October 27, 2013

Ketukan halus terdengar di pintu kamarku, aku pikir itu ibuku.

Baekhyun pernah memberitahuku bahwa tidak ada suatu hal yang tidak adil. Orang-orang mengalami berbagai tingkatan penderitaan yang berbeda dan hal ini hanya berdampak pada penderitaan.

Aku tidak setuju.

Tidak peduli seberapa banyak aku menghentikan diriku untuk berhenti menyesal, aku akan selalu berakhir dengan mengingatnya.

October 7, 2013

"Aku akan merindukanmu." Memeluk tubuh Baekhyun erat, aku merasakan lengannya juga membungkus tubuhku.

Baekhyun perlu pergi ke Kanada untuk beberapa minggu. Seorang peneliti menemukan cara mengurangi rasa sakit Baekhyun saat ia berbicara. Serangkaian test akan dilakukan. Test ini tidak seratus persen efektif karena kanker yang diderita Baekhyun tergolong kanker yang langka, tetapi mendengar bahwa serangkaian test ini bisa membuat Baekhyun berbicara lagi, ia mencobanya. Dan aku memberikan semua dukunganku untuknya.

Aku akan baik-baik saja. Baekhyun berisyarat.

"Aku tahu. Aku hanya akan sangat merindukanmu."

Aku akan merindukanmu juga.

"Berjanjilah, kau akan kembali sebelum tanggal 27 Oktober."

Aku berjanji.

Janji dibuat untuk dilanggar.

Oktober, 9 2013

Aku benar-benar gelisah.

Aku mendengar sebuah ketukan di pintu. Akhirnya.

"Selamat siang, tuan. Paket untuk Park Chanyeol."

"Aku Chanyeol, di mana aku menandatanganinya?"

Lelaki pengantar paket ini menunjuk dan aku buru-buru menuliskan informasi yang dibutuhkannya.

Aku mencengkram paket dekat dengan dadaku, dan hati ini berdentum dengan keras, aku tidak bisa menyembunyikan seringai lebar dari wajahku.

Perlahan, aku membuka paket ini dan hal paling sempurna datang kepadaku.

Sebuah kotak tiffany datang dari Eropa.

Dua buah emas putih dibentuk menjadi sepasang perhiasan bulat dengan inisal, PC and PB disertai dengan tanggal, 27 Oktober.

"Akhirnya, cincin pernikahan kita."

October, 12 2013

"Jongdae, aku benar-benar butuh bantuanmu untuk hal ini. Please."

"Melamarlah dalam 5 menit, Park. Hanya itu yang aku bisa."

"Kau memang yang terbaik!"

Untuk bulan ini, aku sudah memohon dengan teman masa SMAku, Jongdae yang bekerja di taman bermain untuk menghentikan bianglalanya dalam beberapa menit saja, agar aku bisa melamar Baekhyun.

Setelah beberapa hari terus menerus menyuap dan memohon; Jongdae setuju. Aku tahu, pekerjaannya akan dipertaruhkan, jadi aku sangat bersyukur ia menyutujuinya.

"Kau sedang dimabuk cinta Chanyeol."

"Lebih dari cinta."

October, 15 2013

Aku mengunjungi kediaman Baekhyun. Aku disambut oleh Ibunya. Ketika Kyungsoo dan Jongin melihatku, mereka kebingungan. Aku sudah siap ̶ tubuhku terbalut oleh sebuah setelan dengan dasi serta bunga dan makanan.

"Ada apa dengan pakaianmu, Chanyeol?" Kyungsoo menunjuk sepatu hingga kepalaku.

"Kau mau menikah?" Jongin mendengus.

Semua orang mengerti maksudku.

"Aku di sini untuk meminta restu beliau." Aku membungkuk ke arah Ibu Baekhyun. Kyungsoo terengah-engah.

Aku merasakan tangan lembut menapak di bahuku.

Aku mendongak dan melihat Ibu Baekhyun menangis. "Aku lebih dari bahagia untuk memilikimu sebagai menantuku."

Sebuah senyum senyum mengerikan muncul dari air wajahku.

"Baekhyun akan sangat senang bersamamu." Kemudian beliau memelukku.

Jongin dan Kyungsoo memelukku juga.

"Sebuah keluarga." Aku mendengar suara Jongin.

October, 21 2013

"Jadi, apakah kau ingat dengan bagianmu?" aku bertanya pada Kyungsoo.

