Yuki Naruto

Chapter 4: Comeback!


Dua figur terlihat sedang berada di sebuah kedai restoran. Kedua figur itu terlihat sedang mengobrol kepada satu sama lain tentang masalah yang terlihatnya penting, dilihat dari dua wajah serius kedua figur itu.

Salah satu figur itu mempunyai rambut putih spiky yang sangat panjang, yang ia ikat menjadi ponytail. Ia di kedua matanya ada sebuah garis merah yang turun ke pipinya. Figur itu memakai hitai-ate berwarna putih, yang mempunyai tanduk kecil. Di hitai-ate itu terlihat sebuah kanji untuk 'oil'. Figur itu memakai kimono simpel berwarna hijau. Di dalamnya, ada armor mesh. Ia juga memakai haori berwarna merah.

Sementara figur di sampingnya, ia terlihat berada di masa remajanya. Ia mempunyai wajah yang sangat tampan. Pipinya tirus, dan mempunyai cheekbone yang tinggi. Ia mempunyai kulit putih pucat, dan mata berwarna biru yang sangat indah. Jika rambut figur pertama berwarna putih seperti abu-abu, rambut figur ini berwarna putih salju. Rambut spikynya terlihat panjang sebahu. Ia memakai pakaian yang hampir sama dengan figur yang pertama, hanya sedikit berbeda. Ia memakai kimono berwarna hitam yang ia sebut sebagai shikahusho, dan haori tanpa lengan berwarna putih dengan simbol klan Yuki di baliknya. Di punggungnya, juga terlihat sebuah katana panjang.

"Jiraiya, apa kau yakin?" Tanya figur kedua pada Jiraiya.

Jiraiya menganggukan kepalanya, "Positif." Jawab Jiraiya.

Figur kedua hanya diam saja. Ekspresi kontemplasi berada di wajahnya. Iapun kemudian berusaha mengganti topik, "Jadi, Jiraiya, bagaimana kabar Minato dan keluarga?" Tanya figur itu.

Moodnya pun berubah menjadi ceria, "Well, mereka baik, kurasa. Aku tak bisa melihat mereka karena Akatsuki, Orochimaru, dan lain-lainnya. Terakhir kulihat, yaitu 6 bulan yang lalu, mereka baik-baik saja. Kaito dan Haruka sedang berlatih untuk menjadi Genin. Aku rasa, mereka sudah lulus dan sekarang sedang menjalani misi. Minato seperti biasa, mengerjakan kertas kerja di menara Hokage. Sungguh, itu hanya satu-satunya alasan kenapa aku tidak ingin menerima mantel Hokage dari sensei," Jiraiya terkekeh. "Kushina sendiri, masih menjadi ibu rumah tangga biasa. Keluarga yang bahagia, aku pikir." Ucap Jiraiya dengan senyuman di wajahnya. "Bagaimana dengan kau sendiri, Naruto? Apa kau sudah menemukan wanita idamanmu?" Jiraiya bertanya dengan nada bertanya, walaupun Naruto bisa merasakan bahwa ada nada serius juga.

Naruto hanya menggeleng. Ia mengangkat gelas the yang ia pesan, dan meminumnya. "Kurasa, aku terlalu sibuk menjaga Senna daripada mencari wanita," Gumam Naruto, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada Jiraiya. "Well, bagaimana dengan kau sendiri, Jiraiya? Jika kau terus menjaga tingkah genitmu itu, tidak ada yang akan mau bersama dirimu. Termasuk Tsunade. Itu sudah seperti hukum bahwa wanita tidak menyukai lelaki genit." Ucap Naruto.

Jiraiya hanya tersenyum sambil menggaruk lehernya, "Lagipula, aku tidak perlu mencari istri dan keluarga. Mengurus keluarga terlalu menyusahkan. Aku hanya tinggal ingin mencari orang yang akan mewarisi karyaku ini! Sayangnya, Kaito tidak bisa menjadi pewarisku," Jawabnya. "Bagaimana denganmu, Naruto? Kau ingin menjadi pewarisku? Aku akan mengajarkanmu cara menikmati, dan mempuaskan wanita." Sedikit keluar nosebleed dari hidung Jiraiya ketika Jiraiya mengatakan ini.

Naruto hanya memberi Jiraiya glare, "Maaf, tetapi aku masih mempunyai hormat pada wanita, tidak sepertimu." Ucap Nauto.

Jiraiya hanya tertawa, "Kau sungguh masih sama, Naruto. Kau terlalu serius sejak kejadian 'itu'. Ditambah lagi dengan wajah tanpa emosimu, aku akan mengira bahwa kau seorang Uchiha," Jiraiya bercanda. "Tetapi, sungguh, selama 6 tahun, kau sudah berlatih keras dan aku yakin kau sekarang sudah melewati ayahmu. Dan mungkin kau bisa memberi Minato tantangan. Anak itu sungguh butuh pekerjaan lain selaing menandatangani paperwork."

