Title : Table Manner

Cast : KaiSoo, slight KaiHun (brothership) , HunHan

rating : T yang nyerempet ke M(rating mungkin akan naik seiring bertambahnya chapter)

genre : Romance, Drama, Humor (?) lawakan garing

WARNING! = BoysLove alias YAOI, OOC, TYPOS

length: Chapter

.

.

.

a/n : Ini adalah project FF KaiSoo saya yang pertama, gomen kalo feelnya belom dapet. Dan mungkin akan sangat lama untuk update karena saya udah mau lulus sih~ sibuk deh~~

Alurnya mungkin pasaran dan gampang ditebak, tapi disini saya berusaha untuk menekankan tentang Table Mannernya, dan juga cinta cintaanya Bang Kai sama Mak Kyung~ /ditendang Jongin/

.

.

.

oh ya,jangan lupa buat RnR yah.. hargailah kerja keras author gagal ini.. hehehe ntr authordoain biar ketemu thorthor (?) eh bukan ding.. ketemu sama Sooman (?)

.

.

.

Disclamer : Author pinjem cast dari Tuhan Yang Maha Esa, EXO punya SMEnt, EXO punya orangtuanya dan readers..EXCEPT, HUNHAN (?) &FF ini punya AUTHOR..#ditempong readers pke duit #ditempongrEXOSTANpakeDuit (?)

.

.

.

HAPPY READING^^~~

.

.

.

.

.

DON'TLIKE..DON'T READ.. DON'T BASH.. RnR PLISS:D(Kalonggak suka, nggak usah baca, gakusah ngebash, RnR ya :D)

.

.

Orang itu buru buru membungkukkan badannya dan tersenyum manis ke arah Jongin.

"Annyeong haseyo Wu Jongin-sshi, namaku Do KyungSoo, dan aku adalah butler pribadimu"

Kyungsoo tersenyum lebar. Kemudian menggaruk tenguknya.

Jongin mendengus. Ini pasti kerjaan orang tua itu, batinnya. Dia menggeram kesal. Tanpa babibu jongin meninggalkan Kyungsoo menuju kamar mandi. Berusaha mengiraukan kehadiran Kyungsoo –yang masih mematung di samping ranjangnya.

Kyungsoo mempotkan bibirnya. Entah kenapa moodnya jadi jelek melihat jongin meninggalkannya sendirian. Dia mengentakkan kakinya.

"tsk! Dasar tidak sopan. Lihat saja nanti"

Kyungsoo mengepalkan tangannya gemas dan mendesah pelan. Matanya menatap kamar jongin yang seperti kapal pecah –sama seperti pikiran Sehun-.

"Dasar jorok" guman kyungsoo.

.

.

.

.

.

.

Jongin baru saja keluar dari kamar mandi. Kulit tan eksotisnya masih terlihat basah dengan bulir bulir air yang menetes. Rambut coklat gelapnya menguarkan wangi maskulin dari shampoo –yang di belikan sehun , atas rekomendasi Luhan-. Namja tan itu hanya berbalut handuk yang menggantung di pinggangnya. Tangannya sibuk mencari seragamnya di dalam lemarinya.

"Ada disini Tuan Wu Jongin"

Jongin menoleh. Kyungsoo berdiri menenteng seragamnya hari ini. Dia berdecak pelan. Dia berjalan kearah Kyungsoo dan merebut seragamnya. Dia sama sekali tidak menyadari wajah memerah Kyungsoo melihat betapa seksinya seorang Wu Jongin –dan semoga saja dia tidak mimisan.

"Aku tahu aku tampan dan seksi"

Jongin berguman pelan sambil mengancingkan atasannya. Kyungsoo merona. Sial, aku ketahuan, rutuknya. Kyungsoo berdehem pelan dan membungkuk sekilas , kemudian keluar dari kamar jongin. Menyelamatkan matanya dari pemandangan –yang menggairahkan dipagi hari-.

.

.

.

.

.

.

.

'PLAK'

Jitakan keras jongin mendarat dengan mulus diatas kepala Sehun. Namja albino itu mengaduh pelan sambil memegangi kepalanya. Hampir saja dia tersedak pancake manis kesukaannya kalau dia sedetik saja telat untuk menelan.

"KENAPA KAU MEMBIARKAN MAKHLUK ASING MASUK KEKAMARKU ALBINO?!"

