Tittle : Anak Hyung!
Cast : Cho Kyuhyun, Choi Siwon
Genre : Family
Rate : T
"Siwon-ah, sebentar lagi kamu akan jadi seorang kakak. Apakah kamu senang, chagi?" Tanya seorang wanita paruh baya kepada anaknya yang berumur 8 tahun.
"Jinja? Kapan eomma?" Anak yang bernama Choi Siwon itu terlihat begitu antusias.
Sang ibu terkekeh melihat semangat anaknya.
"Nanti 7 bulan lagi." Jawab sang Appa. Tuan Choi.
Siwon, namja tampan dengan dimple dipipinya tersenyum lebar. Raut wajahnya begitu senang. Binar bahagia terlihat dimatanya.
"Aku sudah tak sabar, Eomma, Appa. Adikku nanti pasti sangat manis."
"Ne, dia pasti sangat manis." Ujar sang eomma.
Siwon mendekat kearah sang ibu. Tangan kecilnya mengelus perut datar wanita dihadapannya. Namja kecil itu mendekatkan bibir tipisnya pada perut sang ibu, kemudian ia berbisik. "Cepat besar, ne. Nanti kita akan bermain."
Ayah dan ibunya tersenyum simpul.
5 bulan kemudian
"Eomma.. Eomma.. eodiga?" Teriak seorang bocah lelaki yang masih memakai seragam sekolahnya.
"Eomma disini, chagi. Jangan berlari seperti itu, nanti terjatuh." Sahut seseorang dari arah ruang keluarga.
Siwon setengah berlari hendak menuju sang eomma yang kini sedang merajut pakaian. Senyum penuh kelembutan tercetak diwajah anggun itu.
"Bagaimana kabar adik kecil hyung ini?" Tanya Siwon sambil mengelus perut sang ibu ketika ia sampai tepat dihadapan ibunya.
Gyuuuutt!
Tiba-tiba saja tangan Siwon merasakan pergerakan dari calon adiknya.
"Aigooo, sepertinya ada yang menjawab sapaan seseorang." Ucap Nyonya Choi.
"Whoaa~ whoaa~ eomma.. eomma.. dongsaengku bergerak eomma.. dia tau aku disini.." Siwon menatap ibunya dengan raut wajah yang terlihat kaget namun bahagia.
"Ne, sepertinya dia tau kakaknya datang berkunjung." Nyonya Choi mengelus kepala Siwon. "Dia akan lengket dan manja kepadamu, Siwon-ah."
"Ne, tak apa eomma. Aku akan menjaga dongsaengku dengan baik." Ujar Siwon dengan penuh semangat.
"Anak baik."
Siwon kembali mengelus perut sang eomma sambil mendekatkan telinganya disana. Sesekali ia terkikik geli ketika menangkap pergerakan dari sang adik.
2 bulan kemudian
"Hikss.. Hikss.. eomma.. eomma.."
Seorang anak kecil menangis tersedu didepan ruang bersalin. Bajunya yang berwarna putih sudah basah oleh airmata dibagian kerahnya.
"Jangan menangis lagi, Siwon-ah." Ujar seorang namja paruh baya.
"Tapi tadi eomma terlihat begitu kesakitan, ahjusi."
Leeteuk, kakak dari ibunya itu terlihat menghela napasnya. Pasalnya, ia sudah beberapa kali menenangkan bocah itu yang sedari tadi menangis. Ia menangis karena melihat ibunya sedang kesakitan karena kontrasi di kamarnya.
Dengan deraian airmata, saat itu Siwon langsung menghubungi appa-nya. Namun dikarenakan sang appa sedang diluar kota, ia pun disuruh menghubungi Leeteuk.
"Ooeekk~ Ooeekk~"
Terdengar suara tangisan bayi dari dalam ruangan itu. Dengan senyuman lembutnya, Leeteuk memegang bahu kecil Siwon. Namja kecil itu pun mendongak.
