.

Title: V ? ,

Cast: JinTae/ VJin, BTS

author: Taehyvng

.

V ?

.

"TAEHYUNGIE! BANGUN!"

.

SRETT

.

BRAKK

.

"Ya eomma appoyo! Ughh aku masih ingin tidur!" Namja imut itu menarik selimutnya walaupun ia sudah terjatuh ke lantai kamarnya berkat tarikan sang eomma.

"YA! KIM TAEHYUNG IRREONA! HARI INI SEOKJIN DAN ORANG TUANYA AKAN DATANG! KAU HARUS BERSIAP-SIAP!

Namja bernama lengkap Kim Taehyung itu segera terduduk. Ia menatap eommanya dengan tatapan datar mematikan.

"Hari ini aku harus ke rumah Jimin. Aku sudah berjanji padanya"

"Tapi-"

"Eomma kan pernah berkata padaku, bahwa seorang laku- laki sejati tidak pernah dan tidak boleh ingkar janji" ucapnya santai. Sebelum sang eomma menjawab, ia langsung berkata lagi. "Baik aku mandi dulu" Taehyung segera berdiri lalu berjalan masih dengan wajah datarnya masuk kedalam kamar mandi di kamarnya meninggalkan eommanya yang menggerutu sambil berjalan keluar kamarnya dengan menghentakkan kakinya dan membiarkan beberapa maid masuk dan membereskan kamarnya.

Taehyung memutar bola matanya malas. Eommanya memang sangat kekanakan. Jadi, tidak ada salahnya jika ia sangat manja dan kekanakan bukan? Lagipula, Kim Taehyung yang tampan kan anak tunggal.

.

.

"Umma! Appa! Tae berangkat ne?!" Taehyung berteriak sambil berlari kecil menuruni tangga melingkar di rumah megahnya. Ia terlihat sangat tampan. Rambut merah muda yang disisir tidak rapi memberi kesan badboy dan ditutupi oleh topi berwarna merah- hijau yang dipakai terbalik. Kaos v neck putih polos ditambah hem merah kotak- kotak yang tidak dikancing. Celana pendek selutut berwarna coklar tua dan sneaker putih yang cocok melengkapi penampilannya.

"Tak bisakah kau menunggu sampai Seokjin dan orang tuanya datang? Bukankah kau sangat ingin bertemu dengannya?" tanya sang appa

Taehyung tidak terlalu peduli dengan pertanyaan appanya. Ia menuju meja makan tempat orang tuanya sarapan hanya untuk mengambil selembar roti, menggigitnya lalu pamit pada orang tuanya dan berlari ke pintu rumahnya.

"Tidak bisa! Salam untuk Seokjin hyung dan orang tuanya! Aku berangkat!" anak itupun menghilang di ambang pintu rumah megah tersebut.

.

"Tidakkah kau berpikir bahwa Taehyung masih belum benar- benar menyetujui pertunangannya dengan Seokjin? Bahkan mereka pun belum pernah bertemu sama sekali"

"Mungkin. Wajar saja, ia masih berumur 19 tahun"

.

.

.

Taehyung memarkirkan mobilnya di halaman rumah Jimin. Ia melepas topinya lalu berjalan santai masuk ke rumah sahabatnya itu setelah memberi salam kepada kedua orang tua Jimin yang sedang berkebun. Taehyung masuk ke kamar Jimin dan membanting pintunya dengan sangat kencang.

"Ya! Jangan rusak pintuku lagi Kim Taehyung! Itu baru saja diganti!" protes sang pemilik kamar. Namja tampan itu membanting buku super tebalnya.

"Ish! Moodku sedang sangat buruk!" Taehyung mempoutkan bibirnya lalu merebahkan diri di kasur Jimin.

"Hhhh ada apa lagi?" Jimin menghela nafasnya pasrah. Ia terlalu mengerti sahabatnya ini. "Tentang calon tunanganmu lagi? Siapa itu? Seokje? Soekja? Seokji? Se-"

"Seokjin" koreksi Taehyung. Ia menutup wajahnya dengan bantal milik Jimin. "Hari ini ia ikut datang bersama orang tuanya" Taehyung mendudukkan diri di kasur Jimin lalu memeluk bantalnya.

"MWOO?! Huaaaa chukkae! Bukankah kau sangat ingin bertemu dengannya?!" pekik Jimin bodoh. Tak menyadari Taehyung yang mempoutkan bibirnya lagi.

"Justru itu, aku kesini. Aku takut bertemu dengannya. Dia terlihat sangat tampan walaupun hanya di foto. Bagaimana jika dia tidak menyukaiku? Bagaimana jika ia tidak mau menerimaku? Aku, aku-"

"Sssstt, jangan berpikir begitu. Kau juga tampan. Tidak usah rendah diri seperti itu Taetae. Kau tahu BAP Daehyun Jung dan EXO Baekhyun Byun bukan? Mereka bahkan terlihat mirip denganmu! Jika kau jelek, tidak mungkin kau memiliki banyak fans disekolah"

"Hhh. Tapi-"

"Ssstt. Makanlah permen karet seperti biasanya. Aku akan mengambilkan minum"

"Kau punya permen karet?"