"Tentu saja! Aku bisa diandalkan dalam hal ini."

"Jongin, kau yakin, kau tidak akan memberitahukan pada Baekhyun?"

"Aku ahlinya untuk membuat mulutku tetap bungkam." Jongin menyeringai ke arahku dan sesuatu tersembunyi di dalam sana.

"Okay, apa yang terjadi? Apakah sesuatu terjadi?!" Aku menaikan tanganku dalam kekalahan.

Sejak aku mengumunmkan bahwa aku akan melamar Baekhyun, Jongin dan Kyungsoo selalu mengadakan percakapan kecil bagi mereka sendiri. Atau mereka akan memberikan isyarat yang tidak aku mengerti. Terkadang, aku melihat mereka menatap satu sama lain seperti sedang berkomunikasi dengan pikiran mereka sendiri.

"Tidak ada." Kata Kyungsoo lebih cepat.

"Apa yang kalian sembunyikan dariku?" Aku bertanya pada Kyungsoo.

"Serius Chanyeol, kita tidak menyembunyikan apapun darimu." Jawab Jongin menatap lurus kedua mataku.

"Kau yakin, kau tidak akan memberitahu Baekhyun?" aku bertanya lagi.

"Aku yakin. Aku benar-benar ahli menjaga mulutku tetap menjaga rahasia. Percaya padaku, kau akan terkejut nantinya." Kemudian, aku mendapati sebuah seringai lagi.

Aku ingin bertanya sesuatu lagi ketika ponselku berdering. Aku melihat ada beberapa pesan dari Baekhyun yang aku terima.

Dari : Baekhyun

Aku merindukanmu. Sampai bertemu beberapa hari lagi.

Dari : Baekhyun

Kau akan terkejut saat aku kembali.

Untuk : Baekhyun

Bukan sebuah kejutan lagi. Kau baru saja memberitahuku.

Dari : Baekhyun

Tapi aku telah memberikanmu waktu untuk mempersiapkan hatimu.

Untuk : Baekhyun

Seberapa besar kejutan itu sampai aku perlu mempersiapkan hatiku? Akankah aku mati? :)

Dari : Baekhyun

Mungkin! ;)

Untuk : Baekhyun

Aku mencintaimu!

Dari : Baekhyun

Aku tahu. Aku sangat merindukanmu! Sampai bertemu!

October, 22 1013

"Chanyeol, jangan gugup." Jongin menepuk punggungku.

"Bagaimana jika ia menolak?"

Banyak hal bermain di pikiranku. Seperti, Baekhyun tidak akan memberitahuku bahwa ia mencintaiku juga, tetapi Jongin menyakinkanku bahwa Baekhyun bukan seorang lelaki yang seperti itu. Baekhyun adalah seseorang yang bertindak-lebih-banyak-dari-ucapannya. Tetapi aku tidak bisa menyingkirkan perasaanku tentang hal ini.

"Dia tidak akan menolak. Percaya padaku." Suara Jongin terdengar tegas serta mantap dan menjanjikan sebuah jaminan.

"Okay."

October, 25 2013

Hari ini adalah hari penerbangan Baekhyun kembali ke rumah. Aku benar-benar gugup. Aku tidak bisa menyembunyikan kegembiraanku karena besok semua yang telah aku rencanakan akan berjalan dengan manis. Jongin dan Kyungsoo akan meminta Baekhyun menemani mereka ke taman bermain.

Semuanya sudah terencana dengan hati-hati. Tiket sudah dipesan. Bagian pengaturan di bianglala sudah terencana.

Cincin tersimpan dengan aman.

Gitarku baru saja mendapat senar baru dan aku telah selesai menulisnya, janji pernikahan kami.

Baekhyun baru saja naik pesawat.

Ia meninggalkan sebuah pesan singkat, menegaskan penerbangannya.

Dari Baekhyun :

Detail penerbangan : KE27

Hari kedatangan : October, 26 2013

Jam ketadangan : 21:25

Dari Baekhyun :

Sampai ketemu besok, Yeol. Terbang sekarang.

October, 26 2013

Sekarang jam 4 pagi dan pikiranku masih terus mengingat-ingat skenario yang akan aku lakukan besok. Lamaran ini akan menjadi yang terbaik, aku tahu itu, aku merasakannya. Dan aku yakin Baekhyun akan senang. Aku menonton beberapa acara televisi untuk mengalihkan pikiranku.