"Kamu dengar Siwon-ah, adikmu sudah lahir."
"Jinjja?" Mendengar hal itu, tangisan Siwon berhenti. Ia sudah menunggu beberapa bulan untuk melihat adikknya.
CKLEK!
"Nyonya Choi telah melahirkan seorang bayi laki-laki. Selamat." Ujar sang Euisa sambil menjabat tangan Leeteuk.
"Ahjuma.. Ahjuma.."
Merasa seseorang sedang menarik ujung kemeja putihnya, euisa itu pun melihat kebawah. "Selamat anak tampan, ibumu sudah melahirkan bayi laki-laki yang akan menjadi adikmu."
"Jinjja? Bolehkah aku melihatnya?
Euisa perempuan itu tersenyum lembut, "nanti yah. Sekarang para suster sedang membersihkan ibu dan adikmu dulu."
"Berapa lama?" Tanya Siwon dengan nada yang tersirat begitu sedih.
"Tidak akan lama, nanti akan diberitahu jika sudah selesai."
Namja berlesung pipi itu menganggukkan kepalanya. "Ne, gomawo ahjuma."
Euisa muda itu pun masuk kembali ke ruangannya. Siwon dan Leeteuk tetap menunggu di kursi yang disediakan disana.
30 menit kemudian.
"Ah kalian sudah bisa masuk."
Siwon dengan semangat masuk kedalam. Bahkan tak sengaja ia hampir menubruk salah satu suster disana.
"Hati-hati, Siwon-ah." Leeteuk menegur kelakuan keponakannya itu.
Siwon yang sudah tidak sabar, menghiraukan teguran sang paman. Ia tetap masuk dan mendekat kearah sang ibu yang sedang tertidur pulas.
"Ibumu sedang istirahat, jadi jangan berisik, ne?" Euisa yang menangani ibunya, memberi saran kepada Siwon untuk tidak berisik.
Namja tampan itu mengangguk. "Lalu dimana adikku?"
"Itu disana."
Kedua mata Siwon melihat sebuah box bayi. Ia dengan semangat bergegas mendekatinya.
Ia melihat sesosok bayi yang sedang tertidur. Kedua tangan mungilnya diletakan disamping kepalanya. Mulutnya sedikit terbuka.
"Who-whoaaa~ lucu sekali.."
Kedua mata Siwon terlihat berbinar. Entah karena mendengar suara sang kakak, bayi mungil nan tampan itu membuka matanya. Sepasang mata dengan retina berwarna hitam yang masih terlihat polos nampak terbuka. Begitu bulat nan indah.
"Whoaa~ dia membuka matanya." Kedua tangan Siwon diletakan di box bayi. Ia ingin sekali mengusap pipi chubby itu.
"Lucu sekali..." puji Leeteuk. Dengan semangat Siwon menyetujui ucapan pamannya.
"Ne.. Ne.. dia memang lucu.. aku ingin memegangnya, hyung.."
Namja tampan bak malaikat itu tersenyum sambil mengelus puncak kepala Siwon. "Ne, tapi nanti. Adikmu baru saja lahir."
"Neomu kyeopta~" gumam Siwon yang tentu saja terdengar oleh Leeteuk.
.
.
Besoknya, dengan semangat Siwon menghampiri supir keluarga yang sering mengantar-jemputnya ke sekolah. Tak lupa senyuman lebar ia tebarkan pada setiap orang-orang yang dilaluinya.
"Ahjusi, kita ke Rumah Sakit ne."
"Ne, Tuan Muda."
Mobil mewah berwarna hitam itu pun melaju. Gerakannya begitu halus, benar-benar ciri kendaraan mewah.
Tak sampai 30 menit, mobil yang ditumpangi oleh Siwon sudah sampai dipelataran Rumah Sakit. Bocah yang sudah berumur 8 tahun itu pun keluar dari mobil dan melenggang masuk.
