30 days with Them
Cast : Baekhyun, all exo member and other cast
Pairing : Chanbaek/Baekhyeol(Always!) slight KaiBaek, KaiSoo slight SuDo, Sulay, Hunhan slight KrisHan, KrisTao, ChenMin and other pair
Rated : T for Teen
Genre : Romance, Friendship, a little bit of hurt/comfort
Summary : Baekhyun, seorang gadis bertubuh mungil yang menjadi anak baru di SunShine High School. Dengan jubah hitamnya, ia mengaku kalau ia berasal dari dunia fantasi dan bisa melakukan sihir. Sihir seperti apa yang bisa dilakukannya? Dan apa anak-anak lainnya akan percaya?
All Cast Belong to God and Their Family but This Story Belong to Me.
Warning : Uke as Girl, GENDERSWITCH, OOC and SO MANY TYPOSSSSS. If you don't like, so don't Read
Jangan terlalu yakin dengan Summarynya karena bisa saja isi ceritanya melenceng dari itu. Hehehehe
Story Begin~~~~~
.
.
Prolog
.
.
Pagi yang cerah dengan langit berawan. Matahari pun tampak ragu-ragu untuk menunjukkan dirinya. Namun seorang gadis bertubuh mungil dengan yakin melangkah, tak peduli dengan tingkah matahari diatasnya. Dengan pendirian yang sudah kuat dari dalam hatinya, ia memasuki wilayah sekolah elit dengan gedung megah yang menawan. SunShine High School. Sekolah dengan 4 gedung utama yang terbagi dalam 3 tingkatan jenjang sekolah. Elementary School, Junior High School dan terakhir adalah Senior High School. Sekolah elit yang cukup terkenal di mata mancanegara dan sekolah itu berdiri kokoh diatas tanah kota Seoul.
Baekhyun—nama gadis itu—menaikkan topi jubah hitam yang dikenakannya saat ini. Tidak peduli dengan tatapan heran yang sedang memandang aneh padanya. Semua mata yang awalnya sibuk melihat pemandangan ataupun sekedar mata lain yang ada disampingnya pun jadi tertuju pada gadis itu. Dia sedikit merengut akibat perhatian berlebihan dari orang-orang padanya, seakan dia makhluk dari planet lain atau lebih parahnya dia dikira bukan manusia. Cih, dia punya tangan dan kaki dengan lima jari sebagai pelengkap, mana bisa disebut bukan manusia. Apa orang-orang itu ingin mengajak ribut dirinya?
Baekhyun berusaha acuh dan tetap melangkah ke depan. Dengan wajah kecilnya yang sedikit tertutupi oleh jubah yang dipakainya ini, ia melangkah mendekati gedung tertinggi di wilayah ini. Gedung yang berisi anak-anak remaja yang sudah hampir beranjak dewasa. Gedung yang menjadi pijakan akhir bagi mereka sebelum sampai ke perguruan tinggi. apalagi kalau bukan Senior High School atau biasanya disebut SMA.
"Astaga ... kau mengagetiku." Seru seseorang yang lantas membuat Baekhyun mengangkat wajahnya. sejak tadi dia memang melangkah santai dan berusaha acuh namun tanpa sadar gadis itu semakin menundukkan wajahnya seolah menyembunyikan dirinya.
Bibir mungil Baekhyun sedikit terbuka ingin bicara namun segera terkatup kembali. Wanita dewasa dihadapannya sepertinya seorang guru. Melihat dari penampilan dan kerutan diwajahnnya-_-
"Kau seorang murid? mana seragammu? Kenapa memakai jubah hitam panjang disekolah? Hei.. sekolah ini melarang murid untuk berpakaian selain seragam. Apa kau sedang mencoba-cobai peraturan disekolah ini?" belum apa-apa guru itu sudah menyemprotnya dengan berbagai pertanyaan yang seakan memojokkannya.
Pantas wajahnya sudah berkerut. Dia galak—batin Baekhyun sambil memasang wajah datar andalannya.
"Kenapa kau diam saja, hah? Ah! atau kau bukan murid sekolah ini? Heii.. orang luar dilarang keras untuk memasuki sekolah ini tanpa surat keterangan... dan bla bla bla"
Baekhyun yang merasa bosan dan tak peduli dengan ocehan wanita itu pun kembali berjalan melewati wanita yang tidak berhenti bicara itu. dan saking asyiknya marah-marah, wanita itu tidak sadar kalau Baekhyun sudah tidak ada didepannya.
"Semoga hanya ada satu yang seperti dia." Gumam Baekhyun sambil bergidik ngeri.
.
.