Sehun menutup telinganya mendengar teriakan dahyat jongin. Kyungsoo yang baru saja akan menghampiri dua makhluk –oh tuhan, mereka manusia- ajaib itu sampai tersentak mundur.

"Dia itu calon i-mmmphhhhhhh"

Ucapan sehun terhenti saat tangan kyungsoo dengan sadis membekap mulut sehun. Namja albino itu mengerang pelan kehabisan oksigen. Kyungsoo hanya tersenyum polos dan memberikan deathglarenya pada Sehun. 'diam atau kau akan mati' . Sehun mendengus.

"ah, aku itu butlermu, akukan sudah bilang tadi Jongin-sshi" Kyungsoo meringis.

Jongin merasa ada yang aneh antara Sehun dan Kyungsoo, seperti ada yang mereka sembunyikan dari dirinya. Dia mengedikkan bahunya. Toh, itu juga bukan urusannya. Untuk apa mengurusi dua makhluk –manusia- idiot didepannya –selain Park Chanyeol-.

"Lain kali jangan masuk kamarku sembarangan!" Jongin melotot kearah Kyungsoo.

"Tapi aku kan butlernu"

"tapi aku tidak mengganggapmu butlerku"

"itu tugasku tahu"

"lalu apa perduliku?"

Kyungsoo berdecih. Jongin tersenyum mengejek kearahnya sambil mehrong –seperti kebiasaan Sehun- Namja tan itu mendudukkan dirinya didepan Sehun. Mencomot pancake –yang tinggal satu-satunya- dan memakannya dengan cukup ganas. Membuat Kyungsoo yang masih berdiri di belakang sehun menyerit. Kenapa dia makan seperti moster sih, batinnya, sepertinya pelajaran pertama akan dimulai.

.

.

.

.

.

.

.

Jongin menyendern kepalanya di atas meja. Di kepalanya masih bertengger headphone –yang lagi lagi pemberian Sehun, atas rekomendasi Luhan (lagi)-. Sebenernya dia malas menggunakannya, karena warnya pink. Dan itu sangat tidak cocok dengan image seksinya. Pink itu terlalu kekananakan.

Kelasnya masih saja ribut seperti biasa. Jung seonsaengnim belum masuk. Padahal biasanya guru itu paling cepat masuk. Chanyeol merangkul baekhyun dan mengajaknya duduk disebelah Jongin. Keduanya berpandangan dan menyerit bingung. Melihar jongin yang sepertinya bad mood.

"Kau kenapa , hitam?"

Chanyeol menempelkan punggung tangannya di dahi Jongin, namun langsung ditepis begitu sjaa.

"Aku ingin mencekik seseorang" gumannya. Jongin mendesah pelan. Baekhyun turun dari pangkuan Chanyeol –karena dia merasa sesuatu diantara kaki Chanyeol akan membahayakan dirinya dia dia terlalu lama duduk diatasnya –if you know t\what i mean-. Dia duduk di bangku depan jongin.

"Apa karena si albino?"

Baekhyun menunjuk sepasang manusia yang sedang asik bercumbu di pojokan kelas. Jongin menoleh dan mendapati pemandangan yang membuat matanya minus seketika. Bagaimana tidak? Sehun sedang memberikan kissmark di leher Luhan. Bahkan tangannya sudah masuk kedalam kemeja Luhan, membuat si rusa mendesah desah keenakan –yang terdengar seperti lagu kematian di telinga jongin.

"bukan" jawab jongin sambil mengalihkan pandangannya.

"tsk! Dasar tidak tahu tempat, ah Baekki, aku bangun" Chanyeol menggeram pelan. Melihat pemandangan menggairahkan pagi-pagi seperti ini. Baekhyun menjitak kepala Chanyeol.

"selesaikan sendiri Dobi! Sana!"

"tapi aku maunya denganmu.. ah.. ayolah baekki"

"ini disekolah bodoh"

Jongin menghiraukan percakapan pasangan idiot didepannya. Mengeraskan musik yang mengalun ditelinganya. Kembali menyenderkan kepalanya dan berharap untuk tidur. Setidaknya biarkan dia memimpikan Nikki Minaj dan pantat seksinya. Walaupun dia tidak yakin apakah itu akan benar benar terwujud.

"jongin.. Jongin.. Jung Seonsae datang.. yakk,, bangun.."