Matanya terlihat begitu bahagia. Rasanya ia ingin segera sampai di kamar rawat ibunya.
Langkah kaki kecilnya menelusuri lorong-lorong Rumah Sakit yang bercat kan warna putih pucat. Bau alkohol menyerbak. Banyak suster, pasien yang berseliweran. Namun langkahnya tak begitu saja ia hentikan, bahkan ia pacu dengan menambah sedikit kecepatan pada langkahnya.
CKLEK!
"Ah, hyungmu sudah datang chagi." Ujar sang ibu yang kini sedang menyusui adik dari Choi Siwon.
Dengan sedikit berlari, namja tampan itu mendekat kearah ranjang ibunya. Meskipun diberi tatapan menegur, Siwon tidak memelankan sedikitpun langkah kakinya.
Ia naik pada kursi yang disediakan disamping tempat tidur. "Siwon-ah, hati-hati. Nanti kalau jatuh bagaimana."
"Eomma, ini adikku?" Tanya Siwon. Menghiraukan teguran sang ibu.
Nyonya Choi menghela napasnya. Kemudian ia tersenyum sambil melihat bayi mungilnya. "Ne, dia dongsaengmu."
Telunjuk Siwon mendekat kearah pipi adiknya. Kemudian mencolek pipi chubby itu. "Kenyal.. seperti puding vanila buatan eomma."
Mendengar penuturan anaknya, Nyonya Choi terkekeh geli. Siwon kini mengelus kepala adiknya. "Namanya siapa, eomma?"
"Eoh? Nama?" Sang eomma terlihat berpikir. "Eomma dan juga Appa sudah menyiapkan nama sebenarnya. Tapi apakah Siwonie akan setuju dengan nama yang sudah eomma siapkan."
"Memangnya siapa eomma?" Kedua mata Siwon berbinar ketika melihat adiknya sudah membuka kedua matanya lagi.
"Kyuhyun. Choi Kyuhyun. Bagaimana? Bagus tidak?"
"Kyuhyun?" Siwon menatap sang ibu kemudian ia alihkan menatap sang adik yang kini menatapnya balik dengan mata bulat nan indah. Tak lama wajahnya terlihat semakin berbinar. "Ne, bagus sekali eomma. Kyuhyun. Kyuhyunie atau Kyunie atau mungkin BabyKyu saja." Teriak Siwon dengan semangat.
"Ooeekk~ ooeekk~"
Akibat suara keras Siwon, bayi mungil yang tadinya tenang, kini menangis keras.
"Lho kenapa menangis?" Tanya Siwon dengan paniknya. Ia pun naik keatas kasur ibunya.
"Itu karena tadi kamu berteriak begitu keras, Siwon-ah." Sebuah suara berat terdengar dari arah belakang.
Dapat Siwon lihat, ayahnya baru saja datang. Sepertinya dari luar kota langsung ke Rumah Sakit, dapat terlihat dari pakaian formal yang masih dikenakan juga tas kerja yang dipegangnya.
"Yang tenang, Siwonie." Ucap Sang ibu.
"Ooeeekk~ ooeeekk~"
"A-adik manis, jangan menangis lagi ne?" Namun tangisan adiknya semakin keras. Siwon pun refleks mengusap puncak kepalanya. Tanpa ia duga, cara itu ampuh.
"Sepertinya bayi mungil kita ada yang senang mendapatkan elusan dikepalanya." Ujar Sang ayah.
Keluarga kecil Choi kini terlihat bahagia. Mereka berkumpul dengan canda tawanya. Kehadiran si kecil Kyuhyun mampu menghidupkan kembali suasana rumah yang ramai.
.
.
5 bulan kemudian setelah kelahiran Kyuhyun.
Seorang anak laki-laki yang kini umurnya sudah 9 tahun terlihat sedang bermain dengan seorang bayi. Bayi mungil itu tertawa ketika Siwon memperlihatkan gantungan mainan yang ia buat.