Tak lama, mataku mengkhianatiku ketika aku mendapati diriku jatuh tertidur.

Aku terbangun oleh dering ponselku, suara televisi yang masih menyala, dan sebuah ketukan berisik dari pintuku. Aku berdiri dengan letih; kesal dengan cara seseorang mengetuk pintu apartemenku.

"Aku datang!" aku mencoba berteriak tetapi ketukan berisik itu tidak mau berhenti.

"Apa yang kau bu—"

Aku disambut oleh wajah Kyungsoo yang berantakan. Mata memerah, rambut tidak tertata, badan berkeringat.

"A—apa yang terjadi?" aku bertanya, "Apakah kau dan Jongin? Apakah ia memutuskanmu?"

Kyungsoo tetap menangis tersedu-sedu.

"Ch—Ch—Chanyeol." aku mendengar suaranya bergetar. Aku memeluknya erat, ini adalah kali pertama aku menemukan Kyungsoo seberantakan ini. Kali ini tidak sebanding dengan saat ia menangisi Jongin.

Aku menuntunya menuju ruang tamu, televisi masih tetap menyala tetapi aku tidak mempunyai waktu untuk mematikan benda ini. Ketika Kyungsoo duduk di sofa, aku pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ketika aku sampai, sebuah berita terkini tiba-tiba tayang. Kyungsoo mendongak dengan tatapan mengerikan terpancar di wajahnya.

Kalimat wartawan itu terdengar jelas dan tegas.

Mulai dari pukul 2:15 pm, tidak ada korban yang ditemukan di dekat lokasi kecelakaan pesawat KE27. Dengan ini kami melaporkan bahwa pesawat—

"Tidak.. tidak.. tidak.. tidak.. tidak..."

Kyungsoo menatap ke arahku dan tangisannya semakin keras.

"Tidak."

"Chanyeol."

"Tidak, tidak, tidak."

"Chanyeol."

"Tunggu di sini Kyungie, aku akan mengecek penerbangan Baekhyun."

"Chanyeol, please."

"Aku harus bersiap, dia akan sampai beberapa jam lagi. Kau juga harus besiap."

"Please, Chanyeol."

"Aku akan menemui Baekhyun nanti. Aku akan melamarnya besok. Kita akan menikah tanggal 27, Oktober 2014."

"Aku minta maaf Chanyeol."

"Kita akan menikah…"

Air mata mulai jatuh dan saat ini, hanya pada saat ini, aku mempertanyakan hidupku.

"Kenapa aku? Kenapa dia? Kenapa kita?" Kyungsoo mulai berjalan mendekat ke arahku. "Kita akan menikah, Kyungsoo. Dia akan mendapatkan lamaran yang terbaik karena dia berhak mendapatkannya. Kyungsoo, kita akan menikah. Kita akan bersama seumur hidup. Kita akan…"

October, 27 2013

Hancur.

Hatiku tidak ingin memproses apapun. Hari ini tanggal 27, Oktober 2013, hari di mana aku akan melamar Baekhyun.

Aku tidak bermimpi.

Aku berharap hal ini hanyalah mimpi.

Sebuah ketukan lembut membangunkanku dari lamunanku.

Aku tidak ingin bertemu siapapun. Aku tak menghiraukan bunyi ketukan tersebut, namun suaranya berbunyi semakin nyaring. Dan ketukan tersebut tak juga berhenti. Amarah mulai menjalari tubuhku ketika aku bangun dan berjalan mendekati pintu.

"APA?" teriakku.

Seorang lelaki yang herannya lebih tinggi daripada aku, tidak terlihat terkejut dengan teriakanku. Ia hanya berdiri di sana dengan membawa sebuah kotak.

"Ini untukmu."

"Aku tidak membunyai waktu untuk hal sialan ini." Aku hendak menutup pintuku tetapi aku merasakan lenganku ditahan olehnya.

"Apakah kau Park Chanyeol?"

"Apa yang kau butuhkan?" aku mencoba dengan sekuat tenaga untuk melepaskan tangannya dari lenganku, tetapi ia tidak menyerah dan melepaskannya.

"Apakah kau Park Chanyeol?" Ia mengulangi perkataannya.

"Ya. Aku sendiri. Sialan, apa yang kau butuhkan?"

Kemudian ia menunjukkan kotak yang ia bawa di tangan satunya.