Juongin mengerjabkan matanya. Mengutuk Yixing yang membangunkannya –padahal dia belum tidur sama sekali-. Dia melepas headphonenya dan mengucek matanya. Berusaha memfokuskan pandangannya pada dua bojek yang berdiri di depan kelas. Jung Seonsae dan... Do Kyungsoo?

Jongin mengerjabkan matanya. Berharap penghilatannya bermasalah karena dia melihat sosok namja –penendang-bokongnya- berdiri disana.

"Untuk apa bocah itu disini" gumannya. Yixing menoleh.

"Kau mengenalnya?"

Yixing menyikut lengan Jongin. Namja tan itu hanya menatap datar tanpa ekspresi, kemudian mengalihkan pandangannya kedepan. Sama sekali tidak menguraukan pertanyaan Yixing, membuat namja berdimple itu mendengus kesal. Kyungsoo tersenyum manis menatap manusia yang duduk didepannya dengan wajah wajah penasaran. Matanya menemukan sosok jongin yang duduk dipojokan dengan seseorang. Seringai tipis tercipta di bibirnya. Kita bertemu lagi, Kim Jongin, batinnya.

"Kalian kedatangan teman baru, perkenalkan dirimu"

Jung Seonsae memperbaiki letak kaca matanya dan mengisyaratkan Kyungsoo untuk memperkenalkan diri. Kyungsoo mengganguk.

"Annyeong haseyo, aku Do Kyungsoo, mohon bantuannya"

Jongin mendengus. Telinganya berdenging pelan mendengar suara kyungsoo. Berbagai pertanyaan berputar putar di otaknya. Untuk apa Kyungsoo sekolah disini? Satu kelas dengannya?

"Duduklah dengan Baekhyun." Jung seonsae menunjuk baekhyun yang kebetulan dengan duduk sendiri. Hari ini Chanyeol tidak berangkat –alasannya sakit, sakit karena terlalu lelah 'bermain' dengan Baekhyun semalam. Kyungsoo mengangguk dan berjalan kearah Baekhyun.

Dia menatap Jongin yang membuang muka kearah jendela. Dia mendudukan diri disebelah baekhyun. Namja manis itu tersenyum simpul dan mengulurkan tangannya. Kyungsoo menyambutnya dengan senang hati.

"Byun Baekhyun,"

"Do Kyungsoo" lirihnya.

Keduanya tersenyum canggung dan menatap kearah Jung Sonsae yang mulai menerangkan pelajaran didepan –sambil mencorat coret rumus-.

Jongin mencuri-curi pandangannya kearah Kyungsoo. Aura kelam terasa menyelimuti tubuhnya, membuat Yixing yang duduk disebelahnya merinding. Merasakan aura aneh dan mistis di sekitarnya.

"Jongi-ah, kau merasakan aura aneh tidak?"

Jongin menoleh. Matanya memandang malas –lagi- kearah Yixing.

"itu auraku" Yixing menelan ludahnya.

"Auramu seperti hantu"

"lalu?"

"em… menyeramkan"

"kalau begitu jangan dirasakan" ketusnya.

Jongin kembali memandangi Kyungsoo. Namja itu masih asik mencatat rumus yang ditulis di papan. Sesekali bertanya pada Baekhyun yang menanggapinya dengan malas. Namun Kyungsoo cuek cuek saja dan tetap menanyakan hal tersebut pada Baekhyun.

"apa maumu sebenarnya?" guman Jongin.

.

.

.

.

.

.

.

Jongin menyeruput susu strawberrynya ganas –ini pemberian Baekhyun yang masih baik hati-. Berusaha menghilangkan pertanyaan pertanyaan yang berputar di kepalanya tentang Kyungsoo. Kenapa dia disini? Kenapa aku harus sekelas dengannya? Kenapa bibirnya terlihat manis? Eh?, batinnya.

Jongin menepuk jidatnya pelan. Bagaimana mungkin dia sampai memikirkan bibir Kyungsoo? Dia masih normal untuk menyukai seorang gadis berdada besar dan memiliki pantat yang sexy seperti Nikky Minaj. Dia menggelengkan kepalanya.

"Apa kau sakit kepala?"

Sebuah suara menginterupsi gelengan kepala Jongin. Namja tan itu mendongak. Kyungsoo berdiri disana dengan Sehun dan Luhan. Dia mendengus pelan. Ketiga manusia itu duduk di depan Jongin –tanpa persetujuan si pemilik meja, hey, itu juga bukan meja Jongin-. Kyungsoo menyerahkan sebuah bento didepan Jongin.