"Lihat, bagus kan Kyuhyunie." Ujar Siwon sambil menggerak-gerakan mainan buatannya itu.
Tangan mungil bayi itu bergerak-gerak diudara hendak menggapai benda yang bergerak diatasnya. Dengan tawa lebar dan suara tawa yang terdengar lucu, ia menggerakan kedua tangan juga kakinya keatas.
"Ommo, Kyuhyunie ingin mainan ini?" Tunjuk Siwon kearah benda yang berbentuk seperti burung bangau yang ia buat dari kertas lipat berwarna.
Kyuhyun kecil hanya tertawa-tawa saja sambil tetap berusaha menggapainya.
Dengan sigap, Siwon mengganti mainan yang tergantung di box bayi adiknya. Mainan berbentuk pesawat yang bisa bergerak sendiri jika dinyalakan.
"Yak selesai. Bagaimana, Kyuhyun... ah hyung panggil Kyunie saja, bagaimana Kyunie suka?"
Siwon tersenyum lebar saat melihat tawa adiknya semakin lebar.
.
.
"Ommo~, Kyunie, jangan menarik-narik selimutnya seperti itu." Siwon merapikan selimut yang tadinya terpakai rapi, namun kini sudah tidak beraturan bahkan menutup sedikit wajah Kyuhyun.
Setelah merapikan selimut berwarna baby blue, Siwon kembali berkutat dengan botol susu. Ia tadi hendak membuatkan susu untuk sang adik.
Kenapa Siwon harus repot-repot membuat susu? Kenapa tidak memakai jasa baby sitter?
Ayah dan ibunya sudah menyewa seorang babysitter, namun karena sikap posesif yang Siwon miliki, ia pun yang mengambil alih tugas baby sitter tersebut. Ia kurang percaya dengan yang namanya penjaga bayi.
Bagaimana jika ia sekolah? Jika Siwon sekolah, dengan terpaksa Siwon akan menyerahkan tugasnya kepada pengurus yang sudah ditunjuk oleh kedua orangtuanya.
"Ya ampun, Kyunie.. Jangan mengemut kakimu seperti itu!" Siwon segera menghentikan kegiatan adiknya itu. Selimut yang sudah ia rapikan tadi, kini berada dibawah kaki Kyuhyun dengan sempurna.
"Kamu pipis ya, Kyunie." Ucap Siwon ketika matanya melihat bahwa celana sang adik sudah basah.
Meskipun anak sulung keluarga Choi masih kecil, namun ia bisa mengurus, merawat serta menjaga adiknya. Ia bisa memandikannya, membuatkan susu, mengganti popoknya, bahkan membersihkan Kyuhyun ketika sudah buang air besar.
"Ya ampun, Kyunie, jangan dulu menyamping seperti itu, hyung pakaikan celananya dulu." Siwon mengembalikan Kyuhyun pada posisi semula, yaitu terlentang. Setelah itu ia mengambil bedak, namun saat dilihat, adik kecilnya itu sudah akan menyamping kembali.
"Aigoo~ Kyunie, diamlah dulu sebentar ne." Bocah kecil itu menahan tubuh adiknya supaya tidak kembali menyamping. Namun Kyuhyun kecil semakin berusaha untuk bisa menyamping bahkan tengkurap.
Karena sudah lelah, akhirnya Siwon pun membiarkan adiknya untuk tengkurap. Ketika Siwon hendak memakaikan celana adiknya, sesekali kepala sang adik melesak kearah bantal kemudian menengadah kembali sambil tertawa melihat gorden yang bergerak tertipu angin.
Kyuhyun kecil kembali tertawa ketika melihat kakaknya sudah membawa sebotol susu hangat. Ia menggapaikan tangan-tangan mungilnya.
"Aigoo~, sepertinya Kyunie sudah tidak sabar."
