She's a Troublemaker

.

4th FF by : SooLASy Do

.

Cast in this Chapter :

Do Kyungsoo (GS), Wu Yi Fan, Kim Jongin, Jung Yunho, Choi Sooyoung, Park Chanyeol, Jjanggu

Genre :

Drama, Romance, Family, Friendship, Hurt & Comfort, Angst

Lenght :Multi Chapter

Rated : T

Warning!GS for Kyungsoo. Boyslove for YunJae. Slash. OOC. Official Pair VS Crack Pair. Childish & BadSoo. Random POV.

Disclaimer :

A chara in this story is not mine, i just borrow their name for developed my imagination. But, idea of the story or this fanfiction 100 percent belong to me.

.

Please Don't Bash Character or Pair in this Story.

Keep Calm

And

Don't Be Warm

.

Let's Play Begin~

.

Chapter 13

.

"Ternyata kau belum mengganti no passwordmu, Kris ah.." Seorang yeoja cantik keluar dari ruang tamunya. Kaki jenjangnya berjalan menghampiri Kris yang terpaku menatapnya.

"Kau masih mencintaiku,eoh?"

.


.

Author POV (Kyungsoo side)

"K-kau..." Kris nampak terkejut ketika melihat yeoja yang berada dihadapannya. Memberikan senyuman penuh arti padanya.

"Hai. Kris-ah. Kau tak menyapaku?" Yeoja itu melambaikan sebelah tangannya. Tersenyum semanis mungkin pada namja yang disayanginya itu. Ia hampir saja memeluk Kris jika tak melihat sepasang tangan yang melingkar indah di leher namja tampan itu.

"Chankanman! Siapa yang kau bawa?" Yeoja itu terpekik. Mencoba mencuri lihat 'seseorang' yang berada di belakang—lebih tepatnya diatas—punggung namja itu.

"Sebaiknya kau pulang Sooyoung-ssi."

"K-kau membawa gadis itu kemari?" Sooyoung—yeoja itu, menggeleng tak percaya.

Perdebatan kata diantara merekapun terjadi.

"nngh.." terdengar lenguhan dari belakang sana. Gadis manis yang sedari tadi berada digendongan Kris itu terlihat mengerjap-kejapkan matanya perlahan. Seakan terganggu dengan kedua pasang yang kini sedang beradu mulut. Ia pun turun dari punggung Kris sambil mengucek matanya.

"Oppa..." Tak ada respon dari Kris ketika gadis manis itu memanggilnya. Sesungguhnya gadis itu masih sangat mengantuk dan kelelahan.

"Kris-ssi.." Kali ini ia mencoba menarik ujung kemeja yang dipakai namja tampan itu. Masih sama. Tak ada jawaban. Namja tampan itu masih saja tenggelam dalam perdebatan yang sama sekali tak dimengerti oleh gadis manis itu.

Gadis itu memutar bola matanya kesal.

'Cih! Sepenting itu kah perdebatan mereka?'

Gadis itupun memutuskan untuk keluar dari apartemen itu—sambil mengajak Jjanggu—meninggalkan sepasang guru mudanya yang masih asyik dengan kegiatan mereka membuang waktu.

.


.

Author POV

"Kita sudah berakhir, Sooyoung-ssi. Kau yang membuatnya berakhir, kau ingat bukan?" Kris mencoba mengingatkannya, tentang kejadian 6 bulan yang lalu. Disaat yeoja dihadapannya menghilang tanpa ada kabar, dan kembali setelah dia mengetahui semuanya.

"Kris,, aku tak mau kau membenciku. Kumohon..." Yeoja itu menatapku dengan sayu.

"Aku tak membencimu, buktinya kau dan aku masih menjadi rekan kerja yang baik bukan?" Kris melipat kedua tangannya didada. Sungguh, dia tak suka mengungkit hal-hal yang telah lalu.

"Tapi kau—"

"Sudahlah, tak usah memikirkanku. Aku baik-baik saja..."

Kris terdiam. Entah telah yang keberapa kalinya Sooyoung mengatakan kalimat itu padanya. Mungkin jika Sooyoung mengatakan itu dulu, Kris akan merengkuhnya dengan sekali gerakan. Namun kali ini jelas berbeda, Sooyoung bukan lagi miliknya. Yeoja cantik itu sudah terikat dengan namja lain.