"Ada. Ambil saja di lemari" Jimin pergi meninggalkan Taehyung di kamarnya.

Taehyung membuka lemari percobaan Jimin. Ia melihat setoples penuh permen berwarna- warni. Taehyung ,emgerutkan dahinya. 'Sejak kapan anak itu punya banyak permen karet? Biasanya ia hanya menyediakan satu atau dua permen karet batangan untukku' batinnya. Lalu ia mengendikkan bahunya tak peduli. 'Mungkin sengaja agar tak terlalu sering membeli'

Taehyung memakan permen itu lalu memejamkan matanya dengan erat karena rasa permen itu sangatlah aneh dan ternyata itu adalah permen kunyah bukan permen kare. Tidak lama setelah itu, Taehyung meraskan pusing di kepalanya. Ia menjatuhkan toples permen itu lalu memegangi kepalanya. Ia merasakan bajunya semakin besar secara perlahan. Begitupun yang ia rasakan pada sepatunya.

.

CKLEK

.

Jimin datang dan...

.

PRANGG

.

Ia menjatuhkan nampannya yang berisi minuman lalu berlari ke Taehyung yang terduduk di lantai. "A-a-apa yang kau lakukan Taetae?!" mata tajamnya membulat

"P-permen itu-" Taehyung menunjuk setoples permen karet yang teronggok di atas lantai kamar Jimin. "Rasanya-"

"Itu bukan permen karet bodoh!" Teriak Jimin. "Tapi, tapi, PERCOBAANKU BERHASIL!" pekiknya kegirangam

"Apa, apa maksudmu?! Kenapa tubuhku menjadi..

.

.

.

.

.

.

- kecil?"

"Pffftttt, Hahahaaa! Bukan hanya tubuhmu, tapi-" Jimin menggiring Taehyung ke kamar mandi kamarnya lalu mengangkat tubuh Taehyung yang kecil ke wastafel hingga dapat melihat ke kaca dan,

"GYAAAA!" Teriaknya. Ia membulatkan matanya lalu menepuk- nepuk pipinya tak percaya. "Kenapa aku jadi seperti anak berumur lima tahun?!" teriaknya tak percaya dengan suara cempreng khas anak berumur 5 tahun yang imut.

"Ya, permen yang kau makan itu kubuat untuk menurunkan umur. Awalnya aku ingin memberikannya kepada Kitty kucingku agar dia menjadi muda dan semangat lagi. Tapi sayang, ia terlanjur mati" Jimin mengendikkan bahunya. Taehyung mempoutkan bibirnya imut. "Astaga uri little Taetae imut sekali" Jimin mencubut pipi Taehyung gemas

"Ya! Umurku 19 tahun! Aku sudah punya SIM!" protesnya

"Umurmu 5 tahun little Tae, dan SIM itu, milik Kim Taehyung" Goda Jimin

"Sialan kau Park Jimin! Bagaimana aku mengatakannya pada orang tuaku? Dan pada keluarga Seokjin?!" namja mungil itu mengacak rambutnya frustasi.

"Tenang saja, aku akan membantumu. Jadi, bagaimana jika aku mengajakmu jalan- jalan sebagai tanda terimakasih telah menjadi kelinci percobaanku?"

"Euumm, setuju!" pekik Taehyung. Ia berumur lima tahun sekarang.

"Tunggu sebentar aku akan mengambil bajuku waktu kecil. Semoga masih ada"

Taehyung terduduk imut di wastafel lalu mengangguk sambil menggerakkan kakinya yang tergantung maju mundur. Terlihat sangat imut bahkan rasa sebalknya terhadap Jimin sudah hilang berkat kata- kata 'jalan- jalan'

.

.

"Eumm jeongmal mianhae Seokjin-ah, Taehyungie benar- benar terdesak dan tidak bisa bertemu denganmu hari ini. Jeongmal mianhae" sesal eomma Taehyung.

"Tidak apa- apa ahjumma. Lagipula Taehyung kan adalah seorang namja berumur 19 tahun. Aku paham kesibukannya. Aku juga pernah berumur 19 tahun" namja bernama Seokjin itu tersenyum manis.

"Benarkah? Tapi kukira kau sangat ingin bertemu dengannya. Apakah aku harus menelponnya untuk pulang?" tanya appa Taehyung

"Tidak usah ahjussi, itu pasti akan mengganggunya" jawab Seokjin

"Hrrhhh benarkah kau tak ingin bertemu dengannya chagi?" kali ini eomma Seokjin buka mulut.

"Ingin. Tentu saja ingin, tapi ia memiliki urusan yang penting dan aku akan mengutuk diriku jika membuat calon tunanganku membenciku karena aku mengganggu urusannya" jawab Seokjin. Jika saja Taehyung mendengarnya, namja manis itu pasti akan mengutuk dirinya yang berpikiran buruk terhadap Seokjin.

