Warning
.
Typo(s)
.
.
Berantakkan
.
Gak sesuai EYD
.
Dan sebagainya
.
Happy Reading^^
.
ooOOoo
Hari sudah larut malam, Hermione yang tadinya terlelap diranjangnya harus bangun dengan sangat terpaksa, ini dikarenakan ada penguman penting yang mendadak diruangan khusus pelayan.
Hermione terduduk lesu sambil menahan dagu dengan kedua tangan mungilnya, agar wajahnya tak terantuk ke meja.
Kelopak matanya terasa sangat berat, karena itu ia sesekali terpejam.
Namun ia paksakan agar kelopak matanya tetap terbuka.
Hermione sangat lelah karena penyambutan Alex seharian yang sungguh menguras tenaga.
Annabell–kakak Hermione — datang lalu duduk di samping Hermione, ia menepuk pelan pundak Hermione.
"Eh?!" Hermione terlonjak kaget.
"Herm, kau istirahat saja sekarang, kau pasti sangat kau melakukan banyak tugas melelahkan hari ini."ucap Anabell lembut sembari mengelus rambut cokelat ikal Hermione yang terurai, membuat Hermione tersenyum.
"Eh tapi, bagaimana dengan pengumumannya sist?" ujar Hermione yang kembali cemberut.
"Tak usah khawatir, nanti aku akan memberitaumu. Dan membuat alasan yang logis untukmu kepada aunty Gonagall . Nah ayo cepat istirahat sana!" ucapan Annabell seakan obat pengusir lelah.
Annabell langsung membuat Hermione senang.
"Thanks for all sist—'' Hermione memeluk erat kakaknya,
"Okay—''Annabell membalas pelukan adiknya.
Hermione melepaskan pelukannya, senyuman kini menghiasi wajahnya yang cantik.
Lalu Hermione berjalan keluar ruangan. Langkah kakinya tertuju pada kamarnya yang tak terlalu jauh dari ruangan khusus.
Tak lama, Mc Gonagall masuk ke ruangan.
Ia mengamati seluruh pelayan.
Matanya ternyata tak buram layaknya nenek-nenek seusianya.
Ia mengetahui ketidak hadiran Hermione.
"Where Hermione?'' kening MC Gonagall berkerut.
Kekesalan tersirat diwajahnya.
Dominc –ayah Hermione—pun tak tau kemana putrinya berada, karena ia baru datang.
"Dia sedang beristirahat sangat lelah, mengapa tak biarkan ia istirahat saja? Daripada ia sakit.''jelas Annabell panjang lebar.
Seakan kehabisan kata-kata MC Gonagall pun diam tak berkomentar pun duduk dikursinya.
"Maaf jika harus membuat kalian terjaga sampai selarut ini. Tadi aku mendapat perintah dari tuan Lucius. Ia bilang kita harus mempersiapkan kedatangan nona Cho –tunangan tuan Draco—besok .''
ujar Mc Gonagall sambil membetulkan letak kacamatanya.
Banyak pelayan baru yang terbelalak kaget, kecuali Dominic dan MC Gonagall yang tampak biasa saja.
"Emm, Aunty Gonagall! kapan tuan Draco bertunangan? Setau saya ia tak pernah melangsungkan pertunangan?''ujar Annabell yang sungguh kaget mendengar ucapan MC Gonagall.
"Sejak ia berumur 7 tahun, tuan Lucius dan sepakat untuk menjodohkan keduanya yang bisa menguntungkan Malfoy corp. Meskipun, tuan Draco dipaksa.'' jawab MC Gonagall dengan air mata yang menetes kemudian membasahi wajahnya yang pula Dominic.
Annabell menutup mulutnya karena kaget.
Ia sungguh kasihan dengan tuan yang ia anggap temannya ini. Annabell tau seberapa sedih dan tersiksanya Draco akan semua tekanan dari ayahnya yang bertubi-tubi.
'mereka meneteskan air mata?! Itu memang wajar! Siapapun orang yang mendengarkan kisah pilu hidup Draco yang gelap, pasti akan menangis. Hidup Dracosungguh seperti narapidana yang disiksa.
Bisa dibayangkan, bagaimana ia didik keras, tak ada ibu untuk menampung air matanya serta curahan hatinya. Seakan kegelapan dan kesedihannya selalu menyelimuti jiwa nya. Namun itu sebelum kehadiran sang cahaya—Hermione— yaitu , bagaimana jika harus dengan Cho?! dijauhkan dari cahayanya?! Kupastikan tak ada senyuman sama sekali di wajahnya!,'
gumam Annabell dengan kesal, terkadang ia mengutuk lelaki bersurai platina sebahu dengan tatapan tajam dan kejam itu –Lucius—.
"Well, Pengumuman aku tak perlu memberitau lagi apa yang harus kalian lakukan besok, kalian sudah cukup professional.'' ujar MC Gonagall lalu beranjak dari kursinya, dan meninggalkan ruangan. Diikuti pelayan lainnya.
ooOOoo
Hari sudah pagi..
Matahari baru muncul dari ufuk timur..
Cahayanya masih belum terlalu terang..
Gadis berambut cokelat lurus yang terurai dengan iris biru yang indah bagaikan lautan, yang senyumannya dan kata-kata bijaknya mampu menenangkan hati –Annabell Jane Granger—, Ia telah berpakaian seraga pelayan dengan rapih. Ia duduk ditepi ranjang adik perempuannya, yang lebih muda 1 tahun darinya.
Tangan lentiknya menggoyangkan tubuh Hermione pelan.
"Herm, bangun—'' ujarnya lembut.
Perlahan kelopak mata Hermione membuka dengan perlahan, bak bunga yang akan mekar.