Namja pilihan kedua orang tuanya.

"Lupakan. Ini sudah menjadi yang terbaik bagi kau dan aku." Kris kembali berbicara.

"Kenapa? Kenapa kau tak dapat mempertahankan hubungan kita? Kau seakan pasrah dengan semua ini. Selama disekolahpun, kau menghindariku ketika aku ingin berbicara hal ini denganmu." Protes Sooyoung, matanya seakan meminta namja tampan itu untuk memberi penjelasan.

"Aku harus melakukan apa? Bukankah kau yang sebelumnya pergi meninggalkanku tanpa penjelasan, hingga aku mengetahui semuanya dari 'namja' mu sendiri." jawab Kris sarkartis.

"A-aku hanya tak ingin melukaimu, jika kau mengetahui ini semua. Aku sangat mencintaimu.."

"Terlambat. Aku sudah merelakanmu."

Sooyoung membulatkan kedua matanya yang kini mulai berhiaskan cairan bening yang bersiap untuk terjatuh mengaliri pipinya.

'Sret' ia menarik kerah kemeja Kris. Mencengkramnya.

"Kau bohong! Aku tahu kau masih mencintaiku!" Kris membiarkan Sooyoung menggoyang-goyangkan tubuhnya dengan keras. Membiarkannya meluapkan seluruh emosinya sepuasnya.

Air mata itu sudah mulai terjatuh.

"Aku sudah tak mencintaimu.." ucap Kris datar, membuat yeoja itu berhenti dari pergerakannya.

"Kau berbohong! Hiks.." Sooyoung menunduk dalam. Menyembunyikan wajahnya didada bidang Kris. Memeluknya erat. Berharap pelukannya dibalas oleh namja tampan itu. Namun, ia harus meredam kekecewaanya dalam.

"Perlukah aku jujur bahwa aku tak pernah mencintaimu agar kau meninggalkanku?"

Sooyoung terbelalak.

"Ka-kau..." Ia melepaskan pelukannya cepat.

PLAK

Sooyoung menampar wajah tegas namja tampan itu telak dan berlari pergi keluar dari apartemen Kris dengan isakan yang kentara.

Kris masih diam terpaku. Mencerna semua yang telah terjadi. Semua yang seharusnya sudah tak perlu mereka perdebatkan lagi. Sudah berlalu..

Ya.

Menurut Kris, semua sudah berakhir.

'mianhae...'

.


.

Other Side

Seorang namja memakai jas Cassual berwarna biru dongker, bersender di cup mobil ferrari hitam miliknya. Rambut berponinya disisir sedemikian rupa membuat namja itu terlihat mempesona. Orang-orang yang berlalu lalang menatapnya penuh kekaguman. Wajahnya akan ikut membalas senyuman yang diberikan orang untuknya tanpa sengaja.

Sudah sedari tadi ia berada disana—di depan sebuah apartemen sederhana—tanpa berniat untuk beranjak. Ia seperti menunggu kedatangan seseorang.

Dari arah berseberangan, seorang yeoja nampak keluar dari apartemen didepannya. Dengan segera namja tampan itu menampilkan senyuman indahnya, ketika melihat orang yang sedari tadi setia ditungguinya. Namun beberapa detik kemudian senyumannya memudar ketika melihat cairan bening yang mengaliri kedua belah pipi yeoja itu. Yeoja cantik berkaki jenjang yang terlihat sederhana namun menawan.

"Sooyoung-ah.. Gwenchana?" kepanikan terdengar dari suara namja itu.

Yeoja itu menggeleng, dengan cepat menghambur memeluk namja itu. Menyamankan diri dalam rengkuhan yang namja itu berikan untuknya.

"Kyungho-ya,, Mianhae.." namja itu tersenyum bahagia mendengar ucapan lirih sang yeoja.

"Gwenchana..."

.


XO_LA


.

Author POV (Kyungsoo side)

'Kenapa mereka menyebalkan sekali?!'

Sedari tadi, gadis manis itu berjalan sambil merenggut.

Kyungsoo Jung.

Gadis itu memutuskan untuk keluar dari apartemen Kris dari pada harus melihat guru tampan itu bertengkar dengan wali kelasnya. Untung saja Kris tak sempat menutup pintu, jika tidak ia kini akan tetap berada disana sebagai penonton.

