DISCLAIMER : Hiro Mashima
RATE : T (Teen/Remaja)
WARNING : Multichapter, Full Pairing (LaMi, JerZa, NaLu, Gruvia, GaLe, ElfGreen)
Pada pertandingan adu panco di babak pertama Natsu berhasil ditumbangkan oleh Laxus karena kekonyolan yang dibuat oleh sang Dragon Slayer Api itu. Kini tinggal tersisa dua pertandingan lagi. Gray melawan Elfman dan Jellal melawan Gajeel. Siapakah dari mereka yang akan melaju ke babak kedua?
.
.
.
"Kita sambut para petarung adu panco di pertandingan yang kedua ini. Elfman Strauss dan Gray Fulbuster!" Teriak Lissana dengan keras dan bersemangat.
Sontak saja teriakan penonton bergemuruh keras layaknya sebuah bangsal rumah sakit jiwa. Elfman dan Gray berjalan menuju ke sebuah meja tempat dimana adu panco diselenggarakan.
"ELFMAANNN!"
"PRIA SEJATIII!"
"HAJAR GRAY ELFMANNN!"
"Kwaci manis, es teh manis, roti isi babi, kwaci manis" *abaikan yang ini XD*
'Sialan! Ternyata dari ratusan penonton sepertinya tidak ada satupun yang mendukungku' Gerutu Gray dari dalam hati.
"Groahhh! Jiwa lelakiii!" Teriak Elfman ke arah para penonton yang hampir seluruhnya mendukungnya.
XXXXXXXXXX
Di meja peserta dimana Evergreen dan Atsuko tempati...
"Lihat Atsuko-chan, Tou-san mu benar-benar dijagokan oleh semua orang" Hibur Evergreen kepada putrinya yang sedang menopang dagu dengan tatapan bosan.
"Pasti lah Kaa-san. Apa sih gunanya tiap hari Tou-san latihan otot dari pagi hingga sore? Sampai-sampai kita harus memanggil tukang pijat rutin seminggu tiga kali"
XXXXXXXXXX
"Kedua tangan seperti ini. Ya benar. Siap ya?" Romeo menatap Gray dan Elfman secara bergantian.
"Ayo Gray, tunjukan kekuatan fisikmu kepadaku" Elfman memanas-manasi Gray yang hanya memiliki ukuran lengan kurang lebih sepertiga dari lengan miliknya.
"Tck, aku tak peduli" Dengus penyihir es itu. Padahal dalam hatinya sudah minder setengah mati. Sudah kalah secara fisik, secara mental, secara dukungan, dsb.
Tapi ada sesuatu yang Gray lupakan.
XXXXXXXXXX
Di meja tempat keluarga Fulbuster...
"Ayo Gray-sama! Juvia disini dengan setia mendukung Gray-samaaa!" Dukung Juvia sembari mengibarkan bendera bergambar Gray yang sedang topless dengan pose menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Mata kanannya menutup sehingga memberikan kesan mengedip genit dengan sebuah love meloncat dari kedipannya itu. Dan ada efek blink-blink seperti khas Ichiya dari Blue Pegasus di sekitar wajahnya.
"Ayo papa ice! Troy dan mama Juvia mendukung papa!" Teriak Troy sambil mengibar-ngibarkan celana pendeknya seperti layaknya seorang bonek yang freak nan anarkis XD
XXXXXXXXXX
"WOAAA KENAPA ADA FOTOKU YANG SEPERTI ITU? WOAAA BOCAH NDABLEG, JANGAN MENGIBARKAN CELANAMU SEPERTI ITU!" Gray heboh sendiri dari atas panggung.
Sementara semua kaum hawa yang belum menikah langsung menjerit begitu melihat putra Juvia dan Gray yang dengan pedenya menampilkan 'burungnya' di hadapan umum.
"W..We..Wendy!" Jerit Carla begitu melihat sahabatnya itu pingsan.
'Kesempatanku untuk mencari perhatian Carla, aye!' Happy yang kebetulan sedang terbang di sekitar situ segera menuju ke arah Wendy untuk menopang tubuhnya yang limbung.
SEETTT
"Kau tidak apa-apa kan, Wendy?" Tanya Lily yang dengan sigapnya langsung menolong sang Dragon Slayer Langit itu sebelum tumbang.
"Terima kasih Lily" Kata Carla.
"Hiks..hiks..huweee" Sedangkan Happy malah menangis sesenggukan karena aksi heroiknya telah didahului oleh Exceed Gajeel barusan.
"Baiklah, Gray dan Elfman. Siap?" Perlahan Romeo melepas kedua tangannya "Mulai!"
Para penonton kembali bersorak-sorai melihat Elfman yang dengan cekatannya menekuk lengan Gray hingga membuat pria bermarga Fulbuster itu sedikit mengerang kesakitan.
"Et..ett..ad..aduh duh" Rintih Gray.
"Aku tak akan mau kalah darimu, Gray" Ucap Elfman sambil terus mengerahkan segala kekuatannya untuk menghabisi lawan adu panconya itu.
Melihat keluarga Fulbuster yang dengan segenap tenaga dan jiwa mendukung Gray, keluarga Strauss pun tak mau kalah.
"Pakai ini sayang" Evergreen memberikan sepasang pom-pom cheerleader yang entah di dapat darimana. Sedangkan pakaian wanita salah satu anggota Raijinshuu itu kini sudah berganti menjadi tanktop dengan sebuah rok mini. Tanktopnya bergambar tubuh pria dengan otot kekar yang sedang berpose ala binaraga.