"Makan" suara datar Kyungsoo kembali menghantui telinga jongin. Membuatnya berdecih.

"Memang kau itu siapa? Menyuruhku makan?"

Jongin melipat kedua tangannya didepan dadanya, bersikap sok angkuh. Namun terlihat menggelikan didepan Kyungsoo. Namja bermata bulat itu mendekatkan wajahnya kearah Jongin. Membuat jarak yang cukup dekat, bahkan hembusan nafas Kyungsoo terasa di wajah Jongin.

"Aku butlermu, Tuan Wu Jongin" lirih Kyungsoo sambil menekankan kata katanya.

Sehun dan Luhan menahan nafasnya. Belum ada seorangpun –kecuali Baekhyun dan Chanyeol, juga Yixing- yang berani mengganggu –mendekati- jongin sampai sedekat ini.

Jongin tersenyum mengejek. Dia menarik tengguk Kyungsoo, berusaha mempersempit jarak mereka. Kyungsoo masih mempertahankan ekspresi datarnya, walaupun bibirnya dan jongin hanya berjarak setengah centi lagi untuk saling menempel –dan memangut satu sama lain dalam ciuman panas.

"Aku tidak mau makan" balas jongin tak kalah datar.

"Kau melewatkan sarapanmu Tuan Wu, dan aku tidak ingin kau sakit"

Tersirat sebuah kelembutan dalam kata kata Kyungsoo. Jongin sedikit terkejut. Membuat pertahanannya sedikit goyah. Walaupun ekspresi kyungsoo masih saja datar, namun pancaran matanya mulai melembut. Jongin melepaskan tangannya dari tengkuk Kyungsoo. Dia berdehem pelan –berusaha menutupi kegoyahannya hanya karena tatapan Kyungsoo.

"aku tidak mau"

Jongin mengalihkan pandangannya dari kyungsoo. berusaha mencari objek yang lebih menarik dari mata Kyungsoo –eh, kenapa harus kyungsoo. Sehun dan Luhan berpandangan. Saling memberikan kode untuk –ayo-pergi-dari-sini-.

"Kurasa aku dan luhan harus pindah, selamat menikmati makananmu Hitam pesek"

Sehun melayangakan geplakan di kepala Jongin. Membuat jidat Kyungsoo dan Jongin saling bertemu dan sembuat suara 'duk' yang menyakitkan.

'Ups, maaf" Sehun dan luhan segera berlari meninggalkan kedua namja yang masih mengusap dahi mereka yang terasa nyeri.

"ALBINO SIALAN! AWAS KAU! AWWW"

Jongin merutuk. Dia memandangi Kyungsoo yang keadaannya tidak jauh beda dengan dirinya. Terlihat dahi keduanya memerah dan berdenyut. Pandangan mereka bertemu sepersekian detik. Menyelami hazel masing masing, berusaha menerobos dinding yang membatasi keduanya.

'Matanya indah, eh?'

Jongin tersadar. Dia segera mengalihkan pandangannya.

"Kau harus makan" Kyungsoo memecahkan keheningan. Jongin kembali menoleh kearah Kyungsoo yang sudah membenarkan letak duduknya. Dia masih saja menatap datar jongin, membuat namja itu merindukan guratan lembut –lebih tepatnya pancaran mata- Kyungsoo tadi.

'tsk! Berhentilah bersikap bodoh Wu Jongin!'

Jongin mendesah pelan.

"Arraseo! Aku akan makan! Dan jangan memandangku seperti kau ingin memperkosaku , penendang bokong"

Kyungsoo melotot. Mata bulatnya terlihat –seperti hampir copot- membulat sempurna. Dia mengambil sumpit dan memukulkannya tepat di dahi Jongin. Spontan namja itu kembali meringis mendapati dahinya kembali dihantam –ini berlebihan- dengan benda keras.

"Argh~ kenapa kau memukulku?"

Jongin memegangi dahinya yang kian memerah –bahkan terdapat bekas cetakan sumpit disana. Kyungsoo menggeram kesal, ingin sekali kembali memukulkan sumpit yang ada di tangannya ke dahi jongin, tapi dia mengurungkannya.

"Aku bukan penendang bokong Tuan Wu, oh, demi celana dalam Neptunus, aku butlermu, bahkan sudah tiga kali aku mengatakannya padamu! Apa IQmu itu jongkok?"