"Hiksss.. hikss.. huweeee..."
Bayi kecil itu menangis keras. Siwon pun mengarahkan botol berisi susu itu kearah mulut Kyuhyun yang terbuka. Namun tangisan itu semakin kencang, sepertinya Kyuhyun kecil Siwon sedang ngambek.
Susu yang dipegang oleh Siwon, kini ia letakkan di kasur. Kemudian ia menggendong sang adik sambil membawanya ke balkon kamar dan tak lupa membawa botol susunya. Ia pun duduk disalah satu kursi yang disediakan disana.
Akhirnya tangisan Kyuhyun berhenti. Ia pun dengan senang hati meminum susunya.
Siwon sendiri menikmati pemandangan didepannya. Sebuah taman labirin kecil yang ditengahnya terdapat kumpulan bunga indah.
Ia tersenyum sedih ketika ingatannya berputar ke beberapa tahun silam, ketika kedua orangtuanya tidak sesibuk seperti sekarang. Ia pun menoleh kearah sang adik yang masih meminum susunya, namun kedua matanya sudah mulai sayu dan akhirnya tertutup. Sang adik sudah tertidur. Siwon melepas botol susunya dan menyimpannya dimeja.
Jari telunjuk pemuda tampan itu menelusuri hidung mancung sang adik dan sedikit menekan-nekan pipi kenyal tersebut. Ia tersenyum ketika melihat bibir Kyuhyun terangkat keatas, tersenyum bahkan tertawa hingga tubuh mungil itu berguncang.
.
.
"Aku pulang."
Siwon yang baru saja pulang sekolah, langsung berlari menuju kamar adiknya. Tanpa menunggu apapun lagi, Siwon masuk ke kamar yang didominasi oleh warna biru tersebut.
Dapat ia liat sebuah ranjang bayi disana. Tak ada seorang pun berada dikamar yang dipenuhi oleh berbagai macam mainan anak. Tak ada pengasuh bahkan orangtua.
Kaki kecil Siwon melangkah menuju box bayi tersebut. Matanya melihat bahwa sang adik sedang tertidur dalam posisi yang menurutnya lucu.
Kyuhyun tertidur menyamping dengan kepala mendongak dan kaki yang memeluk guling. Persis seperti huruf 'Z'.
"Kyunie, tidurmu sungguh aneh." Ucap Siwon dengan pelan.
Namja tampan itu merasa perutnya minta diisi. Ia pun turun kebawah untuk makan siang. Setelah itu kembali lagi kesini sambil membawa PR-nya.
Tak berapa lama, Siwon pun kembali dengan tas sekolahnya. Ketika mau masuk, ia mendengar suara khas bayi.
Saat masuk, sang adik sudah bangun dalam keadaan tengkurap. Matanya terlihat masih mengantuk, nampak setengah terbuka. Sesekali kepalanya terantuk bantal, kemudian bangun lagi. Dan pada akhirnya kembali terkulai dibantal nan empuk tersebut. Deru napas mulai terdengar.
Siwon tersenyum, ia pun melangkah mendekati sang adik. Mengelus kepalanya yang dihiasi rambut coklat tipis, khas sekali anak bayi.
"Hyung yang akan selalu menjagamu."
Bibir tipis Siwon mengecup kening Kyuhyun, kemudian merapikan selimutnya dan melangkah menuju meja untuk mengerjakan PR-nya.
.
.
Waktu pun bergulir, Kyuhyun tumbuh menjadi anak yang cerdas. Apa yang ia lihat, sangat mudah untuk ia melakukannya. Maka dari itu, selaku kakak, Siwon harus selalu memperhatikan kegiatan adiknya.
Begitupun dengan Siwon yang sudah mulai beranjak dewasa, kini semakin banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan, dari tugas sekolah hingga makanan adiknya.