"Aku..aku malu Kaa-san" Wajah Atsuko malah seperti tomat matang sekarang.
Evergreen mengedipkan sebelah matanya "Tidak apa-apa Atsuko-chan. Kau sayang pada Tou-san kan?"
"Ya" Jawab gadis kecil berambut putih keperakan itu dengan singkat.
"Baiklah, ayo kita dukung Tou-san" Evergreen langsung berdiri di atas meja sembari memasang pose genit yang menggoda iman setiap lelaki.
"Go! Go! Go! Elfman!" Wanita berambut cokelat itu menggoyang-goyangkan pantatnya ke kanan dan kiri.
"prit..prit..prit..priittt..." Sedangkan Atsuko malah asyik mengiringi gerakan ibunya itu dengan cara meniup peluit layaknya tukang parkir XD. Memang gadis ini benar-benar pemalu sepertinya.
"Go! Go! Go! Lelaki!" Evergreen mengangkat kedua tangannya ke atas sembari melompat-lompat kecil layaknya seorang cheerleader profesional.
"prit..prit..prit..prit..priittt..." Atsuko mulai merasa malas sekaligus amat malu walau baru sebentar meniup peluitnya.
Para penonton laki-laki yang kebetulan perhatiannya teralih ke arah istri Elfman, dalam hitungan detik kedua matanya berubah menjadi love-love. Tidak lupa air liur mereka ikut ngeces juga.
'Aku malu kalau gerakan lebay nan genit itu disamakan dengan jiwa lelaki, Evergreen. Hiks..hiks..' Ratap Elfman dalam batin.
"Ayo terus berjuang Elf-nii" Dukung Lissana kepada kakak lelakinya yang hampir mengalahkan Gray itu.
XXXXXXXXXX
Sementara di ruangan Master Makarov...
"Ahhh, aku tidur dulu. Elfman pasti menang, hik" Cana yang sudah mabuk berat mulai mencari posisi pas untuk tidur di lantai.
"Hehehe Master keenam, sudahlah jangan ratapi kekalahanmu. Tetap semangat" Hibur Macao kepada Master Makarov yang masih sesenggukan.
"Tapi masalahnya hiks..uang tabunganku sudah habis hiks..hiks..hilang sudah kesempatanku untuk membeli seperangkat ranjang dan kasur yang empuk..hiks..hiks"
Macao menepuk-nepuk pundak Master Makarov "Sudahlah Master, cup cup cup. Lagian kan ranjang dan kasur usangmu sesuai sekali dengan usiamu yang juga sudah usang"
Master Makarov melotot ke arah wajah Macao "Apa katamu?!"
XXXXXXXXXX
Sementara di arena pertandingan panco, Gray benar-benar terlihat amat kewalahan dalam menghadapi Elfman. Lebih mengenaskan daripada ketika Natsu menghadapi Laxus malahan.
Wajah Gray menampakan ekspresi amat memprihatinkan. Membiru, matanya melotot, giginya menggertak keras, urat-urat di wajahnya pun menegang saudara-saudara!
"Hmmpphhhhh"
Sedangkan Elfman malah sebaliknya. Disaat Gray mati-matian menahan rasa pegal di lengan kanannya, sang 'Beast' dari Fairy Tail itu malah asyik bersiul-siul dan ngupil di arena.
"Wah Elfman-ojisan meniru ciri khasku, ngupil!" Teriak Kyou sambil meloncat-loncat kegirangan di atas punggung Natsu, dimana Natsunya sendiri sudah teler setelah dihajar Lucy setelah keluar dari WC.
Biasanya disaat-saat genting terjadi sebuah keajaiban. Percaya tidak? Mau percaya atau tidak percaya, tapi yang jelas sang penyihir kelas S berambut hitam ini percaya banget dengan yang namanya mukjizat ketika sedang mengarungi jurang penderitaan *hiperbolis*.
Gray POV
Aku benar-benar memalukan sekali. Dikala semua orang mendukung si laki-laki bertampang preman di hadapanku, aku tak mampu mengeluarkan segala kemampuanku di arena pertandingan.
Masih untung ada si Juvia dan anakku yang bandel, yang masih setia mendukungku.
Biasanya di mana-mana sang protagonis itu akan kalah duluan, kemudian baru menggebrak musuhnya di akhir. Itulah yang akan terjadi kepadaku. Tapi jangan samakan kasusku dengan Natsu. Kalau si bocah otak udang itu sih sudah pasti kalah di awal dan akhir.
Aku jadi ingat masa-masa ketika masih bersama Ul, guruku. Beliau pernah mengajariku sebuah perkataan yang amat menyentuh dan memotivasi.
Gray Flashback
Seseorang menepuk pundakku di saat aku sedang termenung meratapi nasibku yang sebatang kara ini.
Aku pun menoleh perlahan ke belakang.
Seorang manusia berambut silver njabrik, bermata sedikit sipit, dan memiliki senyuman picik.
Itu Lyon Bastia.
"Mau apa kau di alam bawah sadarku hah?" Aku kaget dengan kehadirannya yang tak diundang.
"I..ini tidak seperti yang kau bayangkan Gray" Ucap Lyon dengan wajah cukup ketakutan.
"PERGI BANGSAT!"
JDUAKKK
Tendanganku berhasil mengenai bokong baunya itu dan membuatnya segera pergi dari alam khayalanku.
'Sial! Bisa-bisanya acara merenungku di ganggu oleh si tengik itu sih?' Gerutuku.
"Gray..."
Sebuah suara wanita dewasa. Ini pasti bukan Lyon atau bahkan Natsu. Ini Ul!