"Apa ini? Aku tidak mempunyai waktu untuk hal sialan seperti ini." Aku membuang kotak itu menjauh, dan ketika benda itu berbenturan dengan tanah, benda itu mengungkapkan apa yang ada di dalamnya. Aku melihat ke arah benda-benda yang berjatuhan tersebut dan sebuah benda perak di antara mereka mengambil alih perhatianku.

Tutup botol itu. Tutup botol coca-cola itu. Tutup botol kita.

Wajahku berubah drastis. Lututku tak dapat menahan emosi yang meluap dari diriku ketika tubuhku terjatuh begitu saja, aku tak menyadari diriku menangis sampai ketika laki-laki itu memberiku sebuah sapu tangan.

"Mungkin kau ingin mengambilnya dan memulai harimu atau kau bisa melewatkan apa yang telah ia persiapkan untukmu" aku menatapnya, air mataku masih mengalir deras.

"A...apa ini?"

"Kau bisa mencari jawabannya sendiri. Aku akan menunggumu, tapi kau harus cepat"

Laki-laki tersebut pergi untuk membiarkanku menyelesaikan urusanku dengan tutup botol ini.

Aku menyentuh batangan perak tersebut dengan lembut sembari mencengkramnya erat di dadaku. Aku menggenggamnya begitu dekat dengan dadaku saat aku membiarkan diriku terus menangis.

Aku menyadari ada benda lain di dalam kotak tersebut selain tutup botol kami.

Aku mengumpulkan semua benda yang tergeletak di tanah.

Kertas pertama yang kudapat berisikan:

October 27, 2008

"Hari ketika aku jatuh cinta pada Chanyeol"

Satu lagi,

October 27, 2010

"Hari ketika Chanyeol menyatakan perasaannya padaku"

October 27, 2012

"Hari ketika aku memutuskan memberikan semua yang ada di diriku pada Chanyeol"

Setelah membaca semua kertas tersebut, aku menyadari bahwa potongan-potongan kertas tersebut harus disatukan. Dan ketika disatukan, tampak tulisan:

October 27, 2013

"Hari dimana aku menginginkan Chanyeol bahagia"

Aku mencerna kalimat-kalimat itu. Ini adalah tulisan tangan Baekhyun. Butuh waktu lama bagiku untuk menenangkan diri.

"Kau sudah selesai?" aku mendengar suara laki-laki itu.

"Namaku Kris dan kita harus pergi ke suatu tempat. Sekarang!"

Sebuah limusin telah menunggu kami di depan apartment.

Kris membukakan pintu limusin itu untukku. Sangat canggung. "Aku hanya ingin memenuhi perminta... perintah terakhir Baekhyun"

Segera setelah aku duduk, "Park Chanyeol" aku mendengarnya menyebutkan namaku, aku mendongak menatapnya. "Kau siap?"

Aku tak tahu apa yang sedang terjadi saat ini namun aku tahu bahwa Baekhyun berada di belakang semua ini. Aku menggumamkan sebuah "Ya" dengan lembut sebelum laki-laki itu menyalakan mesin dan membiarkan mobil mewah ini bergerak melaju di jalanan.

Setelah beberapa menit yang kami habiskan dalam diam, Kris memecahkannya.

Ia berkata, "Aku teman Baekhyun"

"Baekhyun tak pernah menyebut namamu"

"Benarkah? Well, mungkin saja dia menggunakan nama lainku, laki-laki kecil itu memanggilku Yifan" ia membiarkan jemarinya menelusuri rambutnya.

Perjalanan kami membutuhkan waktu sekitar 30 menit dan sebuah gedung yang familiar menyambutku. Aku melihat Jongin dan Kyungsoo memakai sebuah setelan.

Ketika aku turun dari mobil, Jongin menghampiriku dan segera memelukku. "Chanyeol, bersenang-senanglah. Hal itulah yang hyungku inginkan." Kemudian, aku merasakan sesuatu yang basah di pundakku. Jongin menangis.

Kyungsoo tersenyum kepadaku kemudian ia melepaskan pelukan Jongin pada tubuhku.

"Aku sudah bilang aku bisa menjaga rahasia. Aku telah menyimpannya selama setahun penuh!" aku mendengarnya berteriak, namun tetap saja, aku masih bingung.

"Pergilah. Ia telah menunggu selama setahun. Ia telah merencanakan ini selama setahun" Ujar Kyungsoo dengan sebuah senyuman tersungging di bibirnya.