Naruto hanya menghela nafasnya, "Aku tahu, Jiraiya." Ucap Naruto dengan kecil. "Itu adalah mimpiku, kau tahu? Untuk melewati ekspektasi ayahku…" Gumamnya dengan sedih.

Jiraiya hanya tersenyum. Tersenyum bangga, seperti senyuman seorang ayah pada anaknya. Sudah 6 tahun sejak pembantaian klan Yūki. Naruto kini sudah remaja 17 tahun. Ketika Jiraiya mendapat kabar itu, ia depresi. Sudah bukan rahasia lagi, bahwa selain keluarga Minato, ia juga menganggap keluarga Toshiro sebagai keluarnya juga walaupun ia hanya pernah melihat Toushiro dan Naruto.

Selama itu, ia mendapat kabar Toushiro dan Rukia meninggal, dan ia sangat depresi. Ia tidak mendapat kabar bahwa ada seseorang bernama Naruto dan Senna meninggal, karena itu ia mencari Naruto dan Senna ke seluruh Elemental Nation.

Iapun menemukan Naruto dan Senna, 2 bulan kemudian, terlihat sangat buruk. Naruto saat itu sangat depresi dan Senna, walaupun depresi juga, ingin menyemangatkan kakaknya. Ia langsung saja, mengambil Naruto dan Senna dalam tanggung jawabnya. Ia memberi mereka rumah.

Selama beberapa tahun, ia melatih mereka berdua. Walaupun Naruto saat itu sudah bisa dibilang Jounin, tetap saja Jiraiya melatihnya di segala aspek. Ketika Jiraiya sudah menduga bahwa Naruto tidak bisa mengejutkannya lagi ketika Naruto sudah mempunyai kekuatan seorang Jounin di umur 11 tahun, Jiraiya dikagetkan lagi oleh Naruto yang bisa dibilang, lebih jenius daripada Minato sekalipun.

Senna juga, walaupun tidak sejenius kakaknya, tetap saja juga ia jugabisa menyerap semua informasi yang diberikan Jiraiya seperti busa. Tidak lamapun, Senna mempunyai kekuatan seorang Gennin.

Jiaiya mengajarkan Naruto segala yang ia tahu dengan Fūinjutsu. Ia, menurut Jiraiya, mengingatkan Jiraiya ketika ia mengajarkan Minato Fūinjutsu. Naruto sangat jenius dalam Fūinjutsu. Seperti Minato juga, akhirnya Naruto masuk ke dalam Fase Fūinjutsu Jikukan. Fūinjutsu Jikukan, alias Time-Space Sealing, adalah sebuah Fūinjutsu yang menginvolvasi waktu dan tempat. Itu sangat susah, dan hanya bisa dibuat, atau dicaptakan oleh Seal Master.

Naruto sendiri, di umur 17 tahun, kini sudah menjadi Seal Master. Ia menginventasi banyak Segel, membuat Jiraiya bangga. Naruto sendiri, akhirnya memperkenalkan Jiraiya pada inventasi paling brilliant Naruto, yaitu Shunpo.

Shunpo, alias Flash Step, adalah tekhnik Jikukan seperti Hiraishin milik Minato. Dimana Minato memakai Kunainya sebagai 'mark'-nya, dimana ia akan menteleportasi kesana, Naruto menjadikan dirinya sendiri sebagai mark itu. Tidak seperti Minato yang hanya bisa menteleportasi tepat dimana tanda Jikukan itu berada, tetapi Naruto bisa menteleportasi di radius 20 meter dari tanda Jikukan, alias tubuhnya sendiri.

Dengan itu, menjadikan Naruto petarung spesialis jarak dekat, karena Naruto bisa menteleportasikan dirinya kemana saja dari jarak dekat.

Naruto juga mempunyai beberapa inventasi Jikukan lainnya, yang membuat Jiraiya kagum, karena tidak banyak yang mempunyai pikiran yang kreatif untuk menciptakan Jikukan. Biasanya orang hanya akan berpikir untuk teleportasi, atau lainnya.

Naruto juga pernah memperlihatkan Jiraiya tekhnik Jikukan, yang Naruto namai, Jikukan: Danku. Atau bisa kalian sebut, Time-Space Technique: Splitting Void. Itu sebuah tekhnik defensif, dimana Naruto membuat sebuah barrir Jikukan, yang membuat apapun yang mengenai barrir itu, berhenti. Jadi, jika sebuah Ninjutsu mengenai barrir itu, waktu akan berhenti, membuat Ninjutsu itu tidak bisa merusak barrir itu. Itu, menurut Jiraiya, adalah salah satu inventasi tekhnik defensif paling brilliant.