"Ul..." Aku kembali menoleh ke belakang dengan sedikit senang kali ini.
"...Tear?!"
"Hai Gray"
Wanita yang ternyata si Ultear itu kok berani-beraninya mengganggu acara renunganku sih?
"Mau apa kau ke alam bawah sadarku? Pergi-pergi!" Aku mendorong tubuhnya hingga ia jatuh guling-guling di salju yang dingin. Rasakan itu.
"Hey, kau apakan putriku?"
'Cih, siapa lagi ini? Pasti pengganggu lagi seperti dua orang barusan' Batinku kesal. Tapi ternyata...
"Gray. Lama tidak bertemu ya"
I..itu Ul. Aku benar-benar merindukannya. Inilah saat yang ditunggu-tunggu.
"Gray" Ul mengelus rambutku dengan lembut.
"Ingat ya. Di kala kau sedang berada di ujung jurang penderitaan, kenistaan, makian, atau apalah itu. Jangan lupakan satu hal. Sebelum kau benar-benar kalah, kau masih punya kesempatan untuk merubah keadaan" Ucapnya dengan keibuan sekali.
Aku mengangguk mantap walau air mataku bercucuran deras.
"Mukjizat itu nyata Gray" Ucap Ul sebelum menghilang entah kemana.
Gray Flashback&POV End
"Elfman"
Elfman"
"Elfman"
"Lelaki"
"Kyaaa, berjuang Gray-sama!"
'Aku harus mampu. Harus! Masih ada keajaiban walau tinggal 3 cm lagi lenganku menyentuh permukaan meja' Batin Gray seraya menutup matanya dan kemudian ia memusatkan seluruh kekuatannya pada semesta *lebay*.
"Heeyyaaahhh!" Teriak Elfman.
"Haaahhhhh" Teriak Gray.
"Selesai! Pemenangnya adalah..." Lissana mengangkat tangan sang pemenang.
Gray tersenyum penuh arti.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"ELFMANNN!"
"GYAAAAA!" Jerit Gray heboh. Ternyata yang barusan ia renungkan sia-sia belaka. Mukjizatnya tidak nyata! Kasihan sekali XD
"Lelaki sejati!" Kakak kandung Lissana itu memukul-mukul dadanya keras, kemudian mengangkat kedua tangannya di udara.
"Elf-nii, selamat!" Lissana memeluk kakaknya itu dengan wajah riang.
"Kau hebat Elfman" Puji Mirajane dari arah meja peserta.
'Hn, dia adalah lawan yang paling berat untukmu Jellal' Batin Erza sedikit khawatir.
Sedangkan Gray? Ia masih duduk di kursi pertandingan. Tatapannya kosong, hidungnya kembang kempis, air matanya mengalir perlahan.
"Gray-sama?" Juvia cemas melihat keadaan suaminya yang mirip orang frustasi akut.
"Huweee, papa-ice. Huweee" Troy mewek di kursinya.
"Hahaha. Tadi kau mengejek aku cengeng kan? Sekarang gantian kuejek. Troy cengeng, bau, tidak macho, genit, cengeng" Ejek putra Natsu seakan membalas perlakuan putra Gray sebelumnya.
Alis Troy berkedut, beberapa tanda siku-siku mulai muncul di dahinya "Apa katamu?"
Dan perkelahian antara penerus Natsu dan Gray pun tak bisa dicegah.
Bak..buk..dassh..plak..spakk..jduak..
"Kyouuu, jangan berkelahi ya anak bandel" Begitu mengetahui adanya pertempuran antara kedua bocah itu, Lucy yang masih meratapi nasibnya pun turun tangan.
"Troy-kun jangan berkelahi" Juvia juga ikut melerai.
"Lain kali akan kutusuk lubang hidungmu menggunakan sumpit, Kyou sialan" Rengek Troy yang sudah berhasil dipisahkan dari Kyou oleh Juvia.
"Ngomong apa kau? Seandainya tidak ada ibuku yang doyan mengganggu ini, sudah kucincang tubuhmu sumpah" Bentak Kyou Dragneel tak terima juga.
"Apa katamu sayang? Ibuku yang doyan mengganggu katamu?" Sebuah suara wanita bernada dingin terdengar dari arah belakang putra Natsu itu.
'Glek' Bocah berambut pirang itu menengok ke arah belakang.
"Huwaaa!" Teriak Kyou setelah melihat wajah ibunya yang berekspresi horror dengan gigi runcing.
Kita kembali ke jalannya pertandingan yang kini telah usai.
"Hey manusia es, kau sedang apa disitu?" Gajeel yang berdiri di samping Gray keheranan karena melihat pria itu tak kunjung bangkit dari duduknya sedari tadi.
Gray perlahan bangkit dari duduknya. Kepalanya masih menunduk ke bawah dengan aura suram. Gajeel dan Jellal merasakan ada yang tidak beres dari suami Juvia itu.
"Gray, apa kamu tidak apa-apa?" Tanya Lissana cemas.
'Jangan-jangan Gray-san kebelet buang air besar kaya Natsu-san ya?' Batin Romeo dengan nistanya.
Dalam hitungan detik, tak ada hujan, badai, ataupun petir, seorang Gray Fulbuster tiba-tiba membuka bajunya dan kemudian memelorotkan celananya sehingga kini ia hanya terlihat menggunakan celana dalam saja XD
"AKU TIDAK PERCAYA MUKJIZAT, UL!" Teriaknya menggelegar dengan mata yang melotot tajam ke langit-langit guild sambil tangan kanannya menunjuk-nunjuk ke atas. Entah apa maksudnya.