"Aku tahu kau tak mengenaliku, tapi percayalah padaku. Yang ia inginkan hanyalah melihatmu bahagia." Kris mendorongku masuk ke ruang aula.

Aku mengangguk dan menahan keinginanku untuk menangis.

Aku ingat ruangan konser ini.

Aku melangkahkan kakiku masuk dan disambut oleh perasaan yang sama saat aku mendengarkan Baekhyun menyanyi. Saat dimana aku menyadari aku jatuh cinta padanya.

Segera setelah aku masuk, gerakan dari dalam layar video mengagetkanku.

"Hey."

Mataku melekat pada layar ketika aku mendengar suara yang familiar ini.

"Mungkin aku sedang menjalani operasi ketika kau melihat ini."

Baekhyun terkekeh. Betapa aku merindukan suara tawanya. Aku dapat merasakan mataku berkaca-kaca, namun segera kuusap air mataku agar aku dapat melihat Baekhyun dengan jelas. Aku ingat gaya rambut ini. Aku membencinya karena gaya rambut itu menarik perhatian para pria dan wanita. Sudah satu setengah tahun berlalu sejak ia memakai gaya rambut ini. Suaranya masih jernih dan keras.

"Well, sulit bagiku untuk memesan tempat ini. Kau tahu, aku merencanakan hal ini untuk setahun ke depan, tapi tetap saja aku harus memesan pada pihak sekolah dan well, aku berhasil meyakinkan kepala sekolah"

Kemudian, Baekhyun tertawa lagi.

"Jika kau bertanya-tanya dimana aku berada, aku ada di sekitar sini"

Hatiku tak mampu lagi membendung kesedihan ini. Aku tak dapat berhenti menangis.

"Kau akan bertemu denganku nanti, okay? Tapi kali ini, aku harus melakukan hal ini terlebih dahulu. Aku menderita penyakit kanker, dan aku harus memilih apakah aku ingin hidup dan kehilangan suaraku jadi aku memutuskan untuk melakukannya. Dan saat aku mendapati diriku jatuh cinta padamu, aku memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Jadi selama setahun, dengan bantuan Kyungsoo, Jongin, dan Yifan, kami merencanakan ini."

"Sekarang pergilah, cari bangkumu, aku tahu kau akan melakukannya."

Kemudian aku duduk di bangku yang sama dengan bangku empat tahun lalu.

Beberapa detik telah terlewati.

"Hi, Chanyeol, kau sudah duduk, kan? Aku merekam ini karena kupikir hal ini akan berguna. Aku ingin kau tahu seberapa besar aku perduli terhadapmu. Aku payah dalam merangkai kata-kata, namun kau jago melakukannya. Tak pernah sekalipun kau melewatkan hari untuk mengatakan 'aku mencintaimu'. Aku menyadarinya, aku merasakannya. Terima kasih"

"Saat dimana aku menggenggam tanganmu—27 Oktober 2008—hatiku berdentum padum padum. Bodoh, bukan?"

Aku tersenyum melihat wajahnya. Itu adalah salah satu ekspresi yang paling aku sukai darinya. Kebingungan telah pergi, digantikan oleh kebahagiaan.

"Mungkin, aku telah jatuh cinta padamu lebih lama daripada dirimu. Aku takut karena saat itu keputusanku sudah final. Aku tak memiliki rencana untuk jatuh cinta. Namun aku melakukannya, padamu."

"Hal itu mengubah segalanya. Tiba-tiba saja aku ingin memperjuangkannya karena aku ingin menemuimu."

"Aku ingin melakukannya sebelum suaraku hilang karena aku tahu seberapa besar kau menyukai suaraku, ya kan, kan? Well, ini dia Park Chanyeol. Persembahan terakhirku:

Aku harap kau menyukainya.

Dengan segala cinta.

Aku membuatnya untukmu. Aku bahkan belajar bermain gitar"

Hatiku hancur.

Bukan karena aku tidak menyukainya.

Baekhyun mulai bernyanyi. Betapa aku merindukan suaranya.