Baekhyun mengerang frustasi. Ia menurunkan topi jubah hitamnya lalu mengacak-acak surai coklat panjangnya. Ia menghentak-hentakkan kakinya kesal lalu langsung berjongkok ditengah jalan. Tidak peduli lagi pada pandangan orang-orang yang pastinya sudah mengira dirinya gila sungguhan. Dalam hati, mati-matian Baekhyun merutuki kebodohannya yang tidak membawa peta rute sekolah ini. sekarang dia jadi kebingungan dengan letak Ruang Kepala Sekolah yang sejak tadi tidak ia temukan. Rasanya mustahil juga kalau dia harus bertanya pada orang-orang yang ada disekitarnya itu. bahkan sebelum bertanya mungkin orang-orang itu sudah akan langsung pergi. mengingat cara pandang mereka pada Baekhyun. kira-kira seperti itulah pikiran Baekhyun saat ini.
Baekhyun jadi kesal dan berganti memaki-maki gedung sekolah barunya ini. bagaimana bisa, ada gedung sekolah dengan bagian dalam yang super duper luas namun tidak ada perbedaan identik pada setiap sudutnya. Baekhyun jadi merasa seperti berputar-putar pada satu tempat.
"Huee... masa aku tersesat sih?" rengek Baekhyun seorang diri.*Kau tidak mungkin tersesat kalau kau mau bertanya, nona Byun-_-*
"Adik manis ..." sebuah suara lembut menyadarkan Baekhyun. ia pun mendongakkan kepalanya dan saat itu juga matanya beradu dengan bola mata indah seorang gadis yang memakai seragam seperti dirinya.—Baekhyun memang sebenarnya memakai seragam tapi kemudian diluarnya dia memakai jubah hitam panjang juga. Segera Baekhyun berdiri dan berhadapan dengan gadis yang menurutnya sangat cantik itu. ditambah lagi wajahnya yang lembut dengan senyum manis yang menawan. Cuma ketika sudah berdiri, Baekhyun sedikit menggerutu karena tingginya hanya sampai sepundak gadis didepannya. Menyebalkan—Batinnya.
Luhan—nama gadis yang menegur Baekhyun—menggerakkan tangannya untuk mengelus surai Baekhyun yang ternyata sangat lembut itu. Ia tetap memasang senyum manisnya sambil sedikit menundukkan badannya, niatnya sih biar sejajar dengan Baekhyun. dia tidak sadar kalau tingkahnya membuat gadis mungil itu—sedikit—tersinggung.
"Adik, Kau tersesat ya? Ini gedung SMA, bukan SD. Apa perlu eonnie antarkan ke gedung sekolahmu?" tanya Luhan ramah namun justru membuat emosi Baekhyun naik ke ubun-ubun.
"Ya!" bentak Baekhyun kesal. "apa maksudmu dengan SD? Aku murid baru disekolah ini." lanjutnya. Luhan yang awalnya sedikit kaget pun menurunkan tangannya. "Aku akan masuk kelas 2 di SMA ini mulai hari ini. tapi aku tersesat, Tidak tahu dimana letak ruang kepala sekolah. kau tahu, ini menyebalkan dan semakin menyebalkan karena ada orang asing yang menganggapku anak SD."
Luhan menegakkan badannya sambil menggaruk tengkuknya canggung. "Ah, Mianhae... Aku tidak tahu."
"Kalau tidak tahu, makanya bertanya." Cibir Baekhyun. dia tidak sadar kalau kata-kata itu harusnya ditujukan untuk dirinya sendiri.
"Mianhae... sekali lagi aku minta maaf." Kata Luhan penuh sesal.
"Huh, pasti kau murid kelas 1. Dilihat dari wajahmu yang terlihat seperti anak SMP. Pasti kau yang harusnya memanggilku Eonnie." kata Baekhyun yang berbalik angkuh sambil melipat tangannya di depan dada. Namun beberapa saat kemudian, tangan Baekhyun berpindah menjadi memegangi kepalanya yang terasa nyut-nyutan. "Aishh .. Appoyo." Ringis Baekhyun.
"Dia adalah murid tahun terakhir disekolah ini. ckckck ... anak baru yang seperti anak SD tapi mulutnya sangat pedas. Apa kau tidak bisa bersikap sopan pada orang yang lebih tua darimu?"
Baekhyun menoleh sambil mengerucutkan bibirnya. terlihat seorang pemuda dengan wajah stoic namun mata orang itu menatap tajam padanya. Membuat nyali Baekhyun menciut dan langsung menunduk.
"Kau kasar sekali Kris." Kata Luhan sambil mengelus kepala Baekhyun yang habis kena jitakan dari namja bernama Kris itu.
"Appo..." rengek Baekhyun lagi.
"Awas kau kalau berani bicara tidak sopan lagi pada seniormu." Ancam Kris sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Sudah-sudah. Sebentar lagi bel masuk berbunyi. Bagaimana kalau aku mengantarmu ke ruang kepala sekolah sekarang?" tawar Luhan, sepertinya kata-kata Baekhyun tadi sama sekali tidak mempengaruhinya. Ia tetap bersikap baik pada junior barunya itu.
"Benarkah? Aku mau." Seru Baekhyun semangat. Kris mencibir melihat sikap manja anak yang baru dikenalnya itu. ah, tidak bisa dibilang mengenal sih. lebih tepatnya, anak yang baru dimarahinya tadi.
.
.