Sontak aksi nekat atau malah gilanya barusan membuat seluruh orang yang ada di guild terperanjat atau bahkan shock di tempat. Terutama para wanitanya.
Juvia : "Kyaaa! Gray-sama walau nekat tapi tetap seksi di mata Juvia" *wajahnya merah padam dengan kedua bola mata berbentuk love-love, melotot lagi*
Erza : "..." *Speechless berat. Berusaha menutupi kedua mata Ema agar tidak melihat adegan tak senonoh barusan*
Mirajane : "Errr..." *Senyam-senyum tidak jelas. Kini gantian David yang mengipasi ibunya*
Levy : "Ckckck" *Sama seperti Erza. Menutupi kedua mata putrinya Lenka. Tapi bukan dengan kedua tangan, melainkan dengan bukunya*
Evergreen : "Masih menggairahkan tubuh Elfman, kali" *Menatap sinis ke arah Gray yang masih bugil tidak jelas*
Lucy : "KYAAAAA!" *Karena saking paniknya, kunci gerbang Pisces terbuka sehingga mengakibatkan tembok guild jebol sebagian akibat serangan duo spirit ikan itu*
Lissana : "Oh My God" *Paling parah. Menunjukan tanda-tanda epilepsi sehingga harus ditandu oleh Droy dan Jet yang kebetulan nganggur. Mungkin karena belum menikah sendiri kali ya, huehuehue XD*
'Terpaksa kulakukan ini' Jellal membentuk segel sihirnya dan menyerang Gray dengan kekuatannya sehingga pria es itu pingsan dengan damai.
"Cepat bawa orang gila ini ke ruang kesehatan" Perintah Gajeel kepada beberapa orang yang kebetulan sedang berada di dekat tubuh Gray yang barusan pingsan.
"Pa..pa i..ce" Troy sweatdrop di tempat duduknya.
Melihat ada kegaduhan barusan, Master keempat Fairy Tail alias Macao Conbolt segera mengambil alih tugas Lissana dan berusaha mengendalikan keadaan.
"Oke, tetap tenang semuanya. Oke, tenang. Maafkan kami karena barusan itu adalah kesalahan teknis. Ya, kesalahan teknis, hehehe" Macao cengar-cengir sendiri. Berusaha meredakan kegaduhan penonton.
Untung saja Natsu masih teler di mejanya. Kalau tidak, habis sudah Gray digarap olehnya XD
"Baik-baik, kita lanjut saja ya. Sekarang lanjut ke pertandingan ketiga yaitu antara Jellal Fernandes melawan Gajeel Redfox!" Teriak Macao penuh semangat.
Penonton kembali bersorak sorai seakan melupakan kejadian aneh bin nista yang barusan terjadi.
Kini Gajeel dan Jellal yang sedari tadi sudah bersiap di panggung secepatnya menduduki kursinya masing-masing.
"Hey Jellal Fernandes" Gajeel menatap wajah suami Erza itu dengan senyuman menantang.
"Hn" Jawab Jellal singkat.
"Kau orangnya pendiam ya? Sebelum memulai pertandingan, aku punya sebuah permintaan" Lanjut suami Levy.
Alis kanan Jellal terangkat "Apa itu?"
"Ayo kita buat taruhan. Bagaimana? Siapa yang kalah akan menuruti permintaan yang menang. Setuju?" Gajeel sepertinya sangat percaya diri sekali.
Jellal terlihat sedang berpikir sebentar. Sebelum pada akhirnya pria bertato di wajah itu menyunggingkan senyuman kecil.
"Oke"
Gajeel berdehem "Ehm. Permintaanku jika aku menang, kau harus menyanyikan lagu Shooby Doo Bop dengan gayaku di atas panggung setelah pertandingan hari pertama selesai. Beranikah kau wahai mantan penyihir suci?"
Jellal mengangguk "Baik. Tapi jika aku menang kau harus..."
Gajeel menatapnya dengan raut penasaran.
"Harus..."
"Harus apa?" Sang Dragon Slayer Besi sepertinya mulai tidak sabar.
'Sial, aku belum menemukan permintaan yang pas' Batin Jellal Fernandes. Tapi tiba-tiba kedua matanya menatap ke arah seorang penonton yang sedang mengantri di depan toilet dengan wajah mules.
"Kau harus membersihkan WC di rumahku dan Erza selama dua minggu. Sekalian sedot WCnya karena sedang mampet. Bagaimana?"
Gajeel menggebrak meja panco sehingga mengakibatkan semua orang menatapnya "Jangan gila kau?"
"Tidak mau? Ya sudah. Bukankah kau yang mengajakku untuk mengadakan taruhan? Apakah ini adalah sikap seorang Gajeel yang terkenal jantan dan berani itu?" Tantang Jellal.
Pria berambut hitam gondrong itu hanya bisa menghela nafas "Oke-oke. Aku setuju"
"Apakah kalian sudah siap? Jangan lama-lama ngoborlnya ya Gajeel, Jellal. Siap?" Macao menyuruh kedua orang itu untuk saling mengaitkan lengan masing-masing.
Romeo sang dewan juri pun mendekat "Siap?"
Gajeel dan Jellal saling menatap satu sama lain dengan aura bersaing ketat.
"Mulai!"
Penonton mulai menyoraki nama masing-masing peserta.
"Gajeel"
"Gajeel"
"Gi hee"
"Jellal"
XXXXXXXXXX
Di meja keluarga Fernandes...
"Mama, Papa dan Gajeel-ojisan tadi sebelum mulai ngomong apa sih ya? Lama banget ngobrolnya" Kata Ema sembari tiduran di paha Erza.