Naruto memberi Jiraiya honor untuk melihat dua tekhnik Jikukan miliknya lagi. Yang pertama, adalah tekhnik offensive, yang langsung bisa Jiraiya klarisifikasikan sebagai S-Rank. Yaitu, Jikukan: Kurohitsugi (Time-Space Technique: Black Coffin.). Tekhnik dimana Naruto membuat sebuah kotak dimensi dan mengurung musuhnya disana. Di dalam sana, Naruto tidak mendeskripsikan apa-apa pada Jiraiya, tapi dari yang Jiraiya lihat, ketika tekhnik itu berakhir, musuh mempunyai luka dimana-mana.

Yang Jiraiya terakhir lihat, adalah Jikukan: Eru Esukudo (Time-Space Technique: The Shield). Sebuah tekhnik yang menurut Jiraiya, dimana Naruto membuat barrir disekeliling tubuhnya untuk memblok musuh. Jiraiya tidak tahu konsepnya, karena Naruto tidak pernah memberi detail deskripsinya padanya.

Jiraiya juga pernah ingat Naruto pernah bilang bahwa berhasil membuat kantung dimensinya sendiri, tetapi Jiraiya tidak yakin apa itu bisa. Tetapi, melihat Naruto, Jiraiya yakin pasti itu dengan mudah bisa dicapai oleh Naruto.

Jikukan adalah tekhnik paling tersulit dan paling jarang. Karena itu, Naruto mendapat Rangking S di Bingo Book karena pengetahuan esktensifnya tentang Jikukan, dan juga karena dia mempunyai Kekkei Genkai Hyouton. Banyak desa yang ingin merekruitnya, tetapi Naruto menolak semuanya dengan sopan. Bahkan Jiraiya juga pernah menawari Naruto Konoha karena Minato sangat tertarik dengan Naruto, tetapi Naruto hanya menolak dan berkata bahwa ia akan memikirkan itu.

Sayangnya, 1 tahun lalu, latihan Naruto selesai, walaupun Senna belum selesai, dan mereka berpisah. Naruto berkata bahwa ia ingin mengelilingi dunia, dan mungkin mempelajari banyak hal tentang itu.

Mereka baru bereuni lagi hari ini. Tepat satu tahun dimana Naruto memutuskan untuk berpisah dengan Jiraiya.

Jiraiya tersenyum, "Jadi, kemana saja kau selama ini? Melihat Senna, aku yakin kau akan dipaksa ke beberapa kota yang mempunyai impresi…. Chappy?" Ucap Jiraiya, menahan tawanya.

Naruto menghela nafasnya. Senna memang masih sangat childsih dan naïve. Ia masih tidak percaya Senna sudah pernah melakukan first-killnya beberapa bulan yang lalu.

"Kau tahu, kita pernah mengunjungi sebuah kota di ujung Amegakure. Senna menemukan pabrik boneka kelinci, dan dia langsung saja gila. Kita menghabisi waktu seharian kita disana, dan, untung saja pemilik pabriknya sangat baik, karena pada akhirnya ia memberi Senna hadiah boneka kelinci. Kalau tidak salah namanya… siapa? Ohya, nama pemilik pabriknya Jinbo Akashi. Ia bilang ia mengenalmu, boleh tahu itu siapa?" Tanya Naruto penasaran.

Jiraiya tertawa ketika Naruto menjelaskan tingkah Senna, "Oh, Jinbo-san? Dia adalah salah satu kontakku di Amegakure. Biasanya ia memberiku informasi tentang apa yang ada di Amegakure. Tetapi akhir-akhir ini informasi semakin tertutup karena Amegakure tertutup ketat." Ucap Jiraiya.

Naruto menghela nafasnya lagi. "Salah satu mata-mata kau lagi.." Gumam Naruto, sementara Jiraiya tertawa.

Mereka mengobrol beberapa menit lagi dan bercanda satu sama lain. Ini membuat Jiraiya kembali rilex, karena satu tahun ini, ia sangat sibuk. Hell, terakhir kali ia mengunjungi Minato bahkan 6 bulan yang lalu. Ia sibuk menginvestigasi Orochimaru, Akatsuki, desa baru bernama Otogakure, dan menaruh beberapa kontak disana untuk mengambil informasi, dan lain-lainnya.

Narutopun kemudian berdiri dari kursinya, "Senang bertemu denganmu lagi, Jiraiya. Aku harus pergi sekarang, dan aku yakin bahwa kau sibuk. Dan, aku juga harus kembali ke penginapan. Tuhan tahu apa yang Senna lakukan jika aku meninggalkannya lama-lama…" Yang terakhir adalah gumaman, tetapi Jiraiya bisa mendengarnya dengan jelas, dan membuatnya terkekeh.

Jiraiyapun memeluk Naruto, "Senang bertemu dengamu lagi juga, Naruto. Kau sungguh sudah tumbuh besar," Jiraiya terkekeh. "Oh, dan jangan lupa, tolong rekonsiderasi tawaranku." Lanjut Jiraiya, dan kemudian melepas pelukannya dari Naruto.

Naruto mengangguk. "Jadi, Jiraiya, kau akan kemana habis ini?" Tanya Naruto, penasaran.