"Baiklah"

"Jadi, bagaimana tentang kerja sama perusahaan kita-"

"Eumm, appa, eomma, ahjumma, ahjussi, aku pergi duluan ne" Seokjin memotong perkataan appanya. Ia sangat tidak mengerti tentang perusahaan atau apapun itu.

.

.

.

"Kau mau kemana Little Taehyung!"

"Duduk di taman. Aku lelah Park Jimin bodoh!" Taehyung berlari menuju taman yang berada tepat di depan department store yang baru saja mereka datangi.

"Kau payah"

"Sialan, aku terjebak dalam umur lima tahun dan kau memaksaku bermain pump dengan level very hard? Ayolah, kakiku sangat pendek!" ia menghentakkan kakinya imut membentak Jimin.

"Ck, bilang saja kau tidak mampu" jawab Jimin santai

"SIALAN KAU-"

"Biar aku belikan minuman. Jangan pergi kemana- mana adik manis. Jangan pergi jika ada yang mengajakmu. Arra?" Jimin mengusak kepala Taehyung lalu berlari kecil meninggalkan anak berumur lima tahun tersebut

"Tsk sialan."

Taehyung hanya bisa pasrah. Ia duduk sambil mempoutkan bibirnya di kursi taman.

10 menit

'Mungkin antri'

15 menit

'Mungkin ada keributan'

20 menit

'Mungkin dia tertabrak mobil. Eh?'

25 menit

"Hey adik manis, untuk apa kau disini? Dimana orang tuamu?"

'Dasar orang aneh' Taehyung tidak menoleh. Walaupun suara namja yang menyapanya sangatlah indah dan lembut. Ia tak peduli. Ia kesal menunggu Jimin sekarang.

"Heyy, apa kau tersesat dimana rumahmu?"

'Tidak usah pedulikan dia. Mungkin dia gila dan kesepian'

"Adik kecil? Kau bisa mendengarku? Atau mungkin kau punya gangguan pendengaran" namja itu menepuk pundak Taehyung

'Dasar pengganggu'

"Hey adik kecil kau-"

"YA DIAM KA- KIM SEOKJIN!" Taehyung membulatkan matanya. Namja itu.. Kim Seokjin..

Calon tunangannya?

"Woah bagaimana kau bisa mengetahui namaku eoh?" namja itu mengusak rambut Taehyung dengan lembut lalu tersenyum.

"Aku.. aku- Err,"

"Hahahaa mungkin kakakmu stalkersku dan sering menceritakanku padamu ne? Haha tentu tidak mungkin kan. Jadi, darimana kau tahu namaku adik manis?"

'Ternyata ia baik' "Kau mirip dengan hyungku yang bernama Kim Seokjin. Ya, kalian sangat mirip"

"Kebetulan yang luar biasa eoh? Siapa namamu?"

"Nama?"

"Ne, nama?"

'Nama? Siapa? Kim Taehyung? Tidak!' "Emm, V..?"

"V?"

Taehyung menggigit bibirnya. Ia mengangguk ragu.

"Sungguh pendek namun enak didengar. Biar kutebak, orang tuamu pasti bukan orang korea"

Taehyung hanya mengangguk ia sangat gugup.

"Hoaa pantas saja kau sangat imut. Jadi, dimana rumahmu? Biar hyung mengantarkanmu pulang"

"Aku- err aku tadi sedang bermain bersama hyungku. Namun ia hilang" Taehyung -coret- V mempoutkan bibirnya.

"Kau yang hilang V, bukan hyung mu" Seokjin mengusak rambut V lagi. "Mau mencarinya bersamaku?" tawarnya. V mengangguk imut.

Seokjin menggenggam erat tangan bocah berumur lima tahun itu dan mengajaknya berputar- putar mengelilingi taman. Ia membiarkan bocah itu terus tersenyum. Ia hanya tidak tahu bahwa ia sudah bertemu dengan calon tunangannya sekarang.

V terdiam tiba- tiba. Genggamannya makin erat. Emosinya mendidih di puncak kepalanya. Ternyata, sudah lama menunggu Jimin, namja itu sedang tertawa dengan Jungkook sambil memakan eskrim.

"Kenapa V, oh dia hyungmu?" Jin mengikuti arah pandang V. V mengangguk dengan wajah emosi.

"Sepertinya ia sangat si-" belum sempat Jin menyelesaikan kata- katanya, V sudah menggenggam batu dan melemparnya kearah Jimin. Jin membulatkan matanya melihat aksi anak berumur lima tahun ini. Jimin meliriknya dengan tatapan kaget. Lebih tepatnya kaget karena namja yang tangannya ia genggam.

V menarik tangan Jin menjauh setelah memeletkan lidahnya pada Jimin.

"I-itu tadi Kim Seokjin kan? Tunangan Taetae hyung? Dan anak itu-" Jungkook tak percaya

"Yaampun anak itu."

.

TBC


FF Jintae pertama. Entah kenapa bisa ampe gini. Mungkin aku keseringan baca komik 3

Review nee saranghaeyoo 3