"Entahlah sayang. Tapi menurut Mama mereka sedang melakukan taruhan" Jawab Erza tepat sekali.
"Taruhan?" Ema keheranan.
Master ketujuh Fairy Tail itu mengusap lembut pipi halus putrinya "Iya. Siapa yang menang, maka permintaannya akan dituruti oleh yang kalah"
Sementara Ema hanya bisa ber'Ohhh' ria.
XXXXXXXXXX
Di meja keluarga McGarden...
"Lenka, ayo kita dukung ayahmu!" Seru Levy dengan nada bersemangat.
Lenka menguap lebar "Baiklah. Sekali ini saja ya"
"Jet dan Droy, kalian siap?" Tanya istri Gajeel itu kepada kedua fans abadinya yang sedang menyiapkan seperangkat alat marching band seperti yang pernah di tabuh di depan rumah Gajeel&Levy.
Jet&Droy mengacungkan jempolnya mantap "Siap Levy-chan"
Levy tersenyum lebar "Terima kasih"
XXXXXXXXXX
Kita kembali ke pertandingan Gajeel VS Jellal...
"Wow, baru pertandingan kali ini sepertinya seimbang. Tidak seperti pertandingan sebelumnya yang selalu berat sebelah, kali ini sepertinya kedua peserta sama kuatnya. Mungkin karena ukuran lengan Jellal dan Gajeel sama besarnya kali ya" Komentar Macao selaku pembawa acara pengganti Lissana yang masih pingsan.
"Nyanyikan ShoobyDoo Bop, rambut biru sialan" Kata Gajeel sambil berusaha menjatuhkan lengan Jellal yang terasa amat berat.
"Sedot dan bersihkan WC rumahku, sang pemakan besi rongsok" Balas Jellal.
Kedua lengan penyihir pria kelas S itu masih tetap berada di tengah walau waktu sudah berjalan selama 3 menit lebih.
Levy, Jet, dan Droy serta Lenka sudah berdiri persis di samping panggung untuk bersiap mengumandangkan yel-yel mereka.
"Semuanya, siaappp..." Levy mengaba-abai "Mulai!"
DUM DUM DUM
TOET TOET TOETTT
"Hidup Levy-chan!" Teriak Jet.
"Hidup Lenka-chan!" Yang ini Droy. Tapi ilernya sampai nyembur-nyembur XD
Lenka yang ikut mendukung ayahnya kini terlihat sedang menegakan spanduk besar bertuliskan SUPPORTER MCGARDEN FAMILY, walau ia melakukannya dengan tidak niat karena sedari tadi gadis berambut biru ini asyik menguap terus.
"Gajeel, ganbatte!" Dukung Levy menggunakan toa berkualitas tinggi sehingga suaranya berefek dolby stereo nan menggema *wuidih*.
DUM DUM DUM
TOET TOET TOETTT
"Hidup Levy-chan!" Jet makin semangat.
Hidup Lenka-chan!" Semburan iler Droy makin deras saja.
Wajah Levy menunduk. Dua buah tanda siku-siku muncul di dahinya.
"Kenapa kalian malah mendukungku dan Lenka yang tidak bertanding sih? Harusnya kalian mendukung Gajeel tahu!" Ibu dari Lenka itu kemudian menjewer keras telinga duo Jet&Droy sehingga mengakibatkan keduanya meraung-raung kesakitan.
"Awww ampun Levy-chan"
"Iyawww sakit Levy-chan"
"Kalian dukung Gajeel sama-sama ya" Perintah Levy tegas.
Kedua pria maniak Levy itu segera merebut toa kualitas super dari Levy, kemudian meneriakan dukungan kepada Gajeel bareng-bareng.
"GAJEEL GAJ..."
Belum selesai Jet ngomong, Droy merebutnya.
"HIDUP GAJEEL HID..."
Jet mengambil alih toanya lagi.
"GO GO GAJEEL"
Mendengar keributan barusan, para penonton pun tak segan untuk melempari duo freak wizard itu dengan sandal, kaleng, kertas, hingga paling parah dengan kwaci manis.
"Asyik, akhirnya kwaciku laris manis" Seorang pedagang yang kita sebut saja dengan Mr. X, sedang sibuk menghitung uangnya sambil tersenyum nista.
"Mendukung Gajeel maksudnya dengan cara marching band seperti tadi, bukan rebutan pengeras suara bodoh!" Jeweran Levy gelombang kedua pun sukses bersarang di telinga Jet dan Droy.
"Awww ampun-ampun" Teriak Jet kesakitan.
"Uwaaa sakit-sakit" Yang ini dari mulut Droy.
Mendengar namanya disangkut pautkan dengan dirinya, Gajeel mau tidak mau turun tangan.
"BERISIK KALIAN BABI (Droy) DAN JERAPAH (Jet) GILA!" Gajeel terpaksa menghantam kedua pria itu dengan sihir pukulan besi dari tangan kirinya yang seharusnya berada di pinggang belakang.
BAAKKK BUKKK
Jet&Droy sukses nyungsep di bawah tribun penonton.
Dari kubu BLUE TITANIA, Erza dan Ema pun tak mau kalah.
"Pinjam pengeras suaramu ya" Erza bergegas menghampiri Bickslow yang sedang duduk manis, kemudian tanpa ba-bi-bu segera meminjam toa miliknya walau sang pemilik belum mengijinkan.
"Woy Master, jangan. Toa milikku belum memiliki efek dolby stereo" Jerit Bickslow.
"Hingga yang sedetil itu kau permasalahkan?" Gumam Freed, sweatdrop di sisi rekannya itu.