"Aku akan mengunjungi Konoha dan melihat Minato dan keluarga, sekaligus memberi informasi. Kau sendiri?" Jiraiya bertanya balik.

Naruto hanya mengangkat bahunya, "Ke Nami no Kuni, mungkin. Kudengar disana ada seorang pengguna Hyouton. Aku kira ia adalah seorang Yūki, dan aku penasaran. Senna mungkin juga akan menyukai suasana baru.." Balas Naruto.

Jiraiya mengangguk sambil tersenyum, "Dari surat terakhir Minato, aku dengar Kaito dan Haruka sedang ada di Nami no Kuni untuk misi C-Rank pertama mereka. Mungkin kau bisa bertemu dengannya,"

Naruto mengangguk, "Mungkin, Jiraiya. Mungkin." Balasnya. Merekapun mengucapkan selamat tinggal ketika sudah berada di luar restoran, dan berjalan kearah yang berbeda.

Narutopun langsung melakukan Shunpo untuk menteleportasikan dirinya ke dalam kamar penginapannya. Walaupun menurut Jiraiya, Naruto hanya menempelkan segel Shunpo pada dirinya sendiri, ia juga menempelkan segel Shunpo dilokasi yang menurutnya penting.

Iapun menghilang dalam cahaya putih.

.

Sesampai di ruangan penginapannya, ia disapa oleh scene yang tidak aneh lagi ketika ia sudah melihatnya berkali-kali. Disana ada Senna, menghabiskan waktu membosankannya dengan menggambar sesuatu di kertas. Terlihat sekali gambarnya, kalau dari perspeksi seorang ahli, bisa diblang sangat jelek, tapi dalam perspeksi lain, bisa dibilang sangat lucu.

Tepat disaat Naruto muncul, Senna kaget, dan jatuh dari kursinya sambil mengutuk dengan kata-kata yang harusnya tidak boleh diucapkan oleh mulut seorang anak 12 tahun.

Naruto menghela nafasnya. Padahal dulu, ia yakin bahwa Senna tidak akan memakai kata-kata itu. Iapun mengutuk seorang missing-nin yang bernama Hidan yang pernah ia temui suatu saat. Awalnya mereka bertarung habis-habisan, sampai mereka berdua capai, dan memutuskan untuk damai.

Pada saat itu juga, walaupun Naruto tidak akrab dengan Hidan, Senna sangat akrab dengannya dan mulai bercanda dengannya. Pada saat itu, Naruto memutuskan untuk mengilingi kota seharian. Ketika sampai kembali di penginapan, ia melihat Senna dan Hidan mengejek satu sama lain dengan kata-kata kotor. Ia tidak pernah berbicara dengan Hidan lagi sejak saat itu.

"What the hell, Nii-san!" Seru Senna sambil mengusap-ngusap punggungnya yang sakit.

Naruto menghela nafas, "Senna." Ucap Naruto dengan stern, mencoba memainkan perang seorang ibu yang menceramahi anaknya karena melakukan sesuatu yang buruk.

Senna dengan childish hanya menjulurkan lidahnya kearah Naruto, "Kau habis darimana saja, Nii-san?" Tanya Senna, penasaran. Sementara wajahnya melakukan ekspresi puppy-dog.

Naruto menghela nafasnya lagi. Ia memang tidak bisa pernah menang dari mata itu. "Habis bertemu dengan Jiraiya." Jawab Naruto dengan pusing.

Wajah Senna menunjukan kekagetan. Ia mengedipkan matanya karena terkejut. "Eh? Ero-sensei disani?" Tanya Senna dengan kaget. Ketika melihat anggukan dari Naruto, Senna memberinya glare, "Kau tidak mengatakan apa-apa padaku! Aku juga ingin bertemu dengan Ero-sensei!" Seru Senna.

Naruto hanya tersenyum sambil menggaruk lehernya, "Kurasa aku lupa," Ucapnya dengan kasual.

Naruto langsung melepaskan peralatan ninjanya, dan kemudian membuka bajunya, mendapatkan sebuah blush dari wajah Senna. Tanpa perduli, Naruto membuka celana ninjanya juga, memperlihatkannya hampir telanjang dengan hanya boxernya. Kini muka Senna sudah semakin merah seperti tomat.

Naruto hanya menyeringai. Senna kini 12 tahun, dan berarti hormon Senna sudah akan mulai bergerak. Ia membayangkan apa nanti Senna akan jatuh cinta pada kakaknya sendiri karena Senna terlalu bergantung pada Naruto. Sebuah ide incest muncul di kepala Naruto, memberi Naruto nosebleed.

'Damn Jiraiya…' Naruto mengutuk Jiraiya dalam hati karena telah menularkan kegenitannya padanya. Tanpa menunggu lama lagi, ia langsung memakai piyama untuk tidur.

Ia melihat kearah Senna yang kini sudah merah seperti tomat. Naruto hanya menaikan alisnya saja. Tanpa perduli, ia langsung saja mengambil sebuah piyama, dan langsung saja lompat ke Futonnya, meninggalkan Senna yang wajahnya kini sudah sangat memerah.