Aku percaya akan semua cinta yang kau beri padaku

Semua hal yang kau lakukan

Love you love you

Aku akan menjagamu tetap aman, jangan khawatir

Aku tak akan pergi, aku ingin dekat denganmu

Karena aku merasakan hal yang sama

Love you love you

Aku ingin kau tahu bahwa aku bersamamu

Aku akan mencintaimu dan mencintaimu dan mencintaimu

Aku akan menggenggammu, menggenggammu dan mendekapmu

Aku akan membuatmu senang setiap saat

Aku tak ingin kehilanganmu, kehilanganmu dan kehilanganmu

Karena aku membutuhkanmu, membutuhkanmu, dan membutuhkanmu

Jadi aku ingin kau menjadi milikku

Kau harus mengerti cintaku

Lagu telah berakhir namun air mataku tak juga berhenti mengalir.

"Well, kau tahu, hari ini adalah hari yang special. Hari itu tanggal 27 Oktober 2008 ketika aku bertemu denganmu dan menyadari bahwa aku mencintaimu. 27 Oktober 2009, ketika aku benar-benar bingung apakah aku harus hidup atau mati, hari dimana aku baru saja selesai menyanyi untuk konser sekolah, aku tahu saat itu aku bernyanyi untukmu. Aku benar-benar senang ketika kau menyatakan perasaanmu pada 27 Oktober 2010, dan aku membenci diriku sendiri karena tidak menjawabnya. Aku tahu kita mengalami tahun yang buruk saat itu, namun aku telah mengumpulkan keberanianku dan akhirnya, aku sangat senang karena kau masih mencintaiku. Tanggal 27 Oktober 2011, kita berciuman untuk pertama kalinya. Lucu rasanya mengetahui bahwa semua momen spesial kita jatuh pada tanggal 27 Oktober. Well, hari itu adalah tanggal 27 Oktober 2012 ketika aku memutuskan untuk menyerahkan semua yang ada di diriku padamu dan memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Dan disinilah kita, setahun setelah semua kejadian itu berlalu."

Mendengar setiap kalimat Baekhyun membuat hatiku sakit.

"Maaf, aku tahu. Aku punya masalah. Aku meragukannya. Kita sering bertengkar. Aku terlalu sering menyakitimu. Chanyeol, aku benar-benar minta maaf. Janganlah kau menangis lagi karenaku. Aku tahu aku sering membuatmu menangis dan aku benci kenyataan itu. Ini akan jadi pertama kalinya bagiku mengucapkan ini,

Aku mencintaimu.

Aku mencintaimu Chanyeol.

Aku sangat mencintaimu Park Chanyeol.

Aku akan mencintaimu lebih dari hari ini.

Aku tidak mempunyai suaraku lagi hari ini,

Dan aku akan tetap mencoba dengan sekuat tenaga untuk mengucapkan kalimat ini,

Karena aku ingin kau mendengarkan suaraku sendiri.

Dan di bagian ini, aku harus keluar sekarang dan berkata:

Kalimat Baekhyun menyakitkan bukan karena aku tidak tidak menyukainya, tetapi karena tidak peduli seberapa banyak aku mengulang video ini, tak akan ada satupun yang muncul dibelakangku.

Karena Baekhyun sudah pergi dengan kalimat terakhirnya…

Apakah kau mau menikah denganku?


finally tamaaat! /sighs in relief. terima kasih sama semua readers yang udah sempetin baca + follow + fav + review my translation. it means a lot to me. dan karena semua review kalian aku jadi makin semangat buat nerusin translation ini walau dihalangi tugas yang menumpuk pmsl. thanks again buat theusualfan yang udah ngasih izin aku buat ngetranslate ff ini. and special big thanks buat Raein yang udah tiga kali bantu aku menggarap translation ini ^^

dan note untuk kalian, sebenernya ada side story dari ff ini (mungkin beberapa dari kalian yang suka seliweran di aff tahu) judulnya the last straw. kaisoo side story. masih dalam pertimbangan apa aku harus translate side story ini atau nggak karena aku masih bingung sama hubungan antara side story kaisoonya sama ff ini. mungkin kalau kalian baca baik-baik chap ini dengan chap terakhir the last straw kalian bakal menemukan sedikit kejanggalan(?) dari ff itu. krena itulah aku masih bimbang mau translatein atau nggak.

but well, it depends on your vote whether you want me to translate that fic or not. i've got two translaton request to go so the sequel wont be posted as soon as possible. dan ya, masih ada 2 chapter translation projek yang belum kelar jadi kayanya nanti dulu deh haha.

alright, sepertinya aku terlalu banyak omong. terima kasih sudah mau membaca! ^^