Setelah memegang toa di tangannya, wanita berambut merah itu langsung melompat ke atas mejanya dan memutar volume toa hingga MAX!
"TES..TES, SATU DUA. TES..TES, SATU DUA, NGIINGGG *efek toa yang volumenya berlebihan*"
"Woy Erza, kau sudah sakit jiwa ya?" Bentak Laxus karena acara tidurnya terganggu akibat ulah Masternya barusan.
"Master, tolong hentikan" Protes salah satu penonton.
"Master, suara anda kecilkan please" Protes penonton yang lainnya.
Tapi Erza tetaplah Erza. Kepalanya sekeras batu karang.
"JELLAL! KAU HARUS MENANG, HARUS! JIKA TIDAK NGIIINNGGG..."
"Woaaa, kupingku mau pecah"
"Apakah ini tanda-tanda kiamat di Fiore?"
"Aku mau pulang saja"
"Mama, aku takut" Ema malah ketakutan akibat ulah ibunya sendiri.
Mendengar keributan yang melebihi suasana bangsal rumah sakit jiwa, Natsu perlahan mulai bangkit dari telernya.
"Mana musuh? Mana musuh? Akan aku hajar!" Suami Lucy Heartfilia itu ikut-ikutan strees setelah sebelumnya Gray, kemudian Erza.
PAANGGG
Natsu Dragneel tepar kembali setelah dihajar kepalanya dengan jurus Lucy Kick!
"Diam!" Bentak Lucy kepada Natsu yang sudah terkapar di lantai.
"JELLAL, NGIIINNGGG JIKA TIDAK MENANG AKU TAK AKAN PERNAH MENEMANIMU LAGI NGIIINNGGG KE WC TIAP MALAM NGGIIINGGG..."
Suasana Fairy Tail tercipta! Jeritan, makian, jotosan, tamparan, dan segala hal berakhiran -an berkonotasi negatif berlangsung khusyuk di ruangan besar itu.
"Semuanya tenang-tenang" Macao berusaha menenangkan keadaan, tapi sayangnya "Sial, celana dalam siapa ini yang dilemparkan ke wajahku?"
XXXXXXXXXX
Kegaduhan di keluarga Dreyar...
"Berisik! Akan kuhajar siapa saja yang berani mengganggu tidurku!" Teriak Laxus dengan nada jengkel. Sepertinya ia masih trauma karena teriakan super toa dari Erza tadi.
"Tuan muda, berlindung di balik bunker. Suasana semakin ricuh saja" Sran Freed.
Sebuah tanda tanya besar muncul di kepala David "Bunker? Dimana itu?"
"Di bawah meja maksudnya" Bickslow menimpali.
"Itu bukan bunker Bickslow-ojisan yang bodoh" Teriak putra Mirajane.
Hanya Mirajane Strauss seorang yang masih bisa tersenyum kecil di kala semuanya ribut sendiri.
XXXXXXXXXX
Kegaduhan di keluarga Dragneel...
"Natsu, bangun Natsu" Happy menggoyang-goyangkan tubuh majikannya yang masih tergeletak di lantai dengan posisi mengangkang.
"Ibu, keluarkan spirit yang kuat untuk melindungi kita" Saran Kyou.
Lucy mengangguk mantap "Baiklah. Kubuka gerbang..."
BWOSHHH *Asap mengepul*
"Lucy, bolehkah aku menggantikan si tolol Natsu sebagai suamimu sementara ini?"
"KYAAA! KENAPA YANG KELUAR KAU LOKE?" Wajah Lucy benar-benar pucat dan panik sekarang.
Sedetik kemudian, pria playboy itu menggendong Kyou di punggungnya.
"Hah? Apa yang paman lakukan?" Bocah berambut pirang itu keheranan terhadap tingkah Loke yang tiba-tiba menggendongnya ramah.
Loke menolehkan wajahnya kebelakang "Ini adalah hal yang wajar dilakukan oleh calon ayah barumu"
"Happy, serang si gombal ini dengan apa saja. Yang penting serang!" Teriak Lucy heboh banget.
"Aye!" Beberapa saat kemudian, seorang Loke sudah terkapar di samping Natsu dengan mata yang berputar-putar.
XXXXXXXXXX
Kegaduhan di keluarga Fulbuster...
Sepertinya Juvia dan Troy tidak nampak di tengah-tengah guild. Kemana mereka berdua? Ternyata oh ternyata, mereka sedang menjenguk kepala keluarga Fulbuster yang masih pingsan di tempat tidur, di ruangan kesehatan.
"Hiks..hiks Gray-sama, kenapa kau seperti ini? Apakah Juvia kurang seksi bagimu?" Juvia menangis sesenggukan di samping ranjang.
"Sudahlah mama Juvia. Sebentar lagi papa ice bangun kok" Hibur Troy sambil berusaha memelorotkan celananya XD
"Sudahlah Juvia. Suamimu hanya menderita stress sesaat. Tak lama lagi dia akan baikan" Seorang wanita tua berambut merah muda berjalan ke samping Juvia dan Troy.
"Porluscha-san?"
Porluscha mengangguk-angguk pelan seakan memberitahu bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Ketiga orang yang ada di ruang kesehatan kini masih tetap mengamati Gray yang masih tertidur pulas setelah pingsan. Tapi tiba-tiba...
"AKU TIDAK PERCAYA MUKJIZAT, UL!" Teriak Gray mendadak sambil melotot dan tangan kanannya diacungkan ke atas.
"Kyaaa!"
Kemudian Gray tertidur lagi XD
XXXXXXXXXX
Kegaduhan di keluarga Strauss...