Senna disana, wajahnya memerah ketika melihat badan kakaknya. Ini bukan pertama kalinya ia melihat kakaknya hampir telanjang. Dulu ia juga sering. Tetapi, ia kini sudah remaja! Sennapun mengutuk kakaknya, dan kemudian langsung saja melanjutkan gambarnya. Ia akan tidur nanti.


-3 Days Later-

3 hari kemudian kalian menemukan Naruto dan Senna sedang berjalan di hutan Nami no Kuni. Naruto berjalan dengan kedua tangannya di saku Haorinya. Ia memakai pakaian seperti biasanya. Kimono berwarna hitam, dan haori berwarna putih. Di kimononya tentunya ada armornya di dalamnya untuk berjaga-jaga. Di punggungnya juga ada sebuah pedang Nodachi yang dibungkus dengan sarung pedang berwarna ungu. Naruto juga memakai syall berwarna hijau.

Kenapa syall? Walaupun di udara yang panas, karena affinitas chakra Hyouton yang lebih dari normal membuat suhu tubuh Naruto juga semakin tinggi, membuat Naruto selalu merasakan dingin.

Di sampingnya ada Senna. Naruto melihat, Senna tidak berubah selama 6 tahun ini. Figurnya bisa dibilang pendek untuk anak 12 tahun. Senna mempunyai rambut hitam yang kini panjangnya sepunggungnya kalau tidak ia kuncir dengan high-ponytail. Senna hanya memakai kaus T-shirt berwarna putih biasa, dan haori lengan panjang berwarna coklat. Ia memakai celana panjang berwarna putih, dan syall coklat di lehernya.

Selama Naruto melatih Senna, Senna kini kira-kira sudah sekitar Chuunin, menurut Naruto. Senna bukanlah jenius seperti Naruto, walaupun begitu, Naruto tetap melatihnya di segala aspek Ninja Art, terlebih lagi Ninjutsu, karena Naruto ingin Senna memakai jutsu Hyouton, seperti Yūki lainnya.

Mereka kini berhenti. Di depan mereka ada sebuah pulau yang pastinya adalah Nami no Kuni. Mereka juga melihat jembatan, tetapi terlihat sekali jembatannya belum selesai dan ada pekerja yang sedang bekerja disana.

Naruto melihat kearah Senna, memikirkan Senna juga mempunyai pikiran yang sama dengannya. Tetapi yang ia dapat adaah wajah blank, membuat Naruto menghela nafasnya.

"Kau masih ingat untuk jalan diatas air, bukan?" Tanya Naruto, mencoba memastikan.

"Yup!" Seru Senna dengan ceria.

Naruto menghela nafasnya lagi, dan langsung saja mengalirkan chakranya ke kakinya, dan mengontrolnya. Ia langsung saja berlari di air, tanpa jatuh ke dalam air. Di belakangnya, Senna mengikutinya.

Mereka sampai di pulau itu dalam beberapa detik. Naruto melihat kesekeliling, dan menyadari bahwa mereka berada di hutan. Naruto kemudian mengalihkan perhatiannya pada Senna yang kini sedang melihat ke sekeliling dengan penasaran.

"Senna." Panggilnya.

Senna kemudian mengalihkan perhatiannya ke kakaknya, "Ya, Nii-san?" Tanyanya, bingung.

"Kita akan berpencar. Ingat, kalau ada apa-apa, tinggal oleskan darahmu di segel yang aku buat. Mengerti?" Tanya Naruto.

Senna mengangguk dengan senyuman, "Yap!" Serunya, sebelum akhirnya lari dengan kecepatan Chuunin kearah lain.

Naruto kemudian melipatkan tangannya di dadanya. Ia berjalan kearah hutan, masuk ke dalam. Naruto bisa melihat dari jauh tadi, bahwa pulau ini cukup besar, yang berarti hutan ini akan sangat besar.

Naruto berjalan beberapa menit disana, sampai akhirnya ia merasakan beberapa chakra lemah mengikutinya. Dari chakra mereka, setidaknya mereka Genin, atau hanya murid Akademi. Naruto langsung tahu bahwa bandit yang mengikutinya.

Ia berjalan lagi, membiarkan bandit itu mengikutinya dan berpikir bahwa ia tidak menyadarinya, sampai akhirnya ia berhenti.

"Keluarlah." Ucapnya dengan nada monoton.

Langsung saja 10 bandit muncul mengelilingi Naruto. Masing-masing bandit mempunyai senjata. Ada yang memakai katana, palu, dan lain-lainnya.

Bandit yang paling besar maju kearah Naruto, "Hey, apa kau tidak tahu bahwa daerah ini terlarang, orang luar?" Ucapnya dengan nada kasar.