Gadis itu tak peduli dengan apa yang mereka ributkan, dia hanya kesal lagi-lagi dia dihiraukan. Kyungsoo paling tak suka ikut campur dengan masalah orang lain—selain diacuhkan tentu saja.

Sudah kebiasaannya, setiap dia sedang memikirkan sesuatu pasti ia akan berjalan tak tentu arah. Tak perduli kakinya bergerak kemana. Selama ia masih kesal, ia akan tetap melangkah. Itulah keburukannya. Karena itulah Yunho selalu mensiagakan minimal seorang butler khusus menjaga Kyungsoo.

Namun akhir-akhir ini Kyungsoo terus menolak untuk dijaga dengan memarahi butler pribadinya dan mengancamnya, membuat butler pribadinya itu tak berkutik. Untung saja ada Kris. Hanya saja, bukan berarti Kris akan selalu ada untuknya bukan?

Kini ia sedang berkutat dengan kamera polaroid nya. Sesekali ia akan memotret tingkah lucu Jjanggu yang berjalan di dekatnya, atau bahkan memotret hal menarik yang dilihatnya.

"Jangan terlalu cepat Jjanggu-ya" Intruksi Kyungsoo ketika Jjanggu berlari dengan semangat.

Mendadak gadis itu berhenti ketika menatap dua orang yang tak jauh berada didepannya. Orang yang salah satunya ia rasa cukup ia kenali. Sosok yang akhir-akhir ini selalu muncul diotaknya.

Ia mengucek matanya, sedikit menyipitkan kedua matanya untuk memastikan apa yang dilihatnya.

"OMO!" pekiknya, ketika ia yakin dengan apa yang dilihatnya.

"Bagaimana mungkin?" Gadis manis itu menggeleng tak percaya.

Tiba-tiba sesuatu yang basah menjatuhi pipinya. Entah kenapa ia mengeluarkan liquid bening dari matanya ketika menyaksikan itu semua.

Menyaksikan kedua anak adam yang saling berpelukan erat disebuah bangku taman yang sepi.

.


XO_LA


.

Kris POV

'Tninit'aku tersentak ketika terdengar dering ponselku. Dengan cepat aku mengambil ponsel yang kusimpan ditas.

"Ekhm. Yeoboseyo.." sapaku.

"Yeoboseyo.. Hei, Kris-ssi. Kau kemana saja? Sedari tadi aku menghubungimu namun tak kau angkat. Ponsel Kyungsoo juga tak aktif. Ada apa sebenarnya?" suara baritone berat terdengar dari ujung sana.

"Eh. Jeosonghamnida Yunho-ssi. Aku tak sadar ada telepon." Aku memijat keningku pelan, rasanya sangat pening sekali. Dan entah kenapa firasatku sangat buruk kali ini.

"Sudahlah. Aku hanya bilang, hari ini aku pulang, dan sebentar lagi aku sampai. Tolong beri tahu Kyungsoo."

"Ah. Ne." Saluran teleponpun terputus.

'Fiuuhh...' Aku menghela nafas perlahan. Lelah. Hari ini sangat melelahkan bagiku. Ku coba pejamkan mataku kembali sambil menghempaskan diri di sofa agar sedikit lebih tenang.

'tolong beri tahu Kyungsoo..'

Kalimat itu terngiang dikepalaku. Apa yang harus kulakukan sekarang?

'tolong beri tahu Kyungsoo..'

Kyungsoo?

Ada apa ya,, dengan gadis itu? Sepertinya memoriku menghilangkan sesuatu. Tapi apa?

'Kyungsoo'

Damn! Aku melupakannya!

"Kyungsoo?! Kyungsoo Jung?!"

Dengan cepat ku beranjak dari sofa, berlari ke semua ruangan apartemenku sambil memanggil namanya. Setidaknya aku berharap dia masih disini. Bagaimanapun juga aku harus membawanya kerumah sebelum Oppa nya kembali.

Ku kelilingi apartemen—yang tidak besar—milikku ini dengan berlari. Berharap Kyungsoo berada disalah satu sudut ruangan. Namun nihil, gadis itu benar-benar tak ada.

"Aish! Baboya!" ku acak rambutku frustasi.

Lagi-lagi kesalahanku!

.


XO_LA


.