"Wahahaha, lihatlah Atsuko-kun. Tou-san mu ini pasti akan menjadi pemenang di pertandingan adu panco ini" Ucap Elfman sombong sembari memamerkan pahatan otot-ototnya di hadapan putri kecilnya.
Sedangkan Atsuko hanya menidurkan kepalanya di permukaan meja dengan malasnya "Yah mungkin"
Evergreen tertawa lirih "Hoho, sampai-sampai Tou-san mu membuat Gray-ojisan frustasi seperti tadi ya?"
Atsuko menolehkan kepalanya ke arah ayahnya "Emang Tou-san melakukan apa di panggung sehingga Gray-ojisan berkelakuan aneh nan ajaib kaya tadi itu?"
Pria berambut putih keperakan itu hanya bisa mengedikan bahunya "Entahlah. Padahal Tou-san tidak melakukan apa-apa, tapi si Gray malah sampai seperti orang gila"
"Kyaaa!"
Atsuko tiba-tiba menjerit keras setelah kesakitan karena kepalanya barusan tertimpuk sandal penonton.
"Hey brengsek, siapa yang bertanggung jawab karena telah melukai putriku barusan? Ayo ngaku! Ngaku adalah jiwa lelaki"
Tapi sayang, tak ada dari mereka semua yang membuka mulut.
"Baiklah, akan kugunakan jalan pria sejati. Jalan kekerasan!" Perlahan tubuh Elfman berubah menjadi mode beastnya.
"GYAAAAA!" Teriak para penonton.
XXXXXXXXXX
Kegaduhan di keluarga McGarden...
"AYO GAJEEL BERJUANG! GANBATTE! GANBATTE! GANBATTE!" Dukung Levy menggunakan toa berkualitas tinggi yang mempunyai fitur dolby stereo, sehingga tidak menimbulkan efek berdenging seperti milik Bickslow XD
"Ayah, ganba..tte" Dukung Lenka setengah-setengah. Spanduk yang dikibarkannya sudah mulai sobek disana-sini akibat kerusuhan yang sedang terjadi di guild ini.
"GAJEEL! GAJEEL! GAJEEL! CHEER&GLOOMMM, BANZAI!"
Melihat pemandangan itu, hati keras Gajeel mulai tersentuh.
'Aku harus mampu mengalahkan pria aneh di hadapanku ini. Kasihan Levy dan Lenka yang sudah mati-matian berjuang mendukungku sedari tadi' Batin pria bermarga Redfox itu.
"Hoaahhmmm, ibu ayo duduk santai lagi. Aku mulai bosan melihat ayah yang tak kunjung menang daritadi" Ajak Lenka kepada ibunya.
"Ayo nak. Biarkan ayah berjuang sendiri saja. Ibu juga capek teriak-teriak terus, jadi ingin minum"
"Dasar ibu dan anak sialan kalian berdua ini!" Omel Gajeel ke arah Levy dan Lenka yang sudah berjalan menuju meja mereka.
'Kucabut kata-kataku dalam hati barusan' Gerutunya.
XXXXXXXXXX
Kegaduhan di keluarga Fernandes...
"JELLAL, KAU HARUS MENANG. JIKA TIDAK, TAK AKAN KUTEMANI KE WC TIAP MALAM NGIINNGGG" Teriak Erza ngotot, masih dengan toa yang berdenging tanpa doulby stereo.
"Jangan kau ulang-ulang kalimatmu Erza! Mukaku mau kutaruh dimana jika kau bocorkan rahasiaku hah?" Jellal ikutan ngomel seperti Gajeel tadi.
"Hahahaha, taruh di WC saja Papa. Hahaha!" Ema malah asyik menertawai ayah kandungnya itu.
"Emmaaa" Wajah pria berambut biru itu campur aduk sekarang. Antara marah, malu, gemas, dsb.
"Hey Jellal, taruh di WC biar bisa kusedot wajahmu ya, gi hee" Celoteh Gajeel dengan kurang ajarnya.
"Sialan, kau ikut-ikutan juga? Akan kubuat kau menyesal"
Dengan sekuat tenaga, Jellal Fernandes berusaha menekuk lengan Gajeel yang sejak 5 menit yang lalu belum juga menyentuh ke permukaan meja.
XXXXXXXXXX
"Suasana benar-benar memanas. Di antara kedua kubu sepertinya tidak ada yang mengalah. Masih sama-sama kuat" Macao mencoba berkomentar walau suasana di guild benar-benar seperti di jaman barbar.
"Akan kukerahkan seluruh energi terakhirku wahai pria yang takut ke WC sendirian, heyaahhh" Gajeel dengan sekuat tenaga mencoba menghempaskan lengan Jellal.
Jellal pun tak mau kalah begitu saja "Coba saja kalau bisa, pemakan rongsokan. haaahhhh"
"Kita lihat siapakah yang akan menang. Ya, lengannya mulai tertekuk. Ya ya, sedikit lagi dan...menang!"
Macao bersiap mengumumkan sang pemenang "Dan pemenangnya adalah..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Jellal Fernandes!"
"Kyaaa, Papa hebat!" Puji Ema dengan wajah yang berkilauan saking gembiranya.
"JELLAL, KAU BENAR-BENAR MEMENUHI JANJIMU NGIIINGGG. KAU AKAN TETAP KUTEMANI KE WC SETIAP MALAM KALAU BEGITU NGIIINGGG"
"Master Erza, hentikan berbicara menggunakan toa butut itu"
"Biar kami bakar saja toa jelek itu"
"Benar Master"
"Woy, jangan sembarangan kalian ya. Toa itu walau butut dan usang, tapi itu adalah warisan nenek moyangku tahu!" Bickslow marah-marah ke arah penonton yang berniat untuk membakar toa yang bisa dibilang legendaris baginya.