Naruto menaikan alisnya, "Oh? Sepertinya aku baru mengetahui ini. Kenapa tidak ada sebuah tanda terlarang di luar pulau ini?" Tanyanya balik, mencoba membuat sang bandit marah.

Mata ketua bandit itu menyipit, "Mungkin kau butuh diajarkan pelajaran, anak asing." Ucapnya dengan nada berbahaya.

Naruto masih saja menaikan alisnya dengan elegant dan memiringkan wajahnya, seolah menantang, "Silakan coba." Balasnya.

Langsung saja bandit itu mengayukan tangannya ke kepala Naruto. Naruto dengan mudahnya menunduk, dan menendang perut sang bandit dengan lututnya, membuat bandit itu kesakitan. Tanpa menunggu lagi, Naruto langsung saja memutarkan tubuhnya, dan kemudian menendang lutut belakang sang bandit.

Bandit itu langsung saja terjatuh dan dalam posisi berlutut. Naruto yang kini ada di belakang bandit itu langsung saja memegang kepala bandit itu, dan memutarkannya dengan keras, menimbulkan suara 'crack' dari leher bandit itu, membuat bandit itu mati seketika.

Selama beberapa detik, mereka semua hening. Para bandit, tercengang melihat ketua mereka dikalahkan dengan mudah, dan Naruto, menunggu sang bandit menyerang atau tidak kabur karena ketakutan.

Keheningan itu dipecahkan dengan suara seorang bandit, "Serang dia, anak-anak!" Seru salah satu bandit.

Dan langsung saja, seluruh bandit langsung melesat ke arah Naruto. Naruto dengan cepat, melemparkan dua kunai, dan kedua kunai itu tepat menancap kedahi dua bandit, membuat mereka mati seketika.

Naruto merasakan sesuatu di belakangnya. Tanpa menengok ke belakang, ia menunduk untuk menghindari ayunan katana dari salah satu bandit. Di depan Naruto kini adalagi bandit yang memakai katana, dan mencoba menusuk perut Naruto.

Naruto dengan mudah melompat, membiarkan sang bandit yang di depan menusuk bandit yang di belakang. Selama di udara, Naruto melakukan backflip, dan kini mendarat lagi di tanah. Tepat saat ia mendarat, ada salah satu bandit yang memakai palu di depan Naruto.

Bandit itu mengayunkan palunya ke kepala Naruto, tetapi Naruto dengan mudah mencondongkan badannya ke belakang, membiarkan palu itu melewatinya. Sudah aman, Naruto langsung saja menendang pergelangan kaki bandit itu, membuat bandit itu terjatuh, dan pingsang.

Naruto langsung saja memblok pukulan bandit yang ingin menyerangnya lagi, dan kemudian menusukan kunai ke tenggorokannya, membuatnya mati seketika.

Ia merasakan seseorang ingin menyerangnya dari belakang. Tanpa menghadap ke belakang, Naruto menunduk, membiarkan pukulan salah satu bandit itu hanya mengenai udara. Naruto kemudian membalikan tubuhnya sekaligus melakukan sweep-kick, membuat bandit yang ada di belakang terjatuh. Tanpa menghabiskan waktu lagi, Naruto menendang pelipis kepalanya dengan sangat keras, membuat bandit itu seketika.

Tidak ingin menghabiskan waktu lagi, Naruto melemparkan kunai ke sisa bandit. Langsung saja sisa bandit itu jatuh mati dengan kunai tertusuk di bagian kepala mereka.

Pemandangan pembantaian ini sama sekali tidak membuat Naruto gelisah karena ia sudah biasa melihat ini. Walaupun begitu, tidak berarti Naruto menikmati pandangan ini, karena ini mengingatkannya dengan pembantaian klannya beberapa tahun yang lalu. Naruto dan Senna hanya salah dua dari beberapa orang yang selamat di pembantaian itu.

Naruto merasakan sebuah chakra di belakangnya, dan ia menengok ke belakang. Ia melihat sebuah wanita disana. Memakai kimono berwarna hijau. Ia mempunyai kulit putih, yang Naruto tahu bahwa kulit putih Yūki. Seorang Yūki mempunyai kulit berwarna putih rada pucat. Ia juga mempunyai rambut hitam raven, dan dua buah poni terjatuh di kedua sisi wajahnya. Perempuan itu terlihat sekali masih dalam masa remajanya, dan hanya 1 atau 2 tahun di bawah Naruto.

"Maafkan aku karena membuatmu melihat pemandangan yang… tidak pantas untuk dilihat, nona." Ucap Naruto.

Perempuan itu hanya tersenyum saja, dan kemudian melihat kearah mayat-mayat itu dengan ekspresi yang tidak Naruto ketahui, sebelum akhirnya melihat kearah Naruto lagi, "Apa kau harus memang harus membunuhnya? Apa itu tidak terlalu… um, sadis?" Tanyanya dengan tidak yakin.

