu waktu kecil?" Kisame mengangguk bangga saat melihat binar kagum di mata teman sekelasnya.
Tatapan Kisame menerawang jauh, "Kita pertama kali ketemu di pantai."
"Wah, berarti kalian sahabatan dari dulu?" tanya teman-temannya semakin antusias─ agak tidak menyangka makhluk tidak berkategori macam Kisame punya kenalan elit.
Kisame jelas tersenyum puas. "Tentu sa─"
"Bukannya kalian pertama ketemu di pelabuhan?" semua kepala berbalik ke arah Kyuubi yang bersuara. Sedang Kisame menatap Kyuubi penuh tanya. "Itu, yang pas badanmu mau dimasukin ke kaleng buat dijual di Supermarket."
Sayangnya Kyuubi perempuan, kalau dia bukan, Kisame dapat memastikan napas Kyuubi tak akan berhembus lebih lama. Kyuubi pasti kesal karena ia membicarakan Itachi. Kisame termasuk pribadi yang pengertian. Pengertian kapan Kyuubi jinak, kapan sebaliknya. Jadi lupakan kalimat pertama karena Kisame takut sekali pada Kyuubi yang ini.
Lamunan Kisame buyar ketika mendengar desahan lega memenuhi ruang. Sang ratu iblis telah keluar dari kelas, pulang.
Konan tiba-tiba maju ke depan seperti ingin menyampaikan jadwal arisan. "Kalian pasti ingat waktu Itachi bilang dia mau menjemput Kyuubi, kan? Kyuubi sudah pulang dan Itachi belum muncul."
"Bisa saja Itachi menunggu di bawah," Sasori berpendapat, "Soalnya, jarak kelasnya dengan kelas kita lumayan jauh."
Ino, salah satu yang paling heboh berceloteh juga. "Bagaimana kalau kita ikuti dia? Ini menarik sekali!" Semangatnya sebagai penyebar gosip menggebu-gebu, "Itachi pasti punya alasan kenapa dia mau jauh-jauh ke sini untuk meminta Kyuubi berpacaran."
"Memaksa," Shukaku meralat. "Kalau dia meminta, pasti pakai kalimat tanya."
Konan sukses tertular Ino. "Apapun itu, kita sudah sepakat!" serunya membara. "Ayo kita ikuti dia."
Kyuubi mendecih remeh begitu tiba di gerbang sekolah. Uchiha sinting itu memang bilang akan menjemputnya, tapi nyatanya dia sendiri tidak ada. Pasti dia kabur, Kyuubi tertawa mengejek. Mungkin otaknya sudah ketemu atau dia sudah sadar diri siapa yang dia hadapi tadi. Kyuubi yang superior sama sekali tidak cocok dipasangkan dengan keriput bermerk Uchiha cap badai. Tidak. Akan. Pernah. Kyuubi menekankan.
Dan lagi, Kyuubi tidak tahu apa motif teman sekelasnya mengikutinya sampai ke sini. Walaupun mereka berjalan sangat jauh di belakang, tetap saja Kyuubi sadar dirinya diikuti. Kalau orang punya lima indra dan indra keenam adalah anugerah─ maaf saja. Meski terdengar tidak adil, tapi Kyuubi punya sembilan indra.
"Kenapa kalian mengikutiku?" semua berebut bersembunyi di balik tubuh besar Kisame. Kyuubi semena-mena menyimpulkan, "Oh, ternyata Kisame pemimpinnya?"
Kisame mengerut ketakutan, "Bu─bukan, ini karena aku tinggi makanya paling depan."
"Jadi kau mengataiku pendek?" tanya Kyuubi merasa dilecehkan. Ia menyeringai seram, "Kau jujur sekali ya."
Melihat Kyuubi terus maju mendekatinya, Kisame menggeleng kuat-kuat sambil berjalan mundur memperagakan tarian khas almarhum raja pop dunia. Berpikir, ayo berpikir! Konan bergidik saat melihat kepala Kisame mulai mengeluarkan asap. Rencana mereka hanya bagus di atas kertas.
Tuhan selalu mengabulkan doa hambaNya yang teraniaya, terbukti dengan adanya secercah harapan yang berada tak jauh dari posisi mereka sekarang.
Shukaku menarik napas dalam-dalam, lalu berteriak sekencang-kencangnya. "Itachi!"
.
.
TO BE CONTINUED
.
.
Masokis: secara sederhana adalah orang yg merasa senang saat disiksa, disakiti dikejami dsb
A/N: Sebelumnya atau sesudahnya (?), perkenalkan, saya newbie di sini! Jadi, mohon bantuannya~
Saya tidak memiliki fandom tetap dan suka berkeliaran. Panggil saya sesuka kalian.
Ini adalah ItaKyuu dalam pikiran saya. Dan karena melihat ada yang memasangkan Kyuubi dengan Shukaku, saya jadi tertarik untuk ikut menyeretnya masuk 8D
Beritahu saya apa yang kalian pikirkan─apapun, karena saya suka diberi sesuatu. Saya peminta-minta eksis hahaha
Terima kasih sudah membaca!
Review jika berkenan? 8D