"Gomawo, Luhan Eonnie. dan sekali lagi aku minta maaf karena kata-kata kasarku tadi, ne? Aku benar-benar tidak bermaksud untuk kasar." kata Baekhyun sambil membungkuk dihadapan Luhan. Setelah diantar ke ruang kepala sekolah dan diberitahu letak kelasnya, Luhan kembali menemani Baekhyun menuju kelas baru anak itu. Luhan merasa sedikit khawatir kalau Baekhyun akan tersesat lagi dan parahnya gadis itu akan memasuki wilayah kelas 3 yang lumayan terlarang disekolah ini. bagaimana kalau Baekhyun berpapasan dengan senior perempuan yang galak dan sinis? Apalagi emosi gadis itu kurang baik. Bisa-bisa akan ada pertengkaran dipagi yang lumayan indah ini kan. kan tidak semua senior, sesabar dan semurah hati Luhan.
"Baiklah. Bel sudah berbunyi sejak tadi. mungkin saja, dikelasmu sudah ada guru. Eumm... Aku ke kelasku dulu ya. Sampai jumpa lagi." pamit Luhan dan berbalik pergi dengan Kris yang juga mengekorinya sejak tadi.
"Mereka berpacaran?" gumam Baekhyun sambil mengerjap imut. Namun detik berikutnya ia mengangkat bahu tak peduli dan berbalik, membuka knop pintu kelas barunya.
Ceklek ...
Deg~ Dada Baekhyun mendadak terasa berhenti kala ia langsung berhadapan dengan seorang namja tampan, tepat ketika pintunya dibuka.
"Kau menutupi jalanku." Tegur namja itu, membuat Baekhyun refleks bergeser ke kanan. Namja itu pun berjalan melewati Baekhyun tanpa menoleh sedikitpun. Namun entah sadar atau tidak, senyum mengembang diwajah imut Baekhyun.
"Kau murid baru yang disebut-sebut kepala sekolah kan? silakan masuk." Tegur seorang wanita dewasa yang menyadari keberadaan Baekhyun disana. Pastinya dia wanita yang berbeda dengan yang ditemui Baekhyun pagi tadi.
"Ah, ne!" Baekhyun segera sadar dari lamunan indahnya dan memasuki kelas barunya itu. ia berdiri di depan kelas tepat disebelah gurunya itu.
"Kenalkan dirimu."
"Ne. Annyeonghaseo. Naneun Byun Baekhyun imnida. Bangapseumnida." Baekhyun membungkuk di hadapan teman-teman barunya itu.
"Kau berasal darimana Baekhyun-ah?" tanya gurunya itu lagi sambil tersenyum.
"Aku Baekhyun berasal dari dunia fantasi yang tidak boleh kuberitahu namanya. awalnya aku bersekolah diduniaku itu juga namun karena suatu keperluan, aku diminta ke dunia manusia. Keahlian yang kumiliki ialah melakukan sihir."
Serentak semua tertawa mendengar kata-kata Baekhyun.
"Hahaha ... kau bercanda. Dunia fantasi? Sepertinya kau salah memasuki gedung. Ini bukan teman anak kecil yang hobi berkhayal, Baekhyun-ah." kata-kata mengejek terlontar dengan bebasnya dari bibir seorang gadis.
"Aku serius. Jangan menganggap ini khayalan. Aku sungguh-sungguh." Seru Baekhyun.
"Oh ya. Hahaha ... aku percaya, lalu sihir seperti apa yang bisa kau lakukan?" tanya seorang laki-laki dengan senyum mengejeknya.
Namun Baekhyun membalasnya dengan sebuah senyum misterius. "Sihir ... Cinta"
Membuat satu kelas langsung hening seketika.
Bertepatan dengan itu, seorang namja masuk ke dalam kelasnya—namja yang tadi berpapasan dengan Baekhyun—dan memandang heran pada kelasnya yang mendadak hening. Namun di detik berikutnya, tawa lepas kembali meramaikan suasana kelas itu. membuat namja itu semakin tidak mengerti.
To Be Continued
Publised : 10/08/13
Words : 1.475
lama banget aku menghilang entah di antah berantah mana... hemmm, tepatnya sejak masuk sekolah, aku jadi berhenti nulis FF. aku terlalu sibuk menyesuaikan diri dengan kelas baruku yang menurutku engga seenak pas kelas 1. apalagi kelasku yang sekarang, isinya anak-anak berotak encer semua. Berhasil masuk kelas IPA 1 yang justru bikin aku balik minder soalnya aku ga sebanding ama yang lainnya. Yosh! tapi setelah direnungkan... aku jadi berpikir kalau sekaranglah aku harus belajar lebih keras lagi. ga boleh kalah ama hal yang begituan. jadi aku mutusin buat bikin cerita lagi tapiii... hanya setiap seminggu sekali tepatnya hari sabtu. tapi kalau seninnya banyak ulangan, maka bisa aja dalam seminggu aku ga publish cerita. aku harap kalian mengerti ya...
Next liat respon kalian. Kamsahamnidaaa all~