Naruto tersenyum, "Walaupun aku membunuhnya, bukan berarti bahwa aku menyukainya. Aku membunuh mereka, karena jika mereka dibiarkan, mereka tetap akan membuat penderitaan pada orang lain. Aku mengakhiri nyawa mereka agar bisa membuat mereka menebus kesalahan mereka nanti di alam selanjutnya." Jelas Naruto. "Namaku Naruto, dan kau?" Tanyanya.

Perempuan itu tersenyum. "Haku." Jawabnya.

Naruto mengangguk. "Mungkin kita bisa mengobrol di tempat yang lain?" Tanya Naruto, melihat kearah mayat-mayat disana.

Haku tersenyum, dan kemudian berjalan kearah Naruto. Ketika Haku sudah berada di samping Naruto, Naruto juga ikut berjalan.

Selama berjalan, mereka berdua hanya hening. Menikmati berada di samping satu sama lain.

Keheningan itu dipecahkan oleh Haku, "Ohya, aku laki-laki, ngomong-ngomong." Ucap Haku.

Naruto hanya diam saja, dan kemudian menaikan alisnya, sebelum tersenyum. "Oh? Chakramu menunjukan bahwa kau adalah perempuan." Balas Naruto.

Pipi Haku memerah karena malu, dan ketahuan sebelum akhirnya ia melihat kearah Naruto dengan penasaran, "Memangnya kau bisa menentukan gender dari chakra?" Tanya Haku, penasaran.

Naruto tersenyum, "Yap." Jawabnya. "Perempuan mempunyai chakra yang… bisa kau bilang hawa chakra mereka lebih dingin daripada seorang laki-laki. Chakra perempuan juga lebih mudah dikontrol daripada laki-laki. Karena itu, kau bisa melihat bahwa lebih banyak perempuan yang menjadi medic, daripada seorang laki-laki. Dan, kebetulan, aku adalah seorang sensor, dan bisa merasakan chakramu." Jelas Naruto, "Dan, boleh aku tahu kenapa kau menyembunyikan gendermu yang sebenarnya?" Tanya Naruto sambil menaikan alisnya.

Haku hanya tersenyum malu dan pipinya blushing karena ketahuan. "Ah, hmm… itu karena mentorku. Mentorku tidak ingin mempunyai seorang murid perempuan, alias Kunoichi. Karena itu, aku selalu menyamar menjadi laki-laki, dan bertingkah seperti laki-laki. Dan lagipula, menjadi Shinobi lebih menguntungkan daripada Kunoichi.." Jelas Haku.

Naruto hanya tersenyum saja, "Ah ya… Shinobi dan Kunoichi. Menjadi Kunoichi lebih berat, karena mereka hanya dipandang sebagai pemuas laki-laki oleh para laki-laki di dunia ini. Terlebih lagi, ketika mereka ditangkap dalam misi, mereka bisa dijual menjadi budak. Memang, menjadi Kunoichi lebih sulit, apalagi Kunoichi yang mempunyai Kekkei Genkai, sepertimu." Ucap Naruto.

Haku membeku ketika Naruto mengatakan Kekkei Genkai. Ia kemudian langsung siaga, dan menatap kearah Naruto dengan inten, "Darimana kau tahu?" Tanyanya dengan nada berbahaya.

Naruto menghela nafasnya, "Seseorang dari Klan Yūki, mempunyai sebuah ciri khas yaitu kulit putih pucat, sepertimu." Jelas Naruto. "Akupun, juga sama sepertimu. Mempunyai kulit putih pucat sepertimu, yang menandakan bahwa akupun juga seorang Yūki." Jelas Naruto.

Mata Haku melebar ketika ia mendengar Naruto adalah seorang Yūki, sebelum akhirnya menyipitkan matanya lagi dengan ragu-ragu, "Tidak mungkin. Menurut Zabuza-sama, seluruh anggota Klan Yūki sudah dibantai." Ucap Haku, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada Naruto.

Naruto menaikan alisnya, "Zabuza…. Zabuza Momochi. A-Rank missing-nin dari Kiri. Berarti kau dari Kiri.." Gumam Naruto. "Orangtuamu. Apa kedua orangtuamu Yūki, atau salah satu orangtuamu adalah Yūki?" Tanya Naruto.

Haku, bingung akan pertanyaannya, hanya menjawab dengan sejujurnya, "Ibuku adalah seorang Yūki. Ia menyembunyikan identitas aslinya dari ayahku. Ketika ayahku mengetahui identitas asli ibuku, ayahku…" Haku tidak melanjutkannya. Ia sendiri bingung kenapa ia menceritakan ini pada orang yang baru ia temui.

Naruto menghela nafasnya, "Sudah kuduga." Ucapnya. Ketika melihat pandangan bingung Yūki, Naruto mencoba menjelaskan, "Duduklah. Aku akan menceritakanmu, sejarah klan Yūki." Ketika melihat Haku masih ragu-ragu, Naruto menghela nafasnya. Naruto kemudian mengambil sesuatu dari kantungnya. Naruto mengeluarkan sebuah buku, dan kemudian melemparkannya kearah Haku.