"Sist? Hoaa—ini sudah pagi ya?" Hermione menanatap kakaknya yang duduk di tepi ranjang.
Pertanyaan Hermione dibalas dengan anggukan serta senyuman lembut oleh Annabell
Hermione pun bangkit dari ranjangnya, lalu membuka jendela kamarnya dan membiarkan udara pagi yang segar masuk ke kamarnya.
Ia pun merenggangkan urat sarafnya , Hermione memandang burung kecil yang terbang dengan damai.
"Oh , apa pengumuman tadi malam?," Hermione mengalihkan pandangannya pada Annabell.
Annabell terlonjak kaget.
"Eum—nanti kita akan menyambut tamu.''
"Oh, tamu? memangnya siapa? biasanya jika hanya klien dan tamu biasa tak ada penyambutankan?" tanya Hermione bertubi-tubi.
"Eh, itu—dia tamu istimewa,Herm. Jadi kau bersiap-siaplah ya. Jangan lupa bangunkan tuan Draco.'' ujar Annabell yang nampak menutup-nutupi sesuatu.
"Eum—iya, baiklah sist.'' Hermione mengiyakan perkataan kakaknya.
Annabell tersenyum lega, lalu beranjak keluar dari kamar Hermione dengan buru-buru.
Lantas menutup pintu kamar Hermione pelan.
'Sist menyembunyikan sesuatu dariku—aku bisa melihatnya.' gumam Hermione dengan tatapan menyelidik.
Ya, Annabell memang menyembunyikan sesuatu. Yaitu tentang tamu besar yang adalah tunangan Draco. Ia tau, dan sangat tau, apabila ia memberitau Hermione jika tamunya adalah seorang gadis yang sudah ditunangkan dengan Draco sejak kecil, maka perasaan adiknya akan hancur berkeping-keping.
Annabell tau adiknya sangat mencintai Draco, meskipun tak pernah mengucapkannya secara lisan.
ooOOoo
Tok—tok—tok—
Hermione mengetuk pintu Draco dengan tak sabar.
"Draco, ayo bangun! Ini sudah pagi!" Teriak Hermione.
Tak lama, knob pintu diputar dari dalam kamar. Lalu Draco keluar,ia sudah berpakaian rapih.
"Wah, kalau tau begini. Aku tak usah membangunkanmu juga sudah rapih.''ujar Hermione -tiba, Draco memeluk erat Hermione.
"A—ada apa Draco? Ada masalah?''Hermione membalas pelukan Draco.
"Semalam aku mimpi buruk, membuatku tak bisa tidur. Dan itu membuatku masih mengantuk sampai pagi ini.''ucap Draco lirih
Hermione mengulus punggung Draco. Mimpi buruk memang biasa bagi seorang Draco.
"Tapi itu hanya mimpi, nah sekarang kau harus semangat. Karena akan ada tamu besar kesini. Kau tau kan?"Ucap Hermione menenangkan Draco.
"Yeah, I know it, ya. Thanks sudah memberiku semangat Mione.''Draco melepaskan pelukannya, lantas meraih dagu Hermione. Dan tak lama, bibirnya dan bibir Hermione pun bertemu.
Awalnya Draco mencium Hermione lembut namun lama kelamaan menjadi ganas.
Hermione nampak meronta, Ia kehabisan udara.
Draco pun terpaksa melepaskan ciumannya, yang well, itu terasa nikmat.
"Haah—apa yang kau lakukan eh Draco?"wajah Hemione merona, detak jantungnya teras berdetak 10 kali lebih cepat.
"Morning kiss Mione—''jawab Draco, seringaian puas mengembang diwajah tampannya.
"Uuh—'' Hermione pergi meninggalkan Draco menuju dapur.
Wajahnya terasa panas karena hembusan nafas Draco.
'Manis.'gumam Draco melihat Hermione yang salah tingkah.
Saat dibelokan, Hermione terhenti.
Ia menyentuh bibirnya yang basah.
"Ciuman tadi itu memang terasa agak sakit. Tapi—tak kusangka, aku menikmatinya.'' Senyuman manispun terukir dengan sempurna diwajah Hermione, lalu Hermione bergegas menuju dapur.
Alex memandang Hermione dari koridor sebelah, marah dan kesal itu terlihat jelas dari ekpresinya yang nampak tak senang.
Ini dikarenakan Alex tak sengaja melihat kakaknya berciuman dengan gadis yang ia sukai, ya meskipun Alex baru mengenali Hermione.
Tetapi dengan cepatnya Hermione mampu membuat Alex jatuh cinta.
Layaknya seseorang yang terkena minuman ramuan mistis kuno dari yunani yaitu amortentia.
Yang mampu membuat seseorang menjadi tergila-gila pada si pemberi amortentia.
"Aku bisa melihat, bahwa kau mencintai kakakku , lihat saja senyuman itu akan menjadi tetesan air mata, lalu kau akan membenci kakakku. And well, setelah itu aku bisa menjadikanmu milikku dengan mudah.''
Seringaian khas seorang Malfoy terukir diwajah Alex.
Kini Alex seperti orang yang kehilangan kendali.
Kebaikannya sirna dan seakan-akan berubah menjadi serigala buas, dan semua itu karena Hermione.
ooOOoo
A/N : Wkwk didalam imajinasi saya saat nulis fanfict ini, Amortentia adalah ramuan mistis kuno dari yunani :3 XD
Mind to repiu? Yang sudah baca,ingat untuk repiu yak. Karena repiu dan fav bisa membuat author semangat dan senang ngelanjutin fanfict.
Jangan jadi pembaca gelap._. XDv