"Hyak! Jangan sembarangan , burung hantu! Aku itu pintar, tsk!"

Kyungsoo kembali menghela nafasnya kasar. Sabar kyungsoo, sabar, kau harus bisa menghadapi orang idiot didepanmu dengan sabar, yah, sabar kyungsoo, sabar, Kyungsoo membatin.

"Terserahmu Tuan Wu, cepat habiskan makananmu dan kembalilah ke kelas"

Kyungsoo menaruh kembali sumpit –pemukulnya- di depan jongin. Dia berdiri dan sekilas menganggukkan kepalanya. Melenggang menjauh menghindari Jongin –dan segala ocehannya yang menggelikan-. Bahkan dia sama sekali tidak melihat ekspresi jongin yang cengo seperti kambing –tampan, uh-.

Jongin mengedikkan bahunya. Membiarkan si Burung Hantu pergi dan menatap kotak makan di depannya malas. Namun, perut dan hatinya tidak sejalan. Karena dari tadi dia berusaha meredam suara perutnya yang minta di isi, namun hatinya menolak karena gengsi.

"tsk! Kenapa denganku?" Jongin segera membuka kotak makannya, melirik jam yang masih menyisahkan 3 menit sebelum pelajaran dimulai.

"Sial!"

.

.

.

.

.

.

.

"Jongin, pulang sekolah, di ruang latihan, jangan telat"

Yixing menyampirkan tasnya, bergegas pergi setelah memberitahu Jongin. Sedangkan namja tan itu sibuk memasukkan buku buku sejarah Korea –yang tebalnya bisa untuk alas tidur saat jongin mengantuk- miliknya. Dia hanya mendengarkan ocehan Yixing tanpa menoleh sama sekali.

Jongin menenteng tasnya malas. Di depan pintu sudah berdiri Kyungsoo yang menghadangnya. Jongin menatap jengah kearah Kyungsoo dan melewatinya begitu sana, namun tangan Kyungsoo menahannya.

"Kau harus pulang Tuan Wu" suara datar Kyungsoo kembali menggoyahkan pertahanannya.

'Ayolah Wu Jongin, ada apa denganmu' batinnya.

Jongin membalikkan badannya setelah kembali memasang ekspresi datar andalannya. Walaupun sama datarnya dengan ekpresi Kyungsoo sekarang. Setidaknya itu bisa menyamarkan kegugupannya di depan namja burung hantu itu.

"Aku harus pergi"

Jongin menghempaskan tangan Kyungsoo dan kembali melanjutkan perjalanannya yang tertunda –lebih tepatnya dicegat seseorang-. Kyungsoo kembali menyeret tangan Jongin, membuat namja itu berbalik dan menubruk tubuh Kyungsoo. Jongin membeku.

Tubuhnya seakan lumpuh merasakan hangatnya tubuh Kyungsoo. bahkan dia bisa mencium aroma shampoo strawberry –seperti milik Baekhyun, versi chanyeol- yang menguar dari rambut hitam Kyungsoo membuatnya tidak bisa mengontrol detak jantungnya hanya karena sedekat ini –apa ini bisa sebut pelukan- dengan si burung hantu.

"Pulang sekarang, atau kau akan menerima hukumanmu"

Kyungsoo berbisik tepat ditelinga kiri Jongin. Membuat namja itu menegang.

'Sial, suaranya…ARGHHHHHHHHHH!'

"ARGHHHHHHHH! HYAK! SIALAN KAU DO KYUNGSOO! ARGH! KAKIKUUUUUUUUUUUUUUUUU!"

"Hahahahaha! Rasakan kau Wu Jongin!"

Kyungsoo berlari menjauh setelah dia sukses menginjak kaki Jongin. Tawa kemenangannya menggelegar di koridor yang mulai sepi. Meninggalkan Jongin yang meringis menahan sakit di kakinya yang berdenyut nyeri. Bahkan dia masih harus menetralisir detak jantungnya –karena terlalu dekat dengan Kyungsoo-.

"Awas kau Do Kyungsoo, tunggu pembalasanku… awwww.. sialan"

.

.

.

.

.

TBC

a/n : oke~~ ini update cepet karena hari ini aku lagi ulang tahun dan lagi baik hati buat fast update~~ jangan lupa tinggalkan review^^ arigatou ^^