Haku dengan reflek menangkapnya. Ia melihat kearah judulnya, dan kemudian menaikan alisnya ketika melihat bahwa itu adalah Bingo Book. Haku kemudian melihat kearah Naruto dengan pandangan heran.

"Buka halaman 139." Hanya itu yang dikatakan Naruto.

Haku hanya melihat Naruto dengan bingung, sebelum akhirnya membuka halaman yang Naruto ucapkan. Ketika melihat halaman itu, mata Haku melebar.

Disana ada profil Naruto. Ada foto Naruto, yang terlihat sekali mirip dengan orang yang di depannya. Haku kemudian membaca profilnya,


Name: Naruto, Yūki

Age: 16-17

Rank: S

Bounty: Iwagakure: 91.000 Ryo, Kumogakure: 90.000 Ryo, Sunagakure: 80.000 Ryo, Kirigakure: 100.000 Ryo, Konohagakure: 95.000 Ryo.

Talent: Hyoutoun Kekkei Genkai, Jikukan Fuin/Ninjutsu.

Skill: Ninjutsu: S, Taijutsu: S, Genjutsu: A, Kenjutsu: S, Fūinjutsu: SS.


Ketika Haku selesai membaca itu, mata Haku melebar. Sebelum akhirnya ia melesat kearah Naruto dan memeluknya.

Naruto hanya diam disitu. Tidak tahu apa yang harus ia lakukan, sementara ia hanya membalas pelukan Haku.

Haku melepaskan pelukannya. Sedikit air mata telihat di matanya, "Aku selalu ingin bertemu dengan keluarga…" Gumamnya dengan kecil, tetapi Naruto masih bisa mendengarnya.

Naruto hanya tersenyum, "Kurasa mentormu membohongimu, dan mengkhianatimu. Jelas sekali Zabuza pasti tahu siapa diriku. Apa kau tidak pernah ke Yuki no Kuni, atau setidaknya, membaca Bingo Book?" Tanya Naruto.

Haku menggeleng. Air mata masih terlihat di matanya, "Tidak. Zabuza-sa, Zabuza tidak pernah mengajakku ke Yuki no Kuni, dan aku selalu dilarang untuk membaca Bingo Book…" Ucap Haku.

Naruto menghela nafasnya, "Tujuanku kesini adalah mencari seorang Yūki karena rumor bilang ada pengguna Hyouton disini. Aku tidak sangka aku akan langsung bertemu denganmu…" Gumam Naruto. "Jadi, apa yang ingin kau lakukan? Kalau kau mau, kau bisa ikut denganku." Ucap Naruto, mencoba memberi sugesti.

Haku hanya diam saja beberapa detik, sebelum akhirnya ia melihat kearah Naruto, "Aku akan ikut denganmu, Naruto-kun." Jawabnya dengan yakin. Naruto hanya menaikan alisnya ketika mendengar suffix –kun. "Tetapi…. Apa kita tidak bisa menetap disuatu tempat? Sejak aku bersama Zabuza, kita selalu berlari. Apa kita tidak bisa menetap di suatu tempat dengan aman?" Tanyanya, terdengar tidak yakin.

Naruto menyeringai. Ia kemudian mengingat tawaran Jiraiya. Dan ia kemudian berterimakasih karena tawaran Jiraiya masih berlaku sampai sekarang. Mungkin Jiraiya tidak akan keberatan kalau ia muncul di Konohagakure nanti untuk mengambil tawaran Jiraiya untuk tinggal di Konohagakure, dan membangun Klan Yūki disana.

"Tentu Haku, tentu…" Jawab Naruto.

To Be Continued…


A/N: Endingnya absurd, ya? Semoga Haku ga keliatan OOC disini. Aku tau, mungkin kalian ada yang protes karena tiba-tiba Naruto langsung saja godlike ketika Timeskip. Tetapi, menurutku itu masuk akal. Naruto adalah seorang jenius. Dilatih 5 tahun sama seorang Sannin. Kombinasi itu bisa membuat siapa aja jadi godlike, menurutku.

Untuk yang bingung, Naruto disini umurnya 17 tahun, Haku umurnya 15/16 tahun, Senna umurnya 12 tahun, Rookie 9 umurnya 14 tahun, Minato dan Kushina umurnya, mungkin 30 tahun lebih.

Dan, beberapa tekhnik Naruto yang diatas adalah tekhnik yang diambil dari Bleach, karya Tite Kubo. Untuk yang pengen liat demonstrasi tekhniknya, kalian bisa ke bleachwikia com /wiki/Kidou. Disana ada gambar .gif yang mendemonstrasikan tekhnik yang disebutkan diatas tadi.

Ohya, ada yang udah baca Naruto chapter terbaru belum? Aku ga nyangka loh Rikudou-sennin itu kaya gitu. Seperti kata Naruto, Rikudou-sennin kaya alien. :))

Baiklah, sampai jumpa!