Sementara Laxus dan Freed sedang berusaha memegangi tubuh anggota Raijinshuu itu agar tidak sampai mengamuk beneran.
"Barangsiapa yang berniat membakar toa itu, langkahi dulu mayat Bickslow yang gagah perkasa ini baby!"
"Tenang semuanya tenang. Oke, kita sudah tahu kan pemenangnya siapa?"
Jellal dengan wajah penuh percaya diri segera mengangkat tangan kanannya ke udara. Kemudian ia menoleh ke arah Gajeel yang masih terpaku di kursinya.
"Hey tuan, tolong bersihkan dan sedot WCku yang mampet ya. Ingat, kontrakmu selama 2 minggu"
Gajeel mengepalkan kedua tangannya. Nafasnya dihirup dan dihembuskan dengan ngos-ngosan. Gigi-giginya saling menggertak satu sama lain.
"Berisik! Lain kali aku tak akan kalah dengan laki-laki pengecut yang takut ke WC malam-malam sepertimu, Jellal!"
Jellal tersenyum penuh kemenangan "Coba saja"
"Sekarang kita lihat bagan pertandingan di hari pertama ini. Saksikan dengan baik ya" Macao kemudian membuat sebuah bagan baru di panggung.
1) Natsu Dragneel (LUCY CUTE) VS Laxus Dreyar (THUNDERBOLT) = Laxus Dreyar (THUNDERBOLT)
2) Gray Fulbuster (ICE CREAM) VS Elfman Strauss (MACHO MASCULINE) = Elfman Strauss (MACHO MASCULINE)
3) Jellal Fernandes (BLUE TITANIA) VS Gajeel Redfox (CHEER&GLOOM) = Jellal Fernandes (BLUE TITANIA)
"Baiklah. Yang masuk ke babak kedua, pertama adalah Laxus Dreyar dari tim Thunderbolt"
Laxus berdiri dengan angkuhnya, dan berjalan menuju ke arah panggung untuk bertanding lagi.
"Ayah, jangan takut kepada Elfman-ojisan" Dukung David yang kini sedang digendong oleh Mirajane.
"Laxus, kami akan selalu mendukungmu" Yang ini dukungan dari Mirajane.
"Tim Raijinshuu akan selalu mengabdi dan mendukung penuh tim paling hebat seantero Magnolia, yang bernama..." Freed mempersilahkan Bicslow untuk melanjutkan kalimatnya.
"Thunderbolt, baby. Dan aku tentu akan mempersembahkan yel-yel yang lebih fantastis nantinya"
Macao kembali melanjutkan pengumumannya "Dan yang kedua yang akan bertanding melawan Laxus di babak kedua, Elfman Strauss"
"Elfman"
"Elfman"
"Pria sejati"
"Jantan"
Penonton amat bersemangat ketika Elfman dengan langkah yang amat mantap bergerak menuju panggung.
"Elfman, kau punya peluang yang besar untuk mengalahkan Laxus" Ucap Evergreen.
"Tou-san, jangan malu-maluin yah" Kalau ini Atsuko yang ngomong.
"Terakhir, kita sambut peserta ketiga. Jellal Fernandes"
Walau tidak seramai Elfman ataupun Laxus, tapi Jellal sepertinya telah berhasil merebut sebagian hati para penonton yang tadi sempat melihat aksinya dalam mengalahkan Gajeel.
"Papa, hati-hati ya" Kemudian Ema mengecup pipi ayahnya itu.
"Iya Ema sayang"
Jellal berjalan pelan ke arah panggung.
"JELLAL NGIIINGGG, HADAPI ELFMAN DAN LAXUS DENGAN PENUH PERCAYA DIRI NGIIINNGGG"
"Master, jangan lagi menggunakan toa rongsokan itu"
"Kecilkan volumenya Master Erza"
"Bakar saja kalau perlu"
Seperti biasa, di kubu Thunderbolt sepertinya ada yang tidak terima.
"Apa katamu brengsek? Sini, bertarung denganku sampai mati jika perlu baby. Tak akan kubiarkan kalian menghancurkan toa warisan leluhurku itu"
Sedetik kemudian, Bickslow pingsan dengan sentosa setelah tengkuknya dipukul oleh Laxus.
-OWARI-
Hohoho, akhirnya selesai juga chapter 3 ini. Seperti biasa alurnya lambat dengan maksud agar readers bisa menikmati setiap detil momen-momen di fic ini.
Seperti yang kita semua ketahui, ada 3 peserta yang berhasil melaju di babak kedua pertandingan adu panco kali ini. Pertama Laxus, disusul Elfman, dan tak diduga Jellal sebagai peserta terakhir yang lolos.
Nah, seperti yang kemarin author katakan kan gak mungkin adu panco bertiga. Jadinya nanti akan diadakan seperti kuis dimana pemenangnya akan langsung melaju ke babak final. Sehingga pas pertandingannya, tak ada yang ganjil.
Coba tebak dichapter besok, tim mana yang bakal menjadi juara pertandingan Grand Fairy Tail Tournament babak pertama ini?
a) Laxus (THUNDERBOLT)
b) Elfman (MACHO MASCULINE)
c) Jellal (BLUE TITANIA)
Yosh, terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diluangkan untuk membaca fic ini readers :)
Review berupa kritik, saran, bahkan flame author persilahkan kok.
See you in the next chapter!
