Namikaze Naruto masih mengingat hari itu. Hari di mana ia diklaim dengan seenaknya sebagai pacar pria berambut raven yang kini tengah meminum ice mocca latte di hadapannya. Uchiha bungsu itu juga sering mencium bibirnya di depan umum—membuat tidak ada seorang pun yang percaya ketika pria berkulit tan itu meneriakkan bahwa ia bukanlah pacar Uchiha Sasuke.
Tanpa sadar Naruto menyentuh bibirnya—yang dianggap sangat kissable oleh Sasuke. Naruto menghela napas, ia bahkan sudah tidak dapat menghitung berapa kali Sasuke mencium dan menggerayangi tubuhnya. Naruto sendiri juga tidak mengerti mengapa ia tidak bisa menolak ketika Sasuke menyentuhnya, kalimat-kalimat halus yang diucapkan Sasuke selalu membuatnya nyaman dan terlena. Sehingga, pria berusia 18 tahun itu baru menyadari dirinya terbawa arus Sasuke setelah malam yang mereka habiskan berdua berakhir.
.
.
Break Up or Marry?
.
characters owned by Masashi Kishimoto
story owned by Fuu Tachibana
.
.
Namikaze tunggal itu merasa ia harus segera menyelesaikan masalahnya dengan Sasuke. Maka, ia mengajak pria yang lebih tua tiga tahun darinya itu bertemu di kafe langganan mereka.
Flashback start
Naruto memandang ponselnya bimbang. Jujur saja, ia sama sekali belum pernah menelepon maupun mengirim pesan kepada Sasuke. Haruskah aku melakukannya sekarang? Naruto resah. Tangannya mengepal pelan dan ia menggeleng keras. Naruto menatap ponselnya dengan yakin. Aku harus menyelesaikannya sekarang atau ini tidak akan pernah selesai.
Pria berambut pirang itu menekan tombol call pada Sasuke. Belum selesai nada dering pertama, Sasuke sudah mengangkatnya.
"Ha-halo?" sapa Naruto gugup.
"Hn."
Naruto menarik napas untuk menguatkan hatinya. "Aku ingin kita bertemu di tempat biasa besok siang, Teme. Ada yang ingin kubicarakan."
"Hn. Aku juga."
"Baiklah, sampai ketemu besok." Telepon ditutup. Naruto merasa sedikit lega. Besok… semuanya akan selesai.
Flashback End
"Hei…"
Sasuke tidak mengalihkan pandangannya dari minuman yang ia pesan. Pria itu nampak kepanasan di tengah teriknya matahari musim panas meski ia berada di ruangan yang telah dipasang air conditioner. "Hn."
Naruto meneguk ludah. "Aku ingin putus."
"Hn."
"Aku bilang, aku mau putus."
"Hn."
"Dengarkan aku! Aku-mau-putus!" ucap Naruto penuh penekanan. Ia mulai kesal karena merasa diabaikan oleh Sasuke.
"Hn."
Naruto menggebrak meja kafe. "LIHAT AKU, UCHIHA!" seru Naruto keras. Tidak peduli perbuatannya memancing para pengunjung dan pelayan kafe untuk menonton mereka.
Sasuke menatap Naruto malas. Pria beriris onyx itu terlihat sangat tampan dengan kaos tipis berwarna biru navy dan jeans gelap yang ia kenakan.
Naruto memasang ekspresi sinis. "Kau sama sekali tidak mendengar apa yang aku ucapkan, bukan?" tanyanya mengancam.
Sasuke menghela napas pelan. "Aku dengar."
Naruto menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Bagus—"
"Kau ingin menikah denganku besok, 'kan? Oke."
"…"
"…"
"Aaaaargh!"
Owari
.
.
.
Mind to give some idea for the next SasuNaru?