Author POV

"Aku bodoh hyung! Aku pengecut! Hiks!" terlihat dua orang namja terduduk disebuah bangku taman yang sepi. Namja berambut blonde terisak, mengusap wajahnya dengan kasar setelah ia mulai tersadar dari Hangover yang dialaminya beberapa waktu yang lalu. Sedangkan salah satunya mengusap-usap punggung namja blonde itu mencoba menenangkannya.

Kedua wajah mereka berhiasi memar-memar dan darah yang masih segar. Bagaimana tidak, sebelumnya mereka saling melayangkan bogeman mentah satu sama lain. Dengan tujuan yang berbeda, tentu saja.

Namja berambut blonde bertujuan untuk melampiaskan amarahnya, sedangkan namja yang lebih tua menyesuaikan agar namja blonde yang semula berusaha menyakiti diri sendiri itu tersadar dari hangovernya.

"Assh.. Tenangkan dirimu, Jongin-ah." Chanyeol—namja yang lebih tua itu berkata sambil mengusap ujung bibirnya yang mengeluarkan segurat darah.

Jongin—namja bersurai brunette itu masih terus saja berusaha meredam amarahnya. Mencengkram kedua tangannya erat.

Belum.

Ia masih belum puas. Amarahnya masih belum meluap dengan sempurna.

"Pukul aku sekali lagi hyung." Terdengar lirih, namun dapat membuat namja yang lebih tua tersentak.

"Eoh." Chanyeol tampak kebingungan.

"Kau tak membiarkanku untuk melukai diri sendiri, maka pukul aku hyung.."

"Biar kau yang melukaiku.." Jongin menatap Chanyeol dengan tatapan memohon membuat namja jangkung itu—entah kenapa menjadi salah tingkah.

"Ta-tapi Jongin bukan ini yang..."

"Pukul aku hyung!" Teriak namja tan itu, ia menarik lengan Chanyeol agar kembali memukulnya. Chanyeol menggeleng, menahan lengannya.

"Ku mohon..."

Bugh

Bogeman telak mendarat dipipi sebelah kiri Jongin. Membuat namja blonde itu hampir saja tersungkur. Dengan cepat, Chanyeol menarik namja itu kembali kepelukannya.

"Mianhae.."

"Gomawo hyung.." lirih Jongin.

'click'

Mereka saling menenggelamkan diri, sampai tak menyadari jepretan kamera yang mengarah pada kedua anak adam itu.

Membuat permulaan dalam masalah baru yang lebih besar.

.

To Be Continue

.


.

.

Loha Yeorobun~

SooLA is Back~

Do you miss my FF? :D Makasih semua yang udah setia menunggu. Aku comeback setelah lama hiatus. Kemarin-kemarin aku sibuk mencari Universitas. Dan yaah itu membuatku pecah konsentrasi sampai malas untuk menulis. Maaf ya. Padahal chapter ini nggak susah ngeditnya. Pendek lagi. Hehe. -_-v

Maaf juga buat yang berharap cewek yang di atas itu Tao. Banyak alasan yang bikin aku nggak bisa mengubahnya menjadi Tao. Pertama, aku nggak bisa janjiin TaoRis bersama. Kedua, aku nggak tega Tao dicampakin Kris. Ketiga, aku cuma pengen buat hubungan Sooyoung dan Kris clear. Apa kalian bisa menerima itu semua?

Untuk selanjutnya aku akan banyak memiliki waktu luang. Aku berharap bisa melanjutkan cerita ini dengan cepat.

Big Thanks To :

MaxMin, delimandriyani, fanoy5, Guest, KimKyungIn1214, yoow ara, dorekyungsoo93, nurul. r. elf, kyungiNoru, park min mi, Cahaya anjani, pandagirl, ot12barbiegirl,blissfulxo, humaira9394, Viseungri90, Kartikadyo96, nagisaanjani and all readers.

Terima kasih untuk partisipasi kalian semua. Review kalian bikin semangat meski kadang bikin galau. Haha. Maaf jika ada salah penulisan Uname, itu bukan keinginanku. Terima kasih juga untuk yang men-favorite dan Follow ceritaku. Asli, meski nggak di sebutin satu-satu, kalian termasuk orang-orang penting yang bikin aku semangat ngelanjutin FF ini.

XoXo Saranghanda~ :*

Pay~Pay~ C U Next Time.