Kini anak bungsu dari keluarga Choi sudah menginjak umur 6 tahun. Selama itu juga, Kyuhyun tumbuh hanya dengan kakaknya. Ayah dan juga ibunya sangat jarang berada di rumah. Membuat Kyuhyun begitu kesepian. Sang kakak banyak sekali kegiatan diluar rumah, hingga ia pun menjadi sangat kesepian.
"Aku pulang."
Terdengar suara seseorang yang sejak tadi Kyuhyun tunggu kehadirannya. Dengan tergesa, ia melangkahkan kaki mungilnya menuju ruang depan.
"Selamat datang, Hyung."
Kyuhyun menuruni tangga rumah sedikit tergesa, membuat Siwon yang baru saja pulang sekolah memekik tertahan.
"Jangan berlari seperti itu, Kyunie. Kamu masih sakit." Siwon menegur sang adik, namun ia hiraukan. Ia pun melompat dan memeluk kakaknya.
"Hyung lama sekali." Ucap Kyuhyun sambil menelusupkan surai coklat itu ke lekukan leher Siwon.
"Mianhae, hyung banyak sekali kegiatan." Siwon yang kini sedang menggendong tubuh adiknya, melangkah menuju dapur. "Demamnya sudah turun?"
Kyuhyun mengangguk.
"Syukurlah kalau begitu.." namja yang kini berumur 15 tahun tersebut, mendudukkan tubuh sang adik di meja dekat pantry. "Jangan membuat hyung khawatir, ne."
Pagi hari tadi, Siwon menemukan Kyuhyun sedang mengigau. Keringat banyak keluar dari pori-pori tubuhnya. Dengan panik Siwon memanggil ahjusi-nya, Park Jungsoo.
Setelah sang ahjusi datang, ia sedikit lega. Pasalnya, saat itu kondisi Kyunie begitu mengkhawatirkannya. Bukan hanya demam, namun bocah kecil yang hobi bermain game tersebut, sesekali merintih kesakitan.
"Hyung masih sibuk?" Tanya Kyuhyun.
Meskipun masih berumur 6 tahun, cara bicara dan kosakata yang Kyuhyun ucapkan begitu lancar seperti anak berumur 9 tahun.
"Tidak tahu. Ada apa?" Siwon sibuk menuang segelas jus jeruk.
"Aku bosan, hyung. Dari tadi ahjussi menyuruhku istirahat." Raut wajah Kyuhyun berubah menjadi cemberut.
Siwon tersenyum tipis. Ia pun mendekat kearah sang adik. "Itu karena ahjussi begitu mengkhawatirkanmu. Lebih baik Kyunie tidur sekarang."
"Ani, aku ingin bersamamu, hyung."
"Kita bermain di ruang keluarga saja, ne. Kamu mau ajak hyung bermain apa?" Siwon kembali menggendong tubuh adiknya. Serasa begitu ringan.
"Uhm, aku ingin main PS, hyung." Ujar Kyuhyun dengan cerianya. Sang kakak menganggukkan kepalanya.
Keduanya sampai di ruang keluarga. Siwon menyiapkan peralatan yang diperlukan kemudian menyalakannya. Ia menyerahkan satu stick untuk Kyuhyun dan satu lagi untuk dirinya sendiri.
Mereka bermain begitu senangnya, sehingga waktu pun tak terasa sudah beranjak sore. Kyuhyun terlihat begitu mengantuk, sesekali ia hampir jatuh akibat tidak bisa menahan kantuknya.
Siwon meletakkan stick yang ia pegang. Kemudian beringsut dan membawa Kyuhyun kedalam pelukannya.
"Jjaljayo, Kyunie." Bisik Siwon.
#.#
Bingung antara mau TBC or Fin..
Btw terimakasih yg udah mau baca n review fict UD. Terimakasih atas pemberitahuan kesalahannya. Aku sadar, kemampuanku masih kurang. Tapi bakal terus belajar lagi.. hehehe..
